Sukacita Hidup Ini

Pejabat yang bunuh diri



Pejabat yang bunuh diri

0Sambil mengantar Fan Sizhe keluar dari toko buku, Fan Xian tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Dia berbalik dan berbicara dengan Ye si penjaga toko."Bisakah kamu menangani hal-hal yang telah kita bicarakan beberapa hari yang lalu? Aku tidak ingin terlalu banyak orang yang mengetahuinya."     
0

Meskipun Penjaga Toko Ye tidak mengerti mengapa bos mudanya tertarik kepada orang-orang yang menempati Qingyu Hall, ia tetap mengangguk. Ketujuh belas penjaga toko itu sudah lama terbiasa dengan kehidupan di ibukota, mereka bekerja dibawah keluarga para pangeran; Meskipun mereka dilarang memulai usaha-usaha mereka sendiri, hidup mereka tetap kaya dan terhormat.     

"Menangani apa?" tanya Fan Sizhe dengan rasa ingin tahu.     

"Apakah kamu tahu apa itu Gedung Qingyu?"     

"Tentu saja aku tahu." Penjaga toko ini, Ye, adalah orang dibayar mahal oleh Fan Sizhe untuk menjaga toko buku Danbo, jelas ia tahu. "Tempat berkumpulnya para penjaga toko dari keluarga Ye sebelumnya. Dengan adanya mereka, aku dapat berbisnis dan memiliki tim yang berisi orang-orang cerdas."     

Fan Xian terkejut, dia merasa bahwa dirinya selama ini terlalu berhati-hati. Tampaknya nama keluarga Ye telah terukir dalam sejarah, sehingga orang-orang di ibukota tidak lagi menganggapnya tabu. Ketika kereta datang menjemputnya, dia mendapati bahwa Ruoruo sedang duduk di dalamnya. Fan Xian menyalahkan dirinya sendiri. "Jika aku tahu kamu akan datang, aku akan pergi lebih cepat." Ucap Fan Sizhe sambil menatap kakak perempuannya dengan ketakutan. "Aku hanya datang untuk melihat-lihat, kok..." jelasnya. "Usaha ini tidak ada hubungannya denganku. Jangan bilang pada Ayah."     

Saat mendengar ucapan adiknya, ekspresi Ruoruo yang awalnya dingin tiba-tiba menjadi tersenyum. "Kita kan keluarga," katanya. "Siapa yang ingin kamu mendapat masalah?"     

Suasana di jalan Dongchuan saat itu jauh lebih tenang dibanding saat siang tadi. Kereta kediaman Fan bergerak ke arah timur kota dengan membawa tiga anak keluarga Fan di dalamnya. Matahari terbenam di barat, dan bayangan kereta terlihat memanjang, menyelimuti jalan bebatuan. Hawa dingin di celah-celah batu di jalan berusaha melarikan diri ke cahaya senja yang hangat.     

Fan Xian merasa bahwa kehidupan keluarganya telah bahagia akhir-akhir ini. Saat seseorang berhasil meraih beberapa untaian kebahagiaan, dia harus memegangnya erat-erat. Mengenai upaya pembunuhan terhadap dirinya, Fan Jian — Count Sinan — terikat oleh kedudukannya sebagai seorang pejabat. Sehingga mustahil untuk menemukan kebenaran, tidak ada pilihan selain menanggungnya untuk saat ini. Dan Fan Xian adalah orang yang berjiwa yang bebas, jadi dia sama sekali tidak khawatir.     

Untuk mencapai tiga tujuan yang telah dia tetapkan sejak kelahirannya di dunia ini, Fan Xian tidak boleh berada di lingkungan yang berbahaya. Dalam kehidupan sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa pernah menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk hidup tanpa rasa takut. Meskipun Fan Xian tidak memahami dunia politik, dia beranggapan bahwa jika dia meninggal dan terlahir kembali, dunia barunya pun harus tetap memiliki semacam hak asasi manusia.     

