Sukacita Hidup Ini

Memblokir Jalan



Memblokir Jalan

0Selama ini Rumah Bordir Baoyue yang selalu mengancam orang; tidak ada orang lain selain Fan Xian yang berani melakukan hal yang sama kepada mereka.     
0

Wanita cantik itu adalah Shi Qing'er. Dia adalah seorang asisten, yang dilatih oleh Yuan Meng. Dia awalnya beranggapan bahwa mereka bertiga ini hanyalah akan pejabat-pejabat dengan reputasi yang kecil. Seorang anak buah telah memberitahunya bahwa "Tuan Chen" ini adalah orang yang kuat, dan tidak boleh diremehkan. Itulah alasan mengapa dia mengajak Fan Xian untuk berdamai. Sejak bulan September, si pemilik tempat ini telah berulang kali meminta agar mereka beroperasi dengan setenang mungkin, agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan. Maka dari itu dia berniat untuk berdamai dengan Fan Xian, namun dia tidak menduga bahwa Fan Xian akan mengabaikan tawarannya dan mulai mengancam mereka.     

Shi Qing'er di dalam hatinya benar-benar marah, dia menatap Fan Xian dan mengatakan kata demi kata secara perlahan: "Kamu akan menyesali apa yang telah kamu lakukan malam ini."     

"Jangan mengancamku. Cepat pergi sana dan bawakan aku kontraknya." Fan Xian mulai tertawa, lalu berseru, "Kalian benar-benar telah merusak suasana hatiku. Aku akan pulang!"     

Shi Chanli hanya bisa menghela napas saat melihat senyuman Fan Xian. Dia tahu bahwa setiap kali suasana hati Fan Xian menjadi buruk, kemungkinan besar masalah akan muncul. Mungkin saja dalam beberapa hari kedepan, Rumah Bordil Baoyue akan berhenti beroperasi dan ditutup. Kemarahan Shi Qing'er memuncak, dia dengan marah menyuruh seorang bawahannya untuk mengambilkannya kontrak. Setelah beberapa saat, perkamen tipis itu diletakkan di atas meja agar dapat dilihat semua orang.     

"Pembayaran hanya boleh dilakukan dengan uang tunai. Aku akan memberikan Sang Wen hanya setelah Anda datang kembali dengan 10.000 tael." Shi Qing'er menatap mata Fan Xian dan melanjutkan, "Berdasarkan hukum Qing, orang lain dapat terlibat dalam suatu transaksi. Aku tidak dapat menyimpan Sang Wen dan menunggu Anda datang dengan uang itu. Selama dia sedang dijual, siapapun dapat membelinya, itu berarti ada kemungkinan bahwa orang lain membelinya terlebih dahulu saat Anda tidak ada. "     

Ekspresi wajah Fan Xian tidak berubah, tetapi dalam benaknya, dia tertawa keras dan berjuang untuk tidak menunjukkannya. "Siapa yang mau membeli wanita seharga 10.000 tael? Tapi jika aku tidak membeli dia, aku curiga bahwa pembeli berikutnya yang datang dan membeli Sang Wen adalah Rumah Bordir Baoyue itu sendiri."     

Shi Chanli mengeluarkan pena bulu dan sebotol kecil tinta, dan mulai menulis isi kontrak. Dia meletakkannya di samping perkamen yang telah disiapkan oleh Shi Qing'er, yang berisi perincian tentang penjualan dan kepemilikan Sang Wen. Shi Chanli kemudian menunggu Fan Xian untuk memberikan uang itu, karena dia selalu yakin dengan keputusan Fan Xian dalam menggunakan uang. Shi Chanli sendiri adalah orang yang rajin belajar, pandai dan bagi orang-orang seperti itu, keuangan bukan masalah besar bagi mereka.     

