Sukacita Hidup Ini

Cambukan



Cambukan

0Suara benturan terdengar berulang-ulang di sepanjang ruangan, saat Lai Mingcheng yang sedang bersujud menghantamkan dahinya yang ke lantai hingga berdarah-darah.     
0

Sang Kaisar mulai merasa cemas, dia memberi isyarat kepada para penjaga untuk membawa dia pergi. Kemudian, sang Kaisar menoleh ke Fan Xian dan mengatakan, "Komisaris Fan, sebagai seorang pejabat Dewan Pengawas, fasilitas-fasilitas yang kau miliki lebih banyak dari kebanyakan pejabat lainnya. Karena itulah kau harus lebih berhati-hati lagi saat bertugas, tidak peduli seberapa besar masalahnya. Jangan mempermalukanku lagi. "     

Sulit bagi sang Kaisar untuk menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah ini secara harmonis, dan tampaknya keputusannya ini adalah pilihan yang terbaik. Sebelum Fan Xian dapat berbicara, sang Kaisar dengan cepat melambaikan tangannya,lalu meminta seorang kasim untuk menyatakan bahwa proses pengadilan telah berakhir.     

Fan Xian menghela napas, dia tahu bahwa dia terlalu banyak berharap kepada sang Kaisar, mungkin sebenarnya sang Kaisar tidak terlalu peduli untuk melindungi dirinya seperti dugaannya.     

Di dalam hatinya, Fan Xian masih merasa kurang puas, kendati setiap pejabat yang hadir beranggapan bahwa sang Kaisar telah mengambil resiko untuk menyelamatkan dirinya. Sebelum para pejabat pergi dari Istana Taiji, mereka masing-masing memberi salam kepada Fan Xian dan itu membuat seolah-olah para anggota Sensorat Istana dijauhi oleh setiap pejabat yang hadir.     

Fan Xian memasang senyum masam di wajahnya. Ketika Fan Xian hendak keluar, dia melihat ayahnya sedang berjalan dengan punggung bungkuknya saat menyebrangi plaza. Fan Xian berlari ke sisinya. Adegan ini membuat para pejabat di sekitar memuji hubungan penuh kasih antara ayah dan anak, yang sama-sama bekerja untuk istana ini.     

Menteri Fan merasakan genggaman di bahunya dan ketika dia menoleh ke samping, dia melihat putranya sedang menawarkan bantuan. Dia menghela napas lalu tersenyum kecut. Dia mengatakan, "An Zhi, mengapa kamu tidak bisa menghindari masalah?"     

Fan Xian merasa tidak bersalah ketika mendengar kata-kata ayahnya, tetapi kemudian dia berpikir, "Siapa yang akan menyangka bahwa Xinyang selalu mengawasi kita selama ini?"     

Ketika mereka sampai di gerbang istana, seorang kasim mendekati mereka berdua dan menyampaikan perintah dari sang Kaisar untuk Fan Xian. Dengan tergesa-gesa, kasim itu membawa Fan Xian masuk ke istana sekali lagi. Menteri Fan tampak bingung saat melihat anaknya pergi. Dia berpikir bahwa walaupun putranya selalu berpenampilan tenang dan serius, dari cara berlarinya dia bisa tahu bahwa Fan Xian sama sekali bukan orang yang serius. Tampaknya sikap Fan Xian itu tidak layak, jika disandingkan dengan suasana khidmat yang meliputi istana.     

Ekspresi khawatir di wajah Fan Jian berubah menjadi senyuman saat beberapa rekan kerjanya menghampirinya dari belakang. Mereka semua bersama-sama keluar dari istana. Hujan sudah berhenti, tetapi tanah di sekitar tempat itu masih tampak basah. Para petugas Sensorat Istana masih berlutut di depan gerbang istana, dengan tubuh yang basah kuyup. Beberapa saat yang lalu, Pejabat Lai telah dikeluarkan dari ruang pengadilan, dengan ekspresi wajah yang penuh dengan kekalahan. Pejabat Lai lalu mendekati anak buahnya, berlutut dan kemudian menempatkan topinya di sisi kiri dadanya.     

Melihat tindakan atasannya seperti ini, para pejabat sensor tahu bahwa masalah ini belum selesai. Sarjana Shu mendekat dan mencoba menghibur mereka, namun usahanya tidak berhasil. Sambil merasa bahwa usahanya sia-sia, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan pergi. Namun, para pejabat lainnya berjalan menuju ke kereta mereka masing-masing, tanpa mempedulikan pejabat-pejabat sensorat. Mereka tahu, bahwa hanya masalah waktu sebelum situasi menjadi lebih buruk, sehingga lebih baik mereka menjauh dari masalah ini.     

