Legenda Futian

Serangan



Serangan

2Wilayah Tebing Utara kini sudah berada di bawah kekuasaan Dunia Iblis semenjak Dunia Iblis menyerangnya kala itu. Peristiwa ini telah menyebabkan munculnya gelombang kritikan di Prefektur Ilahi, dan banyak orang bahkan mulai meragukan kemampuan yang dimiliki oleh Donghuang Agung.      
1

Pada saat ini, kultivator-kultivator kuat dari Dunia Iblis terus menerus bermunculan di perbatasan antara Wilayah Tebing Utara dan Dunia Iblis, tiba secara bertahap di Wilayah Tebing Utara. Berbagai macam pasukan dari Dunia Iblis dan kultivator yang tidak tergabung dalam pasukan apa pun bergegas pergi menuju Prefektur Ilahi, bersiap untuk menyambut datangnya sebuah pertempuran yang sengit.      

Keputusan para Kaisar Agung kali ini akan menentukan kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran ini. Namun, di zaman kuno, enam Kaisar Agung telah membuat kesepakatan dan membentuk keseimbangan kekuatan antara satu sama lain, dan pertempuran hanya terjadi di antara para kultivator di bawah Great Emperor Plane dan menyebar ke segala arah.      

Namun, situasinya berbeda sekarang, dan zaman pun telah berubah. Ketika para Kaisar Kuno bangkit kembali secara bertahap dan semakin banyak Kaisar Agung dan Calon Kaisar Agung yang terlahir ke dunia ini, para kultivator di masa kini sudah terlalu kuat untuk dibandingkan dengan mereka yang berasal dari masa lalu.      

Meski begitu, bagaimana mungkin para kultivator dari Dunia Iblis bisa melewatkan kesempatan seperti ini? Pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung akan menentukan hasil dari pertempuran di tingkat atas, sementara mereka akan menyerang seluruh penjuru Prefektur Ilahi. Mereka akan menyebarkan benih-benih Dunia Iblis di wilayah Prefektur Ilahi, bukan hanya di wilayah tandus semata.      

Selain itu, kultivator-kultivator kuat dari Dunia Manusia, Dunia Empty Divine, dan Dunia Kegelapan semuanya secara bertahap berdatangan ke area perbatasan dari Prefektur Ilahi. Mereka juga membawa pasukan yang tangguh. Ini adalah perang berskala besar. Mereka semua percaya bahwa setelah pertempuran ini berakhir, Prefektur Ilahi tidak akan sama seperti sebelumnya. Tempat tersebut akan menjadi milik mereka semua.      

Meskipun Leluhur Manusia telah setuju untuk menyerahkan Prefektur Ilahi kepada Ye Futian, masalah itu bisa ditangani di kemudian hari. Sebelum itu, mereka akan menaklukkan seluruh penjuru Prefektur Ilahi.      

Ye Futian juga memimpin sebuah pasukan besar dan pergi meninggalkan Istana Kekaisaran Ye. Setelah mempertimbangkan banyak hal, dia memutuskan untuk tidak membawa semua orang bersamanya. Pertempuran besar ini bertujuan untuk menyerang Prefektur Ilahi, tetapi hal tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan. Sosok seperti apakah Donghuang Agung itu? Jika dia mengincar Ye Futian, maka situasinya juga akan menjadi sangat berbahaya.      

Karena itulah, dia percaya bahwa mungkin tetap tinggal di Istana Kekaisaran Ye sebenarnya akan lebih aman. Beberapa Kaisar Agung ditugaskan untuk menjaga Istana Kekaisaran Ye. Bahkan jika Donghuang Agung memerintahkan Kaisar-Kaisar Agung untuk menyerang mereka, mereka harus menanganinya.      

Adapun kemungkinan bahwa Leluhur Manusia bermaksud untuk mengawasi pergerakannya, dia tidak peduli akan hal tersebut. Karena dia sudah bergabung dalam perang ini, dia tentu saja akan berjuang mati-matian ketika itu menyangkut hidup atau matinya.      