Shi Qing'er belum mengalihkan pandangannya dari Fan Xian. Sepanjang hidupnya, Shi Qing'er telah bertemu dengan banyak orang kaya, tetapi bahkan para bangsawan dan pedagang kaya Jiangnan tidak akan membawa 10.000 tael secara tunai. Kecuali jika mereka sedang mencari hadiah mewah untuk diberikan kepada seorang bangsawan di dalam pesta yang megah. Jadi, apakah pemuda yang sombong ini benar-benar akan membayar tarif semahal itu dan mengeluarkan 10.000 tael di sini sekarang? Shi Qing'er tidak percaya.     

Seolah-olah waktu sedang berhenti di sana. Waktu terasa berjalan dengan lambat, namun pada kenyataannya, semua ini terjadi dengan cepat. Fan Xian berdiri di tempatnya, tanpa bergerak. Shi Chanli mulai merasa takut dan gelisah. Bibir Shi Qing'er mulai tersenyum bangga; seolah-olah kemenangannya sudah dapat dipastikan.     

Fan Xian menatap wanita cantik itu, yang sedang berdiri dihadapannya dengan penuh percaya diri. Tiba-tiba, Fan Xian mulai merasa senang dengan situasi ini. Dia menyenggol Deng Ziyue, yang sejak dari awal berada di sampingnya.     

Deng Ziyue membungkuk dan berkata dengan keras, "Tuan Chen, apa yang Anda inginkan?"     

Fan Xian kemudian berbisik kepada Deng Ziyue, "Apakah kau sedang berpura-pura bodoh? Aku tidak membawa uang sebanyak itu, jadi aku ingin meminjamnya darimu."     

Ekspresi wajah Deng Ziyue berubah menjadi canggung. Dia tidak tahu mengapa Fan Xian begitu yakin bahwa dia membawa uang kertas sebanyak 10.000 tael dengannya. Tetapi, tanpa ragu-ragu Deng Ziyue masukkan tangannya ke dalam dadanya dan berusaha mencari dompetnya. Setelah beberapa saat, setelah dia berulang kali meraba-raba pakaiannya, dia menemukan dompet milik Biro Pertama yang cukup tebal.     

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu tertegun. Mereka semua memperhatikan dompet Deng Ziyue dengan ekspresi terkejut. Dia mulai mengeluarkan sejumlah uang kertas dengan berat hati seakan-akan tiap lembarnya adalah usianya yang direnggut.     

Deng Ziyue meletakkan semua lembaran uang itu di atas meja dan berulang kali menghitungnya, lagi dan lagi, dengan rasa sakit yang membakar di hatinya seolah-olah dia telah ditusuk. Total ada 10 lembar, dan dia kemudian menyerahkannya kepada Shi Qing'er.     

Ekspresi wajah Shi Qing'er tampak terkejut. Dia terdiam setelah memegang uang kertas senilai 10.000 tael. Dia jelas tak bisa berkata-kata. Dia berpikir bahwa pemuda ini mungkin adalah putra dari keluarga yang super kaya, bahkan bawahannya saja membawa uang senilai 10.000 tael.     

Sambil menggenggam erat uang senilai 10.000 tael itu, Shi Qing'er menatap wajah Fan Xian yang tampak acuh tak acuh. Dia bertanya pada dirinya sendiri, "Titisan dewa macam apa pria ini?"     

Fan Xian mengabaikan tatapan Shi Qing'er dan membelai Yan'er dengan lembut, yang masih tertidur pulas di belakangnya. Ujung-ujung jarinya mengelus leher Yan'er, dan tidak lama kemudian wanita itu perlahan-lahan terbangun dari tidurnya. Saat dia bangkit, dia menguap dengan lebar. Tampaknya dia telah tertidur dengan nyenyak     

"Ayo pergi."     

Fan Xian mengucapkan dua kata ini dengan lembut, dan setelah itu dia berdiri dan berjalan keluar ruangan. Deng Ziyue menggendong pria yang sekujur tubuhnya basah itu, yang entah masih hidup atau sudah mati, dan mengikuti Fan Xian. Shi Chanli menuntun Sang Wen, yang masih tampak terkejut sampai-sampai dirinya kesulitan berjalan. Mereka semua pun keluar dari ruangan itu.     

