Sukacita Hidup Ini

Pemuda-Pemudi di Dalam dan di Luar Istana



Pemuda-Pemudi di Dalam dan di Luar Istana

0Saat itu musim gugur di tahun kelima kalender Qing. Kasim muda Hong Zhu sedang membawa tumpukan dokumen yang tebal. Karena kesulitan membawanya, punggungnya sampai membungkuk saat dia berlari menuju kamar di sudut barat istana. Tanpa ragu, kakinya yang kecil berlarian di sepanjang lantai yang becek. Jubahnya yang panjang telah diangkat dan diikat agar kemampuan mobilitasnya meningkat dan mengurangi kemungkinan tersandung. Tangan kanannya berada di atas tumpukan dokumen, dia menggunakan lengan bajunya yang lebar untuk menutupi tumpukan perkamen yang dia bawa, karena dia takut jika langit yang mendung meneteskan air hujan lagi.     
0

Dia akhirnya melewati sebuah pintu dan menyerahkan dokumen-dokumen yang berisikan regulasi itu, lalu kemudian memeriksa dokumen-dokumen bersama dengan kasim lain yang ada di sana. Hong Zhu tampak lega setelah menandatangani dan menyerahkan dokumen-dokumen itu.     

Kantor sekretaris istana adalah lokasi penting yang menangani banyak hal, termasuk urusan negara. Dibandingkan dulu, relevansi dan pengaruh kantor ini meningkat lebih banyak. Ini karena tidak ada lagi Perdana Menteri yang bertugas memimpin enam departemen. Sebelumnya, validitas dan penerimaan semua dekret yang dibuat oleh departemen harus dikirim ke Perdana Menteri sebelum dikirim ke istana, tetapi Lin Ruofu saat ini telah pensiun dan kembali ke kampung halamannya. Sekarang, kantor sekretaris istana telah mengundang perhatian orang dan sang Kaisar telah mengundang banyak orang untuk bekerja di sana. Sang Kaisar telah mengundang banyak kanselir dan menempatkan lokasi diskusi mereka di luar gerbang istana, agar mereka dapat berkomunikasi dengan mudah.     

Mereka yang sekarang bertanggung jawab atas hal-hal penting mengenai pemerintahan pusat dan sekretaris istana, adalah beberapa kanselir senior dan Sarjana Shu.     

Angin dingin berhembus melintasi plaza istana. Hong Zhu sedang menggosok-gosok kedua telapak tangannya sembari dia menguap di tempat dia berdiri, di luar pintu. Dia sedang menunggu beberapa pejabat tua memberikan cap dan mengembalikan dokumen-dokumen miliknya. Dia belum bisa pergi, jadi dia hanya dapat berdiri dengan sopan di luar pintu. Telinganya terangkat saat mendengar suara yang muncul dari dalam.     

Terkadang, seorang pejabat sesekali berjalan melewatinya. Setiap kali mereka melakukannya, mereka dengan sopan mengangguk kepadanya. Sadar akan status yang dimilikinya, Hong Zhu segera balas membungkuk dengan hormat. Tidak ada orang yang menganggap aneh saat melihat Hong Zhu berdiri di luar kantor sekretaris istana, karena mereka semua tahu jabatan kasim muda tersebut.     

Sesekali, istana akan mengirim seorang kasim untuk datang dan mengawasinya. Mereka semua dengan sopan membungkuk di hadapannya. Mereka mengundang dia untuk masuk ke dalam agar tetap hangat. Hong Zhu tidak menunjukkan sikap yang sopan terhadap para kasim yang lebih muda ini; dia hanya akan mengangguk, menolak ajakkan mereka, dan tetap menunggu di luar.     

Dia baru berusia 16, tetapi jabatan yang sudah dia pegang di dalam istana cukup penting. Alasannya adalah karena tugas-tugasnya yang harus selalu dia diselesaikan tiap harinya adalah pekerjaan penting. Tetapi alasan yang paling penting adalah karena nama keluarganya adalah Hong. Karena itulah, sesekali beredar rumor tentang kemungkinan bahwa dia adalah kerabat dari Kasim tua Hong.     

