Sukacita Hidup Ini

Fan Xian bergerak



Fan Xian bergerak

0"Kenapa aku harus melakukan sesuatu?" Wu Zhu jarang mengajukan pertanyaan retoris seperti itu. Sejak Fan Xian pergi ke ibukota, Wu Zhu sepertinya menjadi sosok yang lebih misterius lagi, karena ia belum pernah bertemu dengan Fan Xian sampai sekarang.     
0

Fan Xian menjadi merasa muram setelah menyadari bahwa apa yang dinyatakan Wu Zhu benar. Meskipun Wu Zhu telah melatih Fan Xian, Fan Xian tidak punya alasan untuk menuntut imbal balik dalam bentuk apapun kepadanya. Justru, Fan Xian lah yang berhutang budi pada Wu Zhu.     

Wu Zhu menanggapi Fan Xian yang terdiam dengan dingin, "Seperti yang telah kukatakan sebelumnya; Fei Jie dan aku telah melatihmu selama bertahun-tahun. Jika kamu tidak dapat mengurusi hal-hal kecil seperti ini, itu masalahmu, bukan masalah kami."     

"Aku baru tahu bahwa salah satu dari mereka adalah pendekar tingkat delapan. Kamu sebelumnya mengatakan bahwa kekuatanku ada di tingkat tujuh, tetapi kemampuan pengendalianku baru berada di tingkat tiga. Aku seharusnya tidak dapat menandingi pria brutal itu." Fan Xian tersenyum kecut. "Kamu bilang itu masalahku, tapi apakah kamu tidak khawatir dengan hidup matiku?"     

"Apakah kamu mati?" Pertanyaan retoris kedua yang jarang terlontar dari Wu Zhu.     

Sambil melihat penutup mata hitam itu, Fan Xian pun tersentak. "Kamu mengikutiku selama ini?"     

"Iya."     

"Kenapa kamu tidak menolong?" Fan Xian tampak menahan agar tidak berteriak marah-marak. "Tiga penjaga itu tewas! dan Teng Zijing terluka!"     

"Aku tidak peduli dengan nyawa orang lain selain nyamawamu," Wu Zhu berbicara tanpa menunjukkan perasaan sedikit pun. "Kamu sendiri yang mengumpulkan orang-orang disekitarmu itu. Jika kamu ingin memiliki kewenangan atas hidup mereka, maka kamu sendiri yang harus melindungi mereka. Artinya nyawa para penjaga itu adalah tanggung jawabmu, bukan tanggung jawabku."     

Sekali lagi, Fan Xian pun membisu. Sekali lagi, dia tahu bahwa apa yang dikatakan Wu Zhu benar.     

"Aku tidak bisa membantumu terlalu banyak," kata Wu Zhu. "Saat di Danzhou, di tebing, aku pernah bilang: Jika aku bersamamu di ibukota, aku hanya akan membawakanmu masalah, masalah yang pasti tidak ingin kamu hadapi."     

Teringat pada ucapannya saat di tebing dulu terhadap Wu Zhu, "Aku akan melindungimu", Fan Xian tersenyum pahit. Bagaimanapun juga, saat itu dia hanya bercanda.     

"Kamu harus ingat, di ibukota, aku tidak akan pernah ada di sisimu di tempat terbuka, kecuali saat kamu benar-benar sekarat. Atau ... sudah mati," Wu Zhu melanjutkan, masih tanpa menunjukkan perasaan sedikit pun.     

Fan Xian tidak tahu, apa yang ditakuti oleh orang sekuat Wu Zhu. Saat mendengar betapa tegasnya ucapan Wu Zhu, Fan Xian hanya dapat mengangguk tanpa berkata apa-apa.     

"Seseorang datang," kata Wu Zhu sebelum menghilang ke dalam kegelapan.     

