Legenda Futian

To Nothingness



To Nothingness

0Orang-orang di Dunia Asal perlahan-lahan ikut menyadari perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini.      
0

Sementara itu, Ye Futian bisa merasakan semua ini. Tentu saja, dia tidak lagi memiliki tubuh yang nyata.      

Setelah menjadi Jalur Agung, dia tidak lagi memiliki tubuh fisik, tidak ada tingkat Plane, dan tidak ada yang namanya hidup atau mati.      

Dia benar-benar bisa merasakan apa yang dimaksud sebagai 'Jalur' sekarang. Dia adalah Jalur Agung itu sendiri. Segala sesuatu yang ada di dunia ini sudah menjadi bagian dari dirinya.      

Dia bernapas bersama alam semesta. Setiap sinar cahaya dan setiap hembusan angin adalah napasnya.      

Dia bisa merasakan keberadaan semua makhluk hidup dan melihat keterkejutan serta kegembiraan mereka.      

Ketika dia merasakan semua ini dengan tenang, Ye Futian kini mulai mengerti kenapa dia harus menjadi Jalur Agung. Setelah menjadi Jalur Agung, dia sudah menjadi satu dengan langit serta alam semesta. Setiap untaian Qi yang mengalir di alam semesta ini berasal dari dirinya dan Jalur Agung.      

Ye Futian juga bisa mendeteksi keberadaan Kota Qingzhou. Kota Qingzhou yang keberadaannya telah disembunyikan sebelumnya muncul kembali sekarang. Angin sepoi-sepoi bertiup secara perlahan. Ye Futian tampaknya telah tiba di Kota Qingzhou. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, sebatang pohon muncul di samping Akademi Qingzhou. Pohon tersebut dipenuhi oleh energi kehidupan dan memiliki kekuatan spiritual di dalamnya.      

Jika dia tetap mengalami kekalahan, pohon ini akan menjadi jejak yang dia tinggalkan di dunia ini.      

Setelah itu, Ye Futian terus merasakan banyak hal lainnya sementara dia menjadi Jalur Agung.      

Waktu pun berlalu sedikit demi sedikit.      

Dunia Manusia, Leluhur Manusia, dan seluruh penjuru Dunia Langit masih terperangkap di dalam aliran waktu oleh sang guru.      

Di Dunia Manusia, Leluhur Manusia terus menerus menyerap semua energi di seluruh penjuru dunia, menggabungkan diri ke dalam Dunia Manusia seutuhnya. Bahkan Penjelajah Waktu tidak bisa menahannya untuk waktu yang lama. Pada saat ini, Hukum Jalur Agung di Dunia Manusia tampaknya telah menyatu dengan aliran waktu, dan perlahan-lahan menjadi satu kesatuan. Pada saat yang bersamaan, sebuah suara terdengar dari dalam sana, "Penjelajah Waktu, kita berdua sama-sama Kaisar Agung dari zaman kuno. Kenapa kita harus bertarung? Kau tidak bisa menahanku untuk waktu yang lama. Bagaimana kalau kau mengelola dunia ini bersamaku?"      

"Nasibmu sudah ditentukan sejak lama," ujar sang guru.      

"Apa maksudmu?" balas Leluhur Manusia.      

"Entah itu dimusnahkan atau dilahap," jawab sang guru.      

"Aku tidak pernah percaya pada takdir atau dewa. Aku hanya percaya pada diriku sendiri." Suara Leluhur Manusia terdengar sangat dingin.      

"Ini bukanlah takdir, melainkan apa yang dikatakan oleh aliran waktu kepadaku. Kuharap kau tidak melupakan identitasku," ujar sang guru dengan suara pelan. Nada bicaranya terdengar begitu tenang. Dia adalah sang Penjelajah Waktu.      

Leluhur Manusia tiba-tiba kehilangan kesabaran. Hukum Jalur Agung yang agresif tiba-tiba menyerang aliran waktu.      

"Kau tidak bisa menghentikanku," ujar Leluhur Manusia dengan nada dingin. Auranya menyebar ke dunia luar.      