Hong Zhu merasa kesal saat dia menyentuh jerawat di bibirnya lagi. Dalam beberapa hari terakhir, Dewan Pengawas telah menangkap banyak orang, dan itu menyebabkan para pejabat bekerja tanpa henti untuk menyusun dekret baru. Kantor sekretaris istana juga semakin ramai. Karena dokumen-dokumen yang harus dikirim semakin banyak, dia harus berlari naik turun istana sepanjang hari. Cairan nanah di dalam jerawatnya telah penuh dan ketika dia berdiri di sana, jerawatnya pecah. Dia berencana meminta staf dapur untuk menyiapkan teh herbal setelah dia kembali ke istana pada sore hari.     

Suara percakapan yang sedang berlangsung di dalam ruangan itu tidak terlalu keras, tetapi dia masih bisa mendengarnya dengan jelas.     

"Seharusnya tugas seperti ini dikerjakan oleh Dewan Pengawas. Sang Kaisar telah menolak dekret-dekret ini dan telah mengirimnya kembali; apa artinya itu?"     

"Mungkin ..." Setelah terdiam sesaat, suara itu melanjutkan. "Apakah sang Kaisar merasa bahwa tindakan Fan Xian akhir-akhir ini terlalu berlebihan?"     

Kanselir yang lebih tua dengan marah menjawab, "Tindakan bocah itu lebih dari sekedar berlebihan! Fan Xian telah menggunakan kekuasaannya untuk mengalahkan orang-orang yang tidak setuju dengannya. Dalam sepuluh hari, dia telah menangkap lima kanselir. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menyelinap masuk ke dalam rumah-rumah kanselir di tengah malam untuk menangkap mereka pada saat mereka tengah tertidur. Ini bukanlah tindakan dari seorang Dewan Pengawas; ini adalah tindakan brutal dari sekelompok preman yang memegang otoritas. "     

Sebuah suara yang dengan keras muncul dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kanselir tua itu. "Fan Xian bukanlah anjing yang licik; dia melakukan semua itu secara terbuka agar semua orang dapat melihat. Dia tidak menyembunyikan masalah. Lima pejabat itu ditangkap dan terbukti bersalah dalam sidang yang diadakan keesokan harinya. Penangkapan ini tidak dilakukan secara rahasia, karena ada sebuah buletin yang dipasang di depan kantor Mahkamah Agung, yang menjelaskan proses seluruh penyelidikan. Siapapun baik rakyat maupun pejabat dapat datang dan mencari tahu detail peristiwa-peristiwa ini. Apa yang Tuan Yan katakan terlalu berlebihan. Biro Pertama Dewan Pengawas memiliki otoritas untuk menangkap para pejabat yang korup; apa hubungannya dengan dia menyerang orang-orang yang tidak setuju dengannya? Lima pejabat itu tidak menjalankan pekerjaan mereka dengan sebagaimana mestinya, karena itulah mereka diselidiki, ditangkap, dan diadili."     

Kanselir Tua Yan menjawab dengan marah, "Oh, jadi kau tidak setuju bahwa Fan Xian telah memukuli orang-orang yang tidak sejalan dengannya? Lalu mengapa setelah insiden Sensorat Istana selesai, operasi penangkapan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas semakin banyak? "     

Lawan bicaranya tertawa dengan dingin, dan mengatakan, "Jika penangkapan-penangkapan ini bermotifkan balas dendam, lalu mengapa dia menghindari Sensorat Istana? Merekalah yang bertanggung jawab."     

"Itu karena sang Kaisar cerdas, dan dia telah melarang Dewan Pengawas untuk berinteraksi dengan mereka."     

Pria itu tertawa dingin dan menjawab dengan jawaban yang lebih pintar, "Kalau begitu, bolehkah aku bertanya kepadamu tentang hubungan antara Sensorat Istana dan Observatorium Kerajaan? Bisakah kamu menjelaskan kepadaku alasan mengapa Fan Xian menarget si kambing tua yang memimpin Observatorium Kerajaan?"     

Menteri Personalia, Yan Hangshu, telah dibuat terdiam. Dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab dengan dingin, "Apa pun alasannya, kita tidak dapat membiarkan Dewan Pengawas terus menerus melakukan penangkapan. Jika penangkapan mereka terus berlanjut, tidak akan ada pejabat yang tersisa di kerajaan ini!"     

