Cincin Naga

Mountain Range of Magical Beasts – bagian 2



Mountain Range of Magical Beasts – bagian 2

0

Puncak-puncak pegunungan Mountain Range of Magical Beasts yang tak terhitung jumlahnya itu menyimpan banyak sekali pepohonan dan hutan-hutan tua yang membuat area itu sulit dijelajahi. Yang lebih menyusahkan lagi adalah banyaknya puncak dan jurang yang harus dilewati maupun rute yang memutar.

0

"Saat berjalan di dalam area Mountain Range of Magical Beasts, jangan membuat jalan dari semak dan belukar yang ada. Sebaiknya ambil jalan alternatif saja." Doehring Cowart terus membagi pengalamannya dengan Linley.

Linley mendengarkan dengan saksama selagi terus berjalan.

"Ingat, kesalahan terbesar jika kau berada di Mountain Range of Magical Beasts adalah jika kau terus-terusan berisik. Hal itu akan menarik perhatian para magical beast. Bahkan jika memang kau terpaksa membuat keributan, kau harus cepat-cepat pergi dari area itu." Doehring Coward melanjutkan nasihatnya. "Ingatlah juga, jika kau terluka, kau harus segera berusaha menghentikan pendarahan. Aroma darah juga aka menarik perhatian hewan-hewan itu. indra penciuman mereka jauh lebih sensitif dari pada manusia."

Linely mengangguk.

Pepohonan yang berjajar dan tidak ada habisnya itu seakan membentuk sebuah mahkota raksasa dan menutupi pandangan dari langit. Melihat hal ini, Linley teringat akan informasi yang pernah didapatnya dari buku-buku di Ernst Institute. Di tempat seperti ini, bahkan jika kita sama sekali tidak bisa melihat matahari, kita harus bisa menentukan arah utara, selatan, timur, dan barat.

Setangkas kera, Linley melompat melewati kumpulan akar-akar pohon dan tanaman rambat yang terlihat tidak beraturan. Namun, ketika dia akan melangkah lagi….

"Whoaaa." Linley menahan napas ketika dia melihat sesuatu tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Ada 3 mayat pria dan 2 mayat wanita, jaraknya beberapa puluh meter dari Linley. Kelima mayat itu belum terlalu membusuk, tapi ada bekas gigitan yang sangat jelas. Semua mayat itu telah dikoyak-koyak. Salah satu mayat pria, setengah dari kakinya sudah termakan, dan ada lubang besar bekas koyakan di perutnya, memperlihatkan ususnya yang terburai keluar. Salah satu mayat wanita, setengah dari kepalanya , sudah termakan. Yang tersisa hanya satu bola mata dan tengkorak putih, dengan beberapa helai rambut yang masih menempel.

Wajah Linley berubah pucat dia tidak ingat lagi untuk bernapas.

"Mereka pasti sudah mati sekitar 3 atau 4 hari lalu." Doehring Cowart muncul di samping Linley, memeriksa mayat-mayat itu dengan teliti. Wajahnya masih terlihat tenang. "Linley lihat lebih dekat. Di bagian dada dari setiap mayat ini ada bekas luka yang tampak mirip. Jika dugaanku benar, makan kelima orang ini telah dibunuh oleh manusia, dan sepertinya, oleh satu orang saja."

Linley terlonjak.

"Doehring Cowart, menurutmu mereka hanya dibunuh oleh satu orang?" Linley menatap Doehring Cowart dengan tatapan terkejut.

Doehring Cowart tersenyum tenang. "Linley, ini adalah kali pertamamu datang ke Mountain Range of Magical Beasts. Jika kau ada di sini sedikit lebih lama, kau akan menyadari bahwa di Mountain Range of Magical Beasts, kau tidak hanya harus waspada akan serangan makhluk lokal, tapi juga serangan dari manusia lain."

"Serangan dari manusia? Tapi mengapa manusia lain menyerang juga?" Linley merasakan kemarahan yang mulai mengisi hatinya.

Di Mountain Range of Magical Beasts ini, monster-monster lokal saja sebenarnya sudah unggul karena jumlahnya yang sangat banyak. Dia tidak menyangka bahwa manusia di sini akan saling bertarung juga, bukannya saling membantu.

"Ini sebenarnya hal yang biasa. Untuk apa manusia menjelajahi pegunungan ini? Kebanyakan dari mereka bertujuan untuk mendapatkan magicite core. Jika mereka membunuh seekor magical beast, mereka hanya akan mendapat satu core. Namun jika mereka membunuh manusia, bisa saja mereka menemukan lebih banyak magicite core di ransel manusia yang mereka bunuh itu." Doehring Cowart membelai jenggot putihnya.

