Sukacita Hidup Ini

Toko Buku Danbo



Toko Buku Danbo

0Mau tidak mau, Fan Xian dihujani ucapan selamat bertubi-tubi oleh para pengunjung yang datang. Mungkin mereka mencari kesempatan untuk menjadi lebih dekat dengan Menteri Fan, atau mungkin mereka tahu bahwa Fan Xian akan segera menikah dari gelar 'Pengurus Kuil Taichang' yang diberikan sang Kaisar kepada Fan Xian. Jadi pada dasarnya, para pejabat dari berbagai departemen birokrasi mengirim ucapan selamat lewat bawahan-bawahan mereka untuk untuk mencari muka. Bahkan banyak pangeran yang juga mengirimkan hadiah. Jalan Dongchuan dipenuhi dengan tandu, suara pujian terdengar di mana-mana, dan terlihat kotak-kotak hadiah memenuhi ruang tamu toko buku itu.     
0

Warga ibukota yang kebetulan lewat mendekat karena penasaran dan mereka menyaksikan dengan takjub. Seorang bangsawan yang masih sempat membuka toko buku seramai itu, pemuda yang bernama Fan Xian — seorang ahli dalam menggunakan pena dan pedang — pasti adalah orang yang luar biasa, pikir mereka. Dan dampat terbaik dari adanya pembukaan resmi, sejak saat itu Toko Buku Danbo tidak akan pernah dilecehkan oleh penjahat dan dunia kriminal lagi, dan pejabat lainnya tidak akan berani mencari masalah.     

Fan Xian mengamati situasi di sana dengan tenang sambil mengepalkan kedua tangannya sembari menyambut para pelanggan yang datang. Dia tahu bahwa sebagian besar dari mereka datang demi mencari muka kepada ayahnya. Untungnya, toko itu sendiri terlalu sempit, pelanggan yang datang kebanyakan tidak peduli dengan buku, jadi mereka hanya datang sebentar untuk mengobrol dan memperkenalkan diri, menjelaskan mereka wakil dari keluarga mana, sebelum akhirnya pergi. Setelah orang-orang itu pergi, dalam benak mereka masih ada keraguan. Mengapa anggota keluarga Fan yang hebat malah membuka usaha seperti itu? Mereka tahu bahwa menjual buku bukanlah usaha yang bergengsi.     

Pada saat itu, Li Hongcheng, Pangeran Jing akhirnya tiba juga. Orang-orang di jalan memberi hormat kepadanya, dan ia tampak membalas hormat-hormat mereka – ia sama sekali tidak terlihat sombong meskipun dia adalah kerabat Kaisar. Ekspresi wajahnya seperti angin musim semi, dan dia tampak seperti orang yang berbudaya.     

"Toko Buku Danbo benar-benar hebat, ya!" kata beberapa orang di jalan yang melihat Pangeran Jing memasuki toko.     

"Keluarga Pangeran Jing dan keluarga Fan selalu memiliki hubungan yang baik, tidakkah kau tahu itu?" orang lain menimpal.     

Saat melihat pangeran Jing telah tiba, Fan Xian merasa sedikit khawatir. Pangeran Jing adalah orang yang lembut bagaikan angin di musim semi, namun berani bersaing dengan Pangeran Kedua. Orang macam apa sebenarnya Pangeran Kedua itu? Fan Xian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dia berusaha untuk kembali fokus. Dia kemudian keluar untuk menyambut Pangeran. Fan Xian ingin menjadi lebih akrab dengan Li Hongcheng.     

Setelah mereka berdua masuk ke dalam toko yang sudah sepi, Li Hongcheng tampak kagum saat memperhatikan dekorasi ruangan. "Sepertinya kamu menghabiskan cukup banyak uang."     

"Hanya 1.700 tael perak," kata Fan Xian sambil menuangkan secangkir teh untuk Li Hongcheng. "Ini hanyalah usaha kecil-kecilan, jelas bukan sesuatu yang akan menarik perhatian seorang pangeran."     

Li Hongcheng menerima cangkir teh sambil menggelengkan kepalanya. "Keluarga Fan sangat pandai menghasilkan uang. Semua birokrat istana tahu itu. Bedanya, Count Sinan menghasilkan uang untuk keluarga kerajaan, sementara kamu menghasilkan uang untuk dirimu sendiri."     

Fan Xian tertawa. "Ketika seseorang menghasilkan uang, orang itu harus selalu membayar pajak kepada negara. Bahkan jika dia menyimpannya untuk diri sendiri, dia tidak boleh menyia-nyiakannya. Jika dia pergi jalan-jalan dan menghabiskannya, maka usaha orang lain yang akan mendapatkan untung. Dan negara akan menerima pajak yang lebih banyak dari usaha tersebut. Jadi, apa pun jenis usahanya, asalkan menghasilkan uang, uang itu pada akhirnya akan jatuh ke tangan keluarga kerajaan lalu kembali kepada masyarakat. "     

Li Hongcheng tampak agak bingung, tapi sepertinya ia mengerti. "Pernyataanmu itu cukup berani," katanya sambil terkagum, "Tapi aku penasaran, negara selalu mengedepankan pertanian dan mempersulit perdagangan, jadi aku ingin tahu mengapa kamu justru memilih usaha macam ini. Apakah mungkin kamu tidak berniat untuk berkarir sebagai pejabat negara?"     

