Sukacita Hidup Ini

Fan Xian Menyerang



Fan Xian Menyerang

0Rumah Bordir Baoyue bukanlah tempat yang sembarangan. Saat Fan Xian menyadari keberadaan lubang intip yang tersembunyi ini, dia tahu apa yang sedang terjadi di balik layar bisnis rumah bordil ini. Selain untuk mendapatkan uang, para pemilik tempat ini juga akan berusaha untuk mengumpulkan informasi-informasi yang dapat mereka peroleh dengan cara menyadap pembicaraan para pejabat yang datang ke tempat ini. Untung Fan Xian cukup cermat dalam memperhatikan sekelilingnya, jika tidak, dia tidak akan sadar bahwa seseorang sedang mengawasinya dari balik kamar mandi.     
0

Sang Wen menatapnya dengan ekspresi keheranan, mengatupkan giginya, lalu kemudian dia berlutut di hadapan Fan Xian.     

Fan Xian tersenyum hangat, tetapi dia tidak menghentikannya. Dia memutuskan untuk berjalan mengelilingi ruangan dengan cepat untuk memastikan bahwa tidak ada lagi lubang intip, agar pembicaraan mereka tidak dapat didengar oleh orang lain. Fan Xian tahu alasan mengapa Sang Wen berlutut; tetapi dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Dia duduk di atas kursi dan mengambil selimut. Dia lalu menyelimuti Yan'er, yang masih tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Fan Xian kemudian mengatakan, "Aku bertanya, kamu menjawab."     

Sang Wen mengerti. Dia bangkit berdiri. Tatapan matanya menunjukkan bahwa dia benar-benar ingin mengatakan sesuatu kepada Fan Xian lalu tanpa ragu berdiri di hadapan Fan Xian. Dia melihat ke belakang Fan Xian dan Fan Xian menggelengkan kepalanya. Fan Xian tidak mau membuang-buang waktu untuk menjelaskan apa yang telah dia lakukan kepada Yan'er, tapi setidaknya dia tidak ingin Sang Wen khawatir. "Dia tidak akan bangun untuk beberapa saat, jadi dia tidak akan bisa menguping pembicaraan kita. Kamu tenang saja."     

Sang Wen mengangguk.     

Fan Xian tahu bahwa Sang Wen sebelumnya bekerja di rumah bordil lain yang bernama Tianchang Bordello. Dia tidak bertanya tentang apa yang membuat Tianchang Bordello tutup, dan apa yang ditawarkan Rumah Bordir Baoyue hingga dapat mempekerjakan Sang Wen. Kedua pertanyaan itu tidak ada gunanya bagi dirinya, jadi dia bertanya, "Apakah kamu memiliki sebuah kontrak dengan Rumah Bordir Baoyue?"     

Sang Wen tiba-tiba tampak gembira, dia sadar bahwa Fan Xian akan berusaha membantunya bebas dari kontraknya dengan Rumah Bordir Baoyue. Dia dengan cepat menjawab, "Ya. Tapi mereka memaksa ..."     

Fan Xian tidak menunggu Sang Wen menyelesaikan kalimatnya, dia melanjutkan, "Hari ini, mereka telah menyuruhmu untuk melayaniku. Apakah mereka sengaja melakukannya?" Fan Xian berasumsi bahwa identitasnya sebagai "Tuan Chen" tidaklah penting, jadi mengapa mereka meminta seseorang seperti Sang Wen untuk tampil secara eksklusif di hadapannya?     

Sang Wen memutuskan untuk mempercayai Fan Xian sepenuhnya, karena dia tahu bahwa hanya komisaris Dewan Pengawas yang terkenal inilah yang dapat membebaskannya dari tempat ini dan bahkan mungkin juga dapat membantunya membalaskan dendam atas tutupnya Tianchang Bordello, yang dimana itu merupakan perbuatan Rumah Bordir Baoyue. Sang Wen mengatakan, "Aku mendengar bahwa orang-orang yang menjalankan tempat ini yakin bahwa Anda adalah seorang pejabat Kementerian Kehakiman, dan Anda telah datang ke sini untuk menyelidiki kasus pembunuhan. Itulah sebabnya mereka mengirim Yan'er untuk melayani Anda."     

