Sukacita Hidup Ini

Sang Wen



Sang Wen

0Penyanyi itu bernama Sang Wen. Dia adalah mantan penyanyi yang terkenal di ibu kota, dan kebanyakan dari para bangsawan mengenalinya.     
0

Alasan mengapa Fan Xian mengenalinya adalah karena satu tahun yang lalu, ketika Fan Xian sedang berlibur dengan istrinya dan tinggal di sebuah vila kecil yang berada di wilayah barat ibu kota untuk sementara waktu. Sang Wen diundang oleh Wan'er untuk menghibur mereka.     

Selama musim panas itu, angin berhembus di atas permukaan air danau yang tenang dan, di tepinya, Fan Xian duduk di sebelah Wan'er, Ruoruo, dan Ye Ling'er. Saat itu dia merasa bahwa itu adalah momen terfavoritnya semenjak terlahir kembali. Ketika Sang Wen menyanyikan lirik "seorang wanita yang seperti peri" Fan Xian teringat tentang pertemuan pertamanya dengan Wan'er di Kuil Qing. Sang Wen meninggalkan kesan kuat padanya di hari itu; kesan yang tidak akan dia lupakan dalam waktu dekat.     

Sang Wen memasuki rumah itu dan membungkuk sebelum pergi ke sudut ruangan untuk duduk. Dia tampak memegang kecapi dan setelah beberapa saat, dia bertanya, "Lagu apa yang ingin kalian dengarkan?"     

Alis Fan Xian menajam, saat menyadari bahwa wanita itu tidak mengingat dirinya. Dia bertanya-tanya apakah Sang Wen setidaknya ingat dengan puisi yang pernah dia tuliskan untuknya. Musim panas lalu, di vila kecil tempat Fan Xian berlibur, dia telah menyalin puisi karya Tang Xianzu dan memberikannya kepada Sang Wen. Sang Wen menerimanya, dan tidak lama setelah itu namanya menjadi semakin terkenal di ibu kota.     

"Nyanyikan 'Memetik Dahan Laurel'."     

Fan Xian berbaring di dalam pelukan Yan'er. Dengan mata yang setengah tertutup, dia telah mengajukan lagu yang biasa, tetapi dalam benaknya dia berpikir, "Bagaimana bisa seorang penyanyi seperti Sang Wen ini bekerja di Rumah Bordil Baoyue? Dan mengapa mereka dengan santai mengirim Sang Wen ke sini? Yan'er juga berbeda dari wanita-wanita pelacur lainnya. Mungkinkah pemilik tempat ini mengetahui identitasku? "     

Fan Xian tiba-tiba selesai merenung. Dia tersenyum dan berpikir, "Mungkin firasatku benar? Mungkin mereka tahu siapa aku, dan mereka diam-diam memberikan pelayanan spesial kepadaku. Aku tidak perlu takut untuk ketahuan bermain dengan para pelacur, karena aku adalah seorang Komisaris. Kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah Sensorat Istana berusaha untuk mencari-cari kesalahanku lagi. "     

Sang Wen memiliki alis yang melengkung sehingga membuat dirinya tampak rapuh. Dia tidak memakai lipstik sehingga wajahnya terlihat sedikit pucat. Struktur wajahnya cantik, tetapi pipinya lebar dan menonjol sehingga membuat wajahnya tampak sedikit besar. Bibirnya juga cukup lebar jika dibandingkan dengan gadis cantik pada umumnya.     

