Sukacita Hidup Ini

Bergegas Kembali Menuju Kediaman Fan



Bergegas Kembali Menuju Kediaman Fan

0Itu terjadi hanya untuk sesaat saja, namun tangan Fan Xian dengan cepat mulai bergerak lagi sambil tersenyum, walau suaranya terdengar sedikit terkejut. "Empat tahun yang lalu?"     
0

Sang Putri Sulung menyeringai, senyum di bibirnya membentuk lengkungan yang estetik, seolah ia diam-diam mengumpat pemuda itu. Ia mengganti topik pembicaraan, dan bertanya, "Kapan kamu mulai diajari oleh Fei Jie?"     

Fan Xian tahu bahwa sang Putri Sulung sedang berusaha mencari tahu lebih banyak mengenai dirinya. Karena itu, dia menjaga agar raut wajahnya tidak berubah, "Saat aku masih kecil." Itu adalah jawaban yang sangat ambigu, tetapi karena kedudukan yang dimiliki sang Putri Sulung, ia tidak bisa mengorek informasi lebih dalam lagi. Sang Putri Sulung pun pura-pura tertawa dan berkata, "Jika mereka tidak tahu Fei Jie adalah gurumu, aku rasa orang-orang di istana tidak akan pernah tahu betapa dekatnya hubungan keluarga Fan dengan Dewan Pengawas."     

Sentuhan tangan Fan Xian mulai santai, meski begitu dia tetap berbicara dengan hati-hati. "Aku juga tidak yakin tentang hal itu; mungkin sejak dulu ayah dan Guru Fei sudah saling kenal."     

Sang Putri Sulung pun berkata dengan lembut, "Tentu saja. Selama ekspedisi militer utara pertama, ayahmu dan Fei Jie selalu mengikuti Kakakku ke tenda militernya. Aneh jika mereka tidak saling mengenal. Tapi saat itu aku masih kecil, jadi kamu tidak mungkin tahu hal-hal itu. "     

"Betul, seperti kata anda, Tuan Putri." Fan Xian sebenarnya tahu banyak, tapi dia memutuskan untuk hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Tapi sepertinya sang Putri Sulung sedang ingin mengobrol banyak hal, "Bagaimana kabar nenekmu?"     

"Dia baik-baik saja."     

"Oh, sudah lama aku tidak melihatnya," sang Putri Sulung lanjut berbicara dengan lembut. "Dulu ketika aku masih kecil, nenekmu adalah nenek kesayanganku. Setiap kali Kakakku mencoba menggangguku, nenekmu selalu melindungiku."     

Fan Xian berpikir dalam hati sambil tersenyum, "Jika saat itu nenek tahu bahwa di masa depan kau akan mencoba untuk membunuhku, saat itu dia mungkin akan menghajarmu sampai babak belur dengan gagang sapu."     

"Aku yakin Tuan Fan telah menjelaskan kepadamu secara rinci, mengenai apa yang direncanakan oleh Yang Mulia." sang Putri Sulung tiba-tiba membahas topik yang serius dengan nada bicaranya yang masih terdengar manis. Hal ini sangat bertolak belakang antar satu sama lain hingga Fan Xian bergidik mendengarnya.     

Dahi Fan Xian sedikit mengernyit tanpa disadari oleh sang Putri Sulung; dia tahu bahwa calon mertuanya itu sedang berbicara tentang keuangan istana. Tidak ada gunanya bagi Fan Xian untuk pura-pura dungu sekarang, jadi dia pun berkata sambil tersenyum, "Aku menunggu segalanya yang telah direncanakan oleh Tuan Putri dan Yang Mulia."     

"Oh? Kudengar kamu baru saja membuka toko buku dan kios tahu di ibukota." sang Putri sulung tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang indah. "Anak-anak dari keluarga kaya sepertimu kebanyakan tidak berguna. Mereka hanya bisa bicara dan tidak akan pernah bisa menyelesaikan sesuatu. Sedangkan kamu, kamu memulai berbisnis untuk bersiap mengelola keuangan istana; aku benar-benar mengagumi pilihanmu ini. Meski begitu, menurutku, kamu hanya iseng-iseng saja membuka kios tahu itu. "     

Fan Xian hanya bisa terkikik; dia tidak tahu bagaimana harus menanggapi omongan sang Putri Sulung.     

...     

"Sejujurnya, aku ingin membunuhmu." Suasana baru saja menjadi tenang, tetapi dengan kata-kata itu, suasana langsung berubah sedingin wilayah bagian utara, membekukan semua yang ada di istana. Bahkan kain sutra putih yang tadinya meliuk-liuk ditiup angin tiba-tiba berhenti bergerak.     

Fan Xian masih tetap tersenyum, meski begitu dia menggeser kakinya agar dia berdiri dalam posisi kuda-kuda untuk mempermudahnya menanggapi serangan yang mungkin muncul.     