Dengan nada mengejek, lawan bicaranya menjawab, "Jangan khawatir. Dewan Pengawas tidak memiliki wewenang untuk mengejar para pejabat yang berperingkat di atas tiga." Kata-kata ini tidak sepenuhnya menghibur, karena kata-kata ini sebenarnya adalah sindiran untuk Menteri Yan. Dia menyindir bahwa Menteri Personalia tidak akan menjadi target, meskipun dia tetap korup. Ketakutan Menteri Yan terhadap Dewan Pengawas yang sewaktu-waktu bisa menangkapnya telah memicu kemarahannya.     

Kemarahan Yan Hangshu memuncak, sampai-sampai suaranya terdengar seperti raungan terompet. Bahkan Hong Zhu, yang berdiri di luar, bisa mendengarnya. "Ini konyol! Apakah kamu hanya akan duduk dan menonton Dewan Pengawas menjadi bos?"     

Orang yang pertama kali berbicara sebelum mereka berdua bertengkar, berusaha mendamaikan situasi. "Tuan Menteri, Anda tidak perlu marah. Tuan Qin juga, Anda seharusnya tidak berbicara lebih jauh lagi. Dewan Pengawas hanya dapat menyelidiki kasus-kasus yang ada. Mereka tidak dapat memberikan penilaian atau menghukum siapa pun. Beberapa kanselir ini ..." dia terbatuk dan kemudian berbicara dengan pelan, "bersalah atau tidak, masih harus diadili di hadapan Mahkamah Agung. Sang Kaisar jelas-jelas telah memutuskan bahwa kita bertiga harus mengambil keputusan."     

Lawan bicara Menteri Yan, Tuan Qin, mengatakan, "Perihal banyaknya penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas adalah masalah yang harus ditangani oleh sang Kaisar sendiri. Aku hanyalah seorang kanselir, dan aku tidak dapat berkomentar tentang hal ini lebih jauh lagi."     

Yan Hangshu marah. Dia berteriak, "Aku tidak menduga bahwa semuanya akan menjadi seperti ini! Mengizinkan Fan Xian untuk berkeliaran bebas seperti anjing liar!; apakah kamu benar-benar ingin kerajaan ini memiliki Chen Pingping kedua!?"     

Hong Zhu terus berjaga di luar pintu. Dia bisa mendengar percakapan yang terjadi di dalam kantor dengan jelas. Sudut bibirnya perlahan-lahan mulai naik, saat dia berpikir bahwa hubungan antara sang Kaisar dan Chen Pingping sama sekali tidak seperti yang ketiga orang itu duga.     

Tepat pada saat ini, anggota dari Biro Militer, Qin Heng mendorong pintu dan berjalan keluar dengan tersenyum dingin. Hong Zhu mendekatinya dan mengatakan, "Tuan Qin, aku sedang terburu-buru untuk kembali ke istana. Kapan aku bisa menerima dokumen-dokumen itu?"     

Qin Heng berusia tiga puluhan. Dia adalah putra dari Jenderal Qin, dari Biro Militer. Tahun lalu, ketika Qing berperang melawan Kerajaan Qi Utara, dia adalah pemimpin pasukan Kerajaan Qing. Qin Heng sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam urusan sekretariat istana, tetapi sejak Jenderal Qin melakukan hukuman cambuk, dia jatuh sakit dan sejak saat itu dia tidak dapat menghadiri kantor pemerintah. Karena merasa kasihan, sang Kaisar meminta putranya, Qin Heng untuk mengunjungi kantor sekretaris istana dan mengambil bagian dalam diskusi yang diadakan di sana. Ini adalah berkah bagi keluarga Qin, dan tanda bahwa kerajaan masih menghargai departemen militernya.     

Jenderal Qin dari Biro Militer sedang sakit dan sejak itu dia tidak dapat menghadiri kantor pemerintahan. Orang-orang yakin bahwa alasan sebenarnya dia absen adalah karena keluarga Qin tidak suka melihat keberadaan Fan Xian di sana, yang sama riuhnya dengan Jenderal Qin. Tetapi Hong Zhu tahu bahwa itu tidak benar, karena dia baru saja mendengar secara langsung Qin Heng membela Fan Xian.     

