Sukacita Hidup Ini

Kediaman Chang Ninghou



Kediaman Chang Ninghou

0Mendengar pernyataan tersebut, Fan Xian mempertahankan ekspresinya yang tenang. Dia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi pada akhirnya. Tujuannya pergi ke jalan Xiushui untuk membeli hadiah hanyalah misi sampingan, tujuan utamanya adalah untuk melihat bagaimana keadaan bisnis-bisnis istana Qing di utara. Oleh karena itulah Fan Xian tidak terkejut ketika si penjaga toko memanggilnya dengan hormat. Bagaimanapun juga, keuangan istana masih berada di bawah kendali sang Putri Sulung. Sangat mungkin bahwa beberapa orang kepercayaan sang Putri Sulung sedang bersembunyi di dalam Qi Utara.     
0

Fan Xian yakin bahwa sang Putri Sulung akan mengirim orang untuk menemui dirinya ketika dia menjadi kepala diplomat, meskipun dia tidak tahu mengapa. Keyakinannya ini bukan sekedar intuisi; keyakinannya ini berlaku untuk semua orang-orang Qing. Orang-orang Qing, terlepas dari baik atau jahatnya sifat mereka, mereka semua memiliki rasa kepercayaan diri dan kesombongan yang tinggi. Sang Putri Sulung telah memusatkan usahanya untuk membebaskan Xiao En dan tidak diragukan lagi bahwa dia memiliki motif tersembunyi. Jika motifnya itu tidak ada hubungannya dengan rahasia tentang kuil yang disimpan Xiao En, maka pasti ada hubungannya dengan Shang Shanhu, yang telah bersantai-santai di Shangjing. Xiao En sekarang telah dikirim ke suatu daerah di pedalaman negara Qi, dan sang Putri Sulung ingin membebaskannya. Jelas dia akan mencoba untuk melakukan kontak dengan Fan Xian, yang merupakan suami dari putrinya dan kepala diplomat Qing.     

Tetapi istilah "menantu" itu terdengar aneh bagi Fan Xian. Sulit dipercaya bahwa ibu mertuanya ini mulai menyukai dirinya.     

Karena Sheng Huairen berani memanggilnya "menantu" secara langsung, itu berarti dia pasti adalah orang kepercayaan sang Putri Sulung. Fan Xian menatapnya dan mengangguk. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"     

Sheng Huairen tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menyerahkan sebuah surat pada Fan Xian.     

Saat duduk di kereta, Fan Xian meraba surat yang ada di dalam lengan bajunya. Dia belum punya waktu untuk membacanya, tetapi dia sudah bisa merasakan berat dari isi surat itu. Begitu urusannya pada hari itu selesai, dia harus segera membaca surat itu. Di sebelahnya, terdapat Wang Qinian, pelacak yang berbakat, dan Gao Da, seorang petarung yang kuat. Tetapi dia tidak mempunyai bawahan yang bisa membantunya dalam menilai situasi yang sedang dia hadapi saat ini dan menganalisis informasi.     

Dia teringat dengan siswa-siswa yang dia pilih selama ujian pegawai negeri. Saat ini mereka semua mungkin sudah menduduki jabatan mereka. Tetapi, meskipun mereka adalah administrator yang berbakat, tidak berarti mereka mampu menghadapi konspirasi-konsipirasi yang dihadapi Fan Xian. Bahkan jika dia ingin melatih Shi Chanli, tidak ada cukup waktu. Hati Fan Xian tiba-tiba berdetak kencang. Jika dia bisa membebaskan Yan Bingyun secepatnya, itu akan sangat membantu rencana istana.     

Pada saat itu, Wang Qinian dengan hormat memberikannya secarik kertas. Fan Xian mengangkat kepalanya dan melihatnya. Ternyata itu adalah uang kertas senilai 500 tael perak. Dia mengerutkan kening. "Apa ini?"     

"Komisi dari Penjaga Toko Yu dari toko kaca."     

Fan Xian menatap uang itu dan tersenyum. "Komisi dari hutang ... kamu boleh membaginya dengan Gao Da. Dan memberikan beberapa kepada para Pengawal Macan."     