Hanya Menteri Fan yang tidak terburu-buru saat berjalan menuju ke keretanya, dia memanggil dan memerintahkan para pelayannya untuk mengambil payung dan memberikannya kepada masing-masing pejabat sensorat yang sedang berlutut di lantai batu, untuk mengantisipasi jika hujan turun lagi.     

Fan Xian, dengan dipimpin oleh seorang kasim muda, berlari-lari melewati banyak bangunan dan tembok-tembok saat menuju ke ruang kerja sang Kaisar. Setibanya di sana, Kasim muda itu tampak terengah-engah, sedangkan Fan Xian , dengan menggunakan zhenqinya, tetap terlihat tenang.     

Fan Xian merasa sedikit gugup saat memasuki ruang kerja pribadi milik sang Kaisar, karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Sambil mengikuti instruksi dari kasim muda itu, dia dengan hati-hati berdiri di samping sofa milik sang Kaisar. Setelah beberapa saat, gorden di bagian belakang ruangan berdesir, dan dari baliknya muncul Kaisar kerajaan Qing yang mengenakan pakaian biasa. Dia menatap Fan Xian dan memberikan gerakan isyarat yang mengisyaratkan agar Fan Xian tidak perlu membungkuk.     

Fan Xian melakukan apa yang diperintahkannya, lalu dia menerima bangku pemberian kasim muda.     

Ruang kerja sang Kaisar jauh lebih tenang daripada biasanya. Saat ini, hanya ada sang Kaisar dan Fan Xian di dalam ruangan yang dipenuhi dengan suasana canggung itu. Fan Xian berpura-pura terlihat ramah, meski hati nya sedang gelisah. Spekulasi hanyalah spekulasi, tidak peduli seberapa banyak Chen Pingping telah mendidiknya, atau seberapa banyak pengalaman yang dimilikinya, Fan Xian tidak mempunyai cukup spekulasi yang dapat menggambarkan pertemuannya kali ini.     

Ketika Fan Xian berpikir bahwa sang Kaisar akan bersikap layaknya seorang bapak yang penuh kasih, apa yang akan dikatakan oleh sang Kaisar telah mematahkan semua dugaannya.     

"Fan Xian, kamu tidak kekurangan uang. Mengapa kamu menginginkan lebih?" Sang Kaisar berbicara dengan terus terang; kata-katanya jelas, diikuti dengan tatapan matanya yang dingin ke arah Fan Xian.     

Setetes keringat dingin jatuh dari dahi Fan Xian. Dia sadar bahwa dirinya di masa lalu telah ikut campur dengan masalah keluarga kerajaan, dan dia mulai yakin bahwa sang Kaisar tahu, tentang dirinya yang telah menerima uang dari keluarga Liu. Dia berpikir bahwa mustahil untuk dirinya untuk terus berbohong dan menyembunyikan sesuatu yang begitu busuk dari sang Kaisar, maka dia meyakinkan diri lalu berdiri dan mengatakan, "Tuanku, aku perlu menerima uang itu karena aku adalah kepala Biro Pertama Dewan Pengawas."     

"Oh?" Sang Kaisar tampak penasaran dengan apa yang akan dijelaskan oleh Fan Xian selanjutnya.     

"Jika seseorang benar-benar ingin menyelidiki para pejabat, maka dia harus terlebih dahulu berbaur dengan mereka. Di masa lalu, Biro Pertama itu seperti air," Fan Xian melanjutkan, "... tidak dapat berintegrasi dengan minyak. Meskipun kita memiliki jaringan mata-mata yang besar dan wewenang untuk menyelidiki secara bebas, penyelidikan itu seringkali terasa seperti mencari setangkai bunga di dalam kabut yang tebal; tidak dapat terlihat dengan jelas. Dan dalam kasus korupsi yang sumbernya berada di hulu sungai, di atas pemerintahan, dalangnya tidak akan dapat terlihat. " Kemudian Fan Xian dengan hati-hati berkata, "Jika Anda ingin agar penyelidikan ini dilakukan secara menyeluruh, aku harus menjadi salah satu bagian dari mereka."     

Dengan tersenyum kecut, Fan Xian melanjutkan, "Seperti yang Anda tahu, aku berasal dari Danzhou." Ketika dia mengatakan ini, dia melihat ke bawah, meski begitu dia dapat merasakan reaksi sang Kaisar terhadap kata-katanya.     