Jari-jarinya dengan lembut memetik senar kecapi dan dengan bibirnya yang hampir tidak terbuka, Sang Wen mulai bernyanyi, "Mengapa rok ini terlihat kebesaran? Itu karena aku kurusan, dan pinggangku mengecil. Aku tidak mau makan, aku tidak bisa tidur dan aku kesulitan bernapas. Jika kita bisa hidup bersama, maka aku tidak akan takut mati. Aku akan mati terlebih dahulu sebelum sempat merasakan cinta. Sayangnya, aku telah bekerja begitu keras untuk waktu yang lama. Pernikahan dan cinta telah menjadi impian bagi mereka yang jomblo. "     

Suara nyanyiannya lembut, dan mencerminkan kesedihan dari setiap liriknya; terutama lirik "kesulitan bernapas". Napas Yan'er menjadi lebih berat ketika Fan Xian berbaring di atas tubuhnya, dan Fan Xian merasa bahwa itu terdengar menggoda. Mata Fan Xian masih setengah tertutup ketika dia merasakan tepian cangkir yang dingin menyentuh bibirnya. Dia tidak membuka matanya saat Yan'er menyuapinya secangkir anggur, dan ketika dia meneguknya, dia dapat merasakan sensasi kehangatan di dalam tubuhnya. Dia berpikir, "Sesekali menikmati hiburan malam tidaklah buruk. Mengenai siapa pemilik tempat ini, dia telah memperlakukanku dengan sangat baik, aku nanti harus mencari tahu siapa dia."     

Ketika lagu itu akan berakhir, suasana canggung memenuhi ruangan. Fan Xian perlahan membuka matanya dan melihat Sang Wen. Dia bisa melihat bahwa sikap Sang Wen yang suram itu bukan disebabkan karena wanita itu mengenali Fan Xian, tetapi karena suatu hal yang lain. Mungkin karena Rumah Bordir Baoyue?     

Beberapa lirik terakhir dari lagu mempunyai makna yang jelas. Lagu ini menceritakan kisah seorang wanita yang rindu dengan suaminya, yang sedang bepergian ke tempat yang jauh. Pria itu memilih untuk tidak kembali, membuat kebencian tumbuh di hat si wanita tersebut, kebenciannya tumbuh besar menyamai rasa cintanya.     

Lagu dan liriknya simpel namun enak untuk didengar. Lagu itu cocok untuk dinyanyikan Sang Wen. Hanya saja... orang-orang yang mengunjungi tempat ini hanya datang untuk menghabiskan waktu dengan para pelacur sambil minum-minum. Sang Wen merasa dirinya tidak pantas menyanyikan lagu barusan di tempat seperti ini.     

Ekspresi Yan'er tampak khawatir saat dia mendapati Fan Xian yang diam. Dia dengan cepat menuangkan anggur ke dalam cangkirnya dan mendekatkannya ke bibir Fan Xian. Dia mengatakan, "Tuan Chen, Sang Wen adalah penyanyi yang terkenal di ibu kota. Orang biasa tidak akan mempunyai kesempatan untuk melihatnya bernyanyi. Kenapa Anda tidak meminta dia menyanyikan lagu yang lebih gembira untuk Anda?"     

Sang Wen tidak menduga bahwa wanita yang paling populer di rumah bordir itu akan melindunginya. Dia memberikan tatapan penuh apresiasi kepada Yan'er. Dia tidak ingin Yan'er dihukum karena dia. Dia mengakui bahwa lagunya tidak pantas, lalu dia berdiri, membungkuk dan mengatakan, "Tuan Chen, tolong maafkan aku."     

Fan Xian hanya mendengus.     

Semua orang di ruangan itu memperhatikan Fan Xian. Shi Chanli dan Deng Ziyue tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka tidak menyangka Fan Xian akan langsung tersenyum dan berkata kepada Sang Wen, "Semua yang ada di ibu kota ini berbeda dari Jiangnan. Tempat ini bagus, dan bahkan lagu-lagunya menyuruh orang agar menjadi orang yang baik."     

Semua wanita yang mendengar ini merasa lega. Yan'er, sambil tersenyum, mengatakan, "Jika kalian semua menjadi orang yang baik, apa yang akan aku kerjakan?"     

Fan Xian terkekeh dan menampar kaki Yan'er dengan lembut. Tangannya lalu merambat ke bagian atas pahanya. Yan'er berhenti memijat bahu Fan Xian dan kini mereka berdua duduk saling berhadapan sambil minum anggur.     

