Sukacita Hidup Ini

Berjuang Untuk Menemukan Jalan Masuk



Berjuang Untuk Menemukan Jalan Masuk

0Ketika mereka tenggelam dalam pikiran dan kontemplasi, rombongan delegasi Qing tiba di stasiun kurir terakhir sebelum mencapai ibukota. Saat melihat barisan Penjaga Istana, Fan Xian menghela napas dan berusaha mencari jalan keluar tentang keberadaan Nona Chen menjelang kedatangan mereka di ibukota. Dia yakin bahwa kehadiran Nona Chen sama sekali tidak diperlukan, dan satu-satunya wanita itu dapat tinggal di dalam rombongan delegasi tidak lain hanya karena persahabatannya dengan sang Putri Besar dan rasa simpati Yan Bingyun.     
0

Pada saat ini, para pejabat dari Dewan Ritus, Kuil Honglu, dan Kuil Taichang sudah tiba di stasiun kurir tersebut duluan, menunggu kedatangan mereka. Saat mendapati rombongan delegasi itu perlahan-lahan mendekati tujuannya, mereka merapikan diri dan bersiap untuk menyambut Putri Besar Qi dengan sikap hormat. Fan Xian, dengan hanya melihat, mengisyaratkan Pengawal Macan untuk melindungi kereta sang Putri Besar dan menyembunyikan kehadiran seorang penumpang tambahan.     

Sebenarnya, berdasarkan otoritas dan status Fan Xian saat ini, dia tidak perlu terlalu berhati-hati.     

"Aku menghargai ketekunan Anda dalam melalui saat-saat yang paling melelahkan ini, Tuan Fan!"     

"Tuan Fan, perjalanan Anda telah merefleksikan kerajaan kami dengan baik dan Yang Mulia senang akan hal itu. Setelah Anda kembali ke ibu kota, aku rasa banyak tugas penting yang menanti Anda."     

"Kau salah, Tuan Hu! Saat ini, Tuan Fan…"     

Di tengah banyaknya sanjungan ini, Fan Xian memasuki stasiun kurir, melewati sejumlah besar pejabat. Putri Kerajaan Qi Utara sedang beristirahat di dalam ruangan. Namun, iring-iringan yang melibatkan penyambutan Kepala Duta lebih meriah lagi. Jika seseorang tidak tahu identitas Fan Xian, orang yang melihatnya akan bingung mengapa para konselor Qing, begitu menghormati seorang pejabat muda dan terlebih lagi hanya peringkat menengah.     

Fan Xian tersenyum dan hanya melambaikan tangannya kepada para pejabat yang ada di sekitarnya. Dia tidak terlihat jengkel, tetapi dalam benaknya dia ingin proses sambutan itu berjalan lebih cepat. Dia melihat ke sekelilingnya dan menyadari bahwa Fan Xian mengenal sebagian besar dari mereka yang sedang merayakan kepulangannya. Beberapa pejabat yang hadir pernah menjadi teman sejawatnya saat berada di Kuil Taichang, sementara beberapa lainnya adalah orang-orang yang dia kenal sejak zaman Kuil Honglu bernegosiasi dengan Kerajaan Qi Utara. Hanya para pejabat dari Dewan Ritus yang terlihat sedikit ketakutan saat menyapa dirinya, dan Fan Xian tahu persis mengapa; Fan Xian adalah orang yang membongkar kecurangan Guo You, mantan kepala menteri Dewan Ritus.     

Fan Xian duduk di kursi dan menyesap tehnya sebelum menanyakan, "Apa yang akan terjadi selanjutnya? Istana belum mengeluarkan keputusan resminya. Kapan delegasi diplomatik Qing dapat melanjutkan perjalanannya ke ibukota?" Dia tidak menunggu pejabat itu menjawab. Dengan nada menghina diri sendiri, Fan Xian mengatakan, "Aku adalah kepala duta. Aku tidak tahu bagaimana proses ini berlangsung."     

Jarang-jarang bagi mereka, pejabat Dewan Ritus memiliki kesempatan untuk menjadi dekat dengan Fan Xian, jadi siapa yang mau melewatkan kesempatan ini? Seorang pejabat dengan cepat menjawab: "Jangan khawatir, Tuan Fan; Kami telah menempatkan Penjaga Istana disini , dan semua pengaturan mengenai masalah dengan istana sudah diurus."     