Linley akhirnya paham.

Serakah!

Ini semua karena keserakahan. Beberapa orang di sini ingin dengan mudah mendapatkan magicite core dalam jumlah besar. Dan memang, membunuh manusia lain adalah salah satu cara yang cerdik.

"Linley, kau harus berhati-hati. Berdasarkan apa yang kulihat, orang yang membunuh kelima manusia ini pastilah kemampuannya sangat tinggi. Jika kau perhatikan pakaian yang dipakai mayat-mayat itu, kau pasti tahu bahwa empat dari mereka adalah warrior, sedangkan yang satu adalah Mage. Tapi kelimanya dibunuh pada waktu yang hampir bersamaan, dengan serangan mematikan yang tepat menembus jantung mereka. Ketepatan serangan yang luar biasa ini membuatku merinding. Namun, kita tidak tahu seberapa kuat kelima orang ini. Jadi sulit untuk mengira-ngira kekuatan si pembunuh." Dohring Cowart mengerut. Tapi kelima orang ini mau dan bisa memberanikan diri menghadapi bahaya Mountain Range of Magical Beasts, maka mereka pasti bukan orang lemah. Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa si pembunuh setidaknya sama kuat denganmu."

Linley maju dan melihat mayat-mayat itu lebih dekat, lalu mengangguk setuju.

Serangan mematikan yang dilakukan si pembunuh sangat bersih dan tepat sasaran.

"Kita baru sampai di batas luar dari pegunungan ini. Ayo bergegas." Doehring Cowart tertawa.

Linley mengangguk, dan mereka pun melanjutkan perjalanannya, masuk lebih jauh ke Mountain Range of Magical Beasts. Di perjalanan itu, mayat manusia dan monster adalah pemandangan yang biasa, begitu juga ceceran senjata di sana-sini. Linley juga beberapa kali berhadapan dengan beberapa monster lemah.

Malam menjelang. Linley dan si Shadowmouse kecil beristirahat sambil masing-masing melahap satu kaki babi. Linley duduk di tanah, sedangkan si little Shadowmouse duduk di bahunya.

"Jika sudah malam, kita tidak boleh menyalakan api di Mountain Range of Magical Beasts." Sekali lagi Doehring Cowart memberitahu.

"Mengerti, Kakek Doehring." Linley cukup tahu beberapa hal untuk bisa bertahan hidup di sini. Tempat ini adalah alam liar yang tidak biasa. Magical Beast yang ada di sini tidak akan takut akan api.

Linley duduk di tanah, lalu menenangkan diri dan memejamkan mata. Dia mulai merasakan aliran essence bumi dan essence angin di sekitarnya. Dikelilingi oleh elemental essence ini memberikan perasaan yang mirip seperti pelukan orang tua.

Karena kemampuannya yang istimewa dalam essence bumi dan essence angin, Linley dapat merasakan keduanya dengan cukup jelas.

"Denyutan tanah. Hembusan angin." Senyum damai nampak di wajah Linley dan dia pun mulai terlelap. Linley bisa merasakan jika ada getaran di tanah yang disebabkan oleh ada sesuatu yang datang mendekat. Dia juga bisa merasakan perubahan hembusan angin disebabkan adanya sesuatu yang bergerak cepat ke arahnya. Semua gerakan ini pasti akan langsung membangunkannya jika ada bahaya.

Itulah kemampuan dari Mage elemen bumi dan Mage elemen angin.

Malam semakin larut. Bebe si Shadowmouse kecil yang meringkuk di depan Linley juga mulai mengeluarkan suara dengkuran yang lembut dan pelan. Udara malam itu terasa dingin. Namun, saat itu adalah musim panas. Hanya udara malam yang terasa dingin dan segar. Di siang hari, udaranya panas menyengat.

Larut malam, kegelapan menyelimuti.

"Krskk.""Krskk." Terdengar suara pelan sesuatu yang bergemerisik di atas rerumputan.

Sepasang Windwolves yang kuat dengan bulu biru berkilau sedang berjalan mengitari hutan. Mata hijau mereka memeriksa sekitar dengan saksama, kaki-kaki mereka yang kuat melangkah tanpa suara.

Taring mereka yang menyeramkan berkilauan cahaya dingin di malam itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.