Sukacita Hidup Ini

Negosiasi yang Tidak Berkelas



Negosiasi yang Tidak Berkelas

0Dibandingkan dengan penduduk ibukota yang semangantnya menggebu-gebu, Fan Xian tidak terlalu merasa bersemangat. Dia sedang menulis dengan hati-hati di selembar kertas di ruang belajarnya. Dia menulis dengan gaya tulisan seorang pemuda yang memiliki pendidikan istimewa di ibukota. Yang sedang dia lakukan adalah menyalin laporan dari Dewan Pengawas, disertakan sedikit improvisasi agar para pejabat di Kuil Honglu tidak curiga bahwa ada lembaga mengerikan lainnya yang terlibat dengan fungsionaris selain Dewan Pengawas milik Sang Kaisar.     
0

Fan Ruoruo juga terlihat tidak bersemangat saat menyalin naskah kecil dan menempel potongan-potongan kertas kecil. Ia bertanya, "Kakak, ini benar-benar aneh. Dari mana kamu mendapatkan laporan ini? Mengapa kamu tidak langsung menggunakannya saja? Mengapa kamu harus membuat alasan yang tidak masuk akal?"     

Fan Xian jarang menyembunyikan sesuatu dari adiknya itu; bahkan Lin Wan'er sekali pun tidak memiliki perlakuan istimewa seperti ini. Dia berkata dengan wajah gelisah, "Aku awalnya malas, jadi aku berniat untuk meminjam kekuatan mereka. Tetapi siapa yang sangka, aku telah membongkar sebuah kasus yang mengerikan. Sumber asli laporan ini tidak dapat diungkapkan, jadi aku tidak bisa memberikannya langsung ke Kuil Honglu. "     

"Siapa duta besar dari Kerajaan Qi Utara kali ini?" Fan Ruoruo senang bahwa kakaknya akhirnya bisa terlibat dalam urusan pemerintahan. Meskipun Fan Xian telah mendidik adik perempuannya, Ruoruo hanyalah seorang gadis kecil yang tumbuh di ruang lingkup yang terbatas. Ruoruo selalu berpikir bahwa, karena Fan Xian adalah laki-laki, membuat tahu hanya bisa menjadi hobi; kakaknya tidak boleh selamanya menjadi pembuat tahu.     

"Bukan dari faksi Sang Kaisar ataupun faksi Sang Permaisuri, dan jelas bukan faksi Sang Putra Mahkota; hanya beberapa faksi pengikut," jawab Fan Xian saat dia menata lembaran dokumen itu di atas meja. "Dia adalah adik laki-laki dari permaisuri Kerajaan Qi Utara. Namanya Chang Dinghou, dan katanya dia seorang jenius. Tapi yang paling mencolok bukanlah dia, tapi justru gurunya. Seorang sarjana hebat di Kerajaan Qi Utara yang bernama Zhang Mohan. Semua sarjana di dunia ini memujanya. Tidak ada yang tahu berapa harga yang harus dibayar Kerajaan Qi Utara untuk membuatnya ikut delegasi itu. Bahkan Yang Mulia mungkin akan mempertimbangkannya. Menurutku tuntutan uang dan tanah akan ditarik kembali kali ini."     

"Zhang Mohan?" Fan Ruoruo terlihat bersemangat ketika mendengar nama itu, dan wajahnya tampak berseri-seri.     

Ini pertama kalinya Fan Xian melihat adiknya yang biasa nampak pendiam menunjukkan sisi kepribadiannya yang agak fanatik terhadap sesuatu. Selain kakaknya, Ruoruo tidak mengagumi sarjana mana pun;melihat adiknya bersikap seperti ini membuat Fan Xian merasa sedikit cemburu. Dia berkata, "Untung laporannya jelas. Zhang Mohan ini berusia tujuh puluh tahun, kalau tidak aku harus berhati-hati."     

Fan Ruoruo merasa sedikit malu dan berkata, "Kamu adalah kakakku; cobalah untuk bersikap layaknya seorang kakak."     

Fan Xian tertawa, "Yang tidak layak itu kamu yang menyukai seorang kakek tua." Ketika dia menyadari bahwa Fan Ruoruo sedikit kesal, dia dengan cepat melambaikan tangannya.      

Hari-hari telah berlalu, dan kakak beradik ini sedang mengkhawatirkan pernikahan gadis muda itu. Meskipun sempat merasa gelisah, nyatanya pelamar yang pantas tak kunjung terlihat, jadi mereka pun menyerah. Tiba-tiba, Fan Xian teringat hal yang lain. "Terakhir kali ketika kita pergi ke Sungai Liujing, bukankah Yang Mulia mengatakan sesuatu?"     

"Apa yang dia katakan?" Fan Ruoruo bingung. Sepertinya mereka berdua sangat terkejut hari itu hingga tidak bisa mengingat semua yang terjadi.     