Seorang dari Kuil Honglu yang jabatannya rendah tak mau ketinggalan juga dan berbicara: "Sang Kaisar sadar bahwa anggota delegasi QIng telah jauh dari rumah untuk waktu yang cukup lama, dan Sang Kaisar sangat mengerti bahwa Anda pasti merindukan keluarga Anda. Oleh karena itu, Sang Kaisar tidak mengeluarkan titahnya. Sehingga, Anda bebas untuk memasuki ibukota kapan pun yang Anda mau. Namun, setelah kembali, datanglah ke istana ... "     

Pejabat rendahan ini tidak dapat menyelesaikan dialognya, karena di saat itu juga seorang pejabat tingkat empat tiba-tiba masuk ke dalam ruangan. Para pejabat di dalam segera menyambut kehadirannya. Fan Xian terkikik ketika dia berdiri, mendekat dan merangkul pundak pejabat itu dengan riang. "Tuan Ren, mengapa kau datang?"     

Pria ini adalah wakil menteri dari Kuil Taichang, Ren Shao'an. Dia juga merupakan salah seorang anak buah dari ayah mertua Fan Xian. Ren Shao'an, setelah melihat Fan Xian kembali dengan selamat, merasa sangat lega, dan ini membuat wajahnya tersenyum masam. "Putri Kerajaan Qi akan menikah; ini adalah peristiwa besar. Kami dari Kuil Taichang tidak boleh bekerja terlalu keras; Sensor Istana tidak perlu datang berkunjung, jadi aku harus pergi."     

Fan Xian tertawa, menghibur keraguan yang ada di dalam hatinya. Saat mengetahui bahwa delegasi Qing akan tiba di stasiun kurir terakhir hari ini, dia bertanya-tanya mengapa Ren Shao'an baru muncul sekarang. Fan Xian mengucapkan selamat tinggal pada para pejabat lainnya dan menarik Ren Shao'an ke luar sebelum bertanya kepadanya, "Apa yang telah terjadi?"     

Ren Shao'an tahu bahwa orang yang ada di depannya ini masih muda, yang meski terlihat lembut di luar, di dalamnya dia adalah sosok orang yang tangguh. Selama satu tahun berada di ibukota, pemuda ini telah menjadi dalang dari insiden-insiden besar yang sudah terjadi di ibukota. Dia telah menggulingkan banyak pejabat, dan Ren Shao'an tidak yakin apakah dirinya harus mengatakan hal itu atau tidak. Tetapi, Perdana Menteri Lin Ruofu sudah pensiun, dan kini, keluarga Lin hanya bisa mengandalkan klan Fan. Setelah mempertimbangkan kedua situasi ini, Ren Shao'an dengan ragu-ragu menanyakan, "Tuan Fan, apa maksudmu?"     

Fan Xian menatap lurus ke matanya dan mengatakan, "Tuan Ren tolonglah, aku bukanlah orang bodoh. Delegasi Qing akan kembali ke ibukota. Ketika kami meninggalkan Shangjing, peraturan yang telah ditetapkan oleh Kerajaan Qi Utara pasti sudah diketahui oleh Istana kerajaan Qing. Bisa-bisanya seorang Putri Qi Utara anggota kerajaan Qi Utara disambut oleh para pejabat berkedudukan rendah seperti itu? ... Di mana Xin Qiwu? Dan para menteri Dewan Ritus? Sang Putri Besar ini akan segera menikah; setidaknya kirim beberapa Countess tua dari istana. Kau berasal dari Kuil Taichang; hal menyangkut masalah kerajaan seperti ini seharusnya merupakan salah satu tanggung jawabmu. Jika aku tidak bertanya padamu, kepada siapa aku harus bertanya? "     

Ren Shao'an tersenyum masam sekali lagi dan mengatakan, "Hari ini, Xin Qiwu dan anggota Dewan Ritus telah pergi ke sana. Tolong jangan menyalahkanku, Fan Xian. Aku telah membuat orang-orang disana kesal dengan datang ke sini. "     

"Di mana maksudnya 'sana' ini?" Fan Xian bertanya dengan terkejut.     

Ren Shao'an tertawa getir, senyum masamnya masih menempel di wajahnya. Dia mengatakan, "Pangeran Tertua juga akan tiba di ibukota hari ini. Kemahnya berada 3 mil dari sini. Kebetulan, bukan? Mereka yang berasal dari Dewan Ritus, Biro Militer, dan Kementerian Perang ditempatkan di sana. Itulah mengapa penyambutan kedatangan delegasi Qing tidak terlalu meriah." Ren Shao'an melanjutkan, "Fan Xian, aku tahu bahwa kita adalah teman, dan karena itu aku tidak takut untuk bertanya; apakah kau benar-benar peduli dengan hal seperti itu?"     

