Legenda Futian

Pengakuan Ji Wudao



Pengakuan Ji Wudao

3Suara Yu Tu tidak begitu keras, bahkan cenderung pelan, tidak menunjukkan antusiasme di dalamnya. Namun, ucapannya itu dipenuhi oleh harapan untuk Ye Futian.       2

Sekarang, mereka masih berada dalam krisis. Yu Tu tahu betapa kuatnya Sang Permaisuri, tetapi tidak peduli sehebat apa pun kekuatannya, dia tidak dapat mewujudkan ambisinya.      

Saat ini, di awal Zaman Para Dewa, sesuatu yang tidak biasa telah terjadi di dalam Istana Ilahi Manusia. Para Buddha Tertinggi di Western Heaven juga bisa mendeteksi sesuatu, dan semuanya menunjukkan bahwa 'dia' akan segera kembali.      

Ini adalah pertarungan yang sangat penting, dan harga yang harus dibayar jika mereka mengalami kegagalan adalah kematian.      

"Ayah baptis, berdirilah," ujar Ye Futian ketika Yu Tu berdiri dari tempatnya.      

Ye Futian memandang Yu Tu dan kemudian ke arah Donghuang Diyuan dan banyak sosok lainnya. Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye telah mendengar kebenaran dari segalanya, dan saat ini mereka tidak bisa berkata-kata. Semua yang baru saja diungkapkan kepada mereka ini memiliki dampak yang sangat penting bagi mereka, dan Kaisar Xia bahkan tampak tergerak.      

Takdir telah melangkah begitu jauh, dan dia telah sampai pada titik ini hanya untuk mendapati bahwa segala sesuatunya tidak seperti yang dia pikirkan. Pemahaman yang dia yakini selama 200 tahun kini berubah dalam sekejap. Dampak yang diberikan oleh kehadiran Ye Futian hanya bisa dibayangkan oleh semua orang. Sudah jelas, dia merasa kesulitan untuk menerima segala sesuatu yang dia ketahui hari ini.      

Ye Futian berbalik dan kembali mengarahkan perhatiannya pada Donghuang Agung. Dia melihat luka di tubuhnya dan berkata, "Jika aku mengetahui kebenaran ini lebih awal, aku mungkin akan menusukmu sedikit lebih keras."      

"Kau bisa menusukku lagi jika kau mau." Donghuang Agung tampaknya tidak keberatan saat mengatakan hal tersebut.      

Dia pantas menerima hal ini, dan dia berhutang budi kepada banyak orang.      

"Kau sangat ingin menyerahkan singgasanamu karena kau tidak ingin duduk di atasnya," ujar Ye Futian. "Duduk di singgasana ilahi itu hanya akan membuatmu merasa bersalah, jadi kau ingin memberikannya kepadaku secara langsung."      

Donghuang Agung terdiam. Memang benar bahwa dia juga telah menanggung banyak hal selama bertahun-tahun.      

"Jika benar demikian, kenapa aku harus memaafkanmu?" Ye Futian berkata, "Kau belum begitu tua, dan kau tetaplah salah satu dari enam Kaisar Agung terkuat di dunia ini. Kenapa kau ingin menyerah dengan begitu cepat? Posisi ini bukan hanya milikmu tetapi juga milik Kaisar Ye Qing. Ya, takhta ini adalah hukuman yang harus kau jalani."      

Ye Futian tidak ingin duduk di atas singgasana dari Prefektur Ilahi.      

"Terlebih lagi, bahkan jika takhta ini akan diwariskan di masa depan, sudah semestinya posisimu harus diteruskan kepadanya," Ye Futian memandang ke arah Donghuang Diyuan.      

Donghuang Diyuan tercengang, sambil menatap Ye Futian dengan terkejut.      