Beberapa saat kemudian, mereka telah melewati danau dan menghilang ke dalam kegelapan, jauh dari Rumah Bordil Baoyue.     

Shi Qing'er mulai meremas lembaran uang yang ada di genggamannya. Namun dia masih sadar bahwa dirinya bodoh jika melempar uang yang memiliki nilai sebanyak itu, dan setelah beberapa saat dia dengan cepat mengantongi uang itu. Matanya terus memperhatikan pemuda kaya itu, yang perlahan-lahan hilang di dalam kegelapan malam, saat dia bergumam, "Kamu sebaiknya berhati-hati."     

Rumah Bordil Baoyue dimiliki oleh dua pemilik, yang identitasnya disembunyikan. Shi Qing'er adalah anak buah dari pemilik yang kedua. Mereka beroperasi dengan kejam dan tidak berperasaan. Saat ini, Yan'er belum sepenuhnya bangun saat dia merasakan pusing yang tidak kunjung hilang. Setelah melihat kondisi kamar itu, dia sadar bahwa dirinya tidak tertidur. Dia sulit mempercayai bahwa seorang pemuda, yang memiliki senyum menawan, memiliki kekuatan seperti itu.     

Shi Qing'er mengangkat tangannya dan menampar wajah Yan'er.     

Tidak ada yang mengira bahwa Yan'er dapat dengan cepat menghindari tamparan itu. Setelah menghindar dari tamparan itu, dia menatap Shi Qing'er dan mengatakan, "Kenapa kamu mencoba memukulku?"     

Shi Qing'er menggertakkan giginya dan mengatakan, "Dasar gadis tidak berguna! Aku telah memintamu untuk mengumpulkan informasi tentang orang ini, tetapi lihat dirimu! Kamu malah tidur dengan nyenyak selama ini."     

Yan'er sekali lagi memperhatikan seisi ruangan dan menebak apa yang sebenarnya telah terjadi. Dia dengan dingin tersenyum dan menjawab, "Memang benar aku ini tidak berguna. Tetapi jika kamu menganggap dirimu lebih berguna, bisa-bisanya kamu membiarkan orang-orang itu pergi dengan membawa Sang Wen? Apa yang kamu harap dapatkan setelah menjelaskan semua ini kepada Yuan?"     

"Huh!" Shi Qing'er menatap wajah Yan'er, yang dibalut dengan riasan tebal. Dengan tatapan jijik, dia mengatakan, "Jangan harap kamu dapat pergi begitu saja hanya karena si pemilik menyukaimu. Rumah Bordil Baoyue adalah bisnis, sama seperti yang lainnya; kita tidak bisa berkelahi dengan seorang tamu. Tapi jangan khawatir, karena aku akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini. "     

Kedua wanita ini adalah wanita yang terkenal di Rumah Bordil Baoyue dan, karenanya, mereka berdua memiliki hubungan yang buruk. Karena kapan pun mereka saling berbicara, mereka akan saling sindir menyindir dan bahkan sampai bertengkar. Saat hal ini terjadi, staf-staf lainnya dengan cepat akan menjauh karena tidak ingin terseret ke dalam pertengkaran mereka.     

Beberapa saat kemudian, Yan'er tersenyum dan mengatakan, "Jangan lupa. Pemilik ingin agar kamu tidak berulah selama beberapa bulan ke depan. Itu artinya kamu sebaiknya jangan melakukan tindakan buruk sesukamu."     

"Buruk?" Shi Qing'er tersenyum dan berkata, "Kitalah yang mengendalikan ibu kota."     