Fan Xian tertawa, dia akhirnya mengetahui keadaan Ren Shao'an yang sebenarnya. Sambil menggelengkan kepalanya, dia mengatakan, "Sejujurnya, aku hanya ingin cepat kembali ke ibukota, tetapi bagaimanapun juga, sang Putri Besar tetaplah merupakan seorang putri. Jika Istana Kekaisaran tidak memperlakukannya dengan pantas, orang-orang bisa saja mulai berbicara di belakang kita. Dan hal itu bukanlah hal yang baik. "     

Fan Xian setidaknya merasa lega karena kebingungannya mengenai penyambutan delegasi diplomatik Qing terjawab. Bagaimanapun juga, Pangeran Tertua adalah sosok pemimpin bagi seluruh pasukan militer kerajaan. Pantas saja banyak pejabat yang lebih memilih untuk menghadiri penyambutan kedatangan Pangeran Qing daripada Putri Qi; jika mereka ingin menjilat seseorang, mereka akan melakukannya pada seseorang yang lebih tinggi kedudukannya. Fan Xian mengangkat tangannya untuk menyela Ren Shao'an, dia bertanya dengan rasa ingin tahu," Keputusan resmi yang ditetapkan pada awal tahun ini, yang merujuk pada kedatangan Pangeran Tertua, menyatakan bahwa dia akan kembali pada akhir musim gugur. Kenapa dia kembali begitu cepat? "     

"Dari apa yang kudengar, sang Permaisuri Janda Qing sangat merindukan cucunya dan karenanya, meminta kepulangannya dipercepat." Ren Shao'an tertawa. "Dan sekarang mereka kembali lebih cepat. Aku yakin bahwa pasukan militer di barat tetap berada di Dingzhou. Pangeran Tertua datang dengan membawa 200 orang pasukannya."     

Fan Xian, menggelengkan kepalanya sekali lagi, sambil mengatakan, "Para pejabat dari Dewan Ritus, apakah mereka menghabiskan waktu terlalu banyak dengan klan Guo sampai-sampai menjadi bodoh? Delegasi Qing kembali ke ibukota dan Pangeran Tertua kembali ke istana, tidak bisakah hal ini dipersiapkan dengan lebih baik? Atau setidaknya mengirimkan surat pemberitahuan kepada kami? Aku yakin baik rombongan delegasi atau Pangeran Tertua tidak akan keberatan untuk menunda perjalanan selama dua hari, jika hal itu memungkinkan kedua pihak menerima sambutan yang lebih pantas. Benar-benar, sekarang kita semua terjebak di sini, di luar kota, menunggu pihak mana yang diizinkan untuk memasuki kota terlebih dahulu. "     

"Dewan Ritus dan Kuil Honglu telah mengirim banyak surat, memberitahumu untuk memperlambat perjalanan rombongan Anda. Siapa yang tahu bahwa rombongan delegasi QIng yang membawa seorang Putri Qi Utara ternyata tidak menghabiskan sehari pun waktu untuk beristirahat? Ini semua terjadi karena perjalanan rombongan delegasi Anda yang terlalu cepat sekaligus keinginan Anda untuk cepat pulang yang menyebabkan semua ini. "     

Fan Xian terkikik, tetapi dia tidak berkata-kata. Sebenarnya, mempercepat laju kembalinya delegasi itu adalah idenya sendiri, tetapi dia tidak ingin mengungkapkan hal ini.     

"Apa yang kuminta darimu adalah sedikit kesabaran sambil menunggu prosedur kepulangan rombongan delegasi telah selesai. Dua hari saja sudah lebih dari cukup; apakah itu tidak apa-apa?" Setelah mengatakan ini, Ren Shao'an melihat mata Fan Xian. Dia tidak tahu berapa lama pemuda ini menjadi anggota Dewan Pengawas, tetapi dia berharap bahwa pada saat ini, sikap sombong dan arogan Chen Pingping tidak menular padanya. Ketika memikirkan hal ini, Ren Shao'an meneruskan, "Direktur Dewan Ritus yang baru terlalu malu untuk memberitahu hal ini padamu, jadi dia mengutusku untuk menyampaikan pesan ini."     