Fan Xian memejamkan matanya dan kembali berpikir. Dia tiba-tiba menampar permukaan meja dan berkata dengan wajah yang pucat, "Yang Mulia berkata dia akan menjodohkanmu dengan seseorang!"     

"Apa?!" Fan Ruoruo sangat ketakutan ketika dia mendengar hal ini.     

Apa yang ditakuti oleh anak-anak dari keluarga pejabat pemerintahan? Pernikahan. Dalam beberapa kasus pernikahan yang bahagia seperti Lin Wan'er dan Fan Xian, semuanya berjalan dengan baik. Tetapi akan sangat disayangkan bagi seseorang untuk menikahi seekor harimau betina. Yang paling menakutkan adalah perjodohan dari istana. Perjodohan seperti itu tidak mungkin bisa ditolak. Bahkan jika Anda dinikahkan dengan seorang playboy yang kaya, Anda tidak akan dapat menolak.     

Bertahun-tahun yang lalu, banyak keluarga pejabat yang membawa putri-putri mereka ke istana dengan harapan menerima dukungan dari Yang Mulia. Tetapi Sang Kaisar tidak memanjakan dirinya dengan wanita, jadi cara seperti ini sudah tidak berguna. Bahkan Sang Putra Mahkota dan Pangeran Kedua pun tidak berani memiliki terlalu banyak selir, meskipun Pangeran Kedua terkenal sebagai pria yang sangat mesum di ibukota. Bahkan di Istana Timur, pun hanya ada tiga orang selir.     

Fan Ruoruo sepertinya juga mengingat hal ini. Dengan berlinang air mata dan dengan suara yang gemetar, ia bertanya, "Apa yang harus kulakukan?"     

Fan Xian, dengan otaknya yang cerdas, dengan cepat menentukan kemungkinan keluarga mana yang akan melamar adiknya. Dia menyipitkan mata dan berkata, "Pangeran Tertua, Pangeran Kedua, Pangeran Jing. Dengan status yang dimiliki Keluarga Fan, Yang Mulia hanya akan memilih dari ketiga pangeran itu. Jika ternyata kamu dijodohkan dengan keluarga pejabat tinggi lainnya, maka kamu tidak usah khawatir. Jika kamu tidak setuju, aku punya cara untuk membatalkan pernikahan itu nanti."     

Tentu saja Fan Xian punya cara-caranya sendiri. Bagaimanapun juga, dia mendapat dukungan dari Ayah, Cheng Pingping, dan Sang Perdana Menteri. Karena adanya dukungan dari ketiga orang ini, bahkan Sang Putra Mahkota saja menginginkan dukungan Fan Xian. Jika dua pangeran lainnya dan Pangeran Jing tidak terlibat, Fan Xian yakin bahwa dia dapat menggagalkan pernikahan yang tidak disetujui adiknya.     

Namun calon mempelai pria yang paling mungkin adalah ketiga pangeran itu. Fan Xian menenangkan dirinya sendiri, tetapi tiba-tiba dia berteriak, "Jadi itu sebabnya Li Hongcheng pergi ke rumah bordil setiap hari dan tidak menikah; dia sedang menunggu-nunggu saat ini!"     

Ketika dia melihat adiknya bersedih, Fan Xian berusaha untuk menghiburnya sambil tersenyum. "Pangeran Tertua menghabiskan waktu bertahun-tahun bertarung di wilayah barat, dan kemampuan bela dirinya luar biasa. Meskipun kita belum pernah bertemu dengan Pangeran Kedua, aku dengar dia juga merupakan sosok pria yang mengesankan. Kalau Pangeran Jing, kita sudah mengenalnya dengan baik. Dia mungkin sedikit playboy, tetapi secara keseluruhan dia adalah orang yang baik. Jika betul calon suamimu adalah Li Hongcheng, jika ada aku disampingmu, dia tidak akan berani mengambil selir satu pun, apalagi mengunjungi rumah bordil."     

Akan lebih baik jika Fan Xian tidak menghibur adiknya. Sekarang setelah dia melakukannya, Fan Ruoruo merasa semakin besar kemungkinan pernikahannya terjadi, seolah-olah pernikahan itu dapat terjadi kapan saja. Ia pun berkata dengan kesedihan yang mendalam, "kakak, aku tidak ingin menikahi satupun dari mereka."     

Fan Xian menghela napas; dia tidak ingin adiknya terus bersedih, danberusaha untuk mencairkan suasana. "Memangnya apa yang begitu buruk dari pernikahan ini? Ketika aku bertemu denganmu kelak, maka aku harus memanggilmu 'Tuan Putri'. Jika Pangeran Kedua menjadi Kaisar, kamu akan memiliki ibu mertua yang mengendalikan dunia ... dan bukankah dia juga akan menjadi ibuku?"     

