Cincin Naga

Dance of the Fire Serpents – bagian 2



Dance of the Fire Serpents – bagian 2

0

Ketujuh ular itu terbang dengan sangat cepat, dan bangunan yang terbuat dari batu itu seketika terbakar saat ular itu melewatinya. Api itu membara dengan sangat hebat, sebuah pemandangan yang mengerikan. Melihat rumah mereka hancur berantakan, penduduk Wushan yang sudah kabur dan bersembunyi sejak lama merasakan rasa sedih dalam hatinya.

0

Dihadapan ular itu rumah mereka yang terbuat dari batu itu bagaikan seperti sebuah mainan. Rumah-rumah itu dengan mudahnya dihancurkan dengan apinya yang membara hingga setinggi langit.

"Lari!" Gadis Pemanah itu tak lagi mempedulikan apapun. Ia langsung memerintahkan Griffin-nya untuk terbang lebih tinggi lagi.

Seorang Mage elemen api memiliki jarak tertentu untuk dapat mengendalikan ketujuh Fire Serpent itu. Mereka bisa selamat jika Pemanah dan tungganganya itu dapat terbang pada ketinggian yang cukup.

"Wuuuuuuss." Dua dari Fire Serpent menyelimuti kedua Mage dan Vampiric Iron Bull itu. Hampir dalam sekejap, suara letupan dari daging manusia yang terbakar dapat terdengar, dan Linley dapat mencium bau dari rambut yang terbakar.

"Kakak Kerry [Kai'lai]! Tolong kami!" Teriak seorang gadis Mage dengan kesakitan yang juga berada di dalam cengkraman Fire Serpent itu.

"Sruk.Sruk." Dengusan Vampiric Iron Bull itu dengan mata yang makin memerah, dan tiap otot padanya bergetar tanpa henti. Banteng itu terus meraung dalam kemarahan dan berkeinginan untuk keluar dari cengkraman Fire Serpent itu, namun sayangnya, kekuatan ular-ular itu terlalu besar.

"Louisa [Lu'yi'sha]!" Teriak Warrior berambut merah itu dengan penuh amarah dan derita.

Sesaat kemudian, baik kedua Mage wanita dan Vampiric Iron Bull itu berbubah menjadi gumpalan abu. Namun Warrior itu tak mempunyai kesempatan untuk berduka. Ia dan Warrior sisanya harus melawan ular itu sendiri. Dihadapan tubuh raksasa ular yang membara, mereka terlihat seperti seorang anak kecil yang tak mampu berbuat apapun.

Mereka mampu membelah sebuah batu dalam sekali serang, terus kenapa? Ketika terikat oleh Fire Serpent raksasa, apa yang dapat mereka lakukan?

"Ahhhh!" Dikelilingi oleh ular itu, ketiga Warrior itu tak dapat berbuat apapun kecuali berteriak.

Saat itu pula battle-qi mereka juga hancur. Suara letupan dari daging kembali terdengar. Otot dari ketiga Warrior itu mengejang, dan mata mereka melotot. Seluruh rambut di tubuh mereka terbakar seketika, kemudian diikuti oleh kulit, daging, dan akhirnya tulang mereka. Tak ada yang mampu bertahan dari Fire Serpent itu.

Dalam sekejap, ketiga Warrior tangguh itu berubah menjadi abu.

"Huft… Huft…"

Nafas Pemanah itu terengah-engah, namun ia berhasil melewati jangkauan Fire Serpent itu.

"Luke… Louisa… Kakak Kerry… Aku akan membalaskan dendam kalian. Pasti." Tangis Pemanah itu sembari terbang lebih tinggi lagi.

"ZZZZT!"

Tiba-tiba sebuah petir yang amat besar menyambar dari langit yang cerah tak berawan, menyambar tepat ke Pemanah itu. Seluruh tubuhnya berubah menjadi debu dengan seketika sedangkan tungganganya menjadi hangus. Keduanya jatuh ke tanah dengan sangat keras sembari membentur atap kayu rumah dibawahnya.

"Mau lari? Hmph." Kata Mage misterius itu dingin.

Hillman menelan ludahnya, hatinya dipenuhi oleh rasa ketakutan yang teramat dalam. "Dia bukan hanya seorang Mage tingkat kedelapan… dia juga seorang pengendali dua elemen!"

...

"Magic itu yang dinamakan Dance of the Fire Serpent?" Linley berdiam diri ditempat dengan perasaan takut.

Aksi dari raksasa Fire Serpent yang membakar sekitarnya membuat Linley benar-benar terkejut. Seekor Fire Serpent itu sama menakutkan seperti Velocidragon. Namun ketujuh ular itu secara bersamaan? Mereka bagaikan simbol kehancuran. Bahkan rumah yang terbuat dari batu itu hancur karena panasnya api.

Dalam sekejap mata, keempat Warrior, kedua Mage itu dan seorang Pemanah dan juga kedua Magical Beast mereka telah binasa, terkecuali Griffin mereka.

Ketujuh Fire Serpent itu telah hilang, namun Linley masih dapat merasakan hawa keberadaan dari Fire Serpent yang menakutkan itu. Seisi medan perang itu rata seketika hanya tersisa puing-puing saja. Puing itu memiliki suhu yang tinggi, seakan menjadi bukti dari pertarungan itu.

"He…Hebat sekali."

