Legenda Futian

Tombak



Tombak

3Ye Futian dan Donghuang Agung berdiri di sana sambil memandang satu sama lain. Pemandangan ini terasa seperti sudah ditakdirkan. Hanya takdir yang bisa menjelaskan bahwa pertemuan seperti itu akan terjadi dalam hidup mereka.      
2

Seperti yang dikatakan oleh Donghuang Agung sebelumnya, dia sudah lama menantikan momen ini.     

Dengan satu ayunan tangannya, Kekuatan Ilahi Revelation yang telah menyelimuti area yang tak berbatas itu menarik diri dari Ye Futian dan menyebar ke area sekitarnya, mengunci area tersebut. Namun, kekuatan itu tidak menyentuh tubuh Ye Futian.      

"Hah?" Ye Futian tampak terkejut. Dia sudah merasakan kekuatan dari Kekuatan Ilahi Revelation milik Donghuang Agung sebelumnya. Apa yang direncanakan oleh Donghuang Agung dengan melepaskan kekuatan tersebut darinya?       

Donghuang Agung kemudian mengeluarkan sebuah tombak perak, yang digenggam di tangannya. Sepertinya dia ingin bertarung melawan Ye Futian dengan cara yang sama.      

Kepalanya yang penuh dengan rambut berwarna hitam bergoyang tertiup angin saat jubah panjangnya berkibar di udara. Dia memegang tombak di tangannya secara horizontal di udara. Sambil memandang Ye Futian, dia pun berteriak, "Mari kita mulai!"     

Ye Futian menatap Donghuang Agung, dan tombak di tangannya memancarkan cahaya suci. Dalam sekejap, kekuatan ilahi yang sangat dahsyat menerjang ke depan dan menghasilkan sebuah tekanan yang menakjubkan di area tersebut.      

Tubuhnya bergerak seperti sambaran petir, menerjang ke depan dengan membawa tombaknya.      

Saat ini, kedua mata Donghuang Agung menjadi sangat aneh. Cahaya suci tampak berputar di dalam sepasang mata itu, seolah-olah ada kekuatan ilahi di dalamnya. Tangannya bergetar pelan, dan dia juga melancarkan serangan dengan menggunakan tombaknya.      

*Brak* Suara ledakan mengiringi tabrakan antara kedua tombak itu di udara. Bagian ujung dari dua tombak itu bertemu satu sama lain, sehingga membuat ruang hampa di sekitarnya bergetar hebat. Namun, karena Kekuatan Ilahi Revelation telah menyegel area tersebut, badai itu tidak dapat menyebar ke kejauhan, dan hanya wilayah ini yang bergetar.     

Cepat sekali! Ye Futian bergumam dalam hati. Pada jarak yang begitu dekat dan dengan serangan yang dikeluarkan dengan sangat cepat, Donghuang Agung mampu menangkis serangannya. Di matanya, gerakan Donghuang Agung memang tidak cepat, tapi serangannya begitu akurat sehingga mampu mengenai bagian ujung tombaknya yang tajam.     

Sebuah kekuatan yang mengerikan berhasil menghempaskan Ye Futian ke tempatnya semula. Tombak yang berisi Kekuatan Ilahi Tianzhu bahkan tidak bisa menggoyahkan lawannya.     

Namun, Ye Futian belum siap untuk mengakui kekalahannya. Sebuah badai kekuatan ilahi saat ini terbentuk di sekitar tubuhnya dan menyelimuti area tersebut. Medan pertempuran kini berubah menjadi sangat menyesakkan. Tubuh Ye Futian berubah menjadi satu sosok ilusi, tetapi ada bayangan samar di tempatnya berdiri beberapa saat yang lalu, dan dia meninggalkan serangkaian bayangan di belakangnya.      

Serangan keduanya berhasil menerobos masuk.      

Serangan kedua ini mengandung kekuatan yang mampu mengoyak ruang hampa di dalamnya dan menghancurkan satu bagian dari langit. Siapa pun hanya bisa membayangkan seberapa besar kekuatannya di dalam area yang tersegel ini.      

Sebuah kekuatan kaisar yang sangat dahsyat telah menyelimuti area tersebut. Jubah yang dikenakan oleh Donghuang Agung berkibar, dan dia kembali menyerang dengan menggunakan tombak di tangannya. Ditambah lagi, tombaknya berhadapan langsung dengan Ye Futian. Ketika tombak mereka bertabrakan, sebuah sensasi aneh muncul di dalam diri Ye Futian. Samar-samar dia merasa bahwa kekuatan dari teknik tombaknya belum mencapai potensi maksimalnya; seperti sedang ditekan. Seolah-olah kekuatan serangannya tidak bisa dikeluarkan secara maksimal karena berusaha menahan teknik tombak milik lawannya itu.     

Akhirnya, Ye Futian kembali terlempar ke posisinya semula. Teknik tombak miliknya yang mengintimidasi dan tak tertandingi itu seperti menyerang gumpalan kapas, serangannya tidak menimbulkan dampak yang signifikan.      

"Teknik tombak macam apa ini?" Ye Futian menatap mata Donghuang Agung dengan serius. Di dalam sepasang mata itu, yang berisi kekuatan ilahi emas di dalamnya, entah bagaimana dia bisa melihat sebuah kekuatan pemahaman yang mampu menembus semua tipu muslihat.     

Seolah-olah sejak dia mengeluarkan tombaknya; segala sesuatunya telah diprediksi oleh Donghuang Agung.      