Pada saat ini, sinar-sinar cahaya bencana menembus ke dalam jalur spasial antara Dunia Iblis dan Dunia Manusia, mulai memasuki Dunia Manusia.      

Leluhur Manusia bisa merasakan situasi di area tersebut. Kemudian, sinar cahaya berwarna merah yang tak terhitung jumlahnya melesat dari arah itu, terus menerus memasuki Dunia Manusia. Itu adalah kekuatan dari Bencana Agung.      

Dalam waktu singkat, cahaya bencana berwarna merah darah yang tak ada habisnya itu muncul di setiap sudut dari Dunia Manusia, bergerak menuju Jalur Surgawi.      

*Krak* Serangan mematikan itu terus menerus menghujani area tersebut, dan Dunia Manusia bergetar dibuatnya.      

"Bukankah ini adalah kekuatan dari Jurang Iblis? Mungkinkah ini…Kaisar Iblis?" ujar Leluhur Manusia dengan nada dingin. Bahkan jika Kaisar Iblis memiliki kendali atas Jurang Iblis, ini tetaplah upaya bunuh diri.      

Leluhur Manusia memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, sinar cahaya penghancur yang tak terhitung jumlahnya juga turun dari atas langit, berusaha melawan kekuatan bencana dari Jurang Iblis. Seluruh penjuru Dunia Manusia langsung berubah menjadi neraka. Semua kota yang ada di benua-benua tersebut kini dipenuhi dengan cahaya bencana di dalamnya.      

Sosok Yu Sheng muncul di Dunia Manusia. Tubuhnya diselimuti oleh cahaya bencana yang tak terbatas, sambil mengangkat Kapak Perang Penciptaan Ilahi di tangannya. Kapak tersebut dikelilingi oleh cahaya bencana, dan tubuhnya kini setinggi ribuan meter. Dia menjulang tinggi di atas segalanya dan menyerang Jalur Surgawi yang telah dibentuk oleh Leluhur Manusia dengan kapak perangnya.      

Kapak itu pun membelah langit hingga menjadi dua bagian.      

Namun, pada saat yang bersamaan, seberkas cahaya penghancur melesat ke bawah dan mendarat di area tempat Yu Sheng berada. Cahaya tersebut membuat jiwa spiritual Yu Sheng bergetar hebat, seolah-olah akan memudar.      

Gelombang kejut yang dihasilkan dari pertempuran antara Dunia Iblis dan Dunia Manusia begitu mengerikan sehingga bahkan Ye Futian, yang telah menjadi Jalur Surgawi dari Dunia Asal, bisa merasakannya.      

"Yu Sheng!"      

Ye Futian memang masih bermeditasi, tetapi dia tahu bahwa dia harus menyerang sekarang. Mustahil bagi Yu Sheng untuk mengalahkan Leluhur Manusia sendirian.      

Seperti yang telah diprediksi oleh Ye Futian, Yu Sheng datang untuk bertarung di medan pertempuran Dunia Manusia dengan menggunakan kekuatan dari Jurang Iblis, namun dia tetap belum bisa menghancurkan Leluhur Manusia. Ketika Yu Sheng menyerang dengan menggunakan Kapak Perang Penciptaan Ilahi, tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya seolah-olah muncul di atas langit. Setiap pasang mata itu memusatkan perhatian mereka pada Yu Sheng. Pada saat itu juga, Yu Sheng merasa bahwa ruang dan waktu menjadi kacau. Dia terus menerus melancarkan serangan dengan menggunakan Kapak Perang Penciptaan Ilahi miliknya, membawa kekuatan Jurang Iblis bersamanya dan mengerahkannya menuju langit.      

Namun, satu sosok dewa raksasa kini telah muncul di cakrawala. Dia mengerahkan sebuah pukulan, dan kekuatan dari sebuah dunia telah terkumpul di dalam kepalan tinju ini. Tidak ada teknik khusus yang digunakan, namun pukulan satu ini sudah bisa menghancurkan sebagian dari langit.      