Qin Heng menatap kasim itu dan tertawa, lalu mengatakan, "Biarkan mereka berdebat. Pada akhirnya, aku ragu bahwa ada orang yang berani menentang kehendak Yang Mulia Kaisar. Dan kamu, kamu tidak boleh mengintip dan menguping kami seperti yang baru saja kau lakukan. Bahkan jika aku menyuruhmu, kamu tidak akan berani menceritakan hal ini kepada orang lain, bukan? Buat apa mengambil resiko untuk menyulitkan dirimu sendiri? "     

Hong Zhu memberikan tersenyum manisnya hari itu. Dia menggelengkan kepalanya saat melihat salah satu pria yang paling populer di kalangan militer itu pergi meninggalkan dan membuatnya bingung.     

Tidak lama kemudian, perdebatan yang terjadi di dalam kantor sekretariat diakhiri oleh Sarjana Shu. Setiap kanselir dengan bijak menuliskan pendapat mereka masing-masing tentang dokumen-dokumen itu, dan mereka masing-masing bertanya dalam hati kepada sang Kaisar, apakah sang Kaisar yakin dengan penangkapan ini. Meskipun, lima kanselir yang tertangkap ini tidak memiliki peringkat yang tinggi; tapi tetap saja, mereka adalah sesepuh dari kota ini. Tidak ada pejabat yang rela melihat teman-teman mereka dihukum, apalagi karena tangan-tangan dari Dewan Pengawas.     

Hong Zhu telah mendapatkan dokumen-dokumennya kembali. Dia mengangkat jubahnya, menggunakan lengan bajunya untuk menutupi bagian atas dari tumpukan dokumen, dan mulai berlari menuju ke istana sekali lagi.     

Rute dari kantor sekretariat istana ke ruang belajar istana diawasi dan dijaga ketat oleh pasukan-pasukan penjaga sepanjang waktu, sehingga tidak ada yang berani mengambil dokumen-dokumen yang dibawa oleh Hong Zhu. Sepanjang jalan, seorang pelayan cantik berhenti untuk mengucapkan salam yang hangat kepadanya – namun dia mengabaikannya. Para kasim yang lain menatapnya dengan tatapan iri, tetapi Hong Zhu pura-pura tidak memperhatikannya.     

Setelah tiba di depan ruang belajar, Hong Zhu berhenti untuk mengambil napas. Dia berusaha untuk tenang dan dengan lembut membuka pintu, lalu meletakkan dokumen-dokumen yang dia bawa di atas meja dengan lembut.     

Sang Kaisar, yang sedang membaca dekret wilayah selatan, mengerutkan keningnya. Hong Zhu dapat menyaksikan alis milik sang Kaisar semakin menegang saat dia mengambil sebuah dokumen. Setelah beberapa saat, bibir penguasa Qing itu mulai bergerak untuk bergumam. "Pria-pria ini hanyalah orang biasa. Sarjana Shu tahu akan hal ini, dan Yan Hangshu cukup berani ... Hm. Bocah dari keluarga Qin itu juga tidak buruk."     

Hong Zhu tidak berani mendengarkan ocehan Kaisar. Dia berdiri di samping meja dengan jantung yang berdebar kencang.     

Kaisar memberi gerakan isyarat dengan tangannya.     

Hong Zhu merasa lega ketika dia diminta untuk meninggalkan ruang belajar, karena itu berarti tugasnya hari itu sudah selesai. Dia berjalan menelusuri jalan batu berwarna biru dan berbelok beberapa kali sampai akhirnya dia tiba di Istana Taiji. Di tempat ini, terdapat beberapa kasim yang sedang memecah biji melon. Saat melihat dia mendekat, mereka menawarkan dia untuk ikut duduk bersama dengan mereka. Salah satu dari mereka bertanya, "Apakah ada kejadian yang menarik hari ini?"     

Hong Zhu merasa kesal dan mengatakan, "Tidak ada. Tidak ada yang menarik dari perdebatan antara orang-orang tua mengenai masalah sepele."     

Salah satu kasim dengan cepat mengatakan, "Kamu setiap hari selalu bolak-balik antara ruang belajar istana dan kantor sekretariat istana. Semua masalah-masalah penting yang berhubungan dengan kerajaan ini terungkap di depanmu, wajar jika kamu tidak menganggap mereka istimewa. "     

Hong Zhu mungkin orang yang sombong, tetapi dia masih memiliki kewaspadaan untuk merespon dengan cepat dan serius: "Apa yang kamu bicarakan? Aku ini cuma pelayan!"     

