Legenda Futian

Sebelum Perang



Sebelum Perang

1Para kultivator kuat di paviliun utama terdiam ketika mereka mendengar kata-kata Ye Futian. Perang ini adalah perang yang melibatkan sosok-sosok terkuat di tujuh dunia utama. Ini adalah pertempuran puncak yang sebenarnya. Tidak ada yang bisa membuat prediksi lebih awal terkait hasil akhirnya.       3

Tidak ada yang bisa memastikan tentang kemampuan dari Enam Kaisar Agung atau siapa yang lebih lemah dan siapa yang lebih kuat di antara mereka.      

"Jika menilai dari luar, apabila aliansi empat Kaisar Agung yang dibentuk oleh Leluhur Manusia menyerang Istana Kekaisaran Donghuang, maka itu akan menjadi kekalahan telak. Tidak peduli sekuat apa pun Donghuang Agung, dia tidak mungkin lebih kuat dari gabungan empat Kaisar Agung," ujar Kaisar Barat. "Menilai dari kata-kata Ji Wudao, dia sangat membenci Donghuang Agung. Mungkin dia tidak akan berpartisipasi dalam pertempuran karena istri dari Donghuang Agung. Maka satu-satunya variable penentu di sini adalah Sekte Buddha, masih menjadi pertanyaan apakah Sekte Buddha di Western Heaven akan ikut terlibat atau tidak."      

Bertahun-tahun yang lalu, kedua belah pihak mungkin telah mencapai keseimbangan kekuatan dan dengan demikian dunia mengalami kedamaian selama 500 tahun. Kaisar Iblis, Penguasa Kegelapan, dan Evil Emperor berada di pihak yang sama. Sedangkan pihak lainnya adalah Leluhur Manusia, Sang Buddha, dan Donghuang Agung.      

Tapi sekarang, keseimbangan itu telah rusak. Leluhur Manusia ingin menyerang Donghuang Agung.      

Ye Futian mengingat kembali momen-momen ketika dia berkultivasi di Sekte Buddha. Memang ada beberapa orang jahat di Sekte Buddha, tetapi secara keseluruhan, mereka sangat ramah kepada Ye Futian. Sang Buddha pasti juga telah membimbing Donghuang Agung kala itu, jadi mereka memiliki hubungan khusus antara satu sama lain.      

Ditambah lagi, Buddha of Destiny juga muncul untuk menghentikan perang antara tujuh dunia utama sebelumnya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Sekte Buddha tidak menginginkan terjadinya perang. Banyak Buddha Tertinggi yang mengutamakan belas kasih, jadi tidak bisa dipastikan apakah Sekte Buddha akan berpartisipasi secara langsung dalam pertempuran ini. Namun, banyak Buddha Terkemuka tidak ingin pertempuran ini nantinya akan memusnahkan penghuni dari dunia kultivasi.      

"Terlepas Sekte Buddha berpartisipasi atau tidak, kekuatan dari Prefektur Ilahi memang telah melemah, kecuali Donghuang Agung memutuskan untuk merelakan semuanya dan pergi meninggalkan Prefektur Ilahi," ujar Gu Dongliu. "Jika benar demikian, skenario itu juga akan menjadi bencana bagi aliansi empat pasukan dari Dunia Manusia kecuali empat Kaisar Agung tersebut dapat membunuh Donghuang Agung secara langsung."      

"Dalam hal kekuatan secara keseluruhan, kita adalah pasukan terlemah. Kita memang tidak dapat menghindari pertempuran ini, tetapi kita tidak boleh memancing kebencian. Jika Donghuang Agung mengincar Istana Kekaisaran Ye dan melancarkan serangan, itu akan menjadi malapetaka bagi kita."      

Ye Futian mengangguk pelan. Dia juga harus mempertimbangkan hal ini.      

Jika empat pasukan Kaisar Agung dan Istana Kekaisaran Ye menyerang Prefektur Ilahi secara bersamaan, Donghuang Agung memang bisa memilih untuk merelakan semua yang dia miliki.      

"Ikuti saja empat Kaisar Agung itu," ujar Zhuge Mingyue. "Lakukan apa pun yang mereka lakukan."      

"Aku jadi penasaran apakah akan ada kesempatan bagi kita untuk bertemu dengan Guru." Gu Dongliu menatap ke kejauhan. Sudah bertahun-tahun lamanya semenjak Tuan Du dari Pondok dibawa pergi oleh Donghuang Diyuan. Mereka tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak.      

Mereka mungkin bisa menemukan jawabannya jika mereka mampu menginjakkan kaki di Istana Kekaisaran Donghuang selama pertempuran ini berlangsung.      

"Pemimpin Istana!" seseorang di luar paviliun memanggilnya pada saat ini. "Pemimpin Istana, para kultivator dari Dunia Manusia telah tiba."      

"Mereka datang begitu cepat." Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang ke luar. Mereka baru saja kembali ke Istana Kekaisaran Ye, dan kultivator-kultivator kuat dari Dunia Manusia telah datang kemari. Sepertinya mereka telah diperintahkan untuk bergegas datang ke Istana Kekaisaran Ye.      

"Selamat datang," ujar Ye Futian. Kemudian dia berdiri dan berjalan turun dari singgasana ilahi, lalu berkata, "Mari kita sambut mereka."      