"Sial! Tidak ada lagi yang aku inginkan saat ini selain pulang ke rumah dan memeluk istriku." Hubungan persahabatan antara Fan Xian dan Ren Shao'an cukup dekat, oleh karena itu perilakunya tidak terlalu formal dihadapannya. "Sekarang aku harus menunggu dua hari lagi? Berikutnya kamu mengunjungi rumahku, berhati-hatilah terhadap istriku, karena dia mungkin akan menendang pantatmu karena hal ini."     

Setetes keringat mengalir dari dahi Ren Shao'an, karena dia tahu seperti apa istri Fan Xian. Terlepas dari tubuhnya yang lemah, dengan kecenderungannya untuk jatuh sakit, latar belakang istri Fan Xian menunjukkan bahwa dia bukan wanita sembarangan.     

Fan Xian tidak punya keinginan untuk menyebabkan masalah dengan Pangeran Tertua, yang belum pernah dia temui sebelumnya. Bagaimanapun juga, dia adalah Pangeran Tertua, dan kedudukan Fan Xian tidak dapat disandingkan dengannya; maka dari itu, tidak ada gunanya mencoba untuk bersaing tentang siapa yang dapat memasuki ibukota terlebih dahulu. Sambil tertawa, Fan Xian menepuk bahu Ren Shao'an dan mengatakan, "Jangan khawatir, aku tidak akan mempersulitmu." Fan Xian melanjutkan, "Aku akan pergi dan memberitahu sang Putri Besar. Tidak ada gunanya mencoba untuk mengambil resiko terjadinya pertumpahan darah antara Putri Qi dan calon suaminya. Kita, orang-orang kecil, harus menyampaikan sekaligus menjelaskannya hal ini kepadanya. "     

Ren Shao'an membeku ketika Fan Xian mendekati ruangan tempat sang Putri Besar beristirahat. Dalam hatinya, dia memikirkan keuntungan apa yang akan didapatkan Fan Xian dengan memberi tahu sang Putri Besar tentang masalah ini. Bagaimanapun juga, tidak ada yang salah dengan menunda dua hari perjalanan. Tetapi, bagaimana jika sang Putri Besar adalah tipe orang yang akan marah jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya? Bagaimana jika terjadi pertikaian? Ini adalah pemikiran-pemikiran yang terlintas di dalam benak Ren Shao'an saat dia berdiri di sana.     

Ren Shao'an tidak menyadari sifat Fan Xian yang sangat egois. Sebenarnya, Fan Xian sama sekali tidak peduli jika pertikaian antara Pangeran Tertua Qing dan Putri Qi terjadi. Fan Xian hanya sangat tidak sabar untuk kembali ke rumahnya, dan jika dengan berbicara kepada sang Putri Besar dapat membuat keinginannya tercapai, maka dia tidak ragu untuk melakukannya.     

Saat itu cuaca sangat terik, membuat Ren Shao'an menyeka keringat dari alisnya. Ketika dia melakukan ini, dia melihat seorang pejabat peringkat empat berlari ke stasiun kurir dengan panik. Punggungnya basah oleh keringat. Meskipun saat itu baru awal musim gugur, cuaca pada saat itu jauh lebih panas daripada kebanyakan tahun, yang membuat pejabat peringkat empat satu ini sangat kesulitan, karena dia telah berlari bolak-balik antara kemah Pangeran Tertua dan rombongan delegasi, yang berjarak 3 mil jauhnya. Pejabat ini adalah wakil menteri Xin Qiwu dari Kuil Honglu. Dia bertemu dengan Ren Shao'an, sehingga dia pun dia membungkuk di depannya dan mengatakan, "Hei, kau tiba di sini lebih awal!"     

Ren Shao'an tahu bahwa Xin Qiwu berasal dari istana timur, tetapi mereka tidak terlalu dekat satu sama lain, tidak seperti hubungannya dengan Fan Xian. Bahkan, hubungan mereka begitu dekat sampai-sampai ketika Perdana Menteri mengundurkan diri, para pejabat di kantor-kantor pemerintah mengelompokkan mereka sebagai satu kubu. Ren Shao'an tertawa dan mengatakan, "Tuan Fan ada di sana. Anda bisa masuk, tapi kalau aku tidak akan masuk sekarang. Jika sang Putri Besar mulai berteriak, lebih baik anda yang kena marah bukan aku. Selain itu, mengapa Anda terlambat? Aku kira Anda cukup dekat dengan Fan Xian. Bagaimanapun juga, Anda sekarang harus waspada, karena dia mungkin akan marah pada Anda karena datang terlambat."     