Salah satu kasim tertawa dan mengatakan, "Selain Yang Mulia Kaisar, kita semua, termasuk para pejabat, adalah pelayan. Hong Zhu, bahkan jika kamu terkenal sekalipun, kamu tidak akan tahu ini. Bahkan meski orang-orang tak berguna yang berkeliaran di luar Istana berkata bahwa mereka mengenalmu, orang akan memandang mereka dengan tatapan yang berbeda. Di dalam ibu kota, selain Fan Xian yang berada di atas jajaran Kementerian, kamu harusnya adalah yang kedua. "     

Hong Zhu mengangkat tangannya untuk merapikan poninya dan tersenyum, tanpa berkata sepatah katapun. Meskipun dia tahu bahwa dia tidak bisa dibandingkan dengan Fan Xian, siapapun itu akan merasa senang jika dibanding-bandingkan dengan Fan Xian. Dalam hatinya, dia mulai merasa sombong.     

Pada saat ini, sesosok bayangan melewati pintu kamar mereka. Dalam sekejap, mereka semua menutup mulut mereka. Hong Zhu ikut terkejut, saat menyadari bahwa orang yang lewat itu adalah Kasim Dai, yang merupakan anak buah dari Selir Istana Shu. Meskipun Hong Zhu bertugas untuk mengirim dokumen, peringkatnya jauh di bawah Kasim Dai.     

Begitu Kasim Dai berjalan cukup jauh, salah satu kasim yang berada di ruangan itu meludah ke lantai, dia merasa konyol bahwa mereka semua seharusnya tidak perlu berdiam diri di hadapan Kasim Dai. Dia dengan kasar mengatakan, "Kasim Dai yang sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dirinya yang dulu. Aku terdiam karena sedang melamun, tetapi melihat dia yang sekarang, tidak ada alasan bagi kita untuk takut dengannya."     

Hong Zhu terkejut, lalu bertanya, "Mengapa?"     

Alis kasim yang lain terangkat, dan dia menjawab, "Beberapa waktu yang lalu, Sensorat Istana telah berusaha menjebak Fan Xian. Mereka bahkan melibatkan Kasim Dai. Meskipun sang Kaisar memerintahkan agar para sensor dihukum, Kasim Dai juga mendapatkan hukuman. Dari rumor yang kudengar, wewenangnya untuk mengantarkan dekret telah dicabut. Bahkan Lady Shu ingin agar dia diusir dari istana. "     

Kasim yang lain berusaha untuk menyanjung Hong Zhu. "Saat Kasim Dai masih populer, dia sering berteriak dan memukuli kasim-kasim yang berada di bawahnya. Sekarang, setelah dia kehilangan posisinya, siapa yang peduli padanya? Dia tidak lebih dari sehelai daun musim gugur yang jatuh ke genangan lumpur. Dia tidak ada sebandingan denganmu, Hong Zhu. Kamu adalah daun yang baru saja tumbuh di pohon yang besar. "     

Hong Zhu merasa tersinggung saat mendengar kata-kata sanjungan yang berlebihan itu. Dengan cemberut, dia berbasa-basi sejenak, lalu pergi meninggalkan mereka.     

Dia berjalan melewati pilar-pilar besar istana dan tiba di depan gerbang kediaman para selir Kaisar. Di sana dia melihat Kasim Dai yang tampak sedih. Dia bergegas menghampirinya dan mengatakan, "Kasim Dai, aku melihatmu dari jauh berada di sini. Aku datang untuk menyapamu."     

Kasim Dai terkejut dan memandang Hong Zhu. Akhir-akhir ini, jarang ada kasim-kasim muda yang memberinya hormat seperti yang sedang dilakukan Hong Zhu. Dia tahu bahwa Kasim Zhu telah menghabiskan banyak waktunya di ruang belajar kerajaan dan saat ini popularitasnya sedang meningkat. Karena itulah, dia merasa aneh bahwa Kasim Zhu datang dan menyapanya.     

Hong Zhu tidak menyebutkan alasan mengapa dia datang ke tempat itu, dia hanya berusaha menghibur Kasim Dai. Usahanya membuat Kasim Dai senang, dan tidak lama setelah itu, mereka berdua berpisah.     

Saat melihat bayangan Kasim Dai perlahan menghilang ke dalam kediaman para selir, Hong Zhu tersenyum lebar.     