Seorang tamu datang, namun tamu itu bukan orang yang ingin ditemui Fan Xian saat ini. Li Hongcheng masuk tanpa permisi dengan wajah muram dan duduk di tempat tidur Fan Xian. Dengan suara tertekan, dia berkata, "Kamu sudah dengar, kan? Utusan Qi Utara tidak mau mengakui apa pun, dan para siswa itu hampir menghancurkan Kuil Honglu."     

Kuil Honglu menangani urusan luar negeri Kerajaan Qing, antara lain urusan dengan Kerajaan Qi Utara, Dongyi, negara-negara bawahan, dan juga upaya pembunuhan terhadap Fan Xian. Mendengar bahwa tempat itu hampir hancur, Fan Xian tersenyum pahit. "Pemuda-pemuda itu benar-benar berdarah panas. Jelas ... Kerajaan Qi Utara tidak akan mengakuinya. Jika penduduk Kerajaan Qing mengetahui bahwa negara lain dapat dengan mudah mengirim pembunuh ke dalam ibukota, aku rasa kedua negara tidak akan pernah damai. "     

Li Hongcheng tersenyum pahit. "Kedamaian sudah mulai pudar. Sesuai perintah sang Kaisar, perwakilan dari Kerajaan Qi Utara telah diusir, lengkap dengan semua barang dan bawaannya."     

Fan Xian tertawa mengejek. "Cepat sekali mereka mengurusi orang asing seperti itu."     

Li Hong Cheng mengerti maksud ucapan Fan Xian, dan ia pun mengerutkan keningnya. "Kamu masih dalam masa pemulihan dalam beberapa hari ini. Ada beberapa hal yang sulit untuk dibahas."     

Fan Xian menghela napas, "Mungkin aku berhutang padamu di kehidupanku yang sebelumnya; aku mengajakmu jalan-jalan, dan itu membuatku hampir terbunuh. Kamu adalah salah satu dari sedikit orang yang aku kenal di ibukota. Kamu biasanya tidak suka basa-basi, kamu kenapa hari ini?"     

Li Hongcheng menyalahkan dirinya sendiri. "Ini semua sebenarnya salahku. Tidak ada yang menduga bahwa Drunken Immortal Tavern dikendalikan oleh Kerajaan Qi Utara." Ia kemudian terdiam sejenak dan berkata, "Tujuan kunjunganku adalah, pertama-tama, aku ingin meminta maaf atas nama pangeran kedua. Dia berencana datang ke sini sendiri, tetapi seperti yang kamu tahu, situasi sekarang agak kacau, jadi dia tidak bisa datang. Masih anyak orang di luar sana yang percaya bahwa aku dan pangeran kedua lah yang bertanggung jawab atas insiden ini. "     

Fan Xian menatapnya sambil tersenyum paksa.     

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Haruskah aku mengaku secara terpaksa?"     

Fan Xian dan Li Hongcheng tertawa bersama. Dia percaya bahwa pangeran Jing bukanlah pelakunya. Dan untuk pangeran kedua, dia tidak memiliki dukungan kuat dari dalam istana, sehingga kalau sampai ia kehilangan dukungan dari keluarga Fan, itu akan menjadi kerugian besar. Setidaknya, kerugian itu lebih besar daripada keuntungan yang didapat dari menjebak Putra Mahkota.     

Dengan susah payah, Fan Xian duduk di tempat tidurnya. Seorang pelayan membantunya minum air. Saat dia melihat sosok seseorang di balik pintu kamar, Fan Xian mengumpat di dalam benaknya. Walaupun dirinya sedang mengalami cedera serius, pengunjung selalu datang tanpa henti. Bagaimana dia bisa memulihkan diri? Pengunjung kali ini adalah orang asing, dia mengaku sebagai pejabat dari Biro Pertama Dewan Pengawas yang ditugaskan oleh kerajaan untuk menyelidiki kasus Jalan Niulan. Kasus ini melibatkan banyak desas-desus tidak jelas dan pejabat-pejabat di dalam istana, sehingga kasus ini diserahkan ke Dewan Pengawas.     

