Legenda Futian

Berpisah



Berpisah

Ye Futian akhirnya mengerti maksud dari apa yang dikatakan oleh ayahnya kepadanya sebelumnya—Leluhur Manusia yang mereka kenal bukanlah Leluhur Manusia yang sesungguhnya.      

Sekarang, dia samar-samar bisa merasakan bahwa sangat mungkin bahwa Leluhur Manusia yang dia hadapi sekarang hanyalah sosok duplikat dari Leluhur Manusia.      

Leluhur Manusia yang telah bertahan hidup semenjak era runtuhnya Jalur Surgawi selalu menghabiskan waktunya untuk berkultivasi selama bertahun-tahun. Dia bahkan telah mengumpulkan peninggalan Kaisar Agung yang tak terhitung jumlahnya sejak Jalur Surgawi runtuh dan berhasil menemukan jejak-jejak para dewa di dunia ini.      

Bagaimana mungkin kekuatannya akan biasa-biasa saja?      

Apakah kekuatan yang dia rasakan sebelumnya adalah kekuatan yang dikeluarkan oleh jiwa spiritual Leluhur Manusia yang sesungguhnya?      

Kemudian, Leluhur Manusia berbalik dan memandang ke arahnya. Cahaya penghancur terpancar keluar dari matanya. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, tubuh Ye Futian menghilang dari tempatnya dan muncul di hadapan Donghuang Agung. "Ayah, ayo kita pergi," ujarnya.      

Karena Leluhur Manusia yang hadir di sini hanyalah sosok duplikat dan memiliki tubuh yang tidak bisa dihancurkan, itu berarti pertempuran ini sudah tidak ada artinya lagi. Mereka tidak bisa membunuh musuh mereka, dan dalam pertempuran ini, dia juga melakukan tindakan yang berisiko. Ini adalah pertempuran yang sangat tidak seimbang.      

Keduanya berubah menjadi dua sinar cahaya dan melesat ke kejauhan, langsung menghilang dari tempat masing-masing. Tetapi seorang dewa memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, dunia yang luas itu langsung membeku. Area itu tersegel, dan semua yang berada di sini tampak tak bergeming.      

Tapi Ye Futian berada di wilayah ilahi miliknya sendiri. Kekuatan Ilahi meledak di sekelilingnya, dan dia berubah menjadi satu titik cahaya, langsung melesat melintasi langit. Kekuatan dari area yang tersegel ini tidak bisa menghentikan kepergiannya. Keduanya langsung melesat ke kejauhan.      

Kaisar Pedang Abadi mengamati sosok yang melarikan diri itu dan menebas dengan pedangnya dari jarak jauh. Pedang itu pun melintasi ruang hampa untuk membunuh mereka, menembus area yang luas. Semua bintang yang menghalangi jalannya langsung hancur dan runtuh, tercabik-cabik seketika. Jalur Pedang itu terus melesat ke bawah, dan sepertinya seseorang tidak akan bisa lolos dari serangan ini tidak peduli bagaimana pun caranya mereka melarikan diri.      

Tapi pada saat berikutnya, dua sinar cahaya tersebut, yaitu Ye Futian dan Donghuang Agung, langsung melewati Jalur Pedang itu. Mereka terus melesat ke depan, melewati arus pedang tersebut, dan kemudian terus melarikan diri sampai mereka menghilang dari pandangan semua orang.      

Keduanya adalah sosok yang berdiri di puncak kekuatan. Sudah jelas, mustahil bagi mereka untuk dihentikan oleh satu pedang ini.      

Kelompok dewa itu tidak mengejar mereka. Para dewa yang hadir di sana menyadari bahwa sebagian besar dari mereka mungkin tidak bisa menahan serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian. Bahkan mereka mungkin akan tewas seketika, jadi mereka jelas tidak bisa meninggalkan kelompok ini untuk mengejar dua sosok tersebut.     