Orang-orang mengira bahwa Kasim Dai akan kehilangan posisinya, tetapi Hong Zhu tidak. Dia tahu bahwa Kasim Dai memiliki semacam hubungan dengan Fan Xian di luar istana, hanya masalah waktu sebelum Kasim Dai bangkit kembali. Hong Zhu tidak menaruh banyak keyakinan terhadap Kasim Dai, melainkan terhadap Fan Xian, dia sangat percaya terhadap Fan Xian.     

Setiap hari Hong Zhu dapat mendengar percakapan para pejabat yang berada di ruang belajar istana dan kantor sekretariat, dan dari sanalah dia belajar banyak hal mengenai Fan Xian dan kepopulerannya. Biro Pertama Dewan Pengawas telah menangkap lima orang pejabat hanya dalam waktu sepuluh hari, tetapi sang Kaisar tetap bersikap netral, terlepas banyaknya keluhan dari kantor sekretariat istana. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Fan Xian.     

Lima pejabat dalam waktu sepuluh hari. Meskipun peringkat mereka di bawah tiga, bagi seorang kasim yang tinggal di kediaman para selir, Hong Zhu tahu bahwa Fan Xian pasti memiliki banyak kekuatan, dari banyaknya keributan yang dia buat. Fan Xian juga mempunyai banyak pengikut. Hong Zhu sering berada di ruang belajar istana, jadi dia dapat merasakan dukungan sang Kaisar terhadap pejabat muda satu itu.     

Hong Zhu sedang bermain-main dengan jerawatnya di tepi bibirnya yang hampir pecah. Dia sangat mengagumi Fan Xian yang sangat terkenal di luar istana. Saat dia menyadari bahwa Fan Xian dan dirinya sama-sama masih muda, dia merenungkan alasan mengapa ada perbedaan yang sangat besar di antara mereka. Untuk saat ini, tidak ada yang dia inginkan selain menjadi dekat dengan Fan Xian melalui Kasim Dai.     

Observatorium Istana dan Kementerian Pengangkatan telah kehilangan lima pejabat, satu demi satu, dan aura kegelapan yang berasal dari Dewan Pengawas seolah-olah mulai menyelimuti seluruh ibu kota.     

Tetapi warga sipil di ibu kota tidak begitu peduli dengan masalah ini. Orang-orang yang sedang dalam masalah adalah para pejabat pemerintahan, yang tidak ada hubungannya dengan mereka.     

Di dalam dunia politik, ulasan yang diberikan mengenai Biro Pertama Dewan Pengawas sebagian besar negatif. Selain dari fakta bahwa mereka membunuh kaum mereka sendiri, ada beberapa alasan lain yang tidak diketahui. Tidak ada pejabat yang mengerti alasan mengapa Fan Xian melakukan tindakan seperti itu terhadap pejabat-pejabat rendahan.     

Selain beberapa orang, tidak ada yang tahu bahwa orang-orang yang ditangkap adalah pion-pion penting milik sang Pangeran Kedua.     

Banyak orang percaya bahwa Fan Xian sedang membalas dendam atas apa yang dilakukan Sensorat Istana terhadapnya, meskipun dia telah mendapatkan perintah langsung dari sang Kaisar untuk menjauhi mereka. Orang-orang memandang Fan Xian seperti orang gila yang telah diprovokasi, dia seolah-olah membawa pisau besar saat berkeliaran di tengah jalan, lalu menyayat-nyayat para pejalan kaki dan anak-anak yang tidak bersalah, dia akan melakukan apa pun yang dia bisa untuk memadamkan kobaran api di hatinya.     

Tapi ... Perilaku Fan Xian dalam beberapa tahun terakhir sama sekali tidak senekat ini.     

Fan Xian tersenyum ketika dia sedang duduk di dalam Restoran Xinfeng. Tangan kanannya memegang sumpit, mengaduk mie dan lauk daging yang menggoda. Tangan kirinya, memegang sebuah gulungan kertas yang telah dikirim oleh Mu Tie. Sidang untuk beberapa kasus terakhir telah selesai dengan sangat cepat, dan dia diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri. Bukti-bukti yang dimiliki Biro Pertama terbukti kuat. Tampaknya mengirim bukti ke Mahkamah Agung dan Kementerian Kehakiman tidak menghasilkan masalah.     

