Sukacita Hidup Ini

Tipu Muslihat di Hadapan Kaisar



Tipu Muslihat di Hadapan Kaisar

0Mendengar Yang Mulia Kaisar sampai meninggikan suara, para pejabat pun menjadi gugup; mereka jarang melihatnya sang Kaisar marah, apalagi marah pada Direktur Chen. Tetapi Chen Pingping tidak terlihat terganggu sedikit pun. Ia menjelaskan, "Dalam perjalanan kembali ke ibukota, seseorang dari dalam istana mencoba untuk menculik Si Lili; mata-mata dari Qi Utara yang terkait dengan upaya pembunuhan terhadap Fan Xian. Karena itu, saya terpaksa mengambil jalan memutar, sehingga terlambat kembali ke ibukota. "     
0

"Oh, jadi begitu. Ya sudah, kalau begitu tidak apa-apa." ucap sang Kaisar dengan santai. Dia lah yang sebelumnya membahas masalah ini dengan marah-marah, namun sekarang dengan santainya dia menerima alasan Chen Pingping...     

Para pejabat yang lain awalnya khawatir kalau Direktur Chen telah mengecewakan Kaisar. Tetapi setelah mendengar ucapan Chen Pingping dan melihat tanggapan sang Kaisar, mereka memahami alasan keterlambatan Chen Pingping. Mereka pun mengerti bahwa sang Kaisar sedang berusaha memastikan tidak ada pengkhianat di dalam Dewan Pengawas. Namun, saat mendengar Si Lili, para pejabat terkejut; ini adalah pertama kalinya mereka mendengar adanya upaya penculikan terhadap seorang tahanan yang dikawal. Mungkin memang ada seseorang di dalam istana yang berkoalisi dengan Qi Utara untuk menimbulkan kekacauan terhadap sistem politik Kerajaan Qing.     

"Kita kesampingkan masalah Si Lili untuk sekarang. Mari lah kita pusatkan perhatian kita pada kasus putra sang Perdana Menteri terlebih dahulu." Ucap sang Kaisar sembari menatap Chen Pingping dengan dingin.     

Cheng Pingping meregangkan tubuhnya. Dia menatap Lin Ruofu sembari tersenyum dan mengucapkan, "Kedua kasus itu ... sebenarnya saling berhubungan."     

"Bagaimana bisa?" Tidak hanya sang Kaisar saja, namun semua pejabat lainnya menjadi penasaran dengan apa yang akan dikatakan Direktur Chen. Hanya Lin Ruofu yang tampak gelisah dan memikirkan sesuatu.     

"Sang Perdana menteri baru saja kehilangan putranya, jadi saya merasa ini tidak pantas untuk dikatakan sekarang. Tapi saya juga tidak akan berani menyembunyikan apa pun dari Yang Mulia, jadi tolong maafkan ucapanku yang kurang ajar ini."     

Sang Kaisar mengerutkan keningnya. "Katakanlah."     

Chen Pingping mengepalkan tangannya lalu mengangkatnya kedepan mulutnya, dan mulai batuk-batuk, seolah-olah dia berusaha menyingkirkan semua dahak di kerongkongannya. Setelah selesai, dia berkata, "Ketika putra kedua perdana menteri terbunuh, dia sedang bersama Wu Bo'an."     

"Siapa si Wu Bo'an ini? Bicaralah yang jelas!"     

Wu Bo'an cukup terkenal di kalangan politik ibukota. Para pejabat yang hadir tahu sosok yang namanya disebutkan itu. Namun, mereka selalu beranggapan bahwa dia adalah kutu loncat yang tidak jelas memihak faksi Pangeran kedua atau Putra Mahkota ; tidak ada yang menduga bahwa pada saat kematiannya, dia sedang bersama dengan putra Perdana Menteri. Mereka pun mulai khawatir. Bagaimanapun juga, semua orang di sini adalah pejabat sipil; Jika anjing gila itu, Cheng Pingping, mengungkapkan sesuatu, reputasi dan harga diri mereka sebagai pejabat akan ternodai.     