Pukulan ini melesat menembus dunia dan menghempaskan tubuh Yu Sheng kembali ke dalam jalur spasial yang mengarah ke Dunia Iblis. Tubuh Yu Sheng nyaris meledak, tetapi dia telah membentuk Tubuh Iblis Super, yang dikenal sebagai tubuh abadi, dan itulah sebabnya dia tidak hancur berkeping-keping. Meski begitu, dia masih memuntahkan darah dari mulutnya. Dia terluka parah.      

Namun, ada berapa banyak orang di dunia ini yang bisa selamat dari serangan yang dilancarkan oleh Leluhur Manusia?      

Bahkan Evil Emperor—salah satu dari Enam Kaisar Agung utama—tidak bisa melakukannya. Kaisar Iblis juga tidak dapat menghentikannya dengan cepat, dan Donghuang Agung bahkan telah berubah menjadi Jalur Agung untuk bertarung, namun pada akhirnya dia tetap tewas terbunuh.      

"Jika Dunia Iblis memang ingin dimusnahkan, aku bisa membantumu untuk mewujudkannya," Leluhur Manusia mengumumkan. Penjelajah Waktu telah pergi ketika Yu Sheng melancarkan serangan, jadi pergerakan Leluhur Manusia tidak lagi dibatasi. Namun, saat dia mengumpulkan kekuatannya, sebuah suara ledakan yang keras tiba-tiba bergema di udara. Seluruh penjuru Dunia Manusia tampaknya akan runtuh dan banyak retakan terus menerus bermunculan.      

Sebuah Jalur tertinggi dan tak tertandingi sedang melancarkan serangan, ingin menghancurkan Dunia Manusia secara keseluruhan.      

Langit di atas Dunia Manusia dihancurkan tanpa henti. Leluhur Manusia tahu bahwa Ye Futian kini telah berubah menjadi Jalur Agung dan sekarang kembali untuk bertarung sekali lagi. Ye Futian jelas menjadi jauh lebih berbahaya sekarang. Kekuatannya meningkat pesat dan telah melampaui kemampuan ibunya.      

Sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya dari Jalur Agung itu melesat menembus Dunia Manusia, menghancurkan segala sesuatu yang ada di dimensi ini.      

Kemudian, wajah dari Leluhur Manusia menampakkan diri. Kedua matanya yang dingin menatap ke lokasi kejadian. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, sinar cahaya penghancur yang tak terhitung jumlahnya juga ditembakkan dengan mematikan dan akhirnya bertabrakan dengan cahaya lainnya. Dunia itu mulai retak seketika. Dunia Manusia bergetar hebat, dan banyak retakan spasial yang mengerikan bermunculan di sana.      

Gempa bumi dan tsunami bergejolak di benua kultivasi yang tak terhitung jumlahnya, dan Bencana Agung turun dari atas langit.      

Dua wajah kini telah muncul di atas langit—wajah Ye Futian dan Leluhur Manusia.      

Seluruh penjuru Dunia Manusia mengalami keruntuhan dalam waktu singkat. Itu adalah kekuatan yang dibawa oleh Ye Futian. Kekuatan yang mampu memusnahkan Jalur Surgawi seutuhnya.      

"Apakah kau pikir kau bisa menghancurkanku dengan cara ini?" Leluhur Manusia menatap Ye Futian dan berkata, "Aku berasal dari zaman kuno dan telah berubah menjadi Jalur Surgawi bertahun-tahun yang lalu. Aku adalah seorang dewa abadi."      

"Dunia Manusia telah runtuh, dan kau juga akan mati bersamanya," jawab Ye Futian.      

"Benarkah begitu? Kekuatanku berasal dari seluruh penjuru Dunia Manusia." Suara Leluhur Manusia terdengar sangat dingin. Setelah dia berbicara, runtuhnya dunia itu melambat, dan seluruh penjuru dunia tampak membeku. Sebuah kekuatan dunia yang mengerikan tiba-tiba menghentikan segalanya.      

*Boom* Saat ini, Yu Sheng kembali mendekat dengan membawa kekuatan Jurang Iblis bersamanya. Dengan kekuatan tersebut, dia mampu menerobos masuk ke dalam Dunia Manusia. Kekuatan bencana dari Jurang Iblis langsung menyapu Dunia Manusia, sehingga membuat banyak retakan muncul di dunia yang kacau tersebut.      