Yan'er mengangkat alisnya untuk berpura-pura bingung dan berkata, "Oh! Mengenai pria yang tadi, aku hanya dapat berasumsi bahwa dia adalah petinggi dari Yamen ke-13. "     

"Cuihh omong kosong! Dia bukan berasal dari Yamen ke-13." Tatapan Shi Qing'er tampak dingin. "Menurutmu, di ibu kota ini, berapa banyak orang yang membawa 10.000 tael secara tunai kemana pun dia pergi? Tidak banyak. Bahkan jika kita mencari di bawah setiap batu dan ubin kantor Kementerian Kehakiman, aku jamin kita tidak akan menemukan uang sebanyak itu. Dia pasti adalah putra dari seorang baron. "     

Yan'er terkejut, dia tidak percaya bahwa "Tuan Chen" yang misterius itu adalah putra dari seorang baron. Dia merenungkan kembali saat-saat sebelum dia tertidur, dan bertanya-tanya tentang cara apa yang dilakukan Tuan Chen untuk membuatnya linglung hingga kehilangan kesadaran.     

Shi Qing'er menyadari alis Yan'er mengendur, lalu dengan keras mengatakan, "Dasar pelacur, jangan membuat dirimu terangsang dengan mengingat pria itu; jangan sampai kau membuat marah si bos."     

Yan'er mendengarnya, tetapi dia tidak merasa takut. Dia mulai tertawa dan berkata kepada Shi Qing'er, "Kamulah yang menyuruhku untuk melayani seorang tamu. Tidakkah kamu khawatir bahwa itu akan membuat bos marah?"     

Shi Qing'er tersenyum dingin dan menjawab, "Pria yang bersamamu tadi - Tuan Chen - akan segera mati. Kamu tidak keberatan bukan?"     

Setelah mendengar ini, Yan'er terkejut. Alisnya berkerut dan dia mengatakan, "Kamu akan membunuh lagi?"     

"Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja setelah dia mempermalukan Rumah Bordir Baoyue." Alis Shi Qing menukik tajam. Dia melanjutkan, "Mengingat identitasnya, kita mungkin lebih baik tidak membunuhnya terlebih dahulu. Tapi setidaknya, kita dapat membunuh Sang Wen, si jalang itu. Mereka sepertinya kurang beruntung, karena hari ini, bos kedua dan orang-orangnya sedang berada di Baoyue. "     

Setelah Yan'er mendengar ini, dia membayangkan bahwa Tuan Chen dan rekan-rekannya tanpa sadar telah menyerahkan diri mereka untuk menjalani hukuman mati. Meskipun dia tidak tahu identitas bos kedua, dia tahu identitas dari para pengikutnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak berperasaan, tidak takut pada apa pun, dan merasa seolah-olah merekalah yang menguasai ibu kota. Meskipun Tuan Chen adalah anggota keluarga baron, dia mungkin dapat tetap hidup, tetapi orang-orang di sekitarnya akan dibunuh.     

Yan'er menghela napas dan mengatakan, "Kau ini benar-benar nekat dan bertindak semaumu - hanya masalah waktu sebelum pemerintah mulai melakukan penyelidikan. Dan ketika mereka melakukannya, kita semua akan dihukum mati."     

Shi Qing'er menatapnya dengan tatapan jijik. Dia mulai tertawa dan mengejek ketidakberanian Yan'er. "Ada seorang pejabat terkenal di dewan yang bersedia untuk membantu kita. Dan ada beberapa orang di dalam istana yang akan membela kita. Siapa yang harus kita takuti? Apa yang harus kita takuti?"     

Wajah Sang Wen dibanjiri dengan air mata, saat dia berjalan keluar dari kawasan rumah bordir Baoyue. Dia membungkuk kepada Fan Xian, dan Fan Xian memberikan beberapa kata hiburan. Mereka lalu bergegas menuju ke kereta. Mereka naik ke dua kereta yang terpisah, menuju ke jalanan yang lebih ramai.     