Leluhur Manusia juga tidak mengejar mereka. Dia menatap dua sosok yang melarikan diri ke kejauhan itu dan menyadari bahwa pasukan dewa ini sekalipun tidak dapat menahan pergerakan keduanya.      

Kemampuan Ye Futian tidak lebih lemah dari Donghuang Agung sekarang. Demikian pula, dia juga tidak lebih lemah dari Leluhur Manusia. Selain itu, dia mahir dalam berbagai macam kemampuan dan sangat sulit untuk dihadapi. Bahkan jika mereka mengejarnya, tidak akan ada hasil yang menguntungkan dari upaya tersebut. Kecepatan Ye Futian juga tidak lebih lambat dari mereka.      

Sebelumnya, mereka berhasil menangkapnya. Akan tetapi, Ye Futian mungkin melakukannya dengan sengaja untuk mencoba bertarung melawan mereka.      

"Ayo kita pergi," ujar Leluhur Manusia. Kemudian, dia memimpin semua dewa untuk pergi meninggalkan tempat ini. Mereka bersiap untuk mengunjungi Istana Kekaisaran Donghuang di Prefektur Ilahi dan Gunung Roh di Western Heaven.      

Ye Futian dan Donghuang Agung melakukan perjalanan melalui ruang hampa yang luas. Mereka tidak tahu dimana posisi mereka saat ini, tetapi mereka berhenti setelah mengetahui bahwa pasukan lawan tidak mengejar mereka.      

"Spekulasi Ayah benar. Leluhur Manusia yang kita hadapi mungkin hanyalah sosok duplikat dari Leluhur Manusia. Selama ini dia memimpin dan mengatur tatanan hukum di Dunia Manusia dengan menggunakan sosok duplikatnya. Tubuh asli dari Leluhur Manusia mungkin belum pulih sepenuhnya," ujar Ye Futian kepada Donghuang Agung.      

Donghuang Agung memahami bahwa Ye Futian pasti telah menyadari tentang beberapa hal dalam pertarungan sebelumnya.      

"Pasti begitu," Donghuang Agung. "Kala itu, ibumu meninggal dunia karena hal ini. Jika dia kembali seutuhnya, aku khawatir itu akan menjadi sebuah bencana. Jadi, kita masih harus bergegas."      

"Ya." Ye Futian mengangguk pelan, merasakan gelombang stres di dalam dirinya.      

"Leluhur Manusia membangkitkan para dewa itu untuk digunakan olehnya," lanjut Ye Futian. "Jika segala sesuatunya sama seperti apa yang kita prediksi, maka para dewa itu pasti juga sangat takut pada Leluhur Manusia. Mereka hanya bisa dimanfaatkan olehnya secara sukarela."      

"Sebelumnya, Kaisar-Kaisar Agung itu tidak melancarkan serangan," jawab Donghuang Agung. "Bahkan jika mereka tidak menyerang, pasti mereka memiliki beberapa kekhawatiran. Leluhur Manusia ingin menggantikan Jalur Surgawi dan mengambil perannya. Para dewa pasti juga takut akan datangnya hari ini. Ketika momen itu tiba, Leluhur Manusia akan menjadi sosok tertinggi di dunia ini. Bahkan Kaisar Agung mana pun tidak akan berani melawannya."      

Jika Leluhur Manusia berhasil menggantikan Jalur Surgawi, serta menjadi sosok seperti Jalur Surgawi di zaman kuno, maka berbagai macam dewa itu pasti akan menjadi dewa di bawah komandonya. Tidak peduli sekuat apa pun mereka, mereka tidak bisa menentang Jalur Surgawi seperti saat itu.      

Siapa yang bisa melakukan hal seperti itu lagi?      

Pertempuran dari masa lalu itu telah menyebabkan Jalur Surgawi runtuh dan para dewa binasa. Jika Jalur Surgawi baru muncul, siapa yang akan bertarung dengannya? Siapa yang berani melawannya?      