Tatapan mata Leluhur Manusia masih sedingin es. Dia menarik napas dalam-dalam, dan tiba-tiba, semua makhluk hidup dan benda yang ada di Dunia Manusia berubah menjadi energi yang bisa dia gunakan dengan sesuka hati.      

"Musnahkan mereka!" Leluhur Manusia berseru. Begitu dia berbicara, sebuah gempa yang dahsyat melanda seluruh tempat, dan semua kekuatan yang mengincar Leluhur Manusia dihancurkan dalam sekejap. Dia telah mengumpulkan energi dari seluruh penjuru Dunia Manusia dan mengerahkan rentetan gelombang kejut yang mematikan. Ye Futian merasa bahwa dia sedang menghadapi sebuah serangan yang kuat. Jalur Agung yang menjadi perwujudannya langsung terguncang dan hancur. Dewa yang telah hidup sejak era runtuhnya Jalur Surgawi ini memang sangat kuat.      

Namun, Ye Futian saat ini juga telah berubah menjadi sosok abadi. Dia telah kembali sebagai Jalur Agung dan sudah bisa dianggap sebagai keberadaan yang tidak bisa dihancurkan dan tak terkalahkan seperti Leluhur Manusia.      

Pada saat ini, seberkas cahaya berwarna hitam tiba-tiba terpancar keluar dari Dunia Manusia. Warnanya sangat pekat, seolah-olah cahaya itu berasal dari neraka.      

Sinar cahaya berwarna hitam ini melayang di atas Dunia Manusia. Di antara medan pertempuran, Leluhur Manusia sepertinya bisa merasakan energi yang terkandung di dalam cahaya tersebut dan memandangnya. Itu adalah setangkai teratai hitam. Untaian Qi terpancar dari teratai hitam tersebut, yang kemudian berubah menjadi satu sosok yang berwarna hitam pekat. Sosok itu ternyata adalah seorang gadis.      

Ketika dia muncul, dia mengucapkan beberapa kata, dan dunia di sekitarnya langsung meredup. Kegelapan itu terus menyebar, meluas ke seluruh tempat, sampai seluruh penjuru dunia berubah menjadi kegelapan. Seolah-olah dunia ini telah dikutuk.      

"Qingyao." Ye Futian tidak menyangka bahwa Ye Qingyao akan datang ke medan perang. Apakah dia sudah mewarisi Kekuatan Kegelapan?      

Ditambah lagi, kekuatan kematian yang dibawa oleh Ye Qingyao kali ini bukan lagi Kekuatan Ilahi Kematian yang sederhana. Itu benar-benar murni kekuatan kegelapan dan kehancuran. Keberadaannya sejak lahir telah mewakili kegelapan dan kehancuran, berdiri berlawanan dari kehidupan dan penciptaan.      

Leluhur Manusia mengirimkan seberkas cahaya penghancur ke arah Ye Qingyao, tetapi ketika cahaya tersebut mendekatinya, cahaya penghancur itu langsung memudar dan padam.      

Dengan menjadikan tubuh Ye Qingyao sebagai titik pusatnya, segala sesuatu di dunia ini menjadi sunyi senyap, kembali ke ketiadaan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dan semuanya akan dimusnahkan.      

Dia berjalan ke depan. Segala sesuatu yang berada di jalannya akan tenggelam dalam ketiadaan yang mematikan.      

Dia akan membawa kematian ke seluruh penjuru dunia.      

Leluhur Manusia mendapati bahwa, di bawah pengaruh area kematian ini, dia tidak bisa lagi meminjam energi dari Dunia Manusia. Semuanya telah kembali ke ketiadaan. Tidak ada energi yang bisa dia pinjam.      

*Boom* Sinar cahaya bencana yang tak terhitung jumlahnya dikerahkan ke bawah dengan mematikan menuju Ye Qingyao, namun pada saat yang bersamaan, aura Jalur Agung yang tidak kalah mengerikan juga melesat ke udara dan langsung menyelimuti kekuatannya. Ye Futian baru saja mengambil tindakan, sehingga membuat serangan Leluhur Manusia berhasil diredam dan hancur berkeping-keping.      