"Ketika aku yang berasal dari Danzhou ini, pertama kali memasuki ibu kota, aku langsung menyadari bahwa banyak hal yang berbeda. Saat itu aku bukanlah siapa-siapa, tetapi sekarang aku telah bertanggung jawab atas posisi penting dalam Dewan Pengawas. Terlepas dari kegelisahanku, aku selalu merasa seolah-olah ada penghalang yang mencegahku untuk menyesuaikan diri dengan pejabat-pejabat lainnya di pemerintahan. "     

Sang Kaisar tahu apa Fan Xian coba sampaikan kepadanya, dan dia dengan dingin memotong pembicaraannya, "Jika kamu adalah seekor bangau, bahkan seandainya kamu mengecat dirimu sendiri menjadi hitam, kamu tidak akan dapat membodohi gagak. Aku yakin bahwa metodemu ini terlalu kekanak-kanakan, tetapi selama kamu setia pada kerajaan, tidak ada yang akan mencegahmu untuk tetap melakukannya. Tapi, jangan lupa dengan apa yang terjadi pada Zhu Ge. Dia adalah seorang pejabat yang memiliki ambisi yang sama denganmu, tetapi dia telah terjerumus terlalu dalam hingga tidak bisa kembali lagi. "     

Fan Xian tahu bahwa sang Kaisar telah berulang kali mendesaknya untuk menjadi pejabat yang tidak memiliki sekutu. Meskipun dia tidak menunjukkannya, dia tidak setuju dengan kata-kata sang Kaisar; jadi Fan Xian merespon dengan tertawa dan mengatakan, "Tuanku, tetapi baru pagi ini ada seseorang yang berusaha untuk menempatkanku di posisi yang sulit ..."     

Kasim muda yang berdiri diam di ruangan itu terkejut dengan ucapannya, dia yakin bahwa kata-kata Fan Xian sangat tidak pantas. Dia beranggapan bahwa Fan Xian adalah orang yang sombong dan bahwa meskipun sang Kaisar mengaguminya, ucapannya yang seperti itu dapat memicu kemarahan sang Kaisar. Bahkan para pangeran sekalipun selalu menjaga ucapan mereka di hadapan ayahnya, jadi apa yang dapat membuat Fan Xian berbicara dengan sikap seperti itu?     

Berbeda dari asumsi si kasim, sang Kaisar tersenyum kepada Fan Xian dan mengatakan, "Aku ingin membersihkan namamu, tapi ini adalah masalahmu dan ayahmu, jadi aku tidak ingin terlibat."     

Fan Xian sendiri terkejut, saat mengetahui bahwa, sang Kaisar sebenarnya tahu tentang adanya hubungan antara Sensorat Istana dengan Xinyang. Tapi mengapa dia menahan hasrat Fan Xian untuk menyelesaikan seluruh masalah ini? Fan Xian beranggapan bahwa sikap sang Kaisar ini tidak adil dan tepat ketika dia hendak berpura-pura sedih di hadapan sang Kaisar, dia mendapati sang Kaisar sedang menggosok keningnya. Sang Kaisar kemudian berbicara, "Mendekatlah. Ada potret yang ingin kutunjukkan kepadamu."     

Dalam benaknya, Fan Xian menebak-nebak apa isi dari potret ini. Dia teringat dengan perkataan Chen Pingping; bahwa satu-satunya potret ibu Fan Xian yang tersisa, ada di dalam istana.     

Pada saat itu, seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja; orang itu adalah Kasim Hou. Kasim Hou mengenal baik dengan Fan Xian, tapi pada saat itu dia masuk dengan terburu-buru. Dia bergegas ke samping sang Kaisar dan membisikkan sesuatu. Tanpa sepengetahuan mereka, Fan Xian memiliki indra pendengaran yang luar biasa, sehingga dia dapat mendengar bisikan itu dengan jelas. Fan Xian terkejut, dia beranggapan bahwa tindakan para pejabat Sensorat Istana sudah terlalu kelewatan.     

Sang Kaisar tampak terkejut dan ketika dia melihat Fan Xian, dia mengatakan, "Mereka berlutut di depan istana sambil melepas topi? Mereka telah menudingku sebagai seorang Kaisar yang bodoh! Jika ini yang mereka mau, maka aku akan menunjukkannya kepada mereka. Kirimkan pesan ini kepada mereka, Sensorat Istana telah memberikan tuduhan palsu kepada para pejabat lainnya, berusaha menyalahkan organisasi lain dan tidak menjalankan kewajiban-kewajiban yang mereka miliki. Sebagai tanggapan atas ketidaktaatan mereka, aku menyatakan bahwa setiap dari mereka masing-masing akan dicambuk sebanyak tiga puluh kali!"     

Ini adalah pertama kalinya Fan Xian melihat amarah sang Kaisar meledak dan setelah mendengar kemarahan sang Kaisar, Fan Xian dapat merasakan tulang punggung merinding. "Tiga puluh cambukan? Hukuman seperti itu akan memperpendek umur mereka."     

