Legenda Futian

Obsesi Ji Wudao



Obsesi Ji Wudao

0Ji Wudao telah kembali ke Istana Langit dan membunuh Kaisar String dan Dewa Buku yang bertugas memimpin Dunia Langit. Setelah itu, dia mengatur ulang pasukan-pasukan yang ada di Istana Langit, dimana dia dengan agresif membunuh orang-orang yang tidak mau mematuhinya. Mereka harus memilih untuk mengikutinya atau mati.      
0

Dalam satu malam, pemimpin dari Istana Langit telah berubah. Ji Wudao kini menjadi penguasa baru dari Dunia Langit, merebut kembali posisi sebagai Kaisar Surgawi.      

Pasukan lain tentu saja ikut mendengar berita tersebut. Ketika mereka mengetahui bahwa Ji Wudao telah kembali dan mengambil alih Dunia Langit, semua pasukan terguncang akan hal ini.      

Ji Wudao sudah menjadi sosok yang sangat kuat kala itu. Dia pernah menyerang Dunia Manusia dan dikenal sebagai sosok mengerikan di seluruh penjuru dunia, yang setara dengan Ye Futian. Sekarang setelah dia kembali, dia mampu membunuh Kaisar String dan Dewa Buku dengan mudah, jadi dia pasti menjadi lebih kuat dari sebelumnya, tetapi sulit untuk menebak setinggi apa tingkat kultivasinya saat ini.      

"Yang Mulia, semua sosok terkemuka dari Dunia Langit telah tiba di sini," ujar Black Almighty.      

Dengan kedua tangan berada di belakang punggungnya, Ji Wudao menatap ke kejauhan dan berkata, "Mereka yang telah meninggal dunia telah menyumbangkan kekuatan mereka pada dunia ini. Mereka bertarung demi keyakinan mereka dan sampai saat ini menolak untuk menyerah. Keluarga dan teman-teman mereka tidak akan terpengaruh setelah mereka meninggal dunia."      

Sosok-sosok terkemuka yang berada di belakangnya tampak terkejut. Dengan ketakutan yang luar biasa, mereka berlutut dan berkata, "Kami semua mengikuti Yang Mulia ke medan perang sebelumnya. Kami selalu meyakini bahwa posisi Kaisar Surgawi adalah milik anda, Yang Mulia."      

Ji Wudao berkata bahwa orang-orang itu tidak mau menyerah dan tampaknya samar-samar menghormati mereka. Di sisi lain, mereka adalah para pengkhianat yang sekarang mematuhi Ji Wudao.      

"Aku tahu. Aku tidak bermaksud menyalahkan kalian semua," jawab Ji Wudao. Namun, Black Almighty dan White Almighty tahu kenapa Ji Wudao tidak mau mendekati orang-orang yang datang berkunjung. Banyak dari orang-orang itu bukan bagian dari pasukan lama Ji Wudao. Padahal, mereka memutuskan untuk menyerah. Sudah jelas, bagi Ji Wudao, orang-orang ini tidak memiliki semangat yang seharusnya dimiliki oleh para kultivator.      

"Aku tidak menyangka bahwa akan ada begitu banyak hal yang terjadi setelah aku pergi meninggalkan dunia ini. Tujuh dunia utama mengalami bencana yang begitu besar," gumam Ji Wudao sambil memandang ke kejauhan. Setelah mengalami kekalahan dalam pertempuran kala itu, dia menggunakan jalur spasial menuju dunia luar dan pergi meninggalkan alam semesta ini, menuju dunia lain. Setelah dia kembali, dia menyaksikan pertempuran puncak yang terjadi di sini. Dia juga melihat bahwa Leluhur Manusia masih ingin dilahirkan kembali, namun pada akhirnya dilahap olehnya.      

"Taktikmu benar, dan pilihanmu juga tepat. Dia melakukan tugasnya dengan baik—jauh lebih baik dari dugaanku," ujar Ji Wudao sambil mendongak ke arah langit. Di belakangnya, Black Almighty dan White Almighty, serta yang lainnya merasa terkejut, namun mereka tetap berada dalam posisi berlutut.      

