Cincin Naga

Malapetaka – bagian 2



Malapetaka – bagian 2

0

"Duk! Duk! Duk!"

0

Terdengar beberapa suara letusan lagi dari dalam kota Wushan, namun beberapa saat kemudian tak terlihat lagi bebatuan yang jatuh dari langit. Seluruh bebatuan itu telah dihancurkan oleh Warrior berjubah hijau itu. Namun saat ini, tak satupun penduduk Wushan mempunyai waktu bahkan hanya untuk melihat pertarungan mereka.

"Tuan Hogg, kota Wushan dalam keadaan parah, Baru saja-… Tuan Hogg? Ada apa?" Tanya Hillman selagi berlari menuju rumah itu. Ketika dia hendak melapor tentang situasi dan kondisi kota Wushan, dia melihat Hogg berdiri, diam tak bersuara sedikitpun.

Badan Hogg bergetar. Kemudian Hogg tersadar dari lamunannya. "Linley." Hogg berlari dengan terburu-buru menuju gudang itu. Melihat hal ini Hillman menebak-nebak apa yang sedang terjadi sambil mengikuti Hogg.

"Bam!" Sesaat sebelum Hogg tiba, reruntuhan yang menimpa Hiri, Linley dan Wharton terlempar jauh.

"Paman Hiri, bagaimana keadaannya?" Suara Hogg terdengar gemetaran. Disaat yang bersamaan, dia melihat ke arah sebuah tubuh yang sedang tengkurap. Hal pertama yang ia lihat adalah Linley yang kepalanya bercucuran darah. Pemandangan cucuran darah tersebut begitu mengejutkan bagi Hogg dan membuat kepalanya pening dan badannya lemas yang membuatnya hampir terjatuh.

Sampai saatini juga, tubuh Linley masih teragkat diatas tanah, sebagaimana dia seperti melakukan sebuah push up untuk mellindungi Wharton dibawah tubuhnya.

"Ayah." Terdengar suara memelas dari bawah tubuhnya.

Wharton dengan perlahan keluar dari bawah tubuh Linley. Linley dapat melindungi Wharton sepenuhnya menggunakan tubuhnya sendiri karena tubuh Wharton yang kecil, sehingga Wharton tak menderita luka sedikitpun.

"Kakak, kakak. Kakak kenapa?" Wharton menarik-narik tubuh Linley.

"Linley. Linley!" Suara Hogg dengan gemetaran.

Hiri yang berada di samping mereka berkata, "Aku sedikit terlambat. Ada satu reruntuhan batu yang tak dapat aku tangkis, batu itu mengenai kepala tuan muda Linley terlebih dahulu. Meskipun aku yakin reruntuhan itu tak mengenai kepala tuan muda Linley dengan keras."

"Aku… aku baik-baik saja." Terdengar suara serak nan perlahan. Linley memaksa dirinya untuk mengangkat kepalanya dan melihat ke ayahnya sambil tersenyum.

Ketika melihat senyuman Linley, Hogg tak bisa menahan air matanya.

Linley kemudian berusaha bangkit untuk duduk. Pakaiannya telah berlumuran darah, begitu juga dengan wajah dan rambutnya. Ketika reruntuhan itu mengenainya, ia mengeluarkan darah yang cukup banyak. Saat ini Linley merasa agak pusing. Linley melihat kearah ayahnya dan berkata, "Ayah, kau menangis."

"Ayah, ayah baik-baik saja." Sebuah senyuman bahagia terlihat di wajah Hogg.

"Wharton? Kenapa kamu tadi berdiam diri di depan pintu?" Linley mengusap kepala Wharton sambil menegurnya.

Wharton menyadari ia telah membuat sebuah kesalahan. Sambil menunduk kebawah, ia berkata, "Kakak, maafkan aku."

Hiri yang berada di samping kemudian berkata, "Ini semua salah saya. Malapetaka ini datang dengan tiba-tiba, dan sesaat setelah saya menggendong Wharton ke gudang, saya melihat tuan muda Linley dalam keadaan bahaya, sehingga saya berusaha untuk menolong tuan muda Linley. Saya tak mengira bahwa ada sebuah batu besar yang sedang menuju gudang itu. Ini semua salah saya."

"DRRRRRRR!"

Terdengar suara gemuruh yang dahsyat.

Wajah penduduk kota Wushan seketika berubah saat mereka semua melihat ke arah langit timur. Sebuah raksasa yang memiliki tinggi puluhan meter muncul, perawakan yang kekar, dan wajah yang bengis itu melayang di udara. Badannya berwarna kuning bagai tanah. Dan saat ini, raksasa tanah itu bertarung dengan Warrior berjubah hijau, dan pertarungan mereka menghasilkan suara keras bagaikan sambaran petir.

Hanya dari suaranya saja, tentu dapat ditebak betapa kuatnya raksasa itu. Tiap-tiap pukulannya jauh lebih kuat ketimbang gabungan dari bebatuan yang berjatuhan tadi.

Linley melihat pertarungan itu dengan rasa penasaran dan ketakutan. "Raksasa tanah ini pasti dipanggil menggunakan Magic Mage berjubah abu-abu itu." Linley dapat berpikir demikian karena Linley tahu bahwa Mage berjubah abu-abu itu sangat kuat.