"Bolehkah aku menanyakan namamu?" Fan Xian bertanya sambil memicingkan matanya, sementara seorang pelayan menuangkan teh bagi pendatang baru itu. Terlepas dari waktu dia "menerobos masuk" di kantor Dewan dulu, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan salah satu pejabat Dewan Pengawas. Pejabat ini tampaknya memiliki aura busuk, membuat Fan Xian teringat pada gurunya, Fei Jie.     

"Namaku Mu Tie." Pejabat ini memiliki bibir tipis dan kulit kecokelatan. Dia berbicara tanpa ekspresi, "Karena kondisi Anda beberapa hari yang lalu masih parah, saya berkunjung hari ini karena ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi. Saya dengan hormat meminta kerja sama anda untuk ini."     

Fan Xian mengernyitkan keningnya. Sepertinya pejabat ini tidak tahu tentang hubungan antara keluarga Fan dan Dewan Pengawas. Dia berkata, "Aku lelah. Mari kita bahas hal ini di lain hari saja."     

Mu Tie tampaknya tidak menduga akan menerima penolakan. Dia tampak cemas.     

Fan Xian melambaikan tangannya dan bertanya, "Dewan dan kementerian sudah mengirim laporan mereka, apa lagi yang harus ditanyakan?"     

"Beberapa pertanyaan masih belum terjawab." Mu Tie menatap Fan Xian dengan tatapan yang tajam. Fan Xian tiba-tiba menyadari bahwa Dewan Pengawas juga mencurigai sekelompok pemanah yang menyerangnya. Tapi apa gunanya bertanya pada Fan Xian? Satu-satunya orang yang telah dia buat tersinggung adalah Guo Baokun, yang memiliki latar belakang seorang sarjana dan tidak mungkin bersekongkol dengan kerajaan Qi Utara. Dan untuk kedua pangeran itu... itu adalah masalah yang tidak bisa dibicarakan.     

Fei Jie dulu telah memberinya sebuah lencana. Fan Xian mengambil benda itu dari bawah bantalnya dan melemparkannya ke Mu Tie. "Kita semua berada di pihak yang sama. Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja."     

Mu Tie belum menyentuh tehnya. Setelah melihat lencana itu, raut wajahnya berubah. Dia berdiri dan berjalan ke arah Fan Xian kemudian berlutut. Sambil menangkupkan kedua tangannya yang terkepal, dia memberi hormat, "Aku telah melihat, Yang Mulia."     

Fan Xian sangat terkejut; dia tidak mengira bahwa lencana miliknya memiliki kekuatan yang besar. Dia tidak tahu bahwa lencana itu adalah lencana milik inspektur, yang berada satu tingkat diatas tingkat kedelapan biro Dewan Pengawas. Siapa pun yang memilikinya, memegang otoritas yang sama dengan ketua dari kedelapan biro; hanya Direktur Chen yang bisa memberikan perintah secara langsung kepada mereka. Wajar jika Mu Tie memberi hormat kepada Fan Xian saat melihat lencana itu.     

Sambil memberi isyarat untuk bangkit, Fan Xian mengerutkan keningnya. "Kapan Tuan Fei Jie kembali ke ibukota?" Itu adalah pertanyaannya yang paling penting; pertama-tama, Fan Xian hanya dapat memulihkan tubuh Wan'er bukan mengobati penyakitnya. Kedua, situasi di ibukota saat ini sedang kacau. Wu Zhu menolak untuk berada di sisinya secara terbuka, dan ayahnya menyembunyikan sesuatu dari dia. Entah kenapa Fan Xian merasa sangat mempercayai Fei Jie, yang sedang tidak berada di ibukota.     