Dengan senyum masam, Xin Qiwu menjawab, "Tuan Fan bukan orang seperti itu." Ketika dia memikirkan peristiwa dan kejadian hari itu, dia merasa lucu tentang fakta bahwa kedua pihak yaitu Pangeran Tertua dan rombongan delegasi tiba secara bersamaan. "Aku mengerti. Kita tidak perlu menyalahkan Dewan Ritus. Semua pejabat sedang kebingungan, mereka mempertimbangkan siapa yang harus mereka sambut di ibukota terlebih dahulu. Katakan padaku, menurutmu, siapa yang harus kita sambut terlebih dahulu Tuan Ren? "     

Beberapa saat sebelum mereka berdua berbicara lagi, suasana menjadi hening dan sedikit canggung. Setelah beberapa waktu, mereka masing-masing terbatuk. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa rombongan delegasi Qing itu sama pentingnya dengan Pangeran Tertua, yang tentu merupakan kesimpulan yang tidak wajar, dan mereka sadar akan hal itu. Tetapi apakah alasan mereka beranggapan seperti ini karena keberadaan Fan Xian yang berada di delegasi diplomatik? Bagaimanapun juga, pemuda itu adalah komisaris Dewan Pengawas, dan dia sedang membawa sejumlah kitab suci dan karya tulis yang semua terlihat sangat kuno dan penting. Mungkinkah mereka menganggap bahwa Fan Xian sama pentingnya dengan Pangeran Tertua?     

Xin Qiwu menggelengkan kepalanya dan mengesampingkan pikiran konyol itu. Namun, dia tidak dapat menyangkal bahwa bagi banyak orang, Fan Xian adalah sosok yang terhormat; buktinya banyak pejabat yang bingung akan siapa yang ingin mereka sambut duluan. Bagaimanapun juga, Fan Xian meninggalkan kesan yang mendalam bagi orang-orang di ibukota. Dia adalah katalisator dalam seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun di ibukota. Dan sekarang, di dalam rombongan delegasi yang dia pimpin, terdapat seorang Putri dari negeri asing, meski sebenarnya bukan ini alasan mengapa banyak pejabat datang dan berkumpul di stasiun kurir. Para pejabat itu, sebenarnya ingin menjadi lebih dekat dengan keluarga Fan dan Dewan Pengawas.     

"Tuan Fan belum bertemu denganku. Apakah dia menyebutkan namaku?" Xin bertanya dengan hati-hati.     

Ren menggelengkan kepalanya, membuat Xin menjadi lega. Sambil tersenyum, Xin mengatakan, "Logisnya, Pangeran Tertua memasuki ibukota terlebih dahulu. Jadi untuk sekarang, aku harus pergi untuk membantu istana timur dalam mempersiapkan penyambutan. Tuan Fan tidak lebih dari seorang pejabat sopan, yang tahu tempatnya . "     

"Aku tidak benar-benar tahu tempatku." Fan Xian mendekati Xin dan Ren saat mereka baru saja selesai berbicara, dia melambaikan tangannya saat berjalan mendekat. Dengan nada bercanda, Fan Xian berkata pada mereka berdua, "Apakah kau mau menemaniku minum, Xin? Aku telah pergi dari negara ini selama berbulan-bulan, dan saat aku kembali, kau bahkan tidak ada di sini untuk memberi sambutan. Aku sangat marah. Haha ! "     

Xin Qiwu tertawa gelisah dan hampir mengatakan sesuatu ketika dia melihat Fan Xian tersenyum. Fan Xian kemudian mengatakan, "Sejujurnya, kau ini adalah wakil menteri dari Kuil Honglu, dan kau cukup berpengalaman dalam diplomasi urusan luar negeri; sebenarnya kau tidak perlu datang menyambut rombongan delegasi Qing ini. Akan tetapi, untuk apa kau pergi menyambut Pangeran Tertua? Apakah kau berencana untuk bergabung dengan Biro Militer dengan pergi ke sana dan menjilat sepatu botnya?"     

Dia berbicara dengan lembut, tetapi jelas bahwa kata-katanya mengandung hinaan.     

Xin terkejut, dia beranggapan bahwa Fan Xian cukup kesal terhadap dirinya sampai-sampai pemuda di hadapannya ini dapat berkata seperti itu.     