Fan Xian merasa malu. Dalam kehidupan sebelumnya, sebelum jatuh sakit, dia telah mencoba dan gagal lolos dalam ujian ekonomi politik beberapa kali. Obrolan yang tidak penting. Tetapi kenapa sekarang semuanya menjadi masuk akal? Dia tiba-tiba terdiam, kemudian mengganti topik pembicaraan. "Baiklah, tidak perlu lagi membicarakan karir pekerjaan. Aku baru menulis dua karya yang sederhana, bukan berarti aku menyerah untuk mengikuti ujian istana."     

Li Hongcheng sudah lama dibingungkan oleh sifat Fan Xian yang berpendirian kuat. Ia mengeluarkan kipasnya dan mulai mengipasi lehernya sembari tersenyum. "Jika apa yang kamu tulis adalah karya yang sederhana, bagaimana orang-orang di Perguruan Tinggi Istana dapat bertahan? Lihatlah keluar, pasti ada banyak mahasiswa yang ingin memberi penghormatan kepada Fan Xian sang penyair. Tempat ini pasti tidak akan sepi seperti ini kalau pelayan-pelayanmu tidak menghadang mereka "     

Fan Xian tampak cemas. "Para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Istana, beberapa dari mereka cukup tua untuk menjadi kakekku, tetapi mereka masih dipanggil mahasiswa. Benar-benar sulit dipahami."     

Li Hongcheng tertawa dan mengarahkan kipasnya ke Fan Xian saat dia berbicara. "Lihatlah raut wajahmu; kamu tampak sangat khawatir. Bahkan saat aku bergurau denganmu, kamu selalu menganggapnya serius. Kamu benar-benar orang yang menarik."     

Fan Xian melirikan matanya. Apa yang begitu menarik dari dirinya? "Kali ini, aku harus merepotkanmu, Pangeran, dan meminta tolong." Ucapnya. "Kapan saya bisa mengunjungi rumah Anda dan memberi hormat kepada ayah Anda?" Li Hongcheng terkejut, dia menyadari bahwa Fan Xian tidak sadar kalau dia sebelumnya sudah bertemu dengan Raja Jing, ayah Li Hongcheng. Ia tersenyum dan memutuskan untuk tetap merahasiakannya, dan berencana untuk mempermainkan Fan Xian nantinya. "Kapanpun kamu ingin datang ke rumah, kamu tidak perlu izin kepadaku."     

Li Hongcheng, Pangeran Jing, selalu merasa bahwa Fan Xian jauh lebih tua daripada usianya yang baru enam belas tahun. Bukan karena sifat Fan Xian yang acuh tak acuh, tetapi karena Fan Xian selalu terlihat tenang. Li Hongcheng selalu ingin merusak ketenangan itu. Tiba-tiba ia bertepuk tangan. "O iya, aku lupa memberi selamat padamu."     

Fan Xian terkejut. Dia tidak yakin untuk apa Pangeran Jing mengucapkan selamat.     

Li Honcheng berdiri sembari mengucapkan. "Selamat atas gelar 'Pengurus Kuil Taichang' yang kau dapatkan. Ini adalah berita bagus. Kita harus merayakannya dengan minum-minum."     

Fan Xian tertawa. "Aku kira anda sudah tahu sejak awal."     

"Dulu kan itu masih kabar burung, jadi itu tidak aku hiraukan."     

Tidak jelas apa yang sedang dipikirkan Li Hongcheng. Ia tiba-tiba mengerutkan kening. Pada saat itu ia tiba-tiba teringat sesuatu. Li Hongcheng dan Pangeran Kedua selalu berasumsi bahwa keluarga Fan tidak ingin membantu ataupun mendukung mereka, tetapi pihaknya sendiri telah mengabaikan suatu pokok masalah yang penting. Setelah Fan Xian menikah, istrinya adalah haram dari sang Perdana Menteri. Bukan hal yang mustahil jika ... dia perlahan mengalihkan pandangannya.     

"Si Lili telah kembali ke ibukota sebagai tahanan," Ucap Li Hongcheng tiba-tiba dengan suara pelan. "Mungkin dia tahu siapa orang yang bekerja sama dengan Kerajaan Qi Utara."     

Fan Xian tidak mengira jika Pangeran mampu berpikir begitu cepat. Dia agak terkejut. Dia memalsukan senyum. "Aku hanyalah semut. Aku lebih suka kalau para bangsawan di istana tidak memperhatikanku."     

Li Hongcheng menatapnya, tahu bahwa ucapannya sepenuhnya benar. Tapi ia tidak mau mengungkap isi benaknya, dan ia pun hanya tersenyum."Intinya, seperti halnya pemukulan terhadap Guo Baokun, jika ada yang bisa aku bantu, jangan ragu-ragu untuk meminta bantuanku."     