Saat mendengar Tuan Muda ini bertanya tentang Tuan Fei, Mu Tie tahu bahwa pemuda ini adalah orang penting yang dirahasiakan oleh Dewan. Bukan hal yang aneh bagi suatu organisasi seperti Dewan Pengawas untuk menanam bibit-bibit muda yang berbakat dari keluarga-keluarga bangsawan. Tuan muda Fan ini jelas merupakan salah satu dari mereka, dan termasuk orang yang memilike pangkat tinggi. Mu Tie menjawab dengan hormat, "Seharusnya beberapa hari lagi."     

"Apakah kamu menemukan sesuatu?" Fan Xian menatap mata pejabat itu.     

Mu Tie menjawab, "Dewan terlambat menerima kabar. Mayat para pemanah itu sudah dikremasi. Penyelidikan telah mengarahkan kami ke Divisi Patroli dan petunjuk berakhir di sana."     

"Divisi Patroli? Siapa yang bertanggung jawab di sana?"     

"Jiao Ziheng."     

"Hah?"     

Mu Tie menatap Fan Xian dengan penasaran, bagaimana bisa pemuda ini tidak tahu siapa Jiao Ziheng, dia lalu menjawab, "Seharusnya dia bukan bawahan pangeran." Mu Tie melihat lencana yang tidak bisa dipalsukan itu sekali lagi dan meyakini identitas Fan Xian, dia tidak mempertanyakan lebih jauh. Ini adalah cara kerja Dewan Pengawas; semuanya serba ketat dan teratur.     

"Kamu yang bertanggung jawab atas kasus ini?" Fan Xian memandang pejabat itu dengan rasa ingin tahu. "Kamu peringkat berapa?"     

"Peringkat ketujuh," Mu Tie menjawab sambil tersenyum, "Hanya cocok untuk menjalankan tugas."     

"Kapan Si Lili akan kembali ke ibukota?" Fan Xian tiba-tiba teringat satu-satunya saksi hidup, dia menjadi cemas.     

"Mereka dengan cepat melarikan diri. Bahkan jika kita menangkap mereka sekarang, butuh beberapa hari untuk membawa mereka kembali ke ibukota."     

Saat melihat Fan Xian, Mu Tie menebak-nebak alsan mengapa ada orang yang berkonspirasi dengan Kerajaan Qi Utara untuk merencanakan pembunuhan. Tampaknya Tuan Muda ini dipilih oleh Dewan untuk dikembangkan sebagai salah satu anggotanya. Hal ini membuat Mu Tie bersemangat; dia ternyata sedang memikirkan cara untuk memajukan karirnya. Dengan berani, dia berkata, "Tuanku, meskipun aku tidak tahu tugas anda di ibu kota, anda masih belum lama berada di ibukota. Jika ada yang bisa saya lakukan untuk membantu, silahkan perintahkan saya."     

Fan Xian bertanya, "Lalu bagaimana dengan kasus ini yang sedang kau kerjakan sekarang?"     

Mu Tie menyeringai, "Aku bisa menugaskannya kepada orang lain. Dewan selalu mengatakan untuk mementingkan urusan berdasarakan besarnya pangkat. Dengan status anda Tuanku, anda dapat menugaskanku untuk mengurusi masalah lain itu sudah biasa."     

Fan Xian mengetahui isi pikiran Mu Tie, dia tersenyum cemas. "Lupakan saja, bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Jika kamu nantinya mati saat melakukan perintah dariku, apa bagusnya itu?"     

Hatinya menjadi gelap dan terasa berat ketika dia memikirkan tiga pengawalnya yang sudah mati. Mereka telah mendampinginya sejak hari pertama dia tiba di ibukota. Sekarang mereka sudah mati, dan Fan Xian bahkan tidak ingat nama-nama mereka.     

Fan Xian meminta pelayan untuk membuka jendela. Cahaya siang hari memenuhi seisi kamarnya yang sebelumnya selalu gelap. Setelah menghirup udara dalam-dalam, Fan Xian memutuskan untuk bangun dan melakukan sesuatu. Dia kemudian bertanya kepada pejabat yang antusias satu ini, "Bukannya ada orang bernama Wang Qinian di Dewan Pengawas?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.