Dan di sanalah Fan Xian, berhadapan dengan dua pejabat muda berpangkat tinggi. Dia membungkuk, berdiri tegak dan kemudian berkata, "Delegasi diplomatik Qing akan memasuki ibu kota hari ini. Bisakah kalian mengaturnya? Aku tidak dapat menemukan pejabat lainnya dari Dewan Ritus, jadi hal ini kuserahkan kepada kalian. "     

Jika sebelumnya mereka terkejut, sekarang mereka tercengang. Mereka tidak pernah mengira bahwa Fan Xian mempunyai nyali untuk mendahului Pangeran Tertua dalam hal apapun. Sepertinya istana sudah lupa, karena istana tidak mengeluarkan dekret; jika rombongan delegasi benar-benar ingin memasuki ibu kota terlebih dahulu, berdasarkan aturan yang ada, hal itu diperbolehkan.     

Masalah terbesar mereka adalah fakta bahwa mereka sedang berurusan dengan Pangeran Tertua.     

Ren Shao'an terbatuk lagi, untuk mengisyaratkan kepada Fan Xian bahwa Xin Qiwu berada di pihak Putra Mahkota, istana timur. Dia merasa Fan Xian tidak pantas menyudutkan Xin Qiwu seperti itu, dengan membuatnya tampak kurang ajar di hadapan Pangeran Tertua – tetapi ini bukan urusan Fan Xian. Fan Xian justru terus tersenyum dan mengulangi ucapannya, "Rombongan delegasi ingin memasuki ibukota terlebih dahulu. Kalian berdua pastikan hal ini terjadi, karena ini adalah keinginan sang Putri Besar dari Qi Utara. Pangeran Tertua harus bisa menunggu!"     

Setelah selesai berbicara, Fan Xian berbalik dan keluar dari stasiun kurir. Seketika itu juga, dia mulai mengumpulkan orang-orang yang merupakan anggota delegasi untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke ibukota. Dan sementara Fan Xian melakukannya, kedua wakil menteri itu terus berdiri terpaku. Meskipun mereka tidak mengatakannya dengan lantang, mereka berdua memiliki keprihatinan yang sama, mereka bertanya pada diri mereka sendiri, "Memangnya Fan Xian pikir dia itu siapa? Beraninya dia mencoba mendahului Pangeran Tertua!" Ekspresi wajah Xin Qiwu tampak kacau, sampai akhirnya dia menggerus giginya dan mengatakan, "Aku tidak akan melakukannya. Jika tidak ada perintah lebih lanjut dari istana, maka semua sudah jelas. Aku tidak peduli. "     

Ren Shao'an dengan penuh rasa ingin tahu bertanya pada Xin Qiwu, "Jika kau tidak melakukan ini, ke mana kau akan pergi? Jika kau sebagai wakil menteri Kuil Honglu benar-benar mengabaikan Fan Xian seorang kepala duta Qing yang sekaligus membawa Putri dari negara asing bersamanya, bersiap-siaplah kehilangan jabatanmu! "     

Xin tertawa dan mengatakan, "Aku tidak terlalu peduli dengan Pangeran Tertua. Lagipula ini adalah pekerjaanku. Bahkan jika Pangeran Tertua tidak senang, aku masih memiliki penjelasan yang masuk akal; karena aku telah memutuskan untuk mengikuti rombongan delegasi. Bagaimana denganmu? Kau adalah wakil menteri Kuil Taichang. Kau bertanggung jawab atas urusan keluarga kerajaan. Dimana hal itu termasuk Putra sang Kaisar; sedangkan rombongan itu saat ini sedang membawa seorang Putri Besar dari negara asing yang sebentar lagi akan menjadi menantu sang Kaisar. Pihak mana yang akan kau bela?"     

Dalam benaknya, Ren Shao'an memaki-maki Xin, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Bagaimanapun juga, dia adalah teman baik Fan Xian, jadi apa lagi yang bisa dia lakukan? Dia menggelengkan kepalanya dan dengan enggan pergi untuk memberi tahu kepada Pangeran Tertua bahwa mereka harus menunggu, dan untuk memberitahu Dewan Ritus agar mereka mempersiapkan upacara penyambutan delegasi diplomatik Qing terlebih dahulu. Bagaimana reaksi Pangeran Tertua? Ren Shao'an harus pergi dan melihatnya sendiri. Dia juga bertanya-tanya, apa yang akan terjadi di jalan masuk menuju ke ibukota.     