Faktanya, hal ini terjadi karena para pejabat sensor telah melakukan hal itu di waktu yang kurang tepat. Kabar tentang ketidaktaatan mereka ini sampai ke telinga sang Kaisar tepat pada saat sang Kaisar hendak mengungkapkan memperlihatkan potret yang sangat penting kepada Fan Xian. Ini tidak bisa dimaafkan.     

Di dekat pintu keluar istana, ada sungai kecil yang hanya dapat diseberangi dengan sebuah jembatan batu. Di plaza depan istana, setiap pejabat sensor ditelanjangi untuk menerima hukuman. Suara yang dihasilkan dari cambukkan itu seperti suara sambaran petir, dan setiap kali cambuk ditarik, darah menyembur ke udara.     

Para pejabat lainnya, kembali ke istana dengan tergesa-gesa setelah mendengar berita itu. Setelah melihat pemandangan yang brutal itu, mereka berusaha meyakinkan sang Kaisar untuk menahan diri dan menyudahi tindakan kekerasan ini. Mereka tampak ketakutan saat melihat ke arah Fan Xian, yang juga sedang menonton hukuman itu. Setelah semua yang terjadi hari ini, Sensorat Istana sendirilah yang telah membuat sang Kaisar memperlihatkan kedisiplinannya kembali setelah bertahun-tahun belum pernah terlihat. Pada saat itu, semua pejabat yang hadir menyadari betapa pentingnya sosok Fan Xian bagi sang Kaisar.     

Fan Xian yang tengah berdiri di samping Kasim Hou, dan setiap kali suara cambukan terdengar, matanya semakin menyipit. Meskipun dia tidak merasa bersalah, dia memastikan untuk berpura-pura kasihan kepada para pejabat-pejabat tua itu. Dia kemudian mengatakan, "Kasim Hou, suruh mereka untuk tidak mencambuk sekeras itu."     

Kasim Hou membalasnya, "Fan Xian, kamu memiliki hati yang baik, tetapi kamu sendiri tadi bilang; hukuman ini mungkin terlihat sangat kejam, tapi jangan khawatir, hukuman itu tidak akan menyebabkan kerusakan pada organ dalam."     

Fan Xian menunduk ke bawah sambil menatap ke arah tanah dan menyadari jari-jari kaki kasim meregang. Dia tahu bahwa ini adalah sinyal rahasia untuk memerintahkan para penjaga memukul mereka dengan lebih keras. Dia diam-diam menghela napas dan memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal ini.     

Tidak jauh dari mereka berdua, Sensorat Istana Kiri, yang terhindar dari hukuman oleh sang Kaisar, menonton adegan yang brutal itu dengan wajahnya yang pucat. Wajahnya seolah-olah ditampar ketika dia duduk di lantai dan dipaksa untuk menyaksikan anak buahnya dihukum sedemikian rupa. Para pelayan yang dikirim Fan Jian masih memegang payung mereka. Mereka merasa kasihan terhadap orang-orang ini, serta terhadap Sensorat Istana Kiri, yang duduk dan menonton, tanpa berbicara sepatah kata pun.     

Fan Xian mendekati pelayan-pelayan ayahnya dan melambaikan tangannya, memerintahkan mereka semuanya untuk pulang ke rumah. Lalu, dengan nada sedih, dia berkata kepada Pejabat Lai. "Kenapa kamu melibatkan diri dengan semua ini?"     

Pejabat Lai tidak yakin seberapa banyak yang Fan Xian tahu, dan dia terus duduk tanpa berkata-kata, seolah-olah sedang ketakutan.     

Fan Xian menghela napas dan memohon pada Kasim Hou untuk menyudahi proses pencambukan. Karena permohonannya diabaikan, dia kemudian berlari kembali ke istana dan memohon hal yang sama kepada sang Kaisar. Keinginannya untuk menghentikan hukuman itu bukan karena dia takut melihat darah, atau karena kasihan; tetapi untuk menyelamatkan mukanya dari semua pejabat yang sekarang mungkin melihat dirinya sebagai orang jahat.     

Fan Xian berlari ke dalam istana dan di dalam hatinya, dia berpikir, "Dasar kau orang tua, kau menggunakan hukuman ini untuk mengisolasiku dari para pejabat lainnya. Aku tidak bisa membiarkan ini! Aku telah bersusah payah mencapai kedudukanku saat ini dalam dua tahun terakhir. Aku tidak bisa kehilangan semuanya hanya karena beberapa cambukan yang tidak berfaedah ini! "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.