"Apa-apaan ini..." Jantung Ye Futian mulai berdegup kencang. Kemampuan Donghuang Agung ini sangat mirip dengan salah satu kemampuan yang telah dia kuasai sejak muda.      

Ada apa ini sebenarnya?!       

Aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya kini terpancar dari sosok Ye Futian. Kekuatan ilahi tampak melingkari bagian atas Tombak Perak miliknya, dan ujung tombaknya bersinar dengan cahaya suci bersamaan dengan munculnya sebuah pusaran yang menakutkan.       

Dia kembali melancarkan serangan.      

Ruang dan waktu tampaknya telah terdistorsi setelah serangan ini dikeluarkan, dan sebuah aura yang sangat menyesakkan menyebar di udara dalam sekejap.     

Sama seperti sebelumnya, serangan balasan yang dikeluarkan oleh Donghuang Agung sangatlah akurat, tapi kali ini, tombak Ye Futian tiba-tiba menjadi lebih cepat dan tiba lebih awal.     

Pada saat ini, Donghuang Agung merasa bahwa dia sepertinya salah dalam membuat perhitungan, tetapi pada kenyataannya, mata kaisarnya telah melihat perbedaan di antara kecepatan aliran waktu.     

*Brak* Tombak Ye Futian akhirnya tiba di dekatnya. Kali ini, tombak tersebut tidak bisa dihentikan oleh teknik tombak milik lawannya dan bisa memberikan dampak yang maksimal. Dalam sekejap, sebuah badai yang mencengangkan telah melahap segalanya, dan seluruh penjuru area itu tampaknya berada di ambang kehancuran.     

Tombak di tangan Donghuang Agung secara mengejutkan patah dan hancur berkeping-keping. Ditambah lagi, tombak itu juga dilahap ke dalam badai tersebut. Serangan Ye Futian terus bergerak lurus ke depan. Serangan itu hendak mendekati tubuh Donghuang Agung ketika Cahaya Ilahi Revelation yang menakutkan tiba-tiba mengalir di sekitar tubuhnya.     

*Brak* Suara ledakan bergema di udara, dan tombak Ye Futian berhasil dihentikan oleh sebuah kekuatan tak terlihat yang menahannya. Lengan Ye Futian bergetar, dan dia memutar tombaknya sambil terus bergerak ke depan. Dia menembus Cahaya Ilahi Revelation dan bergerak sedikit demi sedikit menuju Donghuang Agung.     

Ini adalah pertama kalinya mereka berdua berada sedekat ini. Donghuang Agung menatap tajam ke arah Ye Futian. Badai yang mengerikan itu tampaknya hendak melahap dan menghancurkan segala sesuatu yang berada di pusaran tersebut, tetapi tidak dapat memengaruhi Donghuang Agung. Pertahanan mutlak telah terbentuk di sekitar tubuhnya, dan kekuatan tombak Ye Futian melemah hingga tidak bisa melanjutkan pergerakannya.     

"Distorsi Ruang dan Waktu adalah bentuk tertinggi dari Hukum Jalur Surgawi Kecil. Apa nama dari tombak ini?" Donghuang Agung memandang Ye Futian, yang berada tidak jauh darinya. Alih-alih memberikan tanggapan, dia malah mengajukan pertanyaan.     

Faktanya, dengan kemampuan yang dimiliki oleh Donghuang Agung, dia bisa menyerang Ye Futian saat itu juga. Namun dia tidak melakukannya, dan justru mengajukan pertanyaan dengan tenang, seolah-olah dia sedang melakukan perbincangan normal dengannya.      

"Entombed!" Ye Futian menanggapi.      

"Entombed." Donghuang Agung mengangguk sebagai tanggapan, lalu berkata, "Teknikmu ini mampu mengatasi teknik tombak milikku. Tidak buruk."       

"Sayang sekali aku datang sedikit terlalu cepat. Jika Jalur Surgawi milikku telah mencapai kesempurnaan dan aku berhasil mencapai Great Emperor Plane, mungkin aku bisa bertarung dengan adil denganmu." Ye Futian menghela napas. Pada akhirnya, dia masih belum bisa disejajarkan dengan Donghuang Agung.      

"Kali ini, Leluhur Manusia mengundangku untuk berpartisipasi dalam pertempuran. Itu sebabnya aku memimpin anggotaku untuk menyerang Prefektur Ilahi. Tetapi semua ini adalah kehendak pribadiku. Aku tidak tahu apakah aku akan mati di sini atau tidak, tetapi aku memohon agar kau bersedia membebaskan para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye."      

Donghuang Agung menatap Ye Futian dengan tenang dan mengangguk. "Baiklah!"       

Melihat Donghuang Agung menyetujui usulannya, kekuatan ilahi di tubuh Ye Futian bergemuruh dan masih melancarkan serangannya. Tombak di tangannya ingin menembus pertahanan di depannya.      

Setelah melihat betapa teguh dan gigihnya Ye Futian, sebuah senyuman tiba-tiba muncul di kedua mata Donghuang Agung. Senyuman itu sangat lembut dan bercahaya; seolah-olah itu bukanlah senyuman milik seseorang yang menyimpan dendam.       

*Syuut* Sebuat suara yang pelan terdengar di sana, dan area itu tiba-tiba menjadi sunyi senyap.      

Ye Futian tampak tercengang. Saat dia mencoba memahami makna di balik senyuman di wajah Donghuang Agung, pertahanan di sekelilingnya tiba-tiba menghilang.      

Pada saat berikutnya, dia hanya bisa melihat bahwa tombaknya telah menembus tubuh Donghuang Agung!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.