Pertempuran ini disebabkan oleh tren yang sedang berlangsung. Dia tidak punya pilihan lain.      

Pada saat ini, mereka berada di bawah sebuah jalur spasial yang ada di Benua Dewa. Itu adalah jalur yang mengarah ke Prefektur Ilahi. Begitu mereka memasukinya, mereka akan tiba di wilayah dari Prefektur Ilahi.      

Ye Futian mengeluarkan sebuah cermin. Kemudian, beberapa sosok langsung muncul di permukaan cermin tersebut—mereka adalah sosok-sosok terkemuka yang berdiri di puncak kekuatan.      

Leluhur Manusia, Kaisar Iblis, Evil Emperor, dan Penguasa Kegelapan. Termasuk dirinya, total ada lima orang di sana.      

Cermin ini adalah sebuah Benda Ilahi Tertinggi dan mengandung Kekuatan Ilahi Spasial yang sangat besar di dalamnya. Cermin tersebut bisa menghubungi orang lain kapan saja dan menggunakan Kekuatan Ilahi untuk melacak suatu lokasi. Mereka tidak mengambil tindakan secara bersamaan kali ini. Jika Donghuang Agung menyerang satu pasukan, pasukan lain dapat menggunakan pusaka ini untuk melintasi ruang hampa dan tiba dalam sekejap, mencegah insiden yang bisa saja terjadi.      

"Ayo kita berangkat," ujar Leluhur Manusia di permukaan cermin, memberi perintah. "Setelah menaklukkan Istana Pemimpin Wilayah dari 18 wilayah yang ada, tempatkan anggota kalian di sana untuk mengawasi mereka. Kemudian kita akan berkumpul di Istana Kekaisaran Donghuang." Kultivator lain mengangguk setelah mendengar hal ini.      

Ye Futian menyimpan kembali cermin itu. Dia mengangkat kepalanya dan memandang jalur spasial tersebut, lalu mengambil napas dalam-dalam. Bagaimana pertempuran ini akan berkembang nantinya?      

Tidak ada yang tahu akan hal tersebut.      

Mungkin, pertempuran ini akan benar-benar mengubah tatanan dunia.      

"Maju!" ujar Ye Futian. Setelah dia berbicara, kelompok itu pun bergerak ke depan, langsung melewati jalur spasial tersebut dan memasuki Prefektur Ilahi.      

...      

Pasukan besar dari lima kubu yang berbeda bergerak dengan satu perintah.      

Pada saat yang bersamaan, pasukan-pasukan dari berbagai macam dunia itu membanjiri Prefektur Ilahi. Kumpulan awan hitam tiba-tiba menutupi langit di beberapa tempat di Prefektur Ilahi. Seolah-olah hari kiamat telah tiba.      

Tentu saja, Prefektur Ilahi sangat luas dan memiliki banyak benua di dalamnya. Meskipun pasukan dari berbagai macam dunia itu telah melewati wilayah perbatasan, namun peristiwa tersebut masih tidak membawa pengaruh besar bagi Prefektur Ilahi secara keseluruhan. Dengan demikian, tujuan pertama mereka adalah untuk menaklukkan Istana Pemimpin Wilayah dari 18 wilayah di Prefektur Ilahi.      

Pada saat ini, di dalam Istana Kekaisaran Donghuang di Prefektur Ilahi.      

Para kultivator kuat dan tangguh kini telah berkumpul di sebuah area yang sangat luas. Sementara itu, Donghuang Agung duduk di Singgasana Sembilan Langit. Di bawah singgasana ilahi tersebut, sosok-sosok terkemuka dari Prefektur Ilahi berdiri di berbagai tempat dengan tingkat kultivasi yang berbeda-beda.      

Di langit di depan mereka, Tirai Langit terlihat seperti berbagai macam cermin yang terjalin satu sama lain, menunjukkan pemandangan dari berbagai tempat di Prefektur Ilahi. Cermin-cermin itu bahkan seolah-olah bisa bergerak.      