Dewan Pengawas telah mengetahui adanya hubungan antara Wu Boan dan wanita ini. Karena sang Putri Sulung sudah mencoba untuk membunuh Fan Xian dua kali, bukan hal yang mustahil jika dia mencoba lagi untuk yang ketiga kalinya.     

Tentu saja, Fan Xian datang ke sini atas perintah istana. Seharusnya tidak ada seorang pun yang berani berbuat macam-macam terhadapnya saat dia berada di istana. Tetapi sejak memasuki kediaman sang Putri Sulung, penampilan wanita itu, serta sikap dan nada bicaranya, membuat Fan Xian merinding.     

Wanita itu sepertinya gila!     

Pada saat itu, Fan Xian masih memijat kepala sang Putri Sulung. Meskipun sang Putri Sulung sendiri yang meminta untuk dipijat, dan meskipun Fan Xian akan menikahi putrinya, kedudukan yang mereka miliki berbeda, dan bagaimanapun juga mereka adalah pria dan wanita. Bagaimana jika wanita ini menjebaknya dengan pelanggaran ringan dan membuatnya di hukum mati? Bagaimana dengan nasib orang-orang yang dia lindungi? Dia bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri jika itu terjadi.     

Fan Xian tahu betul bahwa di dunia ini, yang paling menakutkan adalah anak-anak, wanita, dan orang gila, karena ketiga jenis orang itu tidak dapat dihadapi dengan menggunakan logika dan tindakan mereka tidak dapat dinalar secara rasional. Dan sekarang, Fan Xian sedang menghadapi bahaya yang sangat mematikan. Wanita yang sangat cantik ini adalah gabungan dari ketiga jenis orang itu.     

Meskipun wanita yang kejam ini sadar – tidak benar-benar gila, kelakuannya sedikit kekanak-kanakan, dan cara berpikirnya sedikit sinting, membuatnya terlihat lebih unik sekaligus menakutkan dari orang lain.     

Pada saat itulah beberapa gadis pelayan istana berjalan masuk, semuanya mengenakan pakaian ketat yang berwarna delima. Pakaian mereka begitu ketat sampai sampai semua lekuk tubuh mereka terlihat dengan jelas, namun karena ketat pula, badan mereka dapat bergerak dengan leluasa. Ada sesuatu yang melilit pinggang mereka. Bagi Fan Xian, yang telah terbiasa dengan teknik pembunuhan selama lebih dari sepuluh tahun ketika berada di Danzhou, hanya dari pertama kali melihat saja, dia bisa mengetahui bahwa yang melingkari pinggang tiap gadis itu adalah pedang sabuk yang lentur dan tajam!     

Walaupun begitu, jari-jari tangan Fan Xian masih dengan tenang memijat kepala sang Putri Sulung, tepat di bawah telinganya. Fan Xian bertanya sambil tersenyum, "Mengapa Tuan Putri ingin membunuhku?"     

"Banyak orang percaya bahwa aku punya alasan untuk membunuhmu, dan itu adalah alasan yang bagus." Mata sang Putri Sulung masih tertutup, seolah-olah dia sama sekali tidak takut jika Fan Xian tiba-tiba memutuskan untuk menghabisinya.     

Fan Xian setengah menundukkan kepalanya dan tidak menanggapi Putri Sulung, dia seolah-olah mengalihkan perhatiannya dengan tetap fokus pada pijatannya. Sebenarnya, sampai sekarang, mata Fan Xian juga tertutup.     

...     

Suasana di istana Guangxin saat ini cukup hening, sampai-sampai orang dapat mendengar suara hantu seekor kucing. Gadis-gadis istana perlahan berjalan mendekati sang Putri. Fan Xian masih menutup matanya, namun kepalanya sedikit condong ke kanan.     

"Tuan Fan, silahkan cuci tanganmu." Entah darimana, gadis-gadis istana itu memberinya sebuah baskom yang berisi air hangat dan handuk.     

Fan Xian membuka matanya dan memberi hormat pada Putri Sulung, mengisyaratkan bahwa sesi pijatnya telah berakhir. Dia kemudian, dengan tersenyum mengucapkan terima kasih kepada gadis-gadis istana dan mencelupkan tangannya yang pegal ke dalam air hangat. Setelah mengeringkannya dengan handuk, dia pun membungkuk. "Apakah Tuan Putri merasa lebih baik?"     

Putri Sulung Li Yunrui memandang Fan Xian dengan senyum yang dipaksakan, tatapan matanya yang lemah menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya sedikit pengecut. Meski begitu Fan Xian sadar bahwa wanita ini adalah orang yang paling menakutkan di dunia.     

"Jauh lebih baik." Putri Sulung beranjak duduk tegak sambil menyisir rambutnya dengan jari-jarinya. Sambil setengah menundukkan kepalanya, ia berkata dengan lembut, "Aku tidak pernah mengira calon suami Wan'er memiliki keahlian seperti ini. Jujur, kau membuatku ... enggan."     

