Legenda Futian

Pertempuran Puncak (6)



Pertempuran Puncak (6)

0"Kalian semua, kembalilah," Ye Futian mengumumkan dengan suara keras, memanggil semua petarung untuk kembali ke sisinya.      
0

Pada saat yang bersamaan, Kekuatan Ilahi miliknya menyelimuti area yang luas, meningkatkan kewaspadaannya terhadap pasukan lawan.      

"Percuma saja." Suara itu kembali bergema dari atas langit, dan sebuah wajah muncul di Jalur Surgawi. Kemudian, cahaya suci yang tak terbatas bersinar terang, lalu berkumpul di satu tempat. Di sana, satu sosok manusia muncul secara perlahan-lahan. Sosok ini tampak tidak nyata, namun memancarkan temperamen yang luar biasa sempurna. Setiap bagian tubuhnya terlihat tembus pandang—diukir dari Jalur Surgawi dan tidak memiliki kekurangan sedikit pun.      

"Aku sudah memberi kalian semua kesempatan, tetapi karena kalian tidak menghargainya, maka kalian semua kulenyapkan sekarang, menjadi bagian dari dunia ini," ujar Leluhur Manusia. Dia tidak percaya pada dewa dan tidak percaya pada siapa pun. Dia hanya percaya pada dirinya sendiri.      

Semuanya baru terasa nyata jika segala sesuatunya berada di bawah kendalinya. Bahkan jika dia berhasil menciptakan dunia para dewa, dia masih ingin mengendalikan semua dewa di dalamnya. Segala sesuatu di dunia tersebut harus beroperasi di bawah kehendaknya.      

Sosok sempurna yang baru saja muncul itu bermandikan cahaya suci dari Jalur Surgawi. Dia menundukkan kepalanya dan menatap Ye Futian. Kedua matanya terlihat sangat menakutkan. Rasanya seolah-olah dia bisa memasuki pikiran Ye Futian hanya dengan satu pandangan mata dan merebut kendali atas tubuhnya.      

Sosok itu juga muncul di dalam pikiran Ye Futian. Dia sepertinya bisa melihat langit dan juga semua makhluk hidup di sana. Tempat itu tidak lain adalah Dunia Manusia.      

Leluhur Manusia bukan lagi seorang kultivator 'manusia' biasa; dia adalah ras yang berbeda.      

"Menyerahlah!" ujar Leluhur Manusia. Suaranya langsung mengguncang dunia. Ye Futian menunjukkan tanda-tanda hendak menundukkan kepalanya untuk membungkuk kepada sosok tersebut. Ini adalah aura tertinggi dalam dunia kultivasi—aura dari Jalur Surgawi.      

'Ini adalah duniaku!' Sebuah pemikiran muncul di dalam benak Ye Futian. Dia menyegel aura dari sosok itu di dalam dunianya dan kemudian menghancurkannya. Namun, pada saat yang hampir bersamaan, sebuah aura yang sangat berbahaya menyebar di udara. Leluhur Manusia menyerang sambil memegang Pedang Hukum di tangannya. Pedang itu berisi Kekuatan Ilahi yang sangat menakutkan; segala sesuatu di dunia ini akan dihancurkan olehnya.      

Ye Futian menatap lawannya itu. Segala sesuatu di area sekitarnya kini telah membeku. Semua jenis Kekuatan Ilahi telah berhenti mengalir.      

Namun, dia tidak bisa menghentikan pergerakan lawannya itu. Tubuh Leluhur Manusia terus bergerak ke bawah. Bahkan Kekuatan Ilahi Waktu tidak dapat menangkis pedang tersebut. Hukum Pedang milik Leluhur Manusia itu telah melampaui aliran waktu di dunia ini dan dapat menghancurkan ruang dan waktu di sini secara langsung. Kekuatan Ilahi Waktu tidak memiliki bentuk, tetapi meski demikian, Ye Futian masih bisa merasakan dengan jelas bahwa aliran waktu di dunia ini sedang runtuh.      

Ye Futian mengencangkan genggamannya pada tombak di tangannya. Ketika seseorang mencapai tingkatan dimana dia dan Leluhur Manusia berada, semuanya akan kembali ke teknik dasar. Semua teknik ilahi yang menakjubkan itu sudah tidak berarti lagi. Tabrakan di antara keduanya sama-sama menggunakan kekuatan murni.      

*Boom* Tubuh Ye Futian kini berubah menjadi Jalur Agung dan bergerak ke depan. Tombaknya juga melesat menembus udara. Tombak ini sepertinya membawa kekuatan dari sebuah alam semesta yang berkumpul di bagian ujung tombak. Kekuatan ini bisa menghancurkan setiap benda yang ada di alam semesta ini. Jika serangan tersebut mengenai sebuah dunia, maka dunia itu bisa dihancurkan secara langsung.      

Dan pada saat ini, hanya ada satu sosok di hadapan mereka.      

Begitu dua sinar cahaya itu ditembakkan, segala sesuatu di sekitarnya langsung membeku. Bahkan dua sinar cahaya tersebut tampak seperti dua serangan yang sederhana; semua orang bisa merasakan betapa mengerikannya satu serangan tersebut. Rasanya seolah-olah aliran waktu dibatasi oleh kekuatan tak berbentuk, sehingga mereka tidak bisa bergerak. Leluhur Manusia dan Ye Futian sudah melampaui tingkatan mereka semua.      

Akhirnya, dua serangan itu saling bertabrakan di udara. Rasanya seperti waktu telah lama berlalu.      

Tidak ada ledakan keras yang terjadi. Tabrakan ini sudah melampaui Hukum Waktu dan juga telah melampaui batasan suara. Semua orang bisa merasakan keheningan mutlak di area tersebut. Mereka bahkan bisa mendengar detak jantung mereka sendiri.      