Fan Xian mulai tertawa. Dia bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka mengetahui penyamarannya sekaligus merasa geli saat mengetahui bahwa mereka mengira dia adalah seorang pejabat dari Kementerian kehakiman. Sang Wen menatapnya dan mengatakan, "Rekan Anda memiliki aura seseorang yang berasal dari pemerintah, dan itu membuat orang-orang takut."     

Siapa lagi kalau bukan Deng Ziyue.     

Fan Xian memberi gerakan isyarat untuk mengganti topik pembicaraan, dan berkata padanya, "Aku ingin mengetahui sesuatu. Menurutmu, siapakah pemilik Rumah Bordir Baoyue ini?" Fan Xian menggunakan kata "menurutmu" karena ada seseorang yang berusaha menyembunyikan identitas si pemilik. Sehingga kemungkinan besar Sang Wen tidak tahu identitas si pemilik ini. Namun bagaimanapun juga, Sang Wen telah bekerja dan tinggal di sini, dan dia adalah satu-satunya petunjuk Fan Xian.     

Meskipun Sang Wen tidak tahu mengapa Dewan Pengawas berusaha menggali topik ini, dia berusaha sekuat tenaga untuk mengingat-ingat. Dengan ragu-ragu dia mengatakan, "Yang pasti tempat ini ada hubungannya dengan Kementerian Perhubungan. Kapan pun pemilik Baoyue datang, mereka menyambutnya secara rahasia. Meskipun begitu, kereta yang digunakan orang ini selalu sama. Kereta itu tidak memiliki plakat yang menunjukkan dari keluarga atau kediaman mana dia berasal, tetapi aku dapat melihat bahwa atapnya penuh dengan daun-daun yang gugur. Aku tahu bahwa daun-daun itu berasal dari pohon yang umumnya hanya ada di Kerajaan Qi Utara. Dari seluruh ibu kota, hanya Kementerian Perhubungan-lah yang memiliki kereta tersebut. "     

Dia melanjutkan, "Waktu aku masih kecil, aku tinggal di Kementerian Perhubungan, makanya aku tahu semua itu."     

Fan Xian kemudian bertanya, "Siapa wanita yang mengelola tempat ini?"     

"Nama keluarganya adalah Yuan."     

Pembicaraannya dengan Sang Wen berlangsung cepat, namun tetap padat dan berisi. Fan Xian menghargai bantuan dan kesungguhannya, dan mengatakan, "Kamu cukup lihai. Kamu pasti cocok jika bekerja di Dewan Pengawas."     

Mereka yang tinggal di kantor Kementerian Perhubungan bukan hanya menteri. Itu juga merupakan tempat tinggal para baron; gelar kebangsawanan yang diberikan kepada mereka yang telah berjasa mendirikan kerajaan. Tetapi sekarang, sang Kaisar lebih ketat dalam memerintah kerajaannya, sehingga aktivitas dan bisnis-bisnis ilegal yang dulunya sering dilakukan para baron kini tinggal sedikit. Sekarang kebanyakan dari mereka bersih.     

Saat memikirkan wanita yang bernama Yuan ini, Fan Xian tersenyum dan pikirannya mengarah ke anak buah Hongcheng, Lady Yuan Meng.     

Fan Xian merasa puas dengan penyelidikannya hari ini, karena dia telah berhasil mendapatkan informasi baru. Tanya jawabnya dengan Sang Wen yang seperti proses interogasi kini telah menjadi lebih santai, karena Fan Xian sudah merasa puas dengan pencapaiannya hari ini. Di tengah-tengah mengobrol, dia sekarang sadar bahwa Rumah Bordir Baoyue ini memiliki latar belakang yang kuat. Tempat ini baru dibuka pada saat musim panas, tetapi dalam waktu singkat, mereka berhasil membuat tempat-tempat bordil lainnya di ibu kota tutup untuk selamanya. Mereka telah menggunakan cara yang kotor demi mencapai semua ini, dan membuat Sang Wen mau tidak mau bekerja dengan mereka.     