Wang Qinian duduk dengan wajah yang pucat. Gedung itu adalah tempat yang disewa dengan uang keluarga Fan sebelum meninggalkan kota; lokasinya tidak mencolok, sehingga tidak ada yang akan memperhatikan gedung itu.     

Fan Xian dengan cepat memberinya teh. "Saya meminta maaf."     

Wang Qinian menyadari Tuannya menggunakan bahasa formal, dia tidak berani menerima teh itu. Sudah menjadi tugasnya untuk melapor. "Seperti dugaan Tuan, saat rombongan Dewan Pengawas bersama Si Lili kembali ke ibukota, mereka dicegat di tengah perjalanan. Tetapi negara kita telah mengantisipasinya. Musuh dapat dikalahkan. Sesuai dengan arahan dari Tuan, setelah mereka keluar dari Cangzhou, mereka diikuti segerombolan orang yang menyamar sebagai penyamun, namun setelah mereka melarikan diri, ditemukan buktu-bukti yang menunjukkan bahwa mereka sebenarnya adalah prajurit yang menyamar. "     

Fan Xian terkejut. Dia bertanya-tanya bagaimana mungkin prajurit bisa masuk. "Apakah para prajurit itu berasal dari ibukota negara bagian atau seseorang lainnya?"     

Wang Qinian berpikir sejenak. "Kami tidak yakin. Menurut pernyataan Tuan," dia melanjutkan, "Para 'perampok' itu hanya diikuti saja. Akhirnya, diketahui bahwa perwira yang bertanggung jawab telah melarikan diri ke Wuzhou."     

"Wuzhou?"     

"Benar. Malam itu perwira tersebut bertemu dengan pasukan yang ditugaskan di Wuzhou." Wang Qinian tiba-tiba memikirkan hal lain yang harus dijelaskan. "Ada orang lain yang mengikuti mereka pada waktu itu," dia buru-buru melanjutkan.     

"Siapa?"     

"Zong Zhui."     

Fan Xian tiba-tiba sadar. "Kamu pernah menyebut nama itu sebelumnya. Dulu, Zong Zhui sama terkenalnya denganmu. Bukankah kamu mengatakan bahwa dia selalu berada di sisi Direktur Chen?" Tiba-tiba, Fan Xian paham. Sepertinya sama dengan dirinya. Dewan Pengawas telah menggunakan Si Lili untuk mencari petunjuk tentang siapa yang berada di balik layar.     

"Benar. Hari itu aku melihat kereta Direktur dari jauh. Pasukan ksatria hitam juga ada di sana, jika tidak, mereka tidak akan bisa menahan gempuran pasukan berkuda lawan." Wang Qinian sedikit gelisah saat bertanya. "Tuan Fan, karena negara sudah melacak mereka, apakah kita akan melanjutkan penyelidikan ini?"     

"Mm. Jangan terlalu khawatir tentang mereka. Siapa perwira yang bergabung dengan pasukan di Wuzhou?"     

"Berhati-hatilah. Nama keluarganya adalah Fang dan nama depannya Xiu. Dia tidak memiliki latar belakang; dia hanya kerabat jauh dari Jenderal Fang, ketua garnisun kota itu."     

Fan Xian mengerutkan kening saat dia berpikir. Perwira yang bertugas dalam pasukan garnisun kota ini memang telah bertindak keterlaluan, tetapi bagaimana cara perwira itu bisa keluar dari masalah? Atau lebih tepatnya, haruskah dia berusaha keluar dari masalah yang dihadapinya? Jika terlalu banyak orang terlibat, masalah akan semakin menjadi sulit dan berujung pada penyelesaian yang sulit diterima. Sebagai seseorang yang telah dipuji dan dihargai oleh istana karena keberaniannya, Fan Xian mungin terpaksa bermain peran sebagai orang lain.     

Fan Xian menghela napas dalam-dalam, dan bibirnya tampak sedikit pucat. "Kapan Si Lili akan tiba?" dia bertanya pelan.     