Tidak lama kemudian, kedua kereta itu berhenti. Fan Xian membuka tirai keretanya dan dia tidak terkejut ketika melihat kehadiran dua kelompok orang yang menghalangi jalan. Tiap-tiap orang itu tampak membawa obor.     

Dari yang Fan Xian lihat, orang-orang ini bahkan belum dewasa malah mereka terlihat seperti berumur sekitar 14 atau 15 tahun. Wajah pucat mereka menunjukkan bahwa kebiasaan hidup mereka kotor. Mereka menunggangi kuda, yang dimana hal ini mengungkapkan identitas mereka, dan lebih jauh di depan mereka terdapat beberapa pelayan yang bertugas melindungi mereka. Mereka tampaknya sengaja menutupi jalan. Membunuh orang di jalanan ibu kota sepertinya bukanlah hal yang asing bagi orang-orang ini.     

"Keluar kau!" Seorang pemuda yang memimpin rombongan berandalan itu memiliki ekspresi wajah yang penuh dengan kebencian. Tatapan matanya dipenuhi dengan maksud jahat yang menggebu gebu, jelas sekali bahwa orang ini menikmati membantai orang-orang yang tidak bersalah tanpa rasa penyesalan. Bagi mereka itu adalah hal yang menyenangkan.     

"Wow hebat sekali, tidak butuh waktu lama bagi Rumah Bordir Baoyue untuk bertindak." Fan Xian mengejek sekaligus memuji pemuda itu dari dalam keretanya. Dia berbalik dan bertanya kepada Deng Ziyue, "Deng Ziyue, siapa orang-orang ini?"     

Wajah Deng Ziyue tampak datar saat dia memberi tahu Fan Xian, "Mereka adalah kelompok preman yang paling terkenal di ibu kota. Mereka adalah iblis, dan mereka terkenal selalu berbuat kekacauan. Tapi yang lebih penting dari itu semua, mereka adalah pewaris dari para duke. Karena itulah, tidak ada orang yang berani melawan mereka. "     

"Sepertinya Rumah Bordir Baoyue tidak hanya memiliki afiliasi dengan Hongcheng, tetapi mereka juga tampaknya memiliki hubungan dengan para duke." Fan Xian menggelengkan kepalanya dan melihat beberapa bayangan orang dari kedua sisi jalan; Unit Qinian telah bergerak. Saat melihat ini, dia tidak menahan untuk menggelengkan kepalanya sekali lagi.     

Kerajaan Qing berdiri melalui kekerasan. Jenderal-jenderal yang dulunya pergi berperang bersama dengan sang Kaisar untuk mendirikan kerajaan kini telah pensiun, dan mereka sekarang tinggal di ibu kota. Atas kerja keras dan pengorbanan yang telah mereka lakukan, mereka diberi gelar "duke". Dan sekarang, sang Kaisar yang saat ini memimpin Kerajaan, memastikan agar selalu merawat dan memberikan tunjangan kepada mereka dan keluarga mereka. Namun, mereka tidak diizinkan untuk terlibat dengan urusan pemerintahan. Untuk memastikan pembatasan seperti ini tetap ada, pejabat pemerintah akan selalu menggagalkan ujian mereka agar mereka tidak terlibat dalam urusan pemerintahan.     

Kini keluarga mereka telah mencapai generasi yang ketiga dan empat. Tetapi sekarang, generasi muda yang cerdas di dalam keluarga mereka semakin sedikit, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang kejam, sombong, dan tidak memiliki tujuan. Kini mereka telah mencapai usia remaja, dan meskipun mereka tidak diperhatikan oleh pemerintahan, mereka adalah orang-orang yang kaya. Mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa perlu mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Mereka masih muda tapi sudah merasa bosan dengan kehidupan mereka, oleh karena itu mereka melampiaskan kebosanan mereka dengan cara mengganggu orang lain. Mereka tidak terlalu takut dengan konsekuensi perbuatan mereka, dan semakin mereka bertambah tua, kelakuan mereka semakin buruk. Belakangan ini, mereka seringkali menghunuskan pedang mereka dan menyerang orang lain kapanpun mereka mau.     