500 tael perak adalah jumlah uang yang cukup besar, tetapi Fan Xian bahkan tidak pikir panjang untuk memberikannya. Hanya seseorang dari keluarga kaya seperti keluarga Fan yang terbiasa berkelakuan seperti itu. Sekarang Fan Sizhe dapat menghasilkan puluhan ribu tael per tahun, jadi dia tidak punya alasan untuk mengambil uang itu.     

Duduk di sebelah mereka, Lin Jing tertawa. "Aku kagum, tuan Fan menganggap uang itu seolah-olah adalah kotoran."     

Fan Xian tahu bahwa Lin Jing tidak benar-benar mengagumi kelakuannya; mungkin lebih tepatnya Lin Jing mengagumi kekayaan keluarganya. Dia tertawa tanpa berkata apa-apa. Sama dengan dia, semuanya terdiam selama dalam perjalanan. Kereta melaju di sepanjang jalan-jalan Shangjing yang tenang dan indah, hingga akhirnya tiba di daerah tempat para pejabat tinggi dan bangsawan tinggal. Mereka berhenti di luar gerbang kediaman Chang Ninghou, Marquis Ning.     

Ada beberapa kesamaan antara Shangjing dan ibukota Qing. Angin musim semi bertiup melewati dahan-dahan pepohonan di setiap rumah, dan sinar matahari menembus dedaunan yang rindang. Fan Xian berdiri di samping kereta sambil mengamati jalan setapak yang panjang dan batu-batu singa yang duduk di depan sebuah bangunan yang besar. Entah mengapa, dia teringat saat pertama kalinya dirinya tiba di ibukota Qing.     

Kereta berhenti tepat di luar gerbang kediaman Chang Ninghou, yang dijaga oleh para penjaga istana. Beberapa orang tampak mengintip keluar, tidak ada keriuhan di luar gerbang. Saat mendapati ada kereta yang berhenti di luar kediaman, Para pelayan Marquis Ning, tampak bingung harus berbuat apa - apakah mereka harus menyambut tamu itu, atau bergegas masuk dan memberi tahu tuan mereka?     

Para pelayan bisa melihat bahwa para pengunjung itu mengenakan pakaian yang bagus. Ternyata para tamu itu adalah anggota diplomasi dari Qing! Apa tujuan mereka mengunjungi rumah milik pejabat tinggi negara asing? Jika kunjungan ini termasuk dalam perjanjian kedua negara, maka kediaman Marquis Ning akan melakukan persiapan sebelumnya. Kenapa tidak ada kabar mengenai kedatangan mereka?     

Penjaga gerbang rumah menelan ludahnya. Apa tujuan mereka yang sebenarnya? Apakah para duta ini sama sekali tidak memahami arti dari konvensi? Kedutaan Qing berkunjung ke kediaman ini bukan untuk urusan negara. Fan Xian sebelumnya telah menolak untuk dikawal oleh orang-orang dari kantor Bentara Agung, jadi satu-satunya pejabat Qi Utara yang bersamanya saat ini adalah Komandan Wei. Saat mengetahui bahwa Fan Xian dan timnya berencana untuk memasuki rumah Marquis Ning, Komandan Wei merasa khawatir. Dia memblokir jalan mereka. "Tuan Fan, kunjungan ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan dari istana. Seorang duta tidak boleh berhubungan dengan seorang penasihat istana. Jika Anda benar-benar berhubungan baik dengan Marquis Ning, Tuan Fan, maka sebaiknya Anda tidak masuk. Bagaimana jika Anda membuat Marquis Ning terkena masalah? "     

Marquis Ning adalah saudara dari sang Permaisuri Janda. Masalah apa yang bisa disebabkan oleh dirinya? Fan Xian bergumam pada dirinya sendiri. Justru bagus jika terjadi masalah, mengingat putranya telah menyembunyikan dirinya seharian. Wajahnya tetap tersenyum. "Tidak ada salahnya. Pagi ini aku telah berbicara dengan Yang Mulia di istana. Jika Yang Mulia saja tidak keberatan, lalu siapa yang berani menolak untuk mengobrol ringan denganku?"     