Sang Wen mulai menyanyikan lagu yang kedua. "Seperti peri yang ada di dalam mimpi, wanita berambut hitam itu mengenakan tiara yang berkilau. Perhiasan itu tampak indah di bawah sinar matahari, berkilau seperti kegembiraan musim semi, dan dipahat dengan motif berputar seperti lotus giok di musim gugur. Setelah minum banyak, wajahnya memerah dan tersipu malu, seperti wanita cantik yang berjalan keluar dari dalam potret lukisan. Bolehkah aku bertanya kepada peri, tahun berapakah bulan terbit di arah barat? "     

Setelah dia selesai bernyanyi, Fan Xian adalah orang pertama yang memberikan pujian, dia mengatakan, "Lagu yang bagus!" Dan kemudian berbalik untuk melihat wajah cantik Yan'er yang berada di pelukannya dan berkata, "Lagu ini kupersembahkan untuk Yan'er, karena dia tampak bersinar bagaikan keindahan musim semi dan bunga lotus." Fan Xian memasukkan satu tangannya ke dalam lengan baju Yan'er untuk meraba tubuhnya sedangkan tangan satunya mengelus pipinya sembari melanjutkan: "Kamu adalah wanita yang cantik, hanya saja kemampuan minummu buruk. Pipimu sama sekali tidak memerah. "     

Fan Xian melihat sekitarnya dan melihat seorang bocah yang sedang memeluk pelacur lainnya. Wajah bocah itu tampak merah dan ekspresinya diselimuti dengan hawa nafsu. Fan Xian berkata kepada Shi Chanli, "Kata-kata barusan adalah untukmu."     

Semua wanita menganggapnya lucu, dan mereka pun mulai tertawa. Yan'er tersenyum dan dengan cepat menuangkan anggur ke dalam dua buah cangkir. Dia bersulang atas nama Tuan Chen dan meminum kedua cangkir itu. Tiba-tiba, dia mulai berpikir; "Pria ini ahli ngegombal. Apakah dia benar-benar seperti yang dikatakan Yuan? Apakah dia ini seorang pejabat pemerintah?"     

Malam semakin larut. Fan Xian menyuruh dua orang pria terangsang, yaitu Deng dan Shi untuk pergi ke kamar mereka masing-masing. Dinding-dinding di rumah itu pasti telah dibangun dengan baik, karena Fan Xian tidak dapat mendengarkan adanya suara dari kedua kamar itu. Fan Xian tertawa, dia berpikir bahwa Deng Ziyue mungkin dapat benar-benar mempertahankan ketenangannya dan tidak menyerah terhadap godaan pelacur yang menemaninya. Tetapi, dia bukan berasal dari Biro Ketiga, sehingga dia pasti akan mengalami kesulitan dalam menggali informasi. Shi Chanli merasa takut kalau dia akan diterkam oleh wanita pelacur yang menemaninya. Sebelumnya, ketika mereka minum, Fan Xian dapat merasakan adanya obat perangsang di dalam anggur yang dia minum, yang dimana itu adalah tradisi dari tempat-tempat pelacuran.     

Di dalam ruangan, wajah Sang Wen tampak serius ketika melihat "Tuan Chen", yang sedang berbaring di sofa. Dia tidak tahu mengapa, setelah menyanyikan beberapa lagu, Tuan Chen ingin agar dia tetap disana.     

Pakaian Yan'er longgar dan rambutnya terurai berantakan. Dia menatap "Tuan Chen" dan terkejut bahwa orang yang berada di bawah pengawasan pihak manajemen Baoyue ini meminta kehadiran dua wanita sekaligus. Ketika dia memikirkan hal ini, dia mulai merasa kesal. Yan'er tahu bahwa dia adalah wanita paling populer di sana, dia sulit mempercayai bahwa dia seorang tidak akan cukup memuaskan nafsu pria ini. Dia tahu bahwa pihak manajemen benar-benar menginginkan Sang Wen untuk bekerja di sana, karena tarifnya yang sangat mahal, mereka sampai rela menutup satu cabang rumah bordil hanya untuk dapat mempekerjakan Sang Wen. Namun, Sang Wen bekerja disana sebagai penghibur, bukan pelacur, dan karena ketenarannya di ibu kota, dia berhasil mendapatkan kesepakatan yang memastikan bahwa dia tidak perlu tidur dengan pria mana pun.     