"Tentu saja," jawab Fan Xian dengan rendah hati. Sesuatu muncul di benaknya, dan dia pun mengganti topik pembicaraan. "Aku berencana membuka toko tahu di bagian selatan kota, apakah kamu tertarik?"     

Li Hongcheng menyesap tehnya hingga hampir habis. Karena sedang kelelahan, ia merapikan kembali pakaiannya. "Omset yang dihasilkan dari toko tahu sedikit," katanya dengan gembira. "Toko buku setidaknya memberikanmu reputasi dalam dunia sastra."     

Fan Xian tertawa dan tidak menanggapi ucapannya. Dia menantikan reaksi Pangeran Jing saat mencicipi susu kedelai segar yang telah dikirim ke kediamannya. Di Danzhou, Fan Xian makan banyak tahu, tetapi berbeda dengan di ibukota, di Danzhou susu kedelai jarang dikonsumsi. Setelah tiba di ibukota, Fan Xian meminumnya beberapa kali dan selalu mendapati ampas yang cukup banyak di dalamnya. Fan Xian tidak tahu apa penyebanya, jadi dia memutuskan untuk memodifikasinya.     

Sore hari itu, Fan Sizhe baru pulang dari sekolah dan langsung menyelinap pergi melalui pintu belakang kediaman. Sesuai dengan ajaran Fan Xian terkahir kali, dia mengajarkan pelajaran yang sama kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, dan dia merasa bangga. Sekarang dia tidak lagi merasa bahwa belajar di sekolah itu sulit. Tetapi hari ini adalah pembukaan toko buku, dan semuanya, mulai dari menentukan lokasi, memilih jenis kertas, mempekerjakan penjaga toko dan menetapkan harga, adalah tanggung jawabnya. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup dan pergi sesegera mungkin.     

Saat dia memasuki toko buku, dia terlihat sedih karena tidak dapat menyaksikan suasana toko yang ramai di siang hari, kemudian dia menuju ke ruang akuntan. Fan Xian menyeruput teh sambil menunggunya. Setelah beberapa saat, Fan Sizhe berjalan keluar, wajahnya terlihat polos dan bingung.     

"Kenapa?" tanya Fan Xian, terkejut.     

Fan Sizhe tampak termangu untuk waktu yang lama. Akhirnya, dia menarik napas panjang dan berteriak. "Kita menghasilkan uang lebih banyak dari perkiraan sebelumnya!"     

"Hah? Benarkah?" Fan Xian berharap bahwa usahanya akan mulai dengan baik, tapi dia tidak menduga usahanya akan sebaik itu di hari pertama. Dia melihat laporan keuangan yang diberikan adiknya, dan jantungnya berdebar kencang. Terlepas dari 80 set Story of the Stone versi revisi yang berhasil mereka jual, para sarjana yang datang juga membeli sejumlah karya sastra klasik dari Wansong Hall.     

Fan Xian menghitungnya dengan jarinya ... Menjalankan usaha dapat membuat seseorang benar-benar bangga akan keberhasilannya.     

"Pada pembukaan hari ini, ada banyak orang yang memiliki koneksi dengan keluarga kita yang datang untuk menyanjung kita. Kedepannya tentu tidak akan sebaik ini," Fan Xian memperingatkan Fan Sizhe. Dia mendapati lambang dolar di mata Fan Sizhe.     

Fan Sizhe menelan ludah, dan menatap kakaknya dengan tatapan iri. "Aku tahu itu. Kamu bisa berada di toko buku setiap hari, sedangkan aku harus menyelinap keluar dari rumah. Aku benar-benar iri."     

Fan Xian tidak bisa menahan tawa. "Kamu benar-benar suka menjadi pengusaha? Gelar milik ayah akan diteruskan kepadamu. Kamu sebaiknya giat belajar. Suatu hari semua uang keluarga kerajaan akan menjadi tanggung jawabmu."     

"Kalau begitu aku harus menjadi Menteri Keuangan." Wajah Fan Sizhe pun muram. "Ayah dulu mendapatkan peringkat ketiga dari semua peserta ujian, tetapi dia hanya menjadi seorang asisten menteri. Semua orang tahu bahwa para pejabat tinggi tua itu telah berbohong selama bertahun-tahun, tetapi istana masih belum menaikkan pangkat Ayah. Dan aku ... mungkin akan mendapatkan hasil ujian yang lumayan, tapi mustahil bagiku untuk bisa menyamai Ayah. "     

Fan Xian menatap adiknya dengan perasaan agak terkejut. Meskipun bocah itu terkadang keras kepala, namun kali ini dia cukup jeli dalam melihat keadaan. Fan Xian berpikir sejenak. "Jika kamu benar-benar suka menjadi pengusaha, maka lakukanlah. Aku akan coba berbicara dengan Ayah."     

Fan Sizhe menatapnya kakaknya dengan gembira, namun tiba-tiba raut wajahnya berubah menunjukkan kecemasan. "Tapi bagaimana dengan ibu?"     

Fan Xian tiba-tiba teringat Lady Liu, yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya. Meskipun keluarga Fan sekarang terlihat gembira dan harmonis, siapa yang tahu berapa lama keadaan itu akan bertahan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.