Cincin Naga

Keinginan dari Yang Perkasa – bagian 2



Keinginan dari Yang Perkasa – bagian 2

0

Malam pun datang, ketiga anggota klan Baruch dan pengurus rumahnya makan malam bersama. Wharton bercanda dan tertawa menggemaskan di meja makan. Saat makan malam telah usai, pengurus rumah itu membawa Wharton kembali menuju kamarnya sedangkan Linley dan ayahnya Hogg saling mengobrol.

0

"Ayah, mana yang lebih kuat? Seorang Mage atau seorang Warrior?" Tanya Linley penasaran.

Hogg melihat Linley sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Nak, seorang Mage dan seorang Warrior memiliki kelebihan mereka masing-masing. Pada tingkatan yang sama, seorang Mage mungkin sedikit lebih kuat ketimbang seorang Warrior. Tapi yang terpenting adalah status seorang Mage jauh lebih tinggi ketimbang seorang Warrior. Sebagai contoh, seorang Mage tingkat kedelapan yang mengendalikan dua elemen mungkin memiliki status lebih tinggi dari seorang Warrior tingkat kesembilan."

"Meskipun mereka sedikit lebih kuat, mengapa perbedaan statusnya begitu jauh?" Tanya Linley penasaran.

Hogg tertawa. "Sebelum membahas hal ini, sebaiknya kamu memahami sistem peringkat untuk para Mage. Ada sembilan tingkatan untuk Mage. Mage tingkat pertama dan tingkat kedua adalah Mage pemula. Mage tingkat ketiga dan keempat adalah Mage menengah. Mage tingkat kelima dan keenam adalah Mage senior. Tiga tingkat diatas mereka semua; ketujuh, kedelapan dan kesembilan? Mereka semua adalah orang yang sangat-sangat kuat. Dan tentu saja diatas tingkat kesembilan adalah Saint-level Mage!"

"Alasan mengapa seorang Mage memiliki kedudukan status yang sangat tinggi adalah karena kekuatan Magic penghancur yang mereka miliki sangatlah besar." Jelas Hogg sambil menuangkan jus ke dalam gelas dan meminumnya.

"Kekuatan Magic penghancur yang besar?" Linley melihat ke ayahnya.

Sambil meletakkan segelas jus itu Hogg mengangguk, "Seorang Warrior, bahkan seorang Dragonblood Warrior, hanya mampu membunuh ratusan orang hanya dalam sekali tebasan pedang. Ketika berhadapan dengan jutaan orang, membunuh pemimpin mereka adalah hal terbaik yang dapat dia lakukan, namun seorang pemimpin masih dapat digantikan. Sedangkan seorang Saint-level Mage? Dia dapat menggunakan Forbidden Magic yang dapat menghancurkan seluruh isi kota atau juga menghancurkan ratusan ribu pasukan. Apa yang dapat dilakukan seorang pemimpin bila ia tak memiliki sebuah pasukan? Oleh karena itu, seorang Saint-level Mage jauh lebih menakutkan ketimbang seluruh pasukan militer yang ada.

Linley dapat segera memahami hal itu.

"Alangkah baiknya bila tidak membicarakan Saint-level Mage. Bahkan seorang Mage tingkat kedelapan atau kesembilanpun mampu mengeluarkan Magic yang tak bisa dibayangkan kekuatannya dan juga dapat memutar balikkan keadaan dengan sangat mudahnya. Itulah mengapa seorang Mage memiliki kedudukan status social yang sangat tinggi." Jelas Hogg dengan tawa kecil.

Linley mengangguk.

Di benua Yulan yang dilanda peperangan, dapat dibayangkan pentingnya seorang Mage di sebuah kerajaan.

"Oh iya ayah, Aku pernah membaca buku yang membandingkan kekuatan seorang Mage dan seorang Warrior, tubuh fisik seorang Mage jauh lebih lemah dibandingkan seorang Warrior. Namun, aku melihat Mage itu turun dari punggung seekor Velocidragon dengan mudahnya. Bagaimana mungkin tubuhnya lemah?" Tanya Linley penasaran.