Ketika Fan Xian membawa-bawa nama sang Kaisar Muda, Komandan Wei tertegun. Apakah dia benar-benar telah meminta ijin dari istana?     

Fan Xian dan tiga bawahannya sudah melewati gerbang Marquis Ning. Penjaga gerbang bergegas menyambut mereka. Dia bersikap hormat, dan kata-katanya terdengar dengan jelas. Fan Xian diam-diam merasa dirinya dihargai. Keluarga Marquis Ning benar-benar keluarga bangsawan tingkat tinggi. "Bolehkah aku minta tolong kepadamu untuk memberi tahu Marquis bahwa teman minumnya dari selatan telah tiba?" tanya Fan Xian.     

Fan Xian pernah bertemu dengan Marquis Ning saat perjamuan istana tahun lalu di Qing dan menyadari bahwa teman minum adalah suatu tanda keakraban. Penjaga gerbang terkejut. Dia tahu bahwa tuannya pernah melakukan perjalanan ke selatan tahun lalu, dan dia telah mendengar bahwa tuannya pernah berkali-kali mabuk di selatan. Apakah pemuda yang berdiri di depannya ini adalah pejabat muda yang telah membuat Tuannya mabuk berat di Qing?     

Tapi penjaga gerbang itu masih belum berani masuk dan melaporkan kedatangan Fan Xian kepada tuannya. Bagaimanapun juga, pemuda ini adalah pejabat asing yang hendak memasuki kediaman. Hal ini adalah masalah serius. Di saat dia kebingungan, tiba-tiba sebuah suara datang dari gerbang sudut, dan muncul seseorang. "Tuan kami telah mempersilahkan anda untuk masuk," kata orang itu sambil membungkuk kepada Fan Xian.     

Fan Xian tidak mengira bahwa akan sangat mudah untuk memasuki kediaman seorang Marquis. Dia masuk ke aula utama. Saat dia melihat sesosok pria paruh baya yang sedang duduk di kursi, dia tertawa, dan berjalan mendekatinya untuk menyapanya dengan hangat. "Aku belum bertemu denganmu selama setahun ini. Kamu terlihat lebih ramping dari sebelumnya, Marquis." Tahun lalu di ibukota Qing, Fan Xian hanya sempat bertemu dengan anggota kedutaan Qi Utara beberapa kali. Terakhir kali mereka bertemu adalah saat perjamuan malam di istana Qing dimana mereka minum-minum. Sebenarnya Fan Xian tidak seberapa ingat wajah Marquis.     

Marquis Ning adalah saudara dari sang Permaisuri Janda. Dia menduduki jabatan yang sangat dihormati. Dia belum pernah merasakan "kehangatan" seperti itu sebelumnya. Dia berdeham dan berbicara dengan canggung. "Benar, sudah setahun kita tidak bertemu. Tuan Muda Fan, sejak saat itu reputasimu mulai menyebar luas. Apa yang membawamu datang ke rumahku hari ini?"     

"Aku baru saja tiba di Shangjing kemarin. Pagi ini aku telah mengobrol dengan Yang Mulia. Sebenarnya, begitu aku menyadari bahwa aku tidak punya kenalan selain kamu di Shangjing, aku merasa ingin datang dan mengunjungimu, Marquis. "     

Wajah Chang Ninghou tampak pucat dan matanya bengkak. Dia berusia 45 tahun, tetapi karena sering minum berlebihan wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya. Semakin Fan Xian berjalan mendekatinya, semakin dia dapat mencium bau alkohol dari tubuh Marquis. Sepertinya semalam Marquis Ning telah minum-minum. Fan Xian merasa senang. Tampaknya hadiah yang dia bawa merupakan hadiah yang tepat.     