"Besok." Wang Qinian menatapnya dan tiba-tiba berbicara. "Direktur Chen juga akan kembali besok. Tuan Fan, apakah anda ingin meminta nasihat Direktur terlebih dahulu? Si Lili akan menghadapi hukuman mati."     

"Dan bagaimana dengan Tuan Fei?"     

"Sepertinya dia belum kembali."     

Saat mendengar bahwa Fei Jie belum kembali ke ibukota, Fan Xian merasa kecewa. Namun ketika dia mengetahui tentang kembalinya Chen Pingping ke ibukota, dia menjadi khawatir — meskipun ibunya telah mendirikan Dewan Pengawas sendiri, itu terjadi dahulu kala. Sejak saat itu hati manusia mungkin telah berubah. Tapi berdasarkan pemandangan yang dia saksikan saat terlahir ke dunia ini dan juga ajaran dari Fei Jie, Fan Xian yakin bahwa Dewan Pengawas bukanlah lawan ataupun kawan ... mereka adalah kubu tersendiri.     

Fan Xian merasa ibarat anak yatim tertindas yang harus melawan segerombolan anak-anak yang lebih tua. Dia merasa seperti anak kecil yang mengusap air mata dan berpikir: bangsat kalian semua, siapa yang berani menindas aku saat aku tiba di ibukota?     

Pada saat itu, Wang Qinian tiba-tiba tertawa. "Selamat, tuan." Sepertinya bahkan Wang Qinian yang baru kembali pun telah mendengar berita bahwa Fan Xian diberi gelar Pengurus Kuil Taichang. Tetapi kebanyakan orang tidak tahu dengan siapa dia akan menikah. Fan Xian tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.     

Ada pepatah di antara birokrasi Kerajaan Qing: "Tidak ada yang tidak diketahui oleh Dewan Pengawas; bahkan uang yang disembunyikan di pispot kamar sekalipun." Fan Xian mempercayai pepatah itu. Ayahnya belum menemukan petunjuk sedikit pun. Orang yang kemungkinan besar mengetahui petunjuk itu adalah Chen Pingping. Demi keselamatan diri masing-masing, Fan Xian mengizinkan Wang Qinian untuk sementara waktu menghentikan kegiatannya, agar dia bisa menggalang kekuatan terlebih dahulu. Dia dengan cermat memperhatikan setiap gerakan istana.     

Ketika Direktur Chen kembali ke ibukota, seluruh birokrasi tahu akan itu. Malam ketika mereka mendengar bahwa Chen Pingping akan kembali, mereka langsung dipanggil ke istana dengan dekret resmi. Mereka membahas tentang kembalinya Direktur Chen ke ibukota. Para pejabat sipil dan militer iri karena Direktur Chen masih merupakan orang kepercayaan Yang Mulia. Di satu sisi, mereka diam-diam mengutuk orang tua itu karena tindakannya yang selalu mempersulit mereka. Mereka semua setuju bahwa orang tua sebaiknya segera pensiun.     

Saat Direktur berada di istana, kegiatan Dewan Pengawas dengan cermat tertulis di dalam surat. Sore harinya, sebuah tim besar yang terdiri dari para pejabat Dewan Pengawas menyerbu kantor garnisun kota dengan ganas dan mulai menggeledah tempat itu, sedangkan tim lainnya langsung menuju kediaman Keluarga Fang.     

Di luar kediaman Fang berdiri sebuah pohon tinggi. Fan Xian naik ke atas pohon dan zhenqi mengalir secara perlahan ke seluruh tubuhnya. Tubuhnya secara perlahan tersamarkan di balik dedaunan pohon. Matanya menatap dingin ke kekacauan yang terjadi di dalam rumah itu.     

Tidak lama kemudian, penggledahan terhenti.     

