Legenda Futian

Orang Awam



Orang Awam

0Salju turun di Kota Qingzhou sejak pagi, mengubah seluruh penjuru kota menjadi sebuah dunia berwarna perak.      
0

Ketika Ye Futian tiba di kediamannya, pandangannya dipenuhi dengan tumpukan salju putih, dan Hua Nianyu sedang membangun boneka salju di bagian tengah. Dia bahkan meminta Hua Jieyu untuk membantunya sementara Xia Qingyuan berdiri di bagian samping dan tersenyum.      

Saat menyaksikan pemandangan itu, Ye Futian tidak merasakan dinginnya musim dingin, melainkan kehangatan yang datang dari lubuk hatinya yang terdalam.      

Hanya mereka yang telah melalui kemakmuran, perubahan hidup, dan kembali untuk menjalani kehidupan sederhana yang dapat memahami keindahan dalam hal-hal yang biasa.      

"Kakak Ipar, menurutmu boneka salju ini mirip siapa?" Hua Nianyu bertanya sambil tersenyum. Dia telah membangun tiga manusia salju secara total. Boneka salju yang berada di bagian tengah adalah seorang pria, dan dua lainnya yang berada di bagian samping adalah wanita. Sudah jelas, mereka adalah Ye Futian, Hua Jieyu, dan Xia Qingyuan.      

"Memangnya siapa mereka?" Ye Futian menggoda sambil menyeringai.      

Wajah Hua Nianyu menjadi cemberut seperti seekor ikan buntal karena temperamen kakak ipar dan kakak perempuannya tidak akan pernah bisa diwakili oleh boneka salju belaka.      

"Ayo kita berjalan-jalan melihat salju di kota." Ye Futian berjalan ke depan dengan senyuman lembut di wajahnya, meninggalkan jejak kakinya di permukaan tanah yang bersalju.      

Hua Jieyu dan Xia Qingyuan mengikuti Ye Futian tanpa ragu-ragu.      

Setelah meninggalkan kediaman tersebut, mereka pun tiba di Akademi Qingzhou. Banyak remaja dapat terlihat disana. Ketika para remaja itu melihat kelompok Ye Futian berjalan mendekat, mereka memberi jalan untuk kelompok tersebut dan menyapa, "Saudara Ye."      

Ye Futian mengangguk senang. Hembusan angin yang dingin tiba-tiba bertiup di rambut panjangnya. Hua Jieyu bergegas pergi ke belakangnya dan memakaikan mantel berwarna putih di tubuh Ye Futian. Setelah mengangkat bahunya, mantel itu dengan kuat menyelimuti tubuhnya. Sementara itu, Xia Qingyuan pergi ke depannya untuk memperbaiki kerah bajunya.      

"Wow..." para pemuda berseru dari bagian samping. Mereka menatap Ye Futian dengan ekspresi gembira dan polos. Mereka merasa iri padanya.      

Keberadaan Ye Futian cukup populer di Akademi Qingzhou karena dia adalah sosok yang tampan, lucu, dan gemar membual.      

Setelah kelompok itu pergi menjauh, seseorang berkata, "Coba lihat. Apa salahnya dengan menjadi orang biasa? Bukankah Saudara Ye adalah orang awam? Tapi lihatlah bagaimana dia dikelilingi oleh gadis-gadis cantik. Dia benar-benar pria yang beruntung!"      

"Bisakah kau bercermin sebelum berkomentar?" salah satu gadis berkata dengan nada muak. Dalam sekejap, ekspresi orang yang berkomentar sebelumnya langsung berubah menjadi muram. Hal itu dianggap wajar karena Ye Futian memiliki penampilan yang mempesona.      

"Dilihat dari temperamen yang dimiliki oleh Saudara Ye, dia tidak terlihat sebagai orang awam. Dia mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengubah matanya menjadi matahari dan bulan, atau memegang bintang-bintang di tangannya, tetapi sebagai murid dari Tuan Hua, dia tidak mungkin bisa dianggap sebagai orang awam," lanjut gadis itu.      