Hogg menjawab, "Akan ayah jawab pertanyaanmu nanti. Nak, kamu harus tahu bahwa di benua Yulan, umur seseorang rata-rata adalah sekitar 120-130 tahun. Mage dan Warrior yang kuat dapat hidup lebih lama lagi sekitar dua atau tiga ratus tahunan atau bahkan empat ratus tahun. Batas umur seseorang paling akhir adalah lima ratus tahun. Hanya mereka yang telah mendapatkan kekuatan Legendary Saint-level yang bisa hidup abadi selamanya tak terikat oleh waktu."

Linley mengangguk.

Ia pernah membaca hal ini di buku.

"Tapi nak, apakah kamu tahu mengapa Mage dan Warrior yang kuat menikmati masa hidup yang panjang?" Tanya Hogg.

Linley terkejut.

Linley hanya tahu bahwa seorang Warrior atau seorang Mage yang kuat dapat hidup selama tiga atau empat ratus tahun. Namun tak pernah terbesit dipikirannya tentang alasan dibalik hal itu.

Melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh anaknya, Hogg tertawa. "Nak, pertama-tama ayah akan menjelaskan tentang tipe elemen di dunia ini. Elemen api, air, udara, tanah, petir, cahaya dan kegelapan. Baik Warrior maupun Mage bergantung pada alam untuk menyerap kekuatan itu saat latihan. Baik Magic maupun battle qi semuanya berasal dari tiap jenis elemen. Jika kamu tadi melihat dengan seksama, kamu seharusnya dapat mengetahui elemen pada kelompok yang tadi kamu lihat. Keempat Warrior itu memiliki battle qi elemen api. Sedangkan sisanya memiliki tipe elemen udara atau air. Dan seperti battle qi, Magic sang Mage juga mempunyai elemen!"

Pertama kalinya Linley mendengar hal ini. Ia baru saja memahami bahwa baik seorang Mage maupun seorang Warrior bergantung pada penyerapan kekuatan alam yang terdapat pada tiap elemen.

"Alasan mengapa seorang Mage yang kuat dapat hidup sangat lama adalah karena ketika seorang Mage menyerap kekuatan alam dari elemen ke tubuh mereka untuk menghasilkan kekuatan yang murni, saat kekuatan elemen itu masuk ke tubuh mereka, kekuatan itu akan meregenerasi sendi, kulit, dan pertumbuhan mereka, sehingga tubuh mereka semakin lama semakin kuat. Dengan tubuh yang kuat, mereka dapat hidup lebih lama. Sama halnya dengan Warrior, ketika seorang Warrior melatih battle qi mereka, mereka menyerap kekuatan elemen yang masuk ke tubuh mereka dan memperkuat tubuh mereka. Semakin kuat seorang Warrior maka semakin kuat tubuhnya. Maka dari itu, mereka dapat hidup lebih lama." Jelas Hogg dengan sangat detil.

Linley merasa semuanya telah sangat jelas.

Menurut perkataan ayahnya, tubuh seorang Mage juga diperkuat oleh kekuatan elemen yang membuat tubuh mereka menjadi kuat.

"Tapi ayah, mengapa orang-orang mengatakan tubuh seorang Mage lemah?" Tanya Linley kebingungan.

Hogg menggelengkan kepalanya, "Tak bisakah kamu memikirkan hal ini sendiri? Seorang Mage memiliki tubuh fisik yang lemah hanya jika dibandingkan dengan seorang Warrior pada tingkatan yang sama, tapi hal tersebut tidaklah mutlak benar. Contohnya, seorang Mage tingkat kedelapan mungkin memiliki tubuh fisik yang setara dengan Warrior tingkat kedua atau ketiga yang bahkan tak pernah melatih tubuh fisik mereka. Namun jika dibandingkan dengan Warrior tingkat kedelapan, tentu tubuhnya jauh lebih lemah!"

Linley memukul kepalanya sendiri kemudian tertawa malu.

Bagaimana bisa ia tak menyadari hal yang sangat sepele? Pikirannya terlalu kaku saat ini.

"Meskipun seorang Mage lemah dalam pertarungan jarak dekat, mereka memiliki cara tersendiri untuk mengatasi kekurangan mereka. Salah satu cara adalah menggunakan Protection Magic seperti Shield of Earth, Shield of Ice, Shield of Wind, atau Shield of Light. Pertama mereka menggunakan Magic untuk bertahan, selanjutnya mereka menggunakannya untuk menyerang!"

"Dan seorang Mage yang benar-benar kuat memiliki cara lain untuk melindungi diri. Menggunakan Magical Beast!"