Mereka melihat lima pasukan besar menyebar dengan cepat setelah menerobos masuk ke dalam Prefektur Ilahi. Dapat terlihat dengan jelas pasukan-pasukan yang dipimpin oleh Kaisar Agung itu bergerak ke satu arah, sementara pasukan lainnya tidak memiliki tujuan tertentu. Mereka memasuki Prefektur Ilahi tanpa ragu-ragu. Banyak kultivator bahkan langsung menyebar dan bergerak menuju ke arah yang berbeda-beda.      

Pada saat ini, Cahaya Buddha yang menakjubkan tampak bersinar terang. Sembilan Langit tampaknya telah dipenuhi dengan rapalan sutra Buddha. Cahaya Buddha yang sangat suci itu menyelimuti langit yang luas, seolah-olah kumpulan awan kebajikan telah muncul di sana.      

Donghuang Agung memandang ke depan dan kemudian berdiri dari singgasananya. "Salam hormat, para Buddha," ujarnya.      

Setelah dia berbicara, sebuah pintu Buddha tiba-tiba muncul di tengah-tengah Cahaya Buddha yang menyinari tempat tersebut. Pasukan Buddha yang Tangguh pun berjalan keluar dari pintu tersebut. Ribuan Buddha secara bertahap melangkah keluar dari sana. Pemandangan yang dihasilkan sangatlah menakjubkan. Setelah itu, wujud sejati dari seorang Buddha Tertinggi yang suci terwujud di sana. Cahaya Buddha kini telah menyelimuti seluruh penjuru langit. Sang Buddha telah datang kemari secara pribadi.      

"Salam hormat untuk Sang Buddha." Donghuang Agung membungkuk untuk memberi salam, menunjukkan rasa hormat yang luar biasa. Dia pernah belajar di Sekte Buddha, dan Sang Buddha sudah berbaik hati untuk mengajarinya. Dia sudah seperti guru baginya, jadi Donghuang Agung selalu bersikap sangat sopan kepada Sekte Buddha.      

"Sang Buddha." Bahkan Kaisar Agung lainnya pun ikut membungkuk, dan para kultivator kuat di seluruh penjuru Istana Kekaisaran Donghuang semuanya berdiri secara bersamaan dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat mereka.      

Sang Buddha mengangguk pelan sebagai tanggapan. Semua Buddha yang hadir di sana merapalkan mantra pada saat yang bersamaan.      

Setelah itu, Sang Buddha memandang ke arah Tirai Langit dan melihat pemandangan itu. Pertempuran telah meletus di berbagai tempat. Beberapa kultivator dari Prefektur Ilahi bahkan telah terlibat konflik dengan pasukan musuh yang tersebar di Prefektur Ilahi.      

Namun, bagaimana caranya para kultivator dari Prefektur Ilahi yang tersebar di berbagai macam tempat itu dapat menandingi pasukan lawan? Semua pasukan itu sangatlah kuat.      

"Amitabha," ujar Sang Buddha sambil menyatukan kedua tangannya. "Perang ini pada akhirnya telah terjadi. Kekacauan telah tiba. Kuharap perang ini tidak akan menyebar ke Dunia Bawah."      

Tersirat kebaikan di dalam suaranya. Pertempuran antara sosok terkemuka tidak akan memengaruhi para kultivator di Dunia Bawah, tetapi pertempuran semacam ini seringkali memengaruhi seluruh penjuru dunia.      

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak dari perang ini," ujar Donghuang Agung.      

"Syukurlah." Sang Buddha mengangguk. "Aku tidak menyangka bahwa 500 tahun akan berlalu begitu cepat. Donghuang, apakah kau sudah siap?"      

"Ya." Donghuang Agung menganggukkan kepalanya. "Semuanya telah ditakdirkan. 500 tahun bukanlah waktu yang singkat."      

Sosok-sosok terkemuka dari Istana Kekaisaran Donghuang di Prefektur Ilahi memandang ke arah dua sosok tersebut. Bahkan mereka tidak dapat memahami maksud perbincangan antara Sang Buddha dan Donghuang Agung.      

Hubungan antara Sang Buddha dan Donghuang Agung tampaknya lebih harmonis dari apa yang mereka bayangkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.