Linley yang tadinya bernafas dengan perlahan sekarang mulai stabil. Ia masih mengingat ketujuh ular itu dan bagaimana semua ular itu menghancurkan segalanya.

Keberadaan seekor Velocidragon sekarang seperti tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pemandangan sebelumnya.

Pandangan Linley seketika mengarah ke Mage misterius yang berada di punggung Velocidragon itu. Dalam penampilan, Mage itu terlihat kecil dan lemah.

"Baru saja… baru saja, dialah yang menggunakan Dance of the Fire Serpent itu?" Linley merasa bahwa hal ini sulit dipercaya. Seseorang yang memiliki perawakan lebih kecil dari paman Hillman dapat mengeluarkan Magic yang mematikan seperti itu.

Hati Linley dipenuhi dengan ketakutan selagi ia melihat Mage itu.

"Inikah… Inikah kekuatan seorang Mage?" Untuk pertama kalinya Linley mengetahui seperti apa seorang Mage yang sebenarnya.

Disaat yang bersamaan…

Linley tiba-tiba memiliki keinginan besar untuk menjadi seorang Mage.

"Jika suatu saat nanti, aku juga mampu untuk melakukan hal seperti itu…" Darah Linley bergejolak dengan hebat selagi ia memimpikan hal itu yang membuatnya dipenuhi oleh rasa antusias.

Saat ini?

Linley tahu jalan yang akan dipilihnya di masa depan.

Jalan untuk mencapai puncak tertinggi dari sebuah kekuatan.

"Ayah!" Tiba-tiba Linley melihat ayahnya, Hogg. Melihat kotanya hancur berantakan, sebagai pemimpin kota wushan, hati Hogg dipenuhi rasa keputusasaan.

"Jangan bersuara." Hogg melirik ke Linley dengan menggunakan isyarat matanya.

Hogg berjalan menuju Mage itu diikuti dengan hati gelisah. "Dia adalah Mage tingkat kedelapan, dan juga seorang pengendali dua elemen sekaligus! Mungkin hanya sedikit orang yang lebih kuat darinya di kerajaan Fenlai. Untuk seorang sekalibernya untuk datang ke kota kecil ini…"

Harapan Hogg saat ini hanyalah agar Mage itu segera pergi secepat mungkin, sehingga Wushan dapat kembali tenang seperti sedia kala.

Mage misterius itu tiba-tiba turun dari punggung Velocidragon. Tingginya sekitar dua lantai. Namun dia dapat turun dari punggung Velocidragon dengan mudah sekali loncat.

Sambil melangkah menuju ke abu para Warrior itu, Mage misterius itu mencari sesuatu dari sisa-sisa abu itu. Terlihat sebuah berlian berwarna ungu transparan dibalik abu tersebut. Kemudian Mage misterius itu mengambil dengan cepat.

"Haha, D'Bero Shadow Diamond. Aku telah mencarimu selama puluhan tahun. Siapa sangka sekarang, ketika aku memutuskan untuk mampir ke kota ini aku dapat menemukanmu secara kebetulan? Haha… Heymans [Hai'man'si], sekarang aku telah memiliki berlian ini, dan ketika aku memasangnya pada tongkat sihirku, aku ingin tahu bagaimana kau bisa bertahan menghadapiku nanti. Haha…" Mage misterius itu tertawa terbahak-bahak.

Hogg dan seluruh penduduk kota Wushan hanya berani melihat dari kejauhan dan tak bersuara sedikitpun, takut membuat Mage yang kuat ini marah.

"Kota Wushan, eh… siapa yang memimpin kota ini?" Tanya Mage itu.

"Ayah…" Linley dengan terkejut.

Saat ini, Hogg tak mempunyai banyak pilihan kecuali memberanikan diri dan maju kedepan. Dengan hormat ia berkata, "Tuan Mage yang agung. Saya adalah pemimpin kota ini."

"Oh." Wajah Mage misterius itu masih tertutupi oleh kain ungu yang membuatnya tak bisa dilihat oleh siapapun. Ia lalu berkata, "Kotamu rusak sangat parah. Aku membunuh kelompok kecil ini. Mereka juga tentu memiliki banyak keeping emas. Kepingan emas itu pasti telah leleh dan berubah bentuk akibat api Dance of the Fire Serpent-ku, tapi emas itu masih bisa laku terjual. Anggap saja mereka milikmu, sebagai kompensasi hancurnya kotamu.

Mendengar perkataan dari Mage misterius itu, Hogg merasa sedikit lega.

Mage misterius ini mungkin tidak akan mengamuk dengan liar untuk sekarang ini.

"Saya, Hogg, mewakili seluruh penduduk kota Wushan mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikanmu tuan Mage." Kata Hogg sambil membungkuk dengan hormat.

Mage misterius itu mengangguk kecil dan berbalik arah ke arah Velocidragon. Makhluk itu langsung menunduk untuk menekuk kaki depannya. Mage itu berjalan dua langkah menuju kaki Velocidragon dan langsung meloncat menaiki punggung dengan mudah.

"Hmph." Makhluk itu mendengus malas, selagi uap putih keluar dari kedua lubang hidungnya.

Kemudian, makhluk itu mulai berjalan kembali, langkah kakinya yang besar menggetarkan seisi bumi. Melihat Magical Beast itu dan penunggangnya yang ada dipunggung makhluk itu semakin menjauh, hati seluruh penduduk kota Wushan mulai merasa sedikit tenang.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.