Legenda Futian

Kemana Dia Pergi?



Kemana Dia Pergi?

1Di Benua Dewa, tepatnya dimana Huatian Agung berada sebelumnya, Kaisar Agung terus-menerus berdatangan di Dunia Asal setelah melewati matriks teleportasi. Semua Kaisar Agung telah mengirim perwakilan masing-masing untuk mengawasi area tersebut.      
1

Tujuh Kaisar Agung yang dibunuh oleh Ye Futian dengan satu tombak semuanya juga berasal dari sana.      

Bahkan sekarang, area itu sesekali masih dikunjungi oleh berbagai macam Kaisar Agung.      

Saat ini, terdapat sebuah gunung di langit yang lebih rendah di area tersebut. Di puncak puncak gunung itu, ada satu sosok yang sedang duduk bersila dengan tenang di sana. Tubuhnya tinggi dan dia memiliki temperamen yang luar biasa. Hanya dengan duduk di sana saja, dia tampak seperti bukan berasal dari dunia ini.      

Sosok itu adalah Ji Wudao.      

Semenjak dia kalah dari Ye Futian, Ji Wudao tampaknya menjadi sosok yang tidak terkenal dan tidak pernah muncul lagi di hadapan publik. Dia tahu bahwa, setelah dia dikalahkan, Ye Futian akan menerima warisannya dan mengambil alih semuanya. Ketika hal itu terjadi, dia tidak akan memiliki harapan untuk bertarung dengan Ye Futian lagi.      

Kecuali dia menerima warisan lebih banyak dari Ye Futian.      

Ji Wudao duduk di sana dengan tenang, seolah-olah dia tidak lagi terhubung dengan dunia ini dan tidak peduli dengan semua yang ada di dalamnya. Bahkan jika sebuah perang terjadi di Dunia Langit, dia akan menjadi orang terakhir yang mengetahui tentang hal tersebut dan juga tidak tertarik untuk mencari tahu kebenarannya.      

Waktu terus berlalu, hari demi hari. Saat ini, sebuah fenomena aneh muncul di atas langit. Setelah itu, sebuah aura yang mengerikan menyebar, dan matriks teleportasi terkoyak saat satu sosok muncul jauh di atas langit. Dia berdiri di sana dengan sikap yang mengintimidasi.      

Sosok itu mengamati sekelilingnya sementara kekuatan kaisar terpancar dari tubuhnya, dan jiwa spiritual miliknya menyelimuti area yang tak terbatas. Setelah itu, dia mengarahkan pandangannya ke puncak gunung tempat Ji Wudao berada.      

Dalam sekejap, dia bergerak menuju Ji Wudao dan melintasi area yang luas, langsung mengerahkan sebuah kekuatan ilahi kepada Ji Wudao.      

Ji Wudao membuka matanya dan menatap ke arah langit. Dia memandang sosok yang baru saja muncul, tetapi ekspresinya tetap tenang dan tidak terganggu oleh kehadiran sosok tersebut.      

Di masa lalu, seorang kultivator yang luar biasa telah muncul di sini. Dia adalah Huatian Agung dari zaman kuno, dan kemampuannya benar-benar tak tertandingi. Dia sebelumnya telah bertarung di dalam sembilan puluh sembilan langit dan kalah ketika pihak lawan meminjam kekuatan dari Jalur Surgawi untuk mengalahkannya.      

Seolah-olah bisa merasakan sesuatu, Kaisar Agung yang baru saja muncul tiba-tiba berhenti di tempatnya dan tidak melanjutkan langkahnya menuju Ji Wudao. Setelah itu, dia berbalik dan pergi, seolah-olah dia tahu bahwa Ji Wudao bukanlah orang yang bisa dia ganggu.      

Namun, keinginannya untuk pergi bukan berarti dia bisa pergi dengan begitu mudahnya.      

Sebuah kekuatan ilahi yang mengerikan tiba-tiba menyelimuti area tempatnya berada, dan Ji Wudao mengulurkan tangan ke depan untuk membentuk gerakan mencengkeram ke kejauhan. Ekspresi Kaisar Agung itu pun berubah, dan kekuatan ilahi miliknya tampak berkobar. Kemudian, sebuah lubang hitam yang mengerikan terbentuk dan melahap kekuatan ilahi tersebut. Kekuatan ilahi mengalir tanpa henti ke dalam lubang hitam itu, dan tubuhnya juga tidak lagi berada di bawah kendalinya. Jubahnya tampak berkibar tertiup angin.      

Lubang hitam itu semakin membesar dan melahap area tempatnya berada. Setelah itu, riwayatnya juga berakhir dan sosoknya kini tidak terlihat lagi.      

Hampir di waktu yang bersamaan, aura mengerikan itu juga menghilang, dan semuanya kembali seperti sedia kala. Ji Wudao memejamkan matanya dan berdiri di sana dengan tenang, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi. Dia pun terus berkultivasi dengan tenang.      

Tidak lama kemudian, dia kembali membuka matanya dan memandang ke arah langit. Setelah itu, dia berpindah ke wilayah langit yang lebih tinggi. Sambil mengulurkan telapak tangannya, dia membentuk sebuah lubang di matriks teleportasi dan menghilang ke dalam lubang tersebut.      

Setelah dia pergi, lubang itu menutup dengan sendirinya, dan semuanya kembali normal seolah-olah tidak ada hal aneh yang terjadi di sana.      