Lin Ruofu masih duduk di bangku bundar. Matanya masih merah, namun selain itu ia tidak terlihat khawatir.     

"Dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, Si Lili mengakui bahwa orang yang bersekongkol dengan Kerajaan Qi Utara tidak lain adalah Wu Bo'an. Orang yang membiarkan sekelompok pemanah masuk ke ibukota adalah pemimpin pasukan patroli kota, Fang Daren. Para perampok yang kami temui di luar Kota Cangzhou dipimpin oleh seorang bawahan dari sepupu jauh Fang Daren, Fang Xiu ... dari semua ini, Wu Bo'an bertindak sebagai perencana, sementara Fang Xiu dan Fang Daren berlaku sebagai pelaksana. Sedangkan alasan mengapa jasad para pemanah itu dengan cepat langsung dikremasi, masih menjadi misteri."     

"Apa yang ingin kamu sampaikan."     

"Aku hanya penasaran... Mengapa putra kedua perdana menteri bertemu dengan pelaku utama kasus pembunuhan Fan Xian di sebuah puri di kaki gunung?"     

Para pejabat tersentak saat mendengar ini. Guo Youzhi, direktur Dewan Ritus, adalah orang pertama yang berbicara atas nama perdana menteri, "Sepertinya justru Si Lili itu yang tidak tahan dengan penyiksaan, sehingga dia mengucapkan nama sebagai kambing hitam! Ini untuk membuat Wu Bo'an terlihat seakan-akan memiliki keterkaitan dengan kasus sebelumnya." Guo Youzhi pun menoleh ke arah sang Kaisar dan berkata, "Tolong maafkan ketidaksopanan saya, Yang Mulia. Saya tidak takin jika anak kedua perdana menteri sedang bersama dengan Wu Bo'an. Lagi pula, Wu Bo'an sudah diakui sebagai seorang sarjana kelas atas sejak dua puluh tahun yang lalu, dan dia punya banyak koneksi di ibukota. Direktur Chen telah membuat tuduhan tanpa dasar seperti itu tanpa memikirkan perasaan perdana menteri yang sedang terpukul! Sungguh ... Keterlaluan! Keterlaluan! "     

Lin Ruofu berdiri dan membungkuk pada Kaisar. Dia berbicara dengan suara sedih, "Putraku bukanlah orang yang paling disiplin, dan kelakuannya tidak dapat diprediksi. Tetapi sampai kapanpun saya tidak akan percaya bahwa dia adalah seorang pengkhianat." Ia kemudian menambahkan, "Saya pernah bertemu dengan Wu Bo'an. Dia memang orang yang sangat berbakat. Saya sering bepergian keliling kota bersamanya. Jika dia memiliki musuh, bukankah itu berarti saya juga akan menjadi sasaran pembunuhan selanjutnya? "     

"Betul." Seorang pejabat lain menggelengkan kepalanya. "Aku juga pernah bertemu dengannya. Pria itu terlihat sopan dan berwibawa. Jika dia ternyata seorang bajingan, apa hubungannya dengan putra kedua sang Perdana Menteri? Direktur Chen harus lebih berhati-hati dalam berbicara."     

Lin Ruofu tiba-tiba tergerak. "Seandainya benar aku ada kaitannya dengan insiden ini, semoga aku dikutuk! dikutuk!" Melihat sang Perdana Menteri membuat pernyataan serius seperti itu, para pejabat pun serentak berlutut. Mendapati hal ini, sang Kaisar menatap Chen Pingping, matanya menunjukkan perasaan geli. Tiba-tiba, ekspresi sang Kaisar berubah menjadi dingin. Dia memberi izin kepada pejabat untuk bangkit berdiri dan berkata, "Chen Pingping sudah meminta maaf sebelumnya. Tolong izinkan dia untuk melanjutkan omongannya."     