Marquis Ning bukan hanya seorang pemabuk dan pemain wanita, tapi dia juga merupakan seseorang yang sombong. Sang Permaisuri Janda memiliki dua saudara laki-laki. Chang Anhou masih mampu untuk memimpin tentara ke medan perang, dan meskipun pasukannya kalah, Chang Anhou masih lebih kuat daripada Chang Ninghou. Marquis telah menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk bermalas-malasan di dalam ibukota. Dia adalah orang yang bodoh dan selalu mengandalkan dukungan dari saudara perempuannya, sang Permaisuri Janda. Oleh sebab ini, dia dengan naifnya menyambut Fan Xian, duta dari Qing, masuk ke rumahnya.     

Alasan utama Fan Xian berkunjung adalah untuk menjadi lebih dekat dengan saudara dari Permaisuri Janda tersebut. Alasan lainnya adalah menggunakan Marquis Ning untuk mengendalikan wakil menteri Wei.     

Benar saja, ketika Marquis Ning melihat arak yang disajikan para pelayan, dia tertawa sampai-sampai matanya menyipit. Meskipun dia tidak menduduki jabatan yang jelas, menjadi saudara dari Permaisuri Janda sudah cukup untuk membuatnya acuh tak acuh terhadap latar belakang seseorang. Bahkan fakta bahwa Fan Xian adalah Komisaris Dewan Pengawas dari Kerajaan Qing tidak terlintas di benaknya. Ketika dia mendengar kabar tentang kunjungan Fan Xian ke rumahnya, yang dia pikirkan hanyalah sosok pemuda yang berwajah tampan dan jago minum. Setelah kembali ke Qi Utara, dia selalu teringat dengan "kekalahannya", oleh karena itu dia mempersilahkan Fan Xian untuk masuk ke dalam rumahnya.     

Begitu dia melihat sebotol arak yang berkualitas, Marquis tampak semakin senang. Dia percaya jika Fan Xian adalah orang yang berpengetahuan luas dan tahu banyak tentang arak.     

Menurut laporan Dewan Pengawas, Chang Ninghou berasal dari daerah perbatasan. Meskipun dia pernah belajar di bawah didikan Zhuang Mohan, dia tidak merasa puas dengan jabatannya di dalam istana kerajaan Qi Utara. Para pejabat Qi Utara selalu menganggap bahwa dia telah dipromosikan karena sang Permaisuri Janda menyayanginya, sehingga hanya sedikit pejabat yang peduli terhadapnya. Di dalam istana, reputasinya bahkan berada di bawah Wei Hua. Oleh sebab itu Marquis sering mabuk-mabukan. Saat itu hari masih siang, namun para pelayan rumah Marquis tampak telah mempersiapkan perjamuan besar. Chang Ninghou mempersilahkan para tamu asingnya untuk masuk, dan mereka semua mulai makan dan minum sampai kenyang.     

Fan Xian menyipitkan matanya dan menyeruput dari cangkirnya, sambil memperhatikan pria tua itu makan dengan rakus. Dia tertawa."Marquis, ketika kami tiba di depan, Komandan Wei mengatakan bahwa kami datang untuk menimbulkan masalah."     

"Buang pikiran itu jauh-jauh!" omel Marquis. "Ketika ada pengunjung yang tiba di depan gerbang rumahku, mana mungkin aku mengusirnya? Tahun lalu, saat di ibu kota Qing, kamu dan Tuan Xin Qiwu telah menemaniku dengan ramah tamah milik kalian. Hari ini aku akan membalas budi. Orang macam apa aku jika membalas keramahanmu dengan prasangka buruk?"     

Fan Xian menerima niat baiknya. Setelah minum tiga putaran, dia bisa melihat bahwa wajah pucat Marquis sedikit demi sedikit semakin memerah dan fokusnya semakin terganggu. Saat mengetahui bahwa pria itu telah mabuk, Fan Xian memutuskan bahwa sekarang adalah waktunya dia untuk mengajukan pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Saat mendengar pertanyaan Fan Xian, entah kenapa Chang Ninghou tampak terkejut. "Tuan Fan, kamu ingin bertemu dengan Tuan Shen, Rektor dari Komisi Disiplin?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.