Fan Xian masuk ke dalam kereta Yan Bingyun, dia menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Tetaplah di sini dan jangan mengungkapkan dirimu pada siapa pun. Ketika kita memasuki ibukota, Tuan Yan akan mengirim seseorang untuk menjemputmu. Ingat, saat kau ditanyai, jangan memberikan informasi sedikitpun. "     

Yan Bingyun mengangkat kepalanya yang tertunduk dan mengatakan "Apa yang sedang kamu perjuangkan? Tindakanmu ini sama saja dengan menghina Pangeran Tertua - dia adalah putra sang Kaisar! Apa yang membuatmu berpikir bahwa kau dapat bersaing dengannya? Kau ini bukan orang yang bodoh, jadi apa alasannya kau melakukan tindakan bodoh seperti itu? "     

"Pangeran?" Fan Xian memutuskan untuk duduk di samping Yan Bingyun, karena sekarang, yang dapat mereka lakukan hanyalah menunggu keberangkatan rombongan delegasi. Dia tertawa dan bertanya, "Bukankah hal seperti ini sering terjadi? Dan selain itu, bukan aku yang ingin menentangnya. Ini semua adalah keputusan salah seorang dari wanita-wanita bangsawan itu, untuk bersaing dengan Pangeran Tertua."     

Yan Bingyun bingung, dan Fan Xian tertawa sekali lagi. Dia melanjutkan, "Mereka berdua belum pernah bertemu dan kini sudah bertengkar tentang siapa di antara mereka yang akan menjadi bosnya. Sang Putri Besar ini awalnya adalah seorang wanita yang lembut, tetapi saat dia mendengar bahwa Pangeran Tertua mencoba untuk memasuki ibukota terlebih dahulu, dia berubah. Dia berdiri di dekat tepi sungai di sebelah timur dengan mulut ternganga ... Wanita ini. Dia masih tidak mengerti. "     

"Sungai bagian timur? Sungai apa? Apa yang sedang kamu bicarakan?" Yan Bingyun mengecam Fan Xian dengan berkata, "Jelas-jelas kamulah yang memprovokasi agar pertikaian ini terjadi. Aku tidak mengerti. Kita bahkan belum mencapai ibukota dan kau sudah memulai pertikaian dengan Pangeran Tertua. Apa apa yang sedang kamu pikirkan? "     

"Wow, kamu sudah mulai mengkhawatirkan bosmu ini rupanya." Dengan ekspresi masam, Fan Xian berkata pada Yan Bingyun, "Aku benar-benar tidak memprovokasi sang Putri Besar. Siapa yang mengira bahwa sang Putri sendiri mempunyai hasrat untuk mendominasi?" Kalimatnya ini diambil langsung dari bab delapan puluh dua dari, Dream of the Red Chamber. Fan Xian belum menulisnya; dia hanya mengutarakannya. Di dalam hatinya, dia merasa bahagia, tidak ada lagi yang dia inginkan saat ini selain kembali ke rumah dan bertemu dengan istrinya. Singkat cerita, kata-katanya ini adalah pelumas untuk memperlancar tindakan liciknya hari ini.     

"Alasan aku memilih untuk membuat Pangeran Tertua tersinggung itu cukup sederhana. Jarang-jarang ada kesempatan seperti itu; kesempatan itu adalah cara di mana aku bisa menunjukkan betapa aku benar-benar membenci Pangeran Tertua."     

"Kenapa bisa begitu?"     

"Meskipun kamu sudah lama berada di utara, aku bisa menjamin bahwa kamu mungkin telah mendengar banyak dari orang-orang delegasi dalam perjalan kita, tentang tindakan-tindakan eksploitasi yang aku lakukan. " Fan Xian memandang Yan Bingyun.     

Yan Bingyun mengangguk.     

"Apakah kamu tahu seperti apa hubunganku dengan istana timur?"     

"Tampaknya telah terjadi kekacauan dan rentetan perselisihan akhir-akhir ini, tetapi percaya atau tidak, Putra Mahkota sangat peduli denganmu. Hal yang sama berlaku pada insiden ujian pegawai negeri, Putra Mahkota mendukung tindakanmu saat itu. Dan juga mendukung keberangkatan delegasi diplomatik Qing ke Qi Utara. Dia sangat baik terhadap dirimu. "     

"Itu adalah kabar baik. Oleh karena itu, aku harus membela istana timur sebagai balasannya." Pembicaraan ini mengacu pada skandal ujian, tapi ini bukan sesuatu yang pernah dikatakan Fan Xian pada Yan Bingyun. Dia melanjutkan, "Dan aku juga ada di daftar orang baik milik Pangeran Jing. Terlebih lagi, dia berhubungan baik dengan Pangeran Kedua; yang itu berarti hubunganku dengan Pangeran Kedua juga tidak buruk."     