Di samping sang Kaisar, Chen Pingping selalu berkuasa sendirian di dalam istana, sementara para pejabat lainnya saling berdekatan satu sama lain. Chen Pingping melirik Lin Ruofu dan berkata, "Saya mohon maaf, perdana menteri. Saya hanya tidak mengerti. Dewan Pengawas tidak dapat menemukan Wu Bo'an setelah beberapa hari mencarinya, tetapi putra anda bisa dengan santai mengobrol dengannya sambil minum anggur. Wajar jika saya ingin tahu apa yang terjadi. "     

"Bagaimanapun juga, kita tidak tahu apakah Wu Bo'an adalah pelaku utama saat ini. Mungkin dia berencana pergi ke gunung untuk melihat-lihat pemandangan bersama putra kedua. Chen Pingping, kita kesampingkan masalah ini untuk sekarang." Kaisar tiba-tiba menghentikan penjelasan Chen Pingping.     

Melihat Yang Mulia memihak mereka, para pejabat lainnya menghela napas lega. Tapi Lin Ruofu terlihat terpukul saat mendengar kalimat terakhir, dia pun merasa takut. Dia tahu bahwa sang Kaisar sedang memperingatkannya untuk tidak membesar-besarkan masalah ini.     

Kedua belah pihak sadar mereka sedang saling menyerang. Lin Ruofu percaya pada pendapat Yuan Hongdao. Kematian Gong'er tidak boleh dikaitkan dengan keluarga Fan. Ia pun terdiam dan kembali berpikir. Jika penyelidikan Dewan Pengawas sudah sampai sejauh ini, kedudukannya sebagai perdana menteri akan terancam.     

"Anda bilang dua kasus itu saling berhubungan; apa maksud Anda?"     

Chen Pingping menatap rekan-rekan sesama pejabatnya dengan tatapan tanpa ampun. Melihat tatapan mematikan itu, para pejabat dengan tidak nyaman terbatuk dan mendeham. Direktur Chen berkata dengan suara pelan, "Selama proses otopsi di kedua kasus, luka para korban menunjukkan bahwa pelakunya adalah pengguna gaya pedang Sigu. Itulah mengapa saya curiga kedua kasus itu berhubungan."     

Mendengar kata 'gaya pedang Sigu', bahkan para pejabat yang awam akan seni bela diri itu merasa ngeri. Ucapan Direktur Chen cukup untuk menjelaskan bagaimana satu orang pembunuh dapat membunuh sepuluh orang pengawal yang cakap tanpa menimbulkan keributan hanya dalam sekali serang. Hanya raut wajah Lin Ruofu saja yang tidak berubah saat mendengar ucapan Direktur Chen, seolah-olah ia sudah tahu sejak awal.     

"Eh?" Sang Kaisar pun mengerutkan keningnya. Meskipun Empat Guru Besar Agung bukanlah sesuatu yang perlu dia khawatirkan, mereka masih merupakan ahli ilmu bela diri yang terkuat. Bagi kehormatan istana, keberadaan mereka memiliki pengaruh yang tidak bisa diabaikan.     

"Menurut catatan Dewan Pengawas, kedua wanita pembunuh yang dikirim untuk menghabisi Fan Xian, adalah murid dari sekolah pedang Sigu di Kota Dongyi. Sejak berbulan-bulan yang lalu, ada laporan bahwa gaya pedang Sigu sudah tidak ada lagi di Kota Dongyi. Aku menduga bahwa si maniak pedang ini telah datang ke Qing. "     

Mendengar ini, sang Kaisar pun perlahan memejamkan matanya. "Kenapa dia tidak memburu anak dari Keluarga Fan itu? Mengapa dia justru membunuh Wu Bo'an?"     