Tidak lama kemudian, Ye Qingyao telah berjalan ke setiap sudut dunia, menyebarkan kematian ke area yang luas. Setiap tempat yang memiliki kehidupan di dalamnya sekarang berada di bawah kekuatan kematian dan ketiadaan.      

Di sisi lain, kekuatan bencana dari Jurang Iblis berhasil menembus Jalur Surgawi, mengubah warna dari seluruh penjuru langit menjadi merah darah. Ye Futian memberi perintah dari dalam pikirannya. Langit pun terus runtuh dan hancur berkeping-keping.      

Pemandangan saat ini terlihat seperti bagaimana Jalur Surgawi runtuh ketika Perang Jalur Surgawi berlangsung di zaman kuno.      

"Bagaimana caranya kau bisa melampaui kematian?" Suara Leluhur Manusia bergema di ruang hampa. Dia berbicara pada Ye Qingyao.      

"Aku menggunakan kegelapan sebagai tumbalku dan akhirnya mampu melampaui kematian. Leluhur Manusia, kau sendiri yang menganugerahkan kemampuan ini kepadaku," sebuah suara bergema di udara. Itu bukanlah sosok Ye Qingyao, melainkan Penguasa Kegelapan. Dia telah mengorbankan dirinya sendiri.      

"Dasar b*jingan!" teriak Leluhur Manusia. Sudah jelas, dia juga bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat.      

"Kau telah merencanakan semuanya dengan seksama, tetapi hari ini, semua rencanamu itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Hari ini, kau akan dihancurkan," suara Penguasa Kegelapan kembali terdengar. Sementara itu, Ye Futian terus menerjang ke bawah dengan Jalur Agung ciptaannya, membuat Jalur Surgawi yang diciptakan oleh Leluhur Manusia terus menerus runtuh.      

Saat ini, wajah Leluhur Manusia di atas langit tampak terdistorsi. Dia akhirnya menyadari bahwa dia tidak sepenuhnya abadi maupun tak terkalahkan. Dia juga bisa mati. Jika Jalur Surgawi ini hancur dan semuanya kembali ke ketiadaan, maka keberadaannya juga akan lenyap.      

Jalur Surgawi kuno telah runtuh dalam Pertempuran Para Dewa. Sehingga secara logika, dia juga bisa mengalami hal yang sama.      

"Ye Futian, aku akan memimpin Dunia Manusia dan kau akan memimpin Dunia Asal. Kita tidak akan mengganggu satu sama lain," suara Leluhur Manusia bergema di udara. Dia sepertinya hendak berkompromi, ingin mengajukan penawaran.      

Namun, Ye Futian mengabaikannya. Dia masih menghancurkan semua yang ada di hadapannya.      

"Aku mampu mengendalikan kekuatan paling primitif di dunia ini dan aku sudah terbiasa dengan kekuatan tersebut. Jika kau terus bersikap seperti ini, kau akan mati bersamaku," Leluhur Manusia terus berbicara, tetapi kelompok Ye Futian masih tidak terpengaruh olehnya.      

Mereka bertiga tidak berhenti melancarkan serangan, dan terus menerus menghancurkan segalanya dengan agresif. Leluhur Manusia bisa merasakan kekuatannya terus melemah. Wajahnya menjadi semakin terdistorsi; dia tampaknya sedang mengalami kesulitan.      

"Ye Futian, apakah kau sudah memikirkan konsekuensinya jika kita semua mati di sini hari ini?" Leluhur Manusia terus mengancam mereka.      

"Kau harus dilenyapkan dari dunia ini," sebuah suara yang tidak dapat dibantah memberikan tanggapan. Tiba-tiba, Leluhur Manusia mulai tertawa terbahak-bahak. "Aku telah merencanakan semua ini selama bertahun-tahun dan hanya menganggapnya sebagai sebuah permainan. Aku tidak menyangka akan dikalahkan hari ini. Kalau begitu, semuanya akan hancur bersamaku."      