Sebelum semua ini dimulai, Fan Xian telah menyadari bahwa ayahnya dan pria tua yang lumpuh itu tetap diam. Dari situlah Fan Xian tahu bahwa mereka berdua mendukung tindakannya. Ini adalah masalah yang tidak bisa dia sembunyikan; dia harus melakukannya. Fan Xian harus membuat sang Pangeran Kedua merasakan sakit dan membuatnya berpikir dua kali sebelum mendengarkan Xinyang lagi. Pada saat yang sama, Fan Xian dapat mengurangi masalah untuk dirinya sendiri.     

Tetapi, reaksi Pangeran Kedua berbeda dengan apa yang diharapkan Fan Xian. Setelah Fan Xian mengusir He Zongwei dari kediamannya, sang Pangeran Kedua tidak mengirim orang lain untuk berdamai. Sepertinya, harga dirinya sebagai seorang pangeran telah mencegahnya untuk berinteraksi dengan Fan Xian. Karena tidak ada tindakan pembalasan dari Pangeran Kedua, seluruh situasi ini terasa aneh bagi Fan Xian.     

"Apa ini bordir Baoyue?" Fan Xian bertanya.     

Wajah Mu Tie memperlihatkan ekspresi mesum.     

Fan Xian tertawa dan mengatakan, "Kamu terlalu tua untuk ini. Pulang sana dan peluk cucumu; jangan memikirkan hal-hal seperti itu."     

Ekspresi wajah Mu Tie berubah menjadi kepahitan, kemudian dia mengatakan, "Bordir Baoyue adalah rumah bordil. Tempat itu baru didirikan tahun ini. Biro Pertama menemukan bahwa ada sosok penting yang tersembunyi di balik bangunan itu. Ada banyak hal yang terjadi di sana, dan ada sesuatu yang buruk di balik pintunya yang tertutup rapat. "     

Fan Xian tidak tertarik dengan bisnis bordil, dan Sungai Liujing adalah wilayah milik Pangeran Li Hongcheng. Meskipun Fan Xian sedang bertarung dengan Pangeran Kedua secara rahasia, untuk saat ini dia tidak ingin memulai pertarungannya dengan Li Hongcheng. Mereka berdua adalah teman, dan siapa tahu suatu saat Li Hongcheng menjadi sekutunya?     

Karena merasa penasaran dengan apa yang dikatakan Mu Tie, Fan Xian mulai bertanya lebih banyak.     

Dengan ekspresi khawatir, Mu Tie tampak berhati-hati dalam memilih kata-katanya, "Rumah bordil itu adalah sarang iblis. Orang-orang yang bekerja disana selalu sibuk dan mereka bersedia melakukan tindakan keji apa pun demi mengejar profit. Dalam beberapa bulan setelah beroperasi, banyak wanita yang pernah bekerja di sana ditemukan meninggal. Meski begitu, pemerintah selalu diam terhadap masalah ini. Aku khawatir bahwa dalang dari semua ini adalah salah seorang pangeran. "     

Fan Xian terdiam. Dia tidak tahu apakah Bordil Baoyue adalah milik Pangeran Tertua atau Pangeran Kedua, tetapi, yang jelas Pangeran Tertua adalah tipe orang yang senang bertarung melawan orang yang setara dengannya. Dia baru saja pulang dari perang dan sang Kaisar telah memberinya banyak hadiah; sepertinya dia bukan tipe orang yang suka menghasilkan uang.     

Jika dilihat dari situasi sang Pangeran Tertua saat ini, mustahil bagi Fan Xian untuk terus menyinggung banyak orang. Fan Xian berasumsi bahwa bordil ini adalah milik sang Pangeran Kedua; pilihan yang paling masuk akal untuk saat ini. Dengan ekspresi tenang, dia memberi tahu Mu Tie, "Tentukan waktu untuk pergi ke sana dan melakukan penyelidikan. Kita perlu tahu lebih banyak, dan jika benar rumah bordil yang berkelas itu merupakan tempat bagi seorang pangeran untuk melakukan kontak dengan para pejabat pemerintah, maka kita mungkin perlu menanam beberapa mata-mata di dalamnya. "     

Mu Tie menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Keamanan di sana cukup ketat, dan juga tempat itu baru dibuka. Kemungkinan besar akan sulit untuk menyusup ke dalamnya. Terlebih lagi, Dewan Pengawas hanya bisa mengawasi para pejabat. Tidak banyak yang bisa kita lakukan terhadap pengusaha-pengusaha ibukota. "     

Fan Xian terlihat sedikit kesal, dia menatap Mu Tie dan mengatakan, "Meskipun Dewan Pengawas tidak bisa berurusan dengan para pelacur, kita bisa berurusan dengan pemilik tempat mereka tinggal. Pergi dan coba selidiki."     