Ji Wudao yang mereka kenal sangat sombong dan berbakat. Dia selalu memandang dirinya sebagai Kaisar Surgawi masa depan dan ingin mewarisi kehendak gurunya. Namun, apa yang tidak pernah dia bayangkan adalah bahwa semua ini bukan untuknya, melainkan untuk Ye Futian. Oleh sebab itulah, dia jadi kehilangan akal. Melihat kesombongan dan harga diri Ji Wudao, dia jelas tidak bisa menerima semua ini. Itulah alasan kenapa semua yang terjadi selanjutnya bisa menimpa Ji Wudao.      

Tapi hari ini, Ji Wudao ternyata mengakui sendiri bahwa pilihan yang diambil oleh Sang Permaisuri memang tepat. Dia memberi pengakuan atas pilihannya terhadap Ye Futian.      

Sudah jelas, Ji Wudao kini juga menyadari bahwa Sang Permaisuri memang bukan sosok yang egois. Dia memilih Ye Futian untuk menjadi penerusnya karena Ye Futian adalah kandidat yang paling cocok. Pada akhirnya, Ye Futian harus menjadi Jalur Agung untuk menuntaskan segalanya. Di satu sisi, pilihannya ini telah berujung pada kematian putranya sendiri.      

Setelah mengetahui semua ini, Ji Wudao tidak lagi merasakan kebencian dalam dirinya.      

Kondisi pikirannya menjadi lebih tenang dan semakin acuh tak acuh. Dia sepertinya bisa memahami jalan pikiran Ye Futian.      

"Namun, dia tidak menyelesaikan semuanya dengan baik dan meninggalkan banyak masalah," lanjut Ji Wudao. "Kalau begitu, aku akan mengambil alih dan menyelesaikan semuanya setelah ini. Aku akan tampil lebih baik darinya, dan kalian semua akan menjadi saksinya!"      

Black Almighty dan White Almighty tidak bisa berkata-kata. Obsesi Ji Wudao benar-benar sudah mendarah daging. Selama ini, dia hanya ingin mewujudkan ambisi Sang Permaisuri dan sangat menghormatinya. Hal tersebut sudah lama terukir di dalam jiwanya. Sampai hari ini, ketika Sang Permaisuri telah menghilang, dia masih menginginkan pengakuan darinya.      

Sungguh merepotkan!      

"Beritahu pasukan lain untuk menemuiku di Dunia Langit dalam tujuh hari ke depan. Istana Langit dari Dunia Langit harus berdiri di puncak dunia saat ini, berdiri di atas semua dewa dan menguasai segala sesuatu yang ada di dunia ini." Ji Wudao berbicara dengan tenang, tetapi suaranya dipenuhi dengan ketegasan yang luar biasa.      

Orang-orang yang berada di belakangnya tentu saja mengetahui pasukan mana saja yang dimaksud olehnya.      

Saat ini, tujuh pasukan utama mengatur hukum dunia bersama-sama, dan tidak ada hierarki khusus yang berlaku di dalamnya. Tapi Ji Wudao telah kembali, dan dia ingin Dunia Langit berdiri di puncak, menjadi sang penguasa mutlak. Pasukan lain harus bersujud dan tunduk padanya.      

"Baik, Yang Mulia." Orang-orang yang berada di belakangnya pergi setelah menerima perintah tersebut. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.      

...      

Tujuh hari kemudian, Istana Kekaisaran Donghuang dari Prefektur Ilahi, Akademi Heavenly Mandate, Gunung Roh, dan tempat-tempat lainnya semuanya menerima berita bahwa Ji Wudao memerintahkan mereka untuk melakukan perjalanan dalam tujuh hari ke depan. Mereka harus tunduk pada Ji Wudao dan menerimanya sebagai pemimpin mereka.      

Berita ini dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia kultivasi dan menjadi topik hangat di antara para kultivator.      

Setelah Ye Futian bertarung melawan Leluhur Manusia dan binasa, tujuh pasukan utama mengatur hukum dunia bersama-sama. Mereka tidak menyangka bahwa Ji Wudao akan muncul dan mengambil kembali Dunia Langit. Sekarang, dia bahkan mengeluarkan berita yang menuntut pasukan lain untuk bersujud di hadapannya. Mereka harus memandang Dunia Langit sebagai penguasa dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.      

Dampak yang ditimbulkan dari berita ini mudah untuk dibayangkan. Berita tersebut menyapu seluruh penjuru dunia dengan kekuatan yang mengerikan, menyebar dengan kecepatan ekstrem. Bencana yang terjadi satu tahun lalu itu menyebabkan penyebaran informasi antar dunia menjadi lebih mudah. Sekarang, semua orang sudah mengetahui tentang situasi yang menimpa dunia saat ini.      