Anak-anak ini juga menganggap bahwa diri mereka adalah penyelamat; orang-orang baik yang menjalankan bisnis-bisnis kotor di ibu kota dan organisasi kriminal yang sangat kejam. Mereka ini mirip dengan tentara bayaran yang menyebut diri mereka sebagai "Ranger". Namun, Fan Xian menganggap bahwa mereka semua ini adalah sampah. Entah berapa banyak orang yang telah mereka lukai atau bahkan bunuh.     

Meskipun usia Fan Xian hanya beberapa tahun lebih tua dari preman bocah ini, sifatnya jauh lebih dewasa. Setelah menilai situasi yang sedang terjadi, dia mengembalikan perhatiannya ke dalam kereta tanpa mempedulikan mereka yang ada di luar. Dia hanya menyampaikan perintahnya kepada anak buahnya.     

Garis keturunan para duke itu rumit dan sulit dilacak, walaupun mereka tidak memiliki otoritas di kerajaan. Bahkan keluarga Fan merupakan kerabat dari Duke Liu. Bisa-bisanya seseorang mengotori hubungan antar keluarga ini? Fan Xian selalu berpikir bahwa dia tidak harus menjadi orang yang mengambil peran ini, maka dari itu situasi ini membuatnya senang.     

"Seseorang, pergi dan hancurkan kereta itu!"     

Bocah duke itu tampak bersemangat saat meneriakkan perintah ini. Dia bergegas mendekati kereta itu, dan dibelakangnya terdapat sekelompok anak-anak yang berteriak tidak jelas ke arah kereta Fan Xian, sambil membawa pedang. Sambil mengayun-ayunkan pedang, mereka tampak seperti hiu yang baru saja mencium aroma darah.     

Sang Wen tampak ketakutan saat menyaksikan adegan itu, dia dengan cepat menarik kepalanya untuk bersembunyi. Dia memegang roknya saat kereta mulai bergoyang-goyang. Dia sebenarnya ingin berteriak, tetapi dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap diam.     

Fan Xian menatapnya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia membuka tirai sekali lagi dan melihat anak-anak gila itu menyerang keretanya dari atas kuda mereka. Dia berpikir tentang betapa buruknya keamanan publik di ibu kota belakangan ini. Tetapi kebanyakan dari pejabat ibu kota berafiliasi dengan sang Pangeran Kedua. Dengan reputasi yang dimiliki anak-anak ini, tidak ada yang mau menindak mereka. Dan di sinilah Fan Xian dapat melihat mereka, yang tampak bersemangat dengan tatapan yang haus akan darah. Rasa jijik yang dia rasakan saat melihat pemandangan itu, seperti seolah-olah dia baru saja menelan lalat.     

Meskipun perilaku anak-anak ini kekanak-kanakan, niat membunuh mereka dapat terlihat. Cara mereka menatap orang-orang yang lebih lemah dari mereka menunjukkan bahwa mereka haus akan pemandangan yang penuh dengan darah. Fan Xian adalah orang yang pernah menghadapi kematian ketika dia masih muda, oleh karena itu dia tidak pernah menganggap bahwa membunuh adalah tindakan yang mengerikan.     

Meski begitu, dia tahu bahwa itu bukanlah tindakan yang dia lakukan dengan senang hati. Dia tidak pernah menikmati membunuh orang. Di sisi lain, dia merasa bahagia karena dapat hidup, dan oleh sebab itu dia sangat menghargai hidupnya.     

Selain itu, malam ini, yang dia ingin lakukan hanyalah bersantai dengan uang operasional yang baru saja dia dapatkan. Dan terlepas dari keinginannya itu, Komisaris Dewan Pengawas malah terseret ke dalam pertikaian dengan preman-preman jalanan. Ini cukup memalukan baginya.     

Karena itulah, Fan Xian merasa jengkel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.