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Ye Futian ingin mendengar saran dari Donghuang Agung.      

"Kau akan berkultivasi di sini, dan aku akan pergi keluar untuk memeriksa situasi. Aku akan memberitahumu tentang berita dari dunia luar," jawab Donghuang Agung. Dia ingin memberi Ye Futian lebih banyak waktu untuk berkultivasi. Keputusan untuk merelakan sembilan puluh sembilan langit dari Dunia Langit dan mengevakuasi semua orang juga dilakukan untuk mengulur lebih banyak waktu bagi Ye Futian.      

Aliran waktu di dalam Jalur Surgawi Kecil milik Ye Futian mengalir 81 kali lipat lebih lambat dibandingkan dunia luar. Jika dia bisa mendapatkan tambahan waktu selama satu tahun di dunia luar, maka hal tersebut sama seperti 81 tahun di dalam dunianya. Semua orang yang berada di dalam Jalur Surgawi Kecil akan memiliki kesempatan untuk bertransformasi.      

"Ya." Ye Futian mengangguk setuju. Dia juga mengkhawatirkan situasi di dunia luar. Sekarang, Leluhur Manusia telah memimpin sosok-sosok terkemuka dari tiga dunia utama untuk melancarkan serangan. Semua kultivator akan sangat menderita. Meskipun telah tercapai sebuah kesepakatan bagi para kultivator dari Dunia Langit, Prefektur Ilahi, dan Western Heaven untuk mencoba tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini secara langsung, mereka masih tidak dapat menghindari terjadinya pembunuhan dan pertarungan.      

Lagipula ini adalah perang.      

Pasukan penyerang tidak akan memberi ampun. Perang ini akan dihiasi dengan tumpahnya darah segar dan tulang-belulang yang berserakan dimana-mana.      

Namun, meski demikian, dia adalah satu-satunya orang yang dapat mengubah situasi pertempuran ini, dan dia harus segera berkultivasi untuk meningkatkan kemampuannya sekarang.      

"Kita akan berpisah di sini," ujar Donghuang Agung.      

"Ayah, berhati-hatilah," ujar Ye Futian dengan nada serius. Kali ini, musuh yang mereka hadapi terlalu kuat. Jika tidak, melihat kemampuan yang dimiliki oleh Donghuang Agung, Ye Futian tidak akan khawatir sama sekali. Namun, situasi kali ini berbeda.      

Para dewa zaman kuno adalah semua musuh mereka.      

"Jangan khawatir. Aku akan berhati-hati dan menghindari terjadinya pertempuran. Kau harus fokus berkultivasi," ujar Donghuang Agung. "Kali ini, aku tidak punya pilihan selain menelantarkan Istana Langit dan Istana Kekaisaran Donghuang. Ini adalah penghinaan bagiku. Semua ini dilakukan agar kau bisa melancarkan serangan balasan. Baiklah, aku akan pergi sekarang."      

Setelah itu, dia berbalik dan berjalan ke depan, pergi dengan langkah tegas. Dia meninggalkan Ye Futian sendirian di ruang hampa yang luas.      

Tentu saja, semua kultivator dari sembilan puluh sembilan langit saat ini berada di dalam dunia Jalur Surgawi Kecil milik Ye Futian.      

Dia tidak perlu berkultivasi sendirian. Dia juga harus membantu mereka untuk menjadi semakin kuat.      

Tubuh Ye Futian melesat, pergi menuju ke arah tertentu. Tidak lama kemudian, dia melihat sebuah bintang yang terbengkalai.      

Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, tubuh Ye Futian muncul di bintang tersebut. Kemudian, dia langsung pergi ke sebuah gunung tandus di dalam sana dan duduk bersila. Dia memejamkan matanya untuk berkultivasi, memulai pengasingannya.      

Satu hari di dunia luar sama saja seperti 81 hari di dalam dunia kecil miliknya. Dia harus memanfaatkan keuntungan ini dengan sebaik-baiknya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.