"Dalam dua hari, aku akan meminta seseorang untuk mengeluarkanmu." Fan Xian membantunya bukan karena dia merasa kasihan - dia hanya menganggap ini sebagai pertukaran yang adil. Dan juga dia merasa bahwa penyanyi seperti Sang Wen tidak pantas bernyanyi disini, bakatnya hanya akan terbuang sia-sia. Selain itu juga karena dia tahu bahwa istrinya mengagumi wanita ini. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengutus orang dari Dewan datang ke tempat ini, membayar, dan membebaskan Sang Wen dari rumah bordil. Dia juga berpikir bahwa rencananya ini juga akan menguji rasa hormat yang dimiliki si pemilik bordil terhadap Dewan Pengawas.     

Sang Wen merasa senang. Dia selalu merasa tidak nyaman selama bekerja di Rumah Bordir Baoyue. Dia bahkan pernah menyaksikan beberapa pelacur dari tempat lain dipukuli sampai mati. Selama ini dia terus memikirkan cara untuk melarikan diri dari tempat ini. Selama ini dia tidak pernah ada niatan untuk menemui Fan Xian, karena dia hanya pernah bertemu Fan Xian satu kali sebelumnya. Dia tidak menduga bahwa dia akan bertemu dengannya hari ini, serta mendapatkan bantuan darinya. Dengan kedudukan yang dimiliki Fan Xian di dalam pemerintahan, rencana ini pasti akan berjalan dengan lancar. Saking bahagianya, Sang Wen berlutut dan menangis berterima kasih di hadapan Fan Xian.     

Fan Xian sudah melihat wanita ini berlutut sekali, jadi dia tidak ingin itu terjadi lagi. Dia mendekatinya dan membantunya berdiri.     

Pada saat itu, dari luar ruangan, terdengar raungan amarah.     

"Kubunuh kau!"     

Setelah teriakan itu muncul, pintu rumah itu hancur berkeping-keping. Sesosok pria dengan cepat masuk dan berlari ke arah Fan Xian sambil melontarkan serangan telapak tangannya ke arah dada Fan Xian.     

"Tidak!" Sang Wen kembali terjatuh ke lantai karena ketakutan. Dia dapat melihat bahwa wajah si penyerang itu terbungkus kain.     

Telapak tangan itu seperti pedang yang mengarah ke wajah Fan Xian. Fan Xian menghindarinya dengan memutar tubuhnya ke samping, tanpa menoleh ke belakang. Dia lalu menarik keluar tangannya, dan membalas si penyerang dengan serangan yang sama.     

Telapak tangan Fan Xian tampak memanjang ke depan dengan lambat, tetapi ini hanyalah ilusi. Pada saat si penyerang hendak melanjutkan serangannya, lengan Fan Xian telah mencapai jarak maksimal.     

Telapak tangannya bergerak melintasi udara dengan kecepatan yang lamban, namun arahnya akurat saat melalui lintasan yang sebelumnya telah tersusun. Tangannya sedikit mengenai tangan musuh.     

Dan sentuhan kecil ini muncul suara yang memekakkan telinga.     

Si penyerang yang awalnya memasuki ruangan dengan kecepatan dan keagresifan yang seperti guntur, sekarang keluar dengan momentum sebuah roket. Dengan kekuatan telapak tangan Fan Xian, dia telah terpental keluar dari ruangan seolah-olah dia adalah batu ketapel.     

Pintu kayu yang tadinya hancur kini lenyap akibat dari serangan pamungkas ini. Si penyerang itu terlempar melewati halaman dan gerbang pagar hingga tercebur di danau. Terdengar suara ceburan air yang begitu keras.     

Fan Xian tetap berdiri di tempatnya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Sang Wen, setelah melihat adegan ini, menjerit keras karena terkejut dan takut terhadap kejadian yang baru saja dia alami. Namun, dalam benaknya, dia berpikir, "Betapa beruntungnya aku! Seorang pria yang memiliki penampilan lembut ini ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa?"     

Dia tidak terlalu memikirkan serangan yang baru saja dilakukan Fan Xian, dan dengan cepat berdiri. Dengan air mata yang masih mengalir di wajahnya, dia mengangkat roknya dan berlari keluar menuju ke danau. Dia bertanya-tanya apakah orang yang menyerang Fan Xian itu sudah mati atau belum.     

Fan Xian kemudian mendapati tangannya kotor oleh tanah, yang dimana itu memberitahunya bahwa si penyerang kemungkinan besar sedang berjongkok di balik semak-semak di luar sebelumnya. Dengan ekspresi prihatin, dia berkata pada dirinya sendiri, "Jika dilihat dari kemampuannya yang menyedihkan, dia pasti adalah pria yang nekat."     