Fan Xian dengan hormat berdiri diam, dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Dia tahu bahwa, menghadapi seorang wanita seperti sang Putri Sulung, apa pun yang dia katakan hanya akan memperburuk situasi, oleh karena itu lebih baik dia diam saja.     

"Kamu boleh pergi, aku mulai bosan." ucap sang Putri Sulung, yang kemudian lanjut mengatakan dengan halus, "Beri tahu ke Saudari Liu, aku kecewa karena dia tidak datang menemuiku hari ini."     

Setelah Fan Xian pamit keluar dengan hormat, salah satu dari gadis-gadis istana yang berada paling dekat dengan sang Putri Sulung maju ke depan dan bertanya, "Tuan Putri, haruskah kita membunuhnya?"     

"Tadi aku hanya bercanda kepadanya, kalau tidak kehidupan di istana ini akan terasa terlalu membosankan." sang Putri Sulung meregangkan tubuhnya, gerakannya tampak mirip dengan seekor kucing. "Pemuda ini benar-benar melampaui harapanku. Dia mampu bertahan dan menyembunyikan isi pikirannya dengan sangat baik, seakan-akan dia berusia tiga atau empat puluhan tahun."     

Sang Putri Sulung tidak benar-benar ingin membunuhnya hari ini. Tetapi saat dia melihat Fan Xian yang selalu berhati-hati dalam melangkah, tanpa memperlihatkan kelemahannya sedikit pun, ia merasa jengkel. Bagaimanapun juga, sang Putri Sulung adalah tipe wanita yang memandang kesengsaraan orang lain sebagai suatu permainan. Dari apa yang dibayangkan Fan Xian, ditambah kedudukan yang dimiliki sang Putri Sulung di istana, seandainya Fan Xian salah melangkah, sang Putri Sulung mungkin benar-benar akan memerintahkan pelayannya untuk membunuh Fan Xian.     

Ia pun memandang sekilas ke pintu istana yang dilapisi oleh sutra putih. Ia tersenyum dengan aneh, dan berpikir, "Kamu memiringkan kepalamu seakan-akan kamu sedang bersiap untuk bergerak. Apa artinya itu? Aku penasaran, Fan Xian ... bagaimana kamu tumbuh dewasa dulu? Sayang sekali." Tidak ada yang tahu apa yang 'disayangkan' oleh sang Putri Sulung Mungkinkah wanita ini merasa sedih terhadap Fan Xian karena telah menunda hal yang pasti akan terjadi?     

Fan Xian tumbuh besar dengan bermain racun, itulah sebabnya dia menganggap sang Putri Sulung adalah semacam racun yang langka dan mematikan. Baginya, sang Putri Sulung telah terbukti sebagai lawan yang paling sulit untuk dihadapi. Setelah keluar dari Istana Guangxin, dia mendapati Xing'er sedang tidur, lalu dia berkata dengan dingin, "Sudah waktunya untuk kembali." Setelah itu Fan Xian berjalan kembali ke istana Yi Guipin. Hebatnya, dia tidak tersesat.     

Baru saat itu, Xing'er menyadari bahwa punggung Tuan Fan basah karena keringat hingga membekas di kemeja biru mudanya. Dia tampak agak menyedihkan.     

Setelah naik kereta dan meninggalkan kompleks istana, wajah Fan Xian terlihat agak pucat. Dia memegang pil yang ada di ikat pinggangnya sambil menertawakan dirinya sendiri, entah itu karena dia telah bertindak dengan hati hati atau karena di seorang pengecut. Jika Putri Sulung benar-benar menginginkan dirinya mati, mengapa membunuhnya di Istana Guangxin?     

"Bagaimana kunjunganmu tadi?" Fan Ruoruo menatap kakaknya dengan khawatir. Tidak mungkin dia tahu seberat apa pertemuan kakaknya dengan sang Putri Sulung di istana Guangxin. Ruoruo mengira kakaknya hanya lelah setelah mengunjungi kediaman berbagai wanita di dalam kompleks istana.     

Fan Xian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan menyampaikan salam dari para selir kepada Lady Liu. Dia kemudian buru-buru meminta pada kusir kereta untuk segera kembali ke rumah. Baik Lady Liu dan Ruoruo menatapnya dengan penasaran, mereka tidak tahu mengapa Fan Xian terkesan begitu tergesa-gesa.     

Kereta pun akhirnya tiba di kediaman Fan. Fan Xian meminta maaf kepada Lady Liu terlebih dahulu sebelum menggandeng tangan Ruoruo yang terasa agak dingin dan pergi dengannya ke halaman belakang. Beberapa saat kemudian, mereka telah berlari masuk kedalam ruang belajar.     

Dengan napas yang terengah-engah, Fan Ruoruo bertanya, "Kakak ... apa... yang kamu lakukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.