"Linley, bagaimana keadaanmu?" Tanya Hogg penuh perhatian.

Kemudian Linley tersenyum. "Aku baik-baik saja. Ini cuma goresan kecil, aku hanya kehilangan sedikit darah."

"Tuan muda Linley, anda sebenarnya kehilangan banyak darah. Jika anda kehilangan darah lebih banyak lagi, anda dapat meninggal." Kata Hiri sambil mengambil beberapa perban dari dalam gudang dan membalut luka Linley.

Hogg melihat ke arah Linley. "Paman Hiri, bagaimana lukanya?"

Paman Hiri tersenyum pada Hogg, "Tak parah. Tuan muda Linley baik-baik saja, bahkan ia tak pingsan. Tak ada yang perlu diperhatikan. Esok hari, ia hanya butuh makan daging yang banyak untuk menggantikan darah yang ia keluarkan hari ini."

Hogg kemudian menghembuskan nafas lega.

Saat itu, ketika dia melihat Linley lari menuju Wharton, Hogg benar-benar takut. Dia takut dia akan kehilangan kedua anaknya.

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Hogg melihat ke arah Hillman. "Oh iya, Hillman, katamu kota Wushan dalam keadaan parah. Seberapa parah keadaannya?"

"Aku tak bisa mengatakan dengan pasti seberapa buruk kondisinya." Balas Hillman dengan wajah suram. "Tapi dari apa yang kulihat beberapa orang meninggal, dan banyak yang terluka parah dan bahkan lumpuh! Malapetaka ini datang dengan begitu cepat. Meskipun aku menyuruh semuanya untuk bersembunyi, masih banyak yang tak sempat untuk berlindung di bunker."

"Semua ini memang terjadi dengan begitu cepat." Balas Hogg sambil menoleh ke arah langit timur.

Petarung Saint-level memang sangat jauh berbeda dengan penduduk kota Wushan. Seorang petarung Saint-level dapat menghancurkan seisi kota hanya dengan sekali kibas. Kejadian barusan, hujan bongkahan batu dan bebatuan yang dihancurkan oleh pria berjubah hijau itu hanyalah sekedar pembuka dari pertarungan mereka.

Selain itu efek dari pertarungan mereka juga menimbulkan malapetaka di kota Wushan.

"Magic elemen tanah legendaris tingkat kesepuluh, Forbidden Magic – Elemen tanah World Protector. Kekuatan penghancur Magic itu benar-benar mengerikan. Bisa dibilang Magic itu adalah Magic terkuat elemen tanah yang hanya dimiliki Mage elemen tanah." Kata Hogg dingin sambil melihat raksasa itu.

Hogg adalah anggota dari klan Dragonblood Warrior. Meskipun Dragonblood Warrior hampir punah, sejarah mereka sepanjang lima ribu tahun memiliki banyak prasasti dan tentu saja salah satunya terdapat prasasti tentang Magic terkuat yang digunakan oleh banyak orang-orang kuat sebelumnya. Hogg dapat menjelaskan itu semua dengan mudah.

"Sebuah Magic tingkat kesepuluh…" Linley menarik nafas dalam-dalam.

Linley benar-benar ingin menunggangi seekor Black Dragon dan mampu mengeluarkan Magic tingkat kesepuluh. Dalam pikirannya dipenuhi dengan banyak tes dan ujian penerimaan Mage itu. "Ujian itu akan diadakan di ibu kota saat musim gugur. Hanya setengah tahun lagi…"

Dalam lubuk hatinya, Linley berkeinginan keras untuk mengikuti ujian untuk menjadi Mage itu dalam setengah tahun.

"Hillman, nanti ikut aku melihat keadaan penduduk kota Wushan." Kata Hogg kemudian menoleh ke Hiri. "Paman Hiri, setelah kedua petarung Saint-level itu pergi antarkan Linley ke rumah dan suruh dia untuk istirahat."

"Baik tuan." Hiri mengangguk.

Hogg menoleh ke Linley yang sedang melamun sambil melihat kedua petarung Saint-level itu bertarung. Sambil tertawa dia berkata, "Linley dasar kamu. Meski kamu terluka, kamu masih ingin melihat pertarungan mereka. Untungnya, dengan Magic yang telah dikeluarkan oleh Mage berjubah abu-abu itu, pertarungan ini akan segera berakhir."

Terserap dalam pertunjukan pertarungan yang menggemparkan, Linley tak menyadari sesuatu terjadi di sekitar dadanya…

Karena ia terluka, cincin yang disebutnya dengan Coiling Dragon yang ia kenakan di dalam pakaiannya juga terkena darahnya. Namun darah itu seakan menghilang begitu saja saat mengenai Coiling Dragon Ring itu, seperti air terserap lautan, dengan perlahan benda berwarna hitam itu menyerap darahnya.

Setelah itu, Coiling Dragon Ring itu mulai bersinar dengan cahaya yang redup.

Namun karena hal tersebut terjadi dibalik pakaian Linley, tak ada yang dapat menyadari cahaya yang dikeluarkan oleh cincin itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.