"To Nothingness!"      

Begitu Leluhur Manusia berbicara, Ye Futian tiba-tiba merasakan bahaya yang ekstrem. Saat ini, semua energi yang tersisa dari Dunia Manusia meledak secara bersamaan. Dia bisa merasakan bahwa, ketika energi itu meledak, segala sesuatunya akan kembali ke ketiadaan.      

Tampaknya itu adalah bentuk terakhir dari Kekuatan Ilahi tertinggi milik ayahnya.      

Wajah Leluhur Manusia tampak memejamkan matanya. Kemudian, segala sesuatu di sekitarnya juga berubah menjadi ketiadaan. Saat ini, dia seperti kembali ke masa lalu, tepatnya ketika ibu dan ayahnya masih hidup, membesarkannya, dan gurunya mengajarinya berkultivasi.      

Semua ini telah dihancurkan dalam perang para dewa. Dia telah kehilangan segalanya.      

Dan sekarang, semuanya akan segera berakhir.      

Meskipun Ye Futian tidak lagi melancarkan serangan, semua yang ada di dunia ini akan berubah menjadi ketiadaan. Leluhur Manusia memegang kendali atas Jalur Surgawi. Dia memahami kekuatan penciptaan dan juga kekuatan kehancuran. Begitu dia mengaktifkan To Nothingness, semuanya akan berubah menjadi ketiadaan, termasuk dirinya sendiri.      

Ye Futian merasa bahwa Jalur Agung miliknya juga hancur tanpa henti, berubah menjadi ketiadaan. Bahkan dia kini juga merasa takut.      

Yu Sheng dan Qingyao.      

Kekuatan Waktu telah menyelimuti seluruh dunia, tetapi itu tidak ada gunanya. Ketika semuanya berubah menjadi ketiadaan, tidak akan ada waktu yang mengalir.      

Ye Futian menggunakan semua aura dari Jalur Agung miliknya untuk menyelimuti tubuh Yu Sheng dan Ye Qingyao. Dalam waktu sepersekian detik, dia telah melakukan upaya terakhirnya. Pada saat berikutnya, jiwa spiritualnya juga berubah menjadi ketiadaan.      

Dunia Manusia juga menghilang seutuhnya. Di bawah kekuatan penghancur tertinggi milik Leluhur Manusia, semuanya telah berubah menjadi ketiadaan. Segala sesuatu yang ada di Dunia Manusia kini telah lenyap. Seolah-olah alam semesta dan dunia ini tidak pernah ada.      

Beberapa saat kemudian, sekelompok kultivator tiba-tiba melakukan perjalanan melalui udara dunia yang sunyi ini. Untaian Qi mengalir dari tubuh mereka dan berkumpul di satu tempat, membentuk sosok dari Leluhur Manusia.      

"Aku akan kembali ke dunia ini," ujar tubuh yang baru saja terbentuk itu dengan nada dingin. Ye Futian dan yang lainnya seharusnya telah hancur bersamanya, bukan?      

Dan seharusnya, hanya jiwa spiritual yang tersisa dari Jalur Surgawi di Dunia Asal. Dengan begitu, siapa yang bisa menghentikannya di masa depan?      

"Kau tidak akan kembali ke dunia ini," suara lainnya tiba-tiba terdengar. Ekspresi Leluhur Manusia berubah karena terkejut. Kemudian, dia melihat satu sosok tampan dan menakjubkan muncul di hadapannya.      

"Kau?" ujar Leluhur Manusia dengan nada dingin, sambil menatap sosok tersebut. Dia menyaksikan pemuda itu mengulurkan tangannya ke depan. Dalam sekejap, sebuah badai yang mengerikan terbentuk di sana. Leluhur Manusia dan sosok-sosok itu semuanya dilahap ke dalam badai tersebut.      

Sambil menyaksikan sosok Leluhur Manusia menghilang, pemuda itu mengangkat kepalanya dan memandang ruang hampa yang tak berujung. "Membalas dendam padamu telah menjadi ambisiku sejak lama," gumamnya pada dirinya sendiri. "Hari ini, aku mengembalikan semuanya kepadamu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.