Tapi semua pasukan itu sama-sama membantu Ye Futian mengelola hukum dunia. Bagaimana mungkin mereka bisa tunduk pada Ji Wudao?      

Jika mereka tidak tunduk padanya, apa yang akan terjadi?      

Akankah ada pertempuran besar lainnya di Dunia Langit dalam tujuh hari ke depan?      

Akankah Bencana Agung kembali terjadi kali ini?      

Ji Wudao mungkin tidak seperti Leluhur Manusia. Mungkin dia hanya ingin mengatur hukum dunia.      

Tujuh hari pun berlalu dalam sekejap mata.      

Semua kultivator di seluruh penjuru dunia memusatkan perhatian mereka pada Dunia Langit hari ini.      

Sementara itu, di Dunia Langit, kultivator kuat yang tak terhitung jumlahnya sedang berkumpul menuju benua tempat Istana Langit berada.      

Hari itu, cahaya suci yang menyilaukan bersinar terang di Dunia Langit, tepatnya di luar Istana Langit. Sekelompok sosok terkemuka telah muncul di sana. Mereka semua berada di tingkat Great Emperor Plane.      

Setelah itu, semakin banyak cahaya suci yang bersinar dari arah yang berbeda-beda. Sosok-sosok terkemuka dari enam pasukan utama semuanya telah tiba di sana.      

Mereka tidak punya pilihan selain datang kemari.      

Karena Ji Wudao telah kembali, mereka ditakdirkan untuk menghadapi pertempuran ini.      

Kekuatan ilahi yang mengerikan saat ini telah menyelimuti Istana Langit. Cahaya suci yang menakjubkan mengalir turun dari istana tersebut. Kemudian, sekelompok kultivator kuat tiba di sana dan mengamati enam pasukan utama yang telah hadir. Satu sosok menakjubkan juga telah muncul di atas Istana Langit, dengan tubuh bermandikan cahaya dunia. Penampilannya sungguh luar biasa—itu adalah Ji Wudao.      

"Apakah kalian sudah mempertimbangkan semuanya dengan hati-hati?" Ji Wudao berdiri di atas langit dan memandang ke bagian bawah. Dia berbicara kepada sosok-sosok terkemuka dari enam pasukan utama, sama sekali tidak peduli bahwa ada sosok senior seperti Sang Buddha di antara mereka.      

Di antara para pemimpin dari enam pasukan utama itu, hanya Ye Qingyao, pemimpin dari Istana Kegelapan, yang tidak datang. Sedangkan sosok-sosok lainnya telah tiba di sana.      

...      

Di Kota Qingzhou, Hua Jieyu tidak mengetahui apa pun yang sedang terjadi di dunia luar. Tidak ada yang memberitahunya juga karena mereka tidak tega melakukannya. Tidak ada yang berani untuk mengganggunya lagi.      

Alunan musik yang anggun terus menerus mengalir di sekitar Akademi Qingzhou yang tenang, terdengar setiap hari, tanpa jeda.       

Saat ini, Hua Jieyu memainkan musik dengan tenang di bawah pohon tersebut. Dia tidak bertanya tentang dunia luar, dan tidak ada pula yang mengganggunya. Dia bahkan memasang dinding penghalang dari Kekuatan Ilahi Dunia Tanpa Warna.      

Tempat ini sudah menjadi miliknya dan kedua pohon itu.      

Dua pohon yang berada di belakang Hua Jieyu itu terus berayun-ayun dengan gembira, seolah-olah mereka bisa memahami musik tersebut. Kedua pohon itu sekarang terjalin satu sama lain. Pohon yang dibentuk dari Xia Qingyuan adalah pohon kehidupan. Dia terus menerus memasukkan kekuatan kehidupan ke pohon lainnya.      

Hari-hari terus berlalu, satu demi satu. Energi kehidupan dari pohon Ye Futian juga menjadi semakin kuat, dan pohon itu tampaknya memiliki roh di dalamnya sekarang.      

Ketika Hua Jieyu bermain musik, dia bahkan bisa mendengar pohon itu berayun-ayun. Suara gemerisik yang dihasilkan seperti nada-nada musik—sebuah balasan untuknya.      

Tentu saja, ini juga bisa saja hanya sekedar imajinasi Hua Jieyu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.