Dia tahu bahwa Donghuang Agung telah menunggu hari ketika Ye Futian melangkahkan kaki ke istana kekaisaran di Prefektur Ilahi. Sementara Donghuang Agung berharap Ye Futian bisa datang kemari sesegera mungkin, namun dia juga berharap dia tidak akan datang kemari terlalu cepat sehingga tingkat Plane-nya bisa terus meningkat. Takhta dari Prefektur Ilahi selalu tersedia untuknya.      

Donghuang Agung merasa dia harus menebus banyak hal terhadap Ye Futian.      

Donghuang Agung juga tampak sedikit terkejut. Ketika dia memandang Ye Futian, Futian melanjutkan kata-katanya, "Nama yang telah digunakan selama 200 tahun tidak dapat diubah hanya dengan kata-katamu. Bukankah demikian?"      

Ketika dia mendengar hal ini, Donghuang Agung bisa memahami maksud Ye Futian. Dia mengambil napas dalam-dalam, dan kehangatan mengalir di dalam dirinya.      

"Tidak, kau tetap akan menggunakan nama Ye!" Donghuang Agung berkata, "Takhta dari Prefektur Ilahi akan diwariskan pada Diyuan. Donghuang Diyuan!"      

"Kalau begitu masalah ini telah terselesaikan." Ye Futian mengangguk dan kemudian berkata, "Haruskah aku pergi menemuinya?"      

"Pergilah. Dia sudah lama menunggumu," ujar Donghuang Agung sambil tersenyum.      

"Mmm," jawab Ye Futian. Kemudian dia langsung menghilang dari tempatnya dan pergi begitu saja, meninggalkan semua orang yang berada di sana.      

Di bawah tangga langit, semua orang dari Istana Kekaisaran Donghuang berdatangan dan hendak bertemu sang Kaisar Baru, tetapi sang Kaisar Baru baru saja pergi.      

Bahkan Yu Tu tampak tercengang dan terdiam di tempatnya.      

Betul sekali. Mereka harus menyadari Ye Futian bukan lagi bocah yang mereka kenal sebelumnya.      

Ketika Yu Tu memikirkan hal ini, dia menghela napas. Pada saat ini, dia tampak menua secara tiba-tiba.      

"Kalian bisa kembali sekarang," ujar Donghuang Agung kepada mereka yang datang kemari untuk bertemu Ye Futian. Cahaya suci bersinar di sekitarnya, dan sebelum ada yang seorang pun yang menyadari apa yang sedang terjadi, mereka pun kembali ke tempat masing-masing.      

Namun, mereka bisa melihat senyuman di mata Donghuang Agung. Para kultivator di Istana Kekaisaran Donghuang belum pernah melihat senyuman seperti itu di dalam tatapan mata Kaisar Agung.      

Senyuman ini tampaknya menyiratkan kebaikan, kejujuran yang menenangkan serta bercampur dengan kelegaan.      

Seolah-olah dia akhirnya terbebas dari beban yang selama ini dia rasakan.      

...      

Dunia Langit—langit kesembilan puluh sembilan di atas Istana Langit.      

Ji Wudao membuka matanya saat dia berdiri secara perlahan-lahan,lalu memandang ke arah langit. Di matanya, tersirat perasaan yang sulit untuk ditebak.     

Sebelumnya, dia telah pergi ke Istana Ilahi Manusia dengan niatan untuk mengambil keuntungan dari pertempuran antara enam Kaisar Agung dan memburu para kultivator dari Istana Ilahi Manusia.      

Kemudian, ketika beberapa Kaisar Agung muncul dari Istana Ilahi Manusia, dia memutuskan untuk mundur setelah mengalami kekalahan dan kembali ke sini untuk berkultivasi.      

Namun, belum lama ini, dia mendapat sebuah pesan dari Prefektur Ilahi.      

Donghuang Agung ingin mewariskan takhtanya kepada Ye Futian.      

Dia tiba-tiba bisa memahami banyak hal, seperti kenapa Dunia Asal mampu melahirkan sosok yang begitu luar biasa dan kenapa dia selalu merasa ada sesuatu yang kurang pada diri Donghuang Diyuan.      