Setelah itu, suaranya menjadi lebih lembut, dan dia bergumam, "Siapa yang tahu, tetapi rumor bagaimana dia mampu mengubah matanya menjadi matahari dan bulan mungkin memang benar adanya."      

"Jangan bilang kau jatuh cinta pada Saudara Ye?" seorang pemuda bertanya. Wajah gadis itu langsung memerah hingga ke telinganya.      

"Yah, jika kau dibandingkan dengan Nona Jieyu dalam hal penampilan, ehem..." Pemuda itu sangat suka mengoceh. Meskipun gadis itu masih muda dan anggun, dia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Hua Jieyu.      

"Apakah kau sudah lelah menjalani hidup?" gadis itu menegur sambil memelototi pemuda tersebut.      

"Baikah, aku akan diam!" Pemuda itu berkata, "Apakah kau tidak melihat bahwa Saudara Ye membutuhkan mantel untuk berkeliling? Karena dia takut kedinginan, dia pasti orang biasa. Ketampanan dan temperamen yang luar biasa dari Kakak Ye memang tak terbantahkan, aku meyakini hal tersebut, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia adalah orang biasa. Kalian semua bisa melihatnya sendiri, bukan?"      

"Mungkin dia melakukan hal ini karena dia terluka?" gadis itu berkomentar.      

"Oh, astaga!" Pemuda itu tercengang sambil memandang gadis itu dan bergumam, "Dia benar-benar jatuh cinta padanya!"      

Setelah dia berbicara, dia berbalik dan melarikan diri sementara gadis itu membentuk seberkas aura pedang, lalu mengejarnya.      

Musim dingin di Akademi Qingzhou menjadi lebih meriah karena kehadiran mereka.      

Setelah pergi meninggalkan Akademi Qingzhou dan menyusuri jalanan kota, Ye Futian menarik perhatian banyak orang karena banyak penduduk kota yang mengenalnya. Mereka akan menyambutnya dengan penuh semangat dan menunjukkan rasa hormat kepada Hua Jieyu serta Hua Nianyu.      

Seluruh penjuru Kota Qingzhou kini telah ditutupi oleh lapisan salju putih. Semua pohon tua diselimuti dengan embun es, sehingga berubah menjadi dahan-dahan berwarna perak yang terlihat sangat menakjubkan.      

Ye Futian sedang berkeliling di jalanan bersalju tanpa ada tujuan khusus. Langkahnya perlahan-lahan menjadi semakin lambat. Setiap langkah yang diambil olehnya akan memakan waktu lama. Hua Jieyu dan yang lainnya tidak mengingatkannya, dan memilih untuk tetap diam.      

Pada satu titik, tubuh Ye Futian perlahan-lahan berubah menjadi tidak berwujud, seolah-olah dia bisa menghilang kapan saja.      

Xia Qingyuan merasa sedikit khawatir terhadap Ye Futian dan takut sesuatu akan menimpanya.      

Dia langsung menoleh untuk memandang Hua Jieyu, yang berdiri di sampingnya. Tapi Jieyu hanya menggelengkan kepalanya, meminta Qingyuan untuk tidak mengganggunya. Sebagai seseorang dengan tingkat kultivasi yang lebih tinggi, dia tahu bahwa Ye Futian selama ini terus menerus berada dalam kondisi tidak sadar.      

Tubuh Ye Futian berubah menjadi buram dan kemudian kembali memadat.      

"Aku adalah Jalur Surgawi; aku akan menjadi diriku sendiri." Sebuah suara bergema di dalam benak Ye Futian. Pada saat ini, dia akan memancarkan temperamen yang luar biasa layaknya seorang dewa atau sosok abadi, dan kemudian dia akan tiba-tiba berubah menjadi orang awam yang tidak bisa memancarkan aura apa pun.      

Pada akhirnya, dia kembali ke kondisi sebelumnya, dimana dia akan mencari jati dirinya.      

Ye Futian tersenyum tipis tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan terus bergerak ke depan, meninggalkan banyak jejak kaki di tanah bersalju. Orang-orang yang berpapasan dengannya akan menatap kelompok itu dengan penuh rasa ingin tahu.      