Ada sesuatu yang tidak Fan Xian katakan kepada Mu Tie. Dia tahu bahwa saat ini Pangeran Kedua terlalu tenang dan jinak, tetapi dia selalu yakin bahwa Pangeran Kedua memiliki kartu truf di balik lengan bajunya dan sedang menunggu saat yang tepat untuk menggunakannya.     

Seusai bertemu dengan Mu Tie, Fan Xian tidak pulang ke rumahnya. Kepalanya pusing, namun dia harus segera pergi ke kediaman Raja Jing.     

Hari ini, seluruh keluarga Fan sedang berkunjung ke kediaman Raja Jing.     

Hari itu adalah ulang tahun Raja Jing, tetapi dia tidak mengundang orang lain selain keluarga Fan Jian. Hubungan persahabatan di antara mereka cukup dalam. Meskipun Fan Xian sedang tidak ingin bertemu dengan Li Hongcheng, dia tidak punya pilihan selain pergi.     

Saat berjalan ke kediaman Raja Jing, hal pertama yang Fan Xian pikirkan adalah peristiwa yang terjadi setahun yang lalu. Saat itu dia sedang membaca puisi karya Du Fu di dekat danau. Dan setelah dia selesai membaca, dia menghadiri perjamuan, saat-saat dimana Zhuang Mohan muntah darah. Sepertinya banyak hal yang telah terjadi di sekitar kediaman yang tampak elegan dan tenang ini.     

Fan Xian tiba-tiba mengalihkan pikirannya ke buku-buku berharga peninggalan Zhuang Mohan. Setelah dia memberikan buku-buku itu kepada Universitas Kerajaan sebagai hadiah, dia belum sempat pergi kesana dan membacanya. Saat dia merenungkan hal ini, Li Hongcheng sudah berada di dekatnya dengan membawa semangkuk jus asam.     

Dalam benaknya, Fan Xian menghela napas. Dia menerima minuman itu dan menyesapnya. Dia kemudian mengatakan, "Kau tahu bahwa aku suka dengan jus yang diproduksi oleh rumahmu." Saat pertama kali Fan Xian mengunjungi kediaman Raja Jing, dia mengalami mabuk darat. Pada saat itu dia diberi semangkuk jus asam untuk membantunya pulih, dan jus itu terbukti efektif. Sejak saat itu Fan Xian menyukai jus itu.     

Li Hongcheng menatap matanya dan menjabat tangannya, lalu mengatakan, "Sekarang kamu adalah Komisaris Dewan Pengawas. Kamu bisa menangkap siapa pun yang kamu mau. Mengapa kamu tidak menangkap pedagang jus yang ada di depan rumahku, agar kamu dapat membuat jus ini sendiri? "     

Fan Xian tahu maksud di balik lelucon itu, dengan tersenyum kecut dan tawa pahit, dia menjawab, "Sepertinya aku tidak dapat melarikan diri hari ini. Saat kau berjalan dengan membawa jus asam ke arahku, aku pikir kau akan melemparnya ke wajahku."     

Li Hongcheng mendengus. Dia berjalan bersama dengan Fan Xian dan membalasnya, "Kamu tahu bahwa aku masih marah?" Dia menatap Fan Xian dan melanjutkan, "Bukan hanya aku yang tidak mengerti, tapi kakakku juga tidak mengerti. Kamu tidak memihak sang Pangeran Tertua, jadi mengapa kamu ikut campur?"     

Fan Xian menggelengkan kepalanya dan memberinya senyum masam. "Kamu pikir aku senang menyinggung semua orang yang aku temui? Aku melakukannya dengan terpaksa."     

Setelah itu, Fan Xian menunjuk ke arah sekumpulan awan tebal musim gugur. Ada banyak hal yang ingin dia sampaikan kepada Li Hongcheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.