Leluconnya sangat tidak lucu, sehingga Ruoruo tetap saja merasa sedih. Suasana di ruang belajar itu menjadi hening dan canggung. Di dalamnya, seorang kakak dan adik sedang merenung. Ruoruo dipenuhi dengan keputus asaan, sedangkan Fan Xian berusaha menguatkan dirinya sendiri. Jika ada hambatan yang muncul di masa depan, dia harus siap untuk menghadapinya bagaimanapun caranya.     

----     

Lokasi tempat negosiasi diadakan tidak begitu luas; proses negosiasi diadakan di ruangan terbesar di Kuil Honglu. Tidak ada meja panjang di antara para pejabat Kerajaan Qi Utara dan Qing. Justru mereka terlihat sedang mengobrol sambil sembari teh sambil tetap duduk di kursi mereka masing-masing. Fan Xian duduk di tempat yang paling tidak mencolok dan dia mengamati pemandangan itu. Dia pun teringat akan satu istilah dari kehidupan sebelumnya: pesta teh.     

Karena penyelidikan belum mencapai tahap akhir, dan karena dia sendiri telah bersikeras untuk berada di lokasi, para pejabat di Kuil Honglu tidak bisa melakukan apa pun untuk menghalang-halangi Fan Xian.     

Ada banyak pisau yang tersembunyi dibalik pertukaran kata-kata yang terkesan lembut dan sopan yang sedang terjadi. Tidak butuh waktu lama sebelum emosi para pejabat dari kedua pihak mulai terpancing; beberapa dari mereka yang mulai kehilangan kesabaran tampaknya hendak beranjak dari kursi mereka.     

Seorang pejabat peringkat enam dari Kuil Honglu akhirnya merasa kesal dengan suasana disekitarnya dan berdiri. "Huh! Siapa yang memenangkan perang ini? Kamu, Qi Utara, atau kita?"      

"Ada banyak mara bahaya di dalam perang. Penguasa kita, karena begitu peduli pada rakyat kita, sengaja menyerukan gencatan senjata. Siapa tahu pihak mana yang sebenarnya menjadi pemenang." Duta Besar dari Kerajaan Qi Utara sepertinya mudah tersinggung, tapi yang jelas tujuannya datang di sini tidak untuk memulai provokasi. Saat melihat pria itu mengelus jenggot kecilnya dengan begitu angkuh, bahkan Fan Xian yang biasanya tenang puningin maju dan menghajarnya.     

Shaoqing dari Kuil Honglu hanya tersenyum, tetapi Fan Xian memperhatikan bahwa senyuman itu adalah senyuman berbahaya yang berlandaskan kemenangan Qing selama dua puluh tahun. Pejabat Qing itu pun berkata, "Kalau begitu, para tamu saya yang terhormat, silakan kembali. Di antara kedua negara kita, mari kita bertarung sekali lagi untuk menentukan pemenangnya. Negosiasi dapat ditunda."     

Apa ini? Ini adalah ancaman yang terus terang; ungkapannya tidak beda dari perkataan seorang bajingan tak berkelas yang terang-terangan mengancam untuk melakukan tindak terorisme.     

Fan Xian tidak terlihat terkejut sama sekali, tetapi jauh di lubuk hatinya, dia sangat terkesan dengan pernyataan itu, "Bagus lah kalau nyalinya cukup besar untuk mengatakan itu."     

Jelas, ini menyebabkan pihak Qi Utara mulai melontarkan berbagai umpatan dan hujatan kepada pihak Qing, memperburuk hubungan diantara kedua negara tersebut. Tanpa diduga, shaoqing berkata dengan dingin, "Sejak kapan hal yang disebut 'persahabatan' ada di antara kedua negara kita?"     

"Ah, jadi beginilah cara Wei Xiaobao melakukan negosiasi." Pikir Fan Xian. Tugas seorang pejabat Shaoqing yang benar dari Kuil Honglu adalah bertindak dengan tanpa malu dalam proses negosiasi antara dua negara tersebut. Kalau bukan karena kekuatan yang dimiliki Kerajaan Qing, adegan seperti itu tidak akan pernah terjadi.     

Negosiasi di Kuil Honglu selalu berakhir seimbang. Para tokoh bergiliran mengeluarkan pendapatnya, dan seorang pencatat yang tidak mudah tersinggung pun berdiri. "Yang Mulia, tolong jangan lupakan jabatan Anda. Tolong jangan mencemari hubungan antara kedua negara kita karena perasaan sesaat."     

Kedua belah pihak mengundurkan diri, dan pesta teh telah itu pun berakhir. Para pejabat telah menunjukkan ketangguhan mereka masing-masing. Sementara proses negosiasi yang sebenarnya dilimpahkan kepada para bawahan dan pejabat tingkat rendah untuk mereka kerjakan.     

Karena negosiasi ini telah tiba pada jalan buntu, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai. Sementara si Zhang Mohan yang hebat itu jarang terlihat sejak dia pergi ke istana dan berbincang-bincang dengan Sang Permaisuri. Ini benar-benar membingungkan bagi Fan Xian, apakah kakek tua itu hanya datang ke sini untuk berlibur?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.