Cincin Naga

Kawan Asrama 1987 – bagian 2



Kawan Asrama 1987 – bagian 2

0

Kebanyakan murid dari institut Ernst akan tinggal di dalam institut itu selama beberapa dekade, jadi biasanya saat kelulusan, kawan yang sekamar akan menjadi sahabat akrab. Meskipun Yale, Reynolds, Linley dan George terlihat lebih dewasa dari kebanyakan anak diusianya, tetapi mereka tetaplah masih anak-anak.

0

Setelah mengobrol untuk sesaat, mereka semua jadi semakin dekat.

"Semuanya, ayo besok habiskan waktu kita untuk mengelilingi kampus. Malam ini aku akan mentraktir kalian makan malam! Haha." Kata Yale dengan penuh semangat.

"Orang ini punya Magicrystal Card. Kan rugi kalau kita tak bisa dapat keuntungan darinya, ya kan?" Tawa Reynolds.

George dan Linley yang masih anak-anak itu tertawa licik.

"Cit cit!" saat ini, Bebe si Shadowmouse itu tiba-tiba mengeluarkan kepalanya saja dari dalam bajunya. Karena baru saja terbangun dari tidur lelapnya, Shadowmouse ini merasa agak kesepian jadi ia mengeluarkan kepalanya.

"Wah, apa itu?" Reynolds sangat terkejut hingga ia melompat.

"Bebe, kok bangun?" Linley tertawa sambil mengelus kepala Bebe. Bebe menutup matanya tanda menikmati kemudian membuka matanya dan menatap Reynolds, Yale dan George. Hidungnya yang kecil itu mendengus tiga kali seakan merendahkan mereka bertiga.

"Magical Beast, seekor Magical Beast! Aku pernah melihat mereka dalam buku." Yale tiba-tiba teriak.

"Linley kau ditemani oleh seekor Magical Beast?" Reynolds dan George juga sangat terkejut.

Mereka semua masihlah anak-anak. Bagaimana bisa seorang anak menundukkan seekor Magical Beast?

"Bebe hanya seekor bayi Shadowmouse. Aku cuma memberinya makanan hingga ia senang dan menyukaiku. Jadi aku melakukan Soul Binding Contract dengannya." Tawa Linley.

"Menakjubkan! Linley kamu sangat hebat. Sudah lama aku ingin memiliki seekor Magical Beast." Yale menatap Bebe, matanya kemudian bersinar. "Meski aku bisa memiliki gulungan Soul Binding Magic tapi aku tak punya kekuatan agar mereka mau tunduk padaku."

Kata Yale dengan nada depresi.

"Kau tak bisa menundukkan seekor Magical Beast? Meskipun saat mereka masih bayi?" Tawa Linley.

Yale menggelengkan kepalanya. "Aku bahkan belum menjadi seorang Mage tingkat pertama. Berdasarkan kekuatanku, mungkin aku bisa menundukkan seekor Magical Beast tingkat pertama atau kedua, tapi untuk apa aku punya Magical Beast yang lemah? Dan lagi bayi dari Magical Beast tingkat ketujuh atau kedelapan itu susah didapatkan. Terlebih lagi, bayi-bayi itu tentu saja jauh lebih kuat dariku."

Linley setuju dengannya.

Bebe si Shadowmouse kecil ini sekuat dengan Magical Beast tingkat kelima. Ia bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan Linley. Namun setelah bersama Bebe selama setengah tahun, dia tahu bahwa Bebe tidak tumbuh membesar. Itulah yang membuat baik Linley dan Doehring Cowart kebingungan.

"Linley, Shadowmouse kecil ini bernama Bebe? Bisa kah dirimu menyuruh Bebe agar memperbolehkan dia kupegang?" Tatapan Reynols terpaku pada Shadowmouse itu.

"Bebe?"

Linley langsung menanyakan Bebe melalui komunikasi batin.

"Gak, gak bisa." Bebe juga bisa mengekspresikan niat tertentu pada Linley melalui komunikasi batin mereka. Disaat yang bersamaan, Bebe menunjukkan taringnya pada Reynolds. "Cit cit!" ia mencicit dengan keras dan juga penuh kemarahan.

Reynolds melipat bibirnya tanda dari kekecewaannya.

"Reynolds, kuberi tahu sesuatu. Bebe suka makan daging bakar. Jika kamu memberinya beberapa bebek bakar atau ayam bakar, nantinya ia akan jinak terhadapmu." Linley tertawa saat melihat mata Reynolds yang langsung terbelalak.

"Tentu."

Reynolds langsung mengerut selagi ia menoleh pada Yale. "Yale, nanti kalau aku kehabisan uang, pinjami aku dong. Nanti pas kakek Lomu datang akan kukembalikan uangmu."

"Tak masalah." Kata Yale.