"Semua orang tahu kalau Ahli Pedang Sigu itu tidak waras. Murid-muridnya telah terbunuh oleh serangan balik Fan Xian, namun dia kemungkinan besar akan mengagumi lawan – Fan Xian – ketimbang menaruh dendam. Tetapi orang seperti dia juga membenci cara bertarung yang curang dan melarang para muridnya untuk terlibat dalam perebutan kekuasaan orang lain. Mungkin Wu Bo'an berhasil menyuap kedua pembunuh wanita itu, dan aku khawatir bahwa Sigu beranggapan bahwa Wu Bo'an-lah yang bertanggung jawab atas kematian murid-muridnya."     

Wajah Chen Pingping tetap terlihat tenang sembarimengatakan kebohongan ini.     

Beberapa saat kemudian, suara sang Kaisar yang penuh wibawa bergema memenuhi seisi ruangan. "Masalah akan kita selesaikan dengan cara sebagai berikut: turunkan jabatan Yi Mei selama satu tahun; perintahkan Dewan Pengawas untuk menyelidiki satuan pasukan patroli dan membebastugaskan Jiao Ziheng. Kementerian kehakiman akan terus menangani dua kasus ini. Setelah itu, minta Kota Dongyi untuk menyerahkan pelakunya. "     

Setelah menyatakan demikian, sang Kaisar mengucapkan bela sungkawa sekali lagi kepada Lin Ruofu lalu pergi meninggalkan ruangan.     

Setelah pejabat lainnya turut meninggalkan ruangan, Chen Pingping menyuruh seorang gadis pelayan istana untuk mendorong kursi rodanya ke bagian istana yang lebih terpencil lagi. Para pejabat dan bangsawan yang dekat dengan istana sudah terbiasa melihat hal ini; mereka tidak pernah membayangkan akan mendapatkan perlakuan istimewa yang sama dengan Cheng Pingping. Itu juga merupakan salah satu alasan mengapa mereka bersatu menentang otoritas Dewan Pengawas – yang berarti secara tidak langsung mereka juga menentang otoritas sang Kaisar. Tampaknya hal ini sudah tertanam di otak para pejabat sejak Kerajaan Qing didirikan.     

Beberapa pejabat bahkan bertanya-tanya, apakah alasan sang Kaisar mempercayai si anjing gila Chen Pingping itu adalah karena si direktur itu lumpuh dan tidak memiliki keturunan.     

Jauh di dalam kompleks istana, tanpa ada pelayan, sang Kaisar dan Chen Pingping yang duduk berhadapan.     

Sang Kaisar mengangkat cangkir dan menyesap tehnya. Tiba-tiba dia melemparkan cangkir teh hingga pecah di depan kursi roda Chen Pingping, seolah-olah teh itu terlalu panas. Teh terciprat ke celana Chen Pingping; Lagipula, pria itu tidak bisa menggerakkan kakinya. Tidak seperti sebelumnya, suara Kaisar terdengar dingin dan mengejek. "Gaya pedang sigu? Tidakkah kamu merasa bahwa ucapanmu sudah kelewatan?"     

Chen Pingping masih tersenyum, pura-pura tidak memperhatikan apa yang barusan terjadi. Ia menjawab dengan hormat, "Saya tidak berani membodohi Yang Mulia. Hasil otopsi itu menunjukkan bahwa luka-luka itu disebabkan oleh gaya pedang Sigu. Seluruh Dewan dan kementerian setuju akan hal itu."     

Sang Kaisar tersenyum sesaat. Tiba-tiba, tatapan matanya melebar. "Apakah Si tua Wu ada di ibukota?"     

Chen Pingping perlahan menengadahkan kepalanya. Dia membuka mulutnya tetapi tidak berbicara sampai beberapa saat kemudian. "Benar, Tuan Wu saat ini berada di ibukota."     

Seolah sedang pusing, sang Kaisar pun memijat-mijat alisnya. "Berapa banyak hal yang kamu sembunyikan dariku?" Sang Kaisar lalu menghela napas, "Ah, lupakan saja. Tapi, jika kamu berani menyembunyikan sesuatu dariku, maka kamu harus bisa menyembunyikannya dari semua orang. Jangan biarkan mereka mengetahui keberadaan Si tua Wu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.