Setelah itu, semua yang ada dunia itu pun runtuh dan hancur menjadi ketiadaan pada saat itu juga. Segala sesuatunya telah lenyap tak bersisa.      

Sosok-sosok terkemuka dari Great Emperor Plane di dekatnya semuanya bergegas mundur, mengerahkan Kekuatan Ilahi masing-masing dengan agresif untuk menangkis dampak dari kekuatan penghancur itu. Namun meski demikian, beberapa orang masih terluka parah.      

Ye Futian berada di tengah-tengah medan pertempuran. Dia bisa merasakan dunia di dalam tubuhnya runtuh dan hancur. Banyak bangunan di Dunia Jalur Surgawi Kecil miliknya runtuh tanpa henti, banyak retakan muncul di pegunungan, dan lautan bergemuruh. Rasanya seperti mengalami Ujian Para Dewa.      

Tubuhnya terhempas ke tempat yang sangat jauh, dan dia mengeluarkan suara geraman dari mulutnya. Area di sekitarnya sudah hancur dan berubah menjadi ketiadaan.      

Tubuh sempurna yang dibentuk oleh Leluhur Manusia itu juga telah hancur, berubah menjadi buram. Namun, saat cahaya suci bersinar dari atas langit, sosok yang buram itu berubah dan terlahir kembali. Sepertinya tubuh itu benar-benar abadi dan tidak bisa dihancurkan.      

*Boom* Pada saat berikutnya, seberkas cahaya pedang yang sangat agresif menyebar ke bawah, berniat untuk menghancurkan dunia. Cahaya tersebut menebas ke arah Jalur Surgawi. Miliaran kekuatan bencana iblis dikeluarkan bersama dengan cahaya pedang tersebut, mencabik-cabik setiap makhluk hidup yang mengenainya dan menghancurkan bagian langit itu.      

Ini jelas tindakan yang dilakukan oleh Kaisar Iblis. Di zaman kuno, Jalur Surgawi telah mengatur hukum dunia dan memiliki kesadaran sendiri. Leluhur Manusia telah berkultivasi di zaman kuno, dan sekarang, dia telah menjadi Jalur Surgawi. Dalam hal ini, membunuh sosok duplikatnya tidak lagi berarti apa-apa. Mereka hanya bisa membunuh Leluhur Manusia dengan cara menghancurkan langit, sama seperti yang terjadi di zaman kuno.      

Leluhur Manusia menoleh dan menatap Kaisar Iblis. Penghinaan terlintas di kedua matanya. Tiba-tiba, sinar cahaya bencana yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan dari Jalur Surgawi, ditembakkan dengan agresif ke arah Kaisar Iblis. Pada saat yang bersamaan, wajah raksasa itu menatap tajam ke arah Kaisar Iblis, berusaha menerobos masuk ke dalam pikiran Kaisar Iblis.      

Tubuh Kaisar Iblis terpaku di tempatnya, namun kedua matanya terus menerus memancarkan cahaya iblis yang sangat mengejutkan. Tubuhnya telah berubah menjadi sebuah tubuh bencana, dan dia merapalkan mantra iblis yang bergema di atas langit. Tiba-tiba, cahaya dari miliaran bencana iblis menyapu langit, berniat untuk memotong Jalur Surgawi itu. Pada saat itu juga, para kultivator di langit yang lebih rendah melihat cahaya bencana yang tak ada habisnya melesat melintasi langit dan bergejolak di atas langit.      

"Kau ingin mati rupanya," sosok duplikat yang sempurna dari Leluhur Manusia itu bergumam pelan. Pada saat berikutnya, tubuhnya menghilang dari tempatnya berada. Sebilah Pedang Hukum tiba-tiba menusuk tubuh Kaisar Iblis. Kekuatan cahaya bencana itu pun langsung melemah, dan tubuh Kaisar Iblis yang kokoh itu mulai retak.      

*Brak* Tubuh Kaisar Iblis berubah menjadi ketiadaan dan terbang ke kejauhan. Leluhur Manusia hanya meliriknya dengan dingin. Namun, tidak lama kemudian, tubuh Kaisar Iblis yang hancur muncul kembali. Seberkas cahaya suci mengitari tubuhnya sehingga dia tidak bisa mati.      

"Pergi dari sini!" Ye Futian berteriak. Namun, Leluhur Manusia tidak berencana membiarkannya pergi. Seberkas cahaya pemusnah dunia lainnya jatuh dari atas langit, yang kemudian berubah menjadi Tombak Kehancuran. Sepertinya itu mirip dengan teknik yang dikuasai oleh Penguasa Kegelapan. Tombak tersebut bisa menusuk tubuh Kaisar Agung dengan mudah, dan tentu saja, menembus tubuh Kaisar Iblis.      

Namun pada saat yang bersamaan, ada satu sosok yang melarikan diri dan pergi menjauh. Terdengar sebuah ledakan besar dan tubuh fisik Kaisar Iblis hancur berkeping-keping, tetapi jiwa spiritualnya tidak memudar, melainkan langsung berbalik dan melarikan diri.      

Leluhur Manusia ingin terus memburunya, tetapi Ye Futian menghentikan langkahnya. Dia mengangkat satu telapak tangan, cahaya berwarna emas mengelilinginya dan dia pun mengerahkan telapak tangannya ke atas langit, menangkis serangan tersebut.      

Semua orang kini merasa sedikit putus asa. Leluhur Manusia telah kembali sebagai Jalur Surgawi. Dia abadi, dan mustahil untuk membunuhnya.      

Di kejauhan, Nona Qin dan Nona Shu memandang ke arah Donghuang Agung, tetapi Donghuang Agung menggelengkan kepalanya pada mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.