Yan Bingyun mulai mengerti mengapa Fan Xian berusaha untuk menyinggung Pangeran Tertua.     

"Jadi, berhubungan dengan istana timur, hubunganku dengan dua pangeran itu bagus. Di masa depan, jika hubunganku dengan Pangeran Tertua membaik ..." Tiba-tiba ekspresi Fan Xian tampak menghina dirinya sendiri, lalu sambil tersenyum dia berkata, "Jika ada seorang pemuda yang bertanggung jawab atas Dewan Pengawas dan Keuangan Istana, dan dia adalah seseorang yang berteman baik dengan ketiga pangeran, orang akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh pemuda ini. Para wanita istana akan menganggap pemuda ini sebagai batu sandungan. "     

Di luar ibukota, pada hari ini, telah terjadi kekacauan. Satu-satunya pihak yang berwenang untuk mengakhiri kekacauan ini adalah istana, tetapi mereka belum mengeluarkan keputusan. Dibawah panasnya sinar matahari, para pejabat yang berdiri di luar gerbang kota dengan gelisah melihat dua karavan yang terpisah di kejauhan. Dalam hati mereka, mereka mengutuk Fan Xian atas tindakannya pada hari ini. Itu wajar, mereka tidak akan menyalahkan Pangeran Tertua, karena dia adalah Pangeran Tertua putera dari sang Kaisar.     

Prajurit-prajurit yang berbaris bersama dengan Pangeran Tertua adalah prajurit yang kelelahan setelah bertempur di wilayah barat. Saat melihat rombongan delegasi itu, mereka berpikir untuk mencari solusi yang memungkinkan mereka memasuki ibukota terlebih dahulu; mereka tampak tidak senang. Namun, mereka, pasukan yang berada di bawah komando langsung Pangeran Tertua, tampak disiplin. Mereka tidak terpengaruh oleh hampir semua hal dan karena itulah mereka tidak memiliki pikiran buruk ataupun kebencian terhadap rombongan delegasi yang sekarang lewat di depan mereka. Namun, ada satu penunggang kuda di antara mereka, yang tidak bisa menahan mulutnya. Ketika rombongan delegasi itu lewat, dia berteriak, "Di mana pejabat bodoh itu? Apakah dia mau mati!?"     

Kedua karavan itu berhenti tepat bersebelahan satu sama lain. Suasana tampak sangat tegang.     

Fan Xian turun dari kereta dan segera merapikan pakaiannya. Dia melihat ke arah sebuah kereta yang kemungkinan besar dinaiki Pangeran Tertua dan berteriak, "Ini aku, Fan Xian. Aku mengucapkan salam kepada Anda wahai Pangeran Tertua."     

"Fan Xian? Kamu ini adalah Fan Xian ?!" Suara menakutkan muncul dari dalam kereta. Dengan nada ejekan, orang itu melanjutkan, "Aku tidak percaya bahwa kamu ini adalah suami Chen'er. Beraninya kamu bersaing dan berusaha mendahuluiku! Tindakanmu ini bukan disebut berani, tapi bodoh!"     

Fan Xian tersenyum dan dengan sopan menjawab, "Aku tidak ada niatan untuk bersaing dengan Anda. Hanya saja ..."     

Sebelum Fan Xian selesai berbicara, sebuah suara yang lembut, namun lantang keluar dari kereta mewah yang ada di belakangnya; suara itu adalah suara Putri Kerajaan Qi Utara. "Aku adalah seorang wanita yang lemah, tetapi aku telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Apakah Anda benar-benar ingin memaksaku untuk menunggu di luar ibukota selama beberapa hari lagi?"     

Para prajurit Pangeran Tertua tampak terkejut, barulah sekarang mereka ingat bahwa rombongan itu membawa kehadiran seorang bangsawan yang penting. Wanita yang akan menjadi permaisuri mereka.     

Fan Xian melirik ke arah pasukan kavaleri milik Pangeran Tertua. "Ini adalah masalah keluarga," pikirnya. "Sebaiknya kita tidak usah ikut campur."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.