Ketika Yan'er baru saja akan tersenyum, dia tidak menduga bahwa kliennya akan memegang tangannya dengan erat. Ketika dia ditarik, dia dapat merasakan kehangatan di dalam tubuhnya. Seolah-olah tubuhnya kehilangan kekuatan saat berada di atas dada "Tuan Chen".     

Setelah melihat senyuman di wajah kliennya, Yan'er mulai berpikir bahwa empat jerawat yang ada di wajah Tuan Chen ini tidak terlalu mengganggu seperti sebelumnya. Dia merasa bahwa kliennya ini lembut, penuh kasih, dan juga seksi.     

"Tadi aku telah memintamu untuk memijatku. Sekarang, biarkan aku yang memijatmu" Fan Xian menggunakan satu tangannya untuk memegang pinggang Yan'er sedangkan tangan lainnya menggosok pelipis Yan'er.     

Yan'er terkejut, tidak mampu bertahan menghadapi sensasi dari gerakan jari-jari kliennya. Dalam sesaat dia kehilangan kesadarannya dan tertidur.     

Sang Wen terkejut ketika dia melihat Yan'er berbaring di lutut pria ini tanpa bergerak sedikitpun. Dia berdiri, dengan tangan menutupi mulut dan dengan tatapan mata yang penuh ketakutan.     

"Jangan takut. Dia hanya tertidur." Fan Xian memberitahunya. Dia kemudian menggendong Yan'er dan membaringkannya di atas tempat tidur, sebelum meletakkan bantal di bawah lehernya.     

Yan'er tampak dalam keadaan tenang, dengan mata yang tertutup rapat. Fan Xian bertanya-tanya tentang apa yang dimimpikan Yan'er. Setelah melihat ini, Sang Wen dapat mengkonfirmasi bahwa Yan'er ternyata tidak mati. Meski begitu, dia tetap berjalan menuju ke pintu dengan ketakutan. Dia masih terkesima dengan cara pemuda itu menghipnotis Yan'er dalam waktu dua detik setelah menggosok pelipisnya.     

Fan Xian duduk di sebelah tempat tidur dan menatap Sang Wen. Dia memberi sinyal kepada Sang Wen untuk diam.     

Tiba-tiba, Sang Wen merasa pusing dan dalam sekejap Fan Xian berada di depannya. Tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi, dia bersiap untuk melarikan diri dari rumah itu. Dan pada saat inilah dia mendengar suara bisikan di telinganya, yang berkata, "Bagaimana mungkin seorang wanita yang terkenal sepertimu berakhir di tempat sampah seperti ini? Nona, kau benar-benar kejam karena tidak mengenaliku!"     

Sang Wen berpikir bahwa malam itu terlalu intens untuknya. Dia melihat "Tuan Chen", dan ketika tatapannya jatuh di mata Tuan Chen, dia langsung teringat kejadian pada saat musim panas setahun yang lalu.     

Mulutnya terbuka lebar dan matanya berseri-seri karena terkejut dan gembira, tetapi juga ada sedikit kesedihan di baliknya. Tampaknya ada banyak hal yang ingin dia sampaikan kepada Fan Xian.     

Fan Xian sadar bahwa, betapa beruntungnya dia hari ini, saat menatap wajah Sang Wen. Dia menggelengkan kepalanya untuk mencegah Sang Wen berbicara dan kemudian dia berjalan di belakang tempat tidur di mana ember perlengkapan mandi berada. Dia berjongkok lalu kemudian menggunakan zhenqi untuk mengubah jarinya menjadi pisau. Dia merobek seprai dan mengambil sepotong kain, lalu memasukannya ke dalam sebuah lubang yang berada di balik gagang pencetan toilet.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.