Mereka bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan, karena tindakannya terlihat aneh.      

...      

Situasi di Akademi Qingzhou saat ini cukup ramai. Para remaja tampak bersemangat saat salju terus turun dari atas langit. Mereka semua bermain salju bersama-sama.      

Namun meski demikian, suara para remaja yang sedang bersenang-senang itu perlahan-lahan mereda. Banyak dari mereka terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya menoleh ke arah yang sama.      

Setelah itu, suasana tiba-tiba menjadi sunyi senyap karena perhatian semua orang kini tertuju pada bagian ujung dari tanah bersalju tersebut. Satu sosok berpakaian serba hitam muncul secara tiba-tiba di sana.      

Sosok itu bertubuh kekar dan gagah dengan temperamen yang luar biasa. Siapa pun dapat menebak bahwa dia adalah sosok yang luar biasa pada pandangan pertama, karena dia memancarkan aura yang mengintimidasi. Semua orang akan menundukkan kepala saat mereka bertatap muka dengannya. Mereka semua menjadi gugup saat melihatnya.      

"Siapa itu?" banyak orang bergumam pelan.      

Sosok bertubuh kekar itu memandang sekilas ke arah Akademi Qingzhou dan berdiri di tanah bersalju dengan tenang, seolah-olah dia sedang menunggu sesuatu.      

Hujan salju ini membuat jubah hitam dan rambutnya perlahan-lahan berubah warna menjadi putih.      

Akan tetapi, dia tetap berdiri tak bergeming di tempatnya, melawan badai salju dan angin kencang seperti sebuah patung, tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya.      

"Siapa sebenarnya yang dia tunggu?" Para remaja itu menjadi semakin penasaran. Setelah beberapa saat, ada seseorang yang berjalan menuju Akademi Qingzhou dari luar di tengah hujan salju. Dia adalah seorang pria tampan yang berpakaian putih, dan dia adalah Ye Futian.      

Ketika Ye Futian melihat sosok itu, dia langsung bersemangat dan bergegas menuju sosok tersebut.      

Hati para remaja di Akademi Qingzhou berdebar kencang saat menyaksikan pemandangan ini. Apakah orang itu datang untuk menemui Saudara Ye?      

Apakah Saudara Ye ternyata bukan orang biasa?      

"Akhirnya kau tiba di sini," ujar Ye Futian saat dia berhenti di hadapan Yu Sheng.      

"Ya." Yu Sheng mengangguk dan tetap diam tak bergeming di tempatnya.      

"Temani aku berkeliling," Ye Futian mengajaknya pergi. Kemudian, dia berbalik dan mulai berjalan menjauh. Yu Sheng mengikutinya dari belakang dan mereka pun berkeliling di sekitar Akademi Qingzhou.      

Hua Fengliu menyaksikan pemandangan di depan matanya itu, mengenang semua yang terjadi di masa lalu.      

Rasanya seolah-olah waktu telah berjalan mundur. Bertahun-tahun yang lalu, kedua pemuda itu juga sering berjalan-jalan di Akademi Qingzhou.      

Mereka berdua pergi menuju ke sebatang pohon tua dan berhenti di sana. Tempat ini pernah menjadi penginapan mereka ketika mereka masih belajar di Akademi Qingzhou. Kala itu, ada sebatang pohon tempat mereka bersandar dan beristirahat.      

Ye Futian menghentikan langkahnya di depan pohon itu dan duduk di tanah bersalju, sambil bersandar di pohon tua tersebut.      

Yu Sheng mengikutinya dan bersandar di pohon itu, duduk di sebelahnya.      

Butiran salju terus menerus berjatuhan dari atas langit. Tidak ada suara yang terdengar di sana, karena tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Mereka duduk di sana dengan tenang, membiarkan salju menumpuk di tubuh mereka.      

Siapa yang mengira bahwa dua orang yang duduk dengan tenang di sana adalah perwujudan dari Jalur Surgawi dan Kaisar Iblis yang menguasai Dunia Iblis?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.