Mendengar hal ini, mata Linley bersinar.

Linley juga ingin memiliki seekor Magical Beast seperti Velocidragon.

"Seekor Magical Beast yang kuat dapat melindungi seorang Mage dan mencegah musuh untuk mendekatinya. Dengan begitu, seorang Mage dapat fokus menggunakan Magic miliknya untuk menyerang musuhnya." Jelas Hogg sambil tersenyum.

Kemudian Linley bertanya, "Ayah, bagaimana seseorang dapat memiliki seekor Magical Beast?"

Melihat ekspresi wajah Linley, Hogg pun tak dapat menahan tawanya. "Hanya ada dua cara untuk mendapatkan seekor Magical Beast. Pertama adalah membuat Magical Beast itu tunduk padamu. Dan yang kedua adalah menggunakan Soul-binding Magic untuk memperbudak Magical Beast tersebut."

"Cara yang pertama sangatlah sulit. Salah satu cara agar Magical Beast itu tunduk padamu adalah mengalahkannya langsung. Dengan begitu mereka akan tunduk padamu. Sebagai contoh, jika kamu ingin seekor Velocidragon tunduk padamu, maka kamu harus mengalahkan Magical Beast itu di pertempuran." Mendengar perkataan ayahnya Linley hanya bisa terdiam.

Ia juga menginginkan seekor Velocidragon, namun bagaimana mungkin ia bisa mengalahkannya?

"Dan cara yang kedua, sangatlah sulit untuk menggunakan Soul-binding Magic. Paling tidak hanya Mage tingkat ketujuh yang dapat mengeluarkan Magic seperti itu." Jelas Hogg dengan tenang.

Linley sangat terkejut. "Ayah, dari penjelasan ayah… hanya Mage tingkat ketujuh atau lebih yang bisa memperbudak seekor monster?"

"Tidak, tidak harus. Jika kamu punya cukup uang, kamu bisa membeli Gulungan Soul-binding Magic. Dan jika saat itu telah tiba, yang harus kamu lakukan adalah menyobek gulungan itu, dan Soul-binding Magic itu akan terbentuk dengan sendirinya. Tapi, sebuah Gulungan Soul-binding Magic sangatlah mahal." Jelas Hogg.

"Seberapa mahal?" Tanya Linley penasaran.

"Terakhir ayah dengar, sekitar 10.000 keping emas. Terlebih lagi, bahkan jika kamu memiliki cukup uang, tak seorangpun mau menjual Gulungan Soul-binding Magic itu karena kelangkaannya." Perkataan Hogg membuat Linley menertawai dirinya sendiri.

Bagian terberat untuk mendapatkan seekor monster Magical Beast adalah mengalahkannya.

Tentu saja, kamu bisa mendapatkan Magical Beast yang agak lemah sebagai pendamping, tapi untuk apa? Namun untuk mendapatkan seekor Magical Beast yang kuat, apa kamu memiliki kekuatan yang cukup untuk mengalahkannya? Jika kamu mengalahkannya menggunakan jebakan dan cara licik lainnya, bagaimana mungkin Magical Beast itu mau tunduk?"

Bukan hal yang mudah untuk meyakinkan seekor Magical Beast untuk tunduk padamu.

Dan cara kedua yang menggunakan Soul-binding Magic, tentu sangat jelas bahwa cara ini hanya bisa dilakukan oleh Mage yang kuat atau orang yang sangat kaya. Tak seorang bangsawan mau menghabiskan puluhan ribu keping emas hanya untuk sebuah Gulungan Soul-binding Magic.

Sambil menggigit bibirnya, Linley mengerutkan alisnya sambil berpikir.

"Kalau aku ingin mendapatkan seekor Magical Beast, tak mungkin jika aku membeli gulungan itu jika dilihat dari keadaan keuangan keluargaku, maka satu-satunya cara adalah menjadi seorang Mage tingkat ketujuh." Linley merangkum semua kemungkinan, namun ia sadar betapa sulitnya untuk menjadi seorang Mage.

Dan halangan pertama pada rencananya? Dirinya sendiri bahkan tak tahu jika ia memiliki bakat untuk menggunakan kekuatan Magic!

Lagipula, dia hanya memiliki kemungkinan sebesar satu banding puluhan ribu. Jika dia tak memiliki bakat untuk menjadi Mage, maka ia tak akan bisa menjadi seorang Mage.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.