Dari kejauhan, seorang kultivator yang menyaksikan semua ini bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Itu adalah Ji Wudao, yang pernah dianggap sebagai Kaisar Surgawi berikutnya. Dia hendak pergi kemana?      

Di Istana Langit, tepatnya di sembilan puluh sembilan langit, Donghuang Agung juga telah menerima berita tentang apa yang terjadi di Benua Dewa.      

Dia telah berbincang-bincang dengan Ye Futian dan ayah baptisnya Yu Tu dan Ye Baichuan. Mereka semua selama ini dianggap sebagai sosok 'ayah' bagi Ye Futian.      

Berita itu dibawakan oleh murid pribadi Donghuang Agung, Du You. Donghuang Agung mengerutkan keningnya setelah mendengar berita itu.      

Ye Futian juga terkejut, dan dia bertanya, "Ayah, apakah para kultivator itu juga termasuk Kaisar-Kaisar Kuno? Dari mana mereka berasal?"      

Sebelumnya, dia telah membunuh tujuh Kaisar Agung dengan tombaknya. Mereka bertujuh tampaknya adalah dewa hukuman, tetapi sampai sekarang, Ye Futian masih tidak tahu dari mana mereka berasal.      

Ekspresi Donghuang Agung berubah menjadi muram setelah mendengar pertanyaan Ye Futian. Dia menjawab, "Kala itu, ibumu sudah memiliki firasat bahwa hal-hal seperti ini akan terjadi. Kami juga telah membahas masalah ini dan merasa bahwa semua ini dapat dikaitkan dengan Pertempuran Jalur Surgawi Kuno."     

"Jalur Surgawi memiliki kesadaran sendiri, dan ketika seseorang mencapai tingkat kultivasi tertinggi, mereka akan bisa menjadi Jalur Surgawi, begitu pula dengan Dewa Hukum Surgawi, dan Dewa Penciptaan. Aku yakin kau sudah tahu tentang hal ini," tambah Donghuang Agung. "Dengan kata lain, alam semesta tempat kita berada saat ini sangat luas dan tak berujung. Alam semesta ini berisi banyak dunia dan area tak terbatas di dalamnya. Namun, semua itu dapat diciptakan oleh para kultivator yang telah mencapai tingkat kultivasi tertinggi."     

"Karena itulah, kita harus bertanya pada diri sendiri: sudah berapa lama peradaban ini berdiri? Mungkin ratusan juta tahun. Dalam periode yang panjang ini, berapa banyak peristiwa yang tidak kita ketahui? Kita menyebut periode waktu sebelum hancurnya Jalur Surgawi sebagai zaman kuno. Tapi apakah ada periode yang lebih awal dari itu?" Donghuang Agung bertanya.      

Ye Futian tampak berpikir setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Donghuang Agung. Sepertinya dia bisa memahami apa yang ada di dalam pikiran Donghuang Agung.      

"Sang Buddha berkata bahwa ada sebuah dunia di setiap bunga dan pengetahuan di setiap helai daun. Dalam ajaran Buddha, terdapat ribuan dunia besar dan ribuan dunia kecil di dalamnya. Siapa yang menulis karya-katya klasik ini?" Ekspresi Donghuang Agung juga menjadi serius. "Apakah hanya ada satu Jalur Surgawi di dunia ini?      

"Apakah tidak ada alam semesta selain tempat kita berada saat ini?"      

Penjelasan Donghuang Agung ini membuat para kultivator terdiam. Area itu tiba-tiba menjadi sunyi senyap.      

Apakah ada Jalur Surgawi lainnya di dunia ini? Atau bahkan alam semesta lainnya?      

Ye Futian telah menciptakan Jalur Surgawi Kecil dalam dirinya. Jika Jalur Surgawi Kecil itu mencapai kesempurnaan, maka di masa depan, banyak kultivator bisa masuk ke dalam sana untuk berlatih. Akankah mereka yang berada di jutaan dunia di dalam sana mengetahui bahwa ada dunia lain di luar sana?      

"Ini juga merupakan bagian dari ambisi ibumu yang ingin membentuk kembali Jalur Surgawi kala itu. Jika alam semesta dan dunia lainnya memang benar adanya, maka Jalur Surgawi yang dibentuk kembali akan berperan sebagai pelindung. Karena itulah, dia bertujuan untuk mencapai tingkat kultivasi tertinggi dan juga berharap agar orang-orang di seluruh penjuru dunia ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi," Donghuang Agung menjelaskan secara perlahan-lahan. "Dan sekarang, ada beberapa hal yang perlu ditelusuri lebih jauh. Namun untuk saat ini, kau tidak perlu memikirkan hal-hal tersebut. Aku akan menemukan jawabannya, dan ketika aku berhasil menemukannya, aku akan memberitahukannya kepadamu. Bagimu, tujuan utamamu saat ini adalah terus berkultivasi. Tidak peduli apa pun yang akan kita hadapi di masa depan, kita masih bergantung pada aspek kekuatan."      

Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Pernyataan Donghuang Agung sangat menggugah pikirannya. Jika tujuh Kaisar Agung yang dia bunuh bukan dari zaman kuno, apakah mereka kultivator yang berasal dari dunia lain?      

Apakah hal itu bisa terjadi karena mereka dapat menemukan jalur ke alam semesta ini setelah runtuhnya Jalur Surgawi?      

Tidak ada yang tahu jawabannya. Selain itu, kemana Ji Wudao pergi setelah dia melubangi matriks teleportasi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.