Para petugas Dewan terlihat kecewa saat keluar dari rumah itu. Mereka membawa sesosok mayat: Perwira Garnisun Kota Fang telah menggantung dirinya sendiri di bawah tiang atap untuk menghindari hukumannya, tepat setengah jam sebelum Dewan tiba.     

Fan Xian menghela napas dan menunggu mereka semua bubar, lalu dia turun dari pohon. Di tengah malam, dia berjalan di jalan yang sepi sambil memikirkan sesuatu. Fang adalah seorang jenderal militer. Bahkan jika dia berkomplot dengan Kerajaan Qi Utara dan memutuskan untuk bunuh diri setelah kebohongannya diketahui, seharusnya seorang dari dunia militer akan bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri. Menggantung diri adalah cara yang berlebihan untuk seorang pengkhianat negara. Mungkin dia tidak ingin melakukannya.     

Jantungnya berdetak kencang, dan dia tidak bisa mengendalikannya. Dia langsung pergi menuju ke alamat yang diberikan Wang Qinian. Rumah Wang berada di bagian selatan kota, di gang yang penuh dengan penduduk miskin. Pada malam hari, orang-orang tua akan berbaring di luar untuk mencari angin sambil minum teh sementara istri mereka tetap berada di dalam ruangan. Fan Xian menghilang ke dalam bayangan-bayangan di sekitar gang.     

Meskipun Wang Qinian hanya seorang pejabat tingkat rendah, dia masih merupakan anggota Dewan Pengawas. Alasan dia terlihat miskin setelah dipecat adalah karena dia telah menggunakan seluruh tabungannya untuk membeli rumah ini.     

Ketika Fan Xian masuk, Wang Qinian dengan penuh kasih sedang mengawasi putranya, menggenggam kipas daun palem di salah satu tangannya. Ia tiba-tiba mendengar sesuatu yang tidak biasa lalu dengan cepat menoleh. Saat melihat wajah tampan Fan Xian, dia tidak bisa menahan rasa terkejutnya.     

"Ssst!" Fan Xian memberi isyarat dengan tangannya, mereka berdua diam-diam pindah ke ruangan kosong.     

Wang Qinian tidak menduga Tuan Mudanya akan datang untuk berdiskusi, ia pun segera bertanya. "Tuan, apa yang terjadi?" dia bertanya penuh dengan perasaan curiga.     

Fan Xian menceritakan tentang Fang yang bunuh diri. Setelah mendengarkan semuanya, Wang Qinian pun mengerutkan keningnya. "Anda memang cepat. Masalah ini akan sulit untuk ditangani."     

"Bawa aku ke penjara," kata Fan Xian. "Aku ingin bertemu dengan Si Lili."     

"Interogasi sedang berlangsung. Jika kita terlibat, bukankah dapat terjadi kesalahpahaman?" Wang Qinian lebih jeli dalam berpikir ketimbang Fan Xian.     

Fan Xian terdiam sejenak. "Direktur Chen dipanggil ke istana," katanya, "Aku khawatir sesuatu akan terjadi di penjara."     

Wang Qinian ingin menegakkan kebenaran terlebih dahulu. "Tuan," katanya dengan hormat, "Anda tidak perlu mengotori tangan anda dengan masalah seperti itu. Biarkan orang bawahan yang mengurusnya."     

Fan Xian menggelengkan kepalanya. "Ayo kita pergi bersama," katanya. Sejujurnya, dia selalu ingin tahu tentang keadaan penjara Dewan Pengawas. Tentu saja, dia juga ingin tahu tentang Si Lili.     

Malam telah tiba di ibukota. Pemukiman terlihat bersinar ditengah kegelapan malam. Tepi sungai Liujing tampak megah, jauh lebih meriah dari Gang Wanong. Di bagian paling gelap dari kegelapan malam terdapat seorang pejabat Dewan Pengawas. Malam itu, Wang Qinian menuntun seorang pria misterius yang mengenakan pakaian serba abu-abu masuk ke dalam penjara Dewan Pengawas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.