Saat ini, semua kecurigaannya telah terjawab.      

Donghuang Diyuan bukanlah keturunan 'wanita' itu.      

Ye Futian adalah keturunannya yang sah!      

"Pantas saja dia mampu menciptakan Jalur Surgawi Kecil miliknya sendiri!" Ji Wudao berseru dengan suara pelan. Di atas Istana Langit, beberapa orang menatap Ji Wudao dari belakang. Mereka dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda pada sosok Ji Wudao saat ini, tetapi mereka tidak dapat memastikan apa perbedaan tersebut.      

Apakah sesuatu telah terjadi padanya?      

"Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah melakukan perjalanan ke banyak tempat, mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi kala itu dan akhirnya mengetahui beberapa di antaranya. Menurut pendapat saya, Donghuang hanyalah seorang pengecut. Dia tidak hanya menelantarkan anda, tetapi dia juga memutus hubungan dengan Dunia Langit untuk melindungi dirinya sendiri, yang menyebabkan terjadinya perang dengan Kaisar Ye." Ji Wudao memandang cakrawala, seolah-olah sedang berbicara pada dirinya sendiri.      

"Saya juga mendapatkan fakta bahwa Leluhur Manusia adalah kandidat tersangka dengan peluang tertinggi di balik apa yang terjadi kala itu. Oleh karena itu, saya selalu menganggap Dunia Manusia sebagai musuh dan berambisi untuk menghancurkan Dunia Manusia. Suatu hari nanti, ketika saya berhasil membuktikan Jalur Agung dan meraih kesuksesan, saya akan menghancurkan Istana Ilahi Manusia, mengeksekusi Leluhur Manusia, dan menemukan orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di masa lalu."      

"Awalnya, saya ingin menikah dengan Diyuan, sehingga menjadikan putri anda sebagai permaisuri dan sosok panutan bagi semua orang di seluruh penjuru dunia."      

"Tentu saja, hal yang paling ingin saya lakukan adalah menebus kerugian yang saya alami. Selama 200 tahun terakhir, saya tahu bahwa anda berada di sana, meskipun anda tidak pernah mengatakan sepatah kata pun kepada saya. Oleh karena itu, saya merasa bahwa jika suatu hari nanti saya bisa membuktikan Jalur Agung, saya akan membangkitkan anda dan memanggil anda sebagai Guru!"      

Ji Wudao berbicara secara perlahan; suaranya sangat lembut dan penuh dengan rasa hormat.      

Sosok yang baru saja berbicara ini adalah Ji Wudao yang tak kenal rasa takut dan tidak peduli pada hukum yang berlaku. Dia melahap kultivator dari berbagai tempat untuk memperkuat dirinya sendiri; bahkan para Kaisar Agung tanpa terkecuali. Dia mengabaikan segalanya dan tidak peduli pada siapa pun, bahkan dia menyebut Donghuang Agung sebagai seorang pengecut. Ketika enam Kaisar Agung berkumpul, dia melakukan penyamaran untuk menyulut konflik di antara mereka.      

Namun, pada saat ini, dia terlihat sangat lembut. Orang-orang di Istana Langit belum pernah melihat kepribadian Ji Wudao yang seperti ini, dan semua orang di langit kesembilan puluh sembilan tercengang ketika mereka mendengar ucapannya. Mereka tidak tahu apa yang baru saja terjadi.      

Ji Wudao sedang berbicara dengan siapa?      

Apakah itu adalah Jalur Surgawi yang berada di atas langit kesembilan puluh sembilan?      

Apakah bagian dari Jalur Surgawi di masa lalu ini adalah Kaisar Surgawi?      

"Tapi, apakah semua ini hanya angan-angan belaka?" Ji Wudao bertanya ke arah langit. "Saya berharap tidak demikian!"      

Setelah itu, dia memandang langit tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Dia sedang menunggu—menunggu sebuah jawaban!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.