Sang Wen cukup populer di ibu kota, wajar jika dia memiliki penggemar fanatik yang selalu mengikutinya kemana-mana, merasa bahwa mereka adalah pelindungnya. Meskipun para penggemar Sang Wen tidak mampu mengalahkan penjaga-penjaga Rumah Bordir Baoyue yang bertugas untuk melindungi Sang Wen, mereka masih melakukan yang terbaik untuk memastikan keselamatannya dari kejauhan. Penggemar satu itu pasti telah menunggu di halaman selama berjam-jam. Sang Wen tidak kunjung keluar meski telah selesai menyanyi beberapa saat yang lalu, jadi orang itu pasti mengira bahwa Fan Xian sedang melakukan sesuatu yang buruk pada idola kesayangannya itu. Itulah kemungkinan terbesar dari motif penyerangan ini.     

Fan Xian tahu bahwa peristiwa ini tidak dapat disembunyikan dari siapa pun, jadi dia juga ikut berlari keluar ke halaman. Pada saat ini, Deng Ziyue sudah berada di sisi Fan Xian dengan ekspresi terkejut. Sedangkan Shi Chanli masih belum terbangun dari tidurnya. Fan Xian menatap Deng, pria yang dia tunjuk sebagai kepala Unit Qinian, dan memberinya tatapan persetujuan.     

Dia tidak hanya merasa takjub dengan kecepatan Deng Ziyue bangun lalu bergegas bergerak ke sisinya, tetapi dia juga merasa takjub dengan hasil dari serangannya sendiri.     

Setelah menyelesaikan serangannya, dia teringat dengan saat-saat perjalanannya menuju ke ibu kota dari Danzhou dan saat-saat latihannya di Pegunungan Cang. Dia telah menjadi duta besar yang dikirim ke Kerajaan Qi Utara dan bepergian melalui jalan yang penuh dengan cobaan, dan bagaimana ini semua telah meningkatkan kemampuannya. Perjalanan yang sulit, pertarungannya dengan Friar He di tebing Shangjing, dan pertarungannya dengan Haitang; dia kini telah menggabungkan semua taktik dan metode pertempuran yang pernah dia saksikan. Dia percaya bahwa kekuatannya sekarang telah berada pada tingkat yang mengerikan.     

Jika Fan Xian masih tetap dia yang dulu, serangannya mungkin benar-benar akan menghancurkan tangan kanan orang itu. Tetapi sekarang, dengan kekuatan barunya ini, mungkinkah dia dapat menyerang musuh-musuhnya tanpa membunuh mereka? Saat memikirkan hal ini, Fan Xian dalam hati menyatakan terima kasih kepada Haitang dan almarhum Xiao En. Tetapi yang paling penting, dia berterima kasih kepada Chen Pingping yang selalu percaya dengan dirinya, dan telah memberikan banyak kesempatan untuknya.     

Dia tidak perlu berterima kasih kepada Wu Zhu, karena Wu Zhu adalah keluarganya.     

Air danau tampak masih beriak. Tidak jelas apakah orang yang mengambang di permukaan air itu sudah mati atau masih hidup. Namun, karena gelapnya malam, tidak ada yang dapat melihat adanya darah di dalam danau itu.     

Tidak lama setelah peristiwa ini terjadi, suasana Rumah Bordir Baoyue kembali seperti sebelumnya, dan tubuh pria itu telah diseret ke tepi dengan menggunakan jaring.     

Penjaga-penjaga Rumah Bordir Baoyue berkumpul di sekitar danau, dan di tengah-tengah mereka terdapat seorang wanita paruh baya yang cantik. Dia awalnya tampak ketakutan, tetapi kemudian dia mendekati Fan Xian untuk mengatakan, "Aku tidak dapat melindungimu, Tuan Chen. Ini semua salahku."     

Ekspresi wajah wanita itu memperlihatkan perpaduan antara takut dan bersalah, tetapi jika seseorang melihatnya dari dekat, matanya menunjukkan yang lain. Di balik kerudungnya, dia menatap Fan Xian dengan tatapan dingin, dan keinginan untuk mengujinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.