"Aku yakin semuanya belum melihat seluruh isi kampus kan ya? Ayo keliling biar kita tidak tersesat nantinya yuk?" Ajak George sambil tersenyum.

Dari empat sekawan itu, George adalah yang paling dewasa. Reynolds yang paling kekanak-kanakan. Yale… semacam seorang playboy. Dan Linley, di mata ketiga yang lainnya ialah yang paling misterius.

Mage elemen ganda dengan tingkatan yang luar biasa dan juga ditemani oleh seekor Magical Beast.

Dia benar-benar misterius.

Institut Ernst itu dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang berumur sekitar ribuan tahun lamanya. Didepan bangunan itu terdapat plakat.

Yang termuda dari mereka berusia delapan tahun dan yang paling tua sepuluh tahun. Anak-anak itu menatap kagum dengan nama yang terpampang disana, terutama dengan sejarah petarung Saint-level yang menyebabkan jantung mereka berdegup semakin kencang. Mereka semua bermimpi untuk menjadi petarung Saint-level suatu saat.

Namun sebuah suara gumaman terdengar di sebelah Linley. "Anak-anak muda sekarang tak ada yang menjanjikan. Anak ini baru membunuh seekor Violet-tattooed Black Bear saja sudah sombong? Seorang petarung Saint-level yang Cuma bisa membunuh Magical Beast tingkat kesembilan dan bukan Saint-level hanya bisa dianggap Saint-level pemula."

Banyak lulusan dari institut Enrst yang dicibir oleh Doehring Cowart seakan mereka tak patut untuk dikenal.

Keempat sekawan dari asrama nomor 1987 bersama Bebe si Shadowmouse berjalan mengitari seisi kampus untuk mengenal lebih dalam lagi. Malam itu, mereka berempat pergi ke sebuah hotel mewah di sebelah asrama dan makan malam bersama. Tapi tentu saja minuman mereka hanya jus.

Esoknya. 9 Februari. Sekolahpun dimulai.

Tidak ada pelajaran untuk hari ini, pelajaran dimulai pada tanggal 10. 9 Februari diisi dengan ceramah kepala sekolah dan motivasi untuk berusaha keras. Kelompok yang terdiri dari enam hingga dua belas tahun ini mengisi seluruh ruangan. Mereka tak tahu siapa yang bicara pada mereka, banyak dari anak-anak itu malah melamun. Ketika acara pembukaan itu selesai, mereka semua pulang dengan gembira.

Setelah makan malam, keempat sekawan dari asrama nomor 1987 itu semuanya duduk didalam asrama membahas pelajaran mereka.

"Disini sangat mudah. Cuma satu pelajaran sehari. Oh, Linley seorang elemen ganda jadi ia mendapatkan dua pelajaran." Hela Yale. "Tapi institut Ernst itu cukup santai kok. Meski kamu ingin masuk kelas silahkan, kalau ingin bolos juga tidak apa."

George tersenyum sambil berkata. "Yale, jangan malas. Meskipun tak ada persyaratan yang formal untuk para murid, tiap tahunnya akan diadakan ujian kemampuan. Kalau kamu mengalami peningkatan pada kekuatanmu baru bisa naik kelas. Nah kalau kamu tak berusaha dengan giat, kamu mau tetap tinggal disini selama ratusan tahun? Lagipula, institut Ernst memiliki peraturan bahwa mereka yang tak bisa menjadi Mage tingkat keenam dalam enam puluh tahun, mereka akan dikeluarkan tanpa pengecualian."

Selagi membaca beberapa persyaratan yang dituliskan oleh institut Enrst, Linley hanya bisa mengangguk.

Meskipun sekolah ini memiliki kelonggaran yang berarti mereka tak harus belajar sama sekali selama enam puluh tahun, tapi ketika seseorang telah mencapai enam puluh tahun akan dikeluarkan jika dia tak bisa menjadi Mage tingkat ke enam.

"Besok ada pelajaran. Kira-kira gurunya seperti apa ya. Kalau mereka tak sehebat kakek Lomu tentu sia-sia aku kemari." Gumam Reynolds.

"Reynolds, kakekmu Lomu itu seorang Mage?" Tanya Linley yang sedang terkejut.

"Iyalah. Aku sudah diajari Magic oleh kakek Lomu saat perjalanan dari kekaisaran O'Brien menuju institut Ernst." Kata Reynolds dengan bangga.

Ketika Linley dan yang lainnya saling berbicara, mereka merasa gembira.

"Pelajaran elemen bumi disini tak penting. Dalam hal memahami dasar-dasar tentang elemen bumi, seluruh guru disini tentu saja tak bisa dibandingkan dengan kakek Doehring. Pelajaran yang paling penting disini adalah elemen angin. Bagaimana ya elemen angin itu?"

Hari itu sudah semakin larut, namun suara canda tawa tetap terdengar dari empat sekawan asrama nomor 1987 itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.