Semua orang mengangguk dan mulai bergerak. Mereka berjalan keluar dari paviliun utama dan memandang ke bawah tangga. Mereka melihat sekelompok orang datang dari kejauhan dengan sangat cepat. Kelompok itu mendaki tangga langit dan berhenti setelah jarak di antara mereka semakin dekat. "Kami diperintahkan datang kemari oleh Leluhur Manusia untuk membantu Pemimpin Istana Ye," ujar mereka kepada Ye Futian.      

"Kalian semua telah bekerja keras." Kedua mata Ye Futian mengamati orang-orang yang berada di bagian bawah. Total ada enam orang di sana, dan semuanya adalah Kaisar Agung. Dia bahkan belum pernah melihat sebagian besar dari mereka sebelumnya dan tidak mengenal mereka.      

Pemandangan ini juga mengejutkan Ye Futian. Kekayaan sumber daya kultivasi yang dimiliki oleh Dunia Manusia sedikit mengintimidasinya.      

Apakah dia pernah melihat bagian paling penting dari setiap dunia sebelumnya?      

Beberapa tahun terakhir ini, para Kaisar Kuno bangkit kembali secara bertahap, tetapi Dunia Manusia dapat dengan mudah mengirim enam Kaisar Agung kemari. Tindakan ini sangat murah hati.      

"Kalian semua datang dari jauh. Aku akan menyuruh bawahanku untuk mengantarkan kalian beristirahat dan memberitahu kalian semua saat kita hendak berangkat," lanjut Ye Futian. Keenam kultivator itu pun mengangguk, dan salah satu dari mereka berkata, "Kami akan mematuhi perintah dari Pemimpin Istana Ye."      

Fang Gai berjalan ke depan dan mengantarkan enam Kaisar Agung itu untuk pergi meninggalkan tempat ini. Ye Futian mengamati mereka pergi dan tampak berpikir.      

Para Kaisar Agung ini sangat kooperatif dengannya. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Leluhur Manusia?      

Setelah beberapa lama, Dunia Iblis juga mengirim dua Kaisar Agung mereka kemari. Sekarang, sudah ada delapan Kaisar Agung yang datang ke Istana Kekaisaran Ye.      

Dunia Kegelapan dan Dunia Empty Divine tidak mengirimkan siapa pun. Mungkin mereka pikir sudah cukup bagi Dunia Manusia dan Dunia Iblis yang mengirimkan bantuan bagi Istana Kekaisaran Ye.      

Selanjutnya, dia harus mengatur orang-orang yang akan bertarung dalam pertempuran kali ini. Ye Futian tentu saja harus membawa pasukan inti bersamanya. Selain itu, ada juga teman-teman dan keluarganya. Haruskah dia membawa mereka bersamanya atau meninggalkan mereka di Istana Kekaisaran Ye?      

Enam Kaisar Agung berasal dari Dunia Manusia, dan dua Kaisar Agung lainnya berasal dari Dunia Iblis. Rekan-rekannya berpendapat agar Dunia Manusia meninggalkan dua Kaisar Agung, dan Dunia Iblis meninggalkan satu Kaisar Agung untuk membantu Ye Futian menjaga Istana Kekaisaran Ye. Sementara itu, Kaisar Agung lainnya akan ikut bersamanya untuk bertarung melawan Prefektur Ilahi. Dengan cara ini, mereka juga bisa mengejar langkah dari Dunia Manusia dan Dunia Iblis.      

Namun, Ye Futian tidak tahu apakah mereka ingin mengawasinya atau tidak. Jika mereka memiliki pemikiran seperti ini, maka jika sesuatu terjadi padanya di medan perang, orang-orang yang berada di sini mungkin akan tunduk pada orang asing, dan dia tidak akan bisa bertindak dengan bebas di atas medan perang.      

...      

Sementara berbagai macam dunia bersiap-siap untuk menyerang Prefektur Ilahi, para kultivator dari Prefektur Ilahi juga menerima berita ini. Seluruh penjuru Prefektur Ilahi terguncang, dan semua orang kini menjadi cemas.      

Empat pasukan Kaisar Agung akan bersatu. Apakah pemimpin dari Prefektur Ilahi akan berubah kali ini?      

Mereka mendengar kabar bahwa Leluhur Manusia menunjuk Ye Futian untuk memimpin Prefektur Ilahi dan mewarisi posisi dari Kaisar Ye Qing.      

Akankah semua ini menjadi kenyataan?      

Tampaknya suasana di Istana Kekaisaran Donghuang saat ini cukup damai. Semuanya terlihat normal; seolah-olah tidak ada hal yang luar biasa terjadi di sana.      

Pada saat ini, Donghuang Agung tampak duduk bersila di dalam zona kultivasinya. Ada sebuah papan catur di depannya. Dia sedang bermain catur sendiri, menganalisis jalannya permainan.      

Saat ini, seorang kultivator muncul di hadapannya tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, seolah-olah dia muncul entah dari mana.      

"Apakah tidak ada pilihan lain?" sosok itu memandang Donghuang Agung dan bertanya.      

Donghuang Agung terdiam. Dia terus bermain catur dan kemudian menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Tidak. Hasil akhirnya sudah ditentukan. Ini adalah satu-satunya langkah yang harus kita ambil."      

"Baiklah, saya akan menyiapkan semuanya." Sosok itu mengangguk pelan.      

Donghuang Agung mengangkat kepalanya dan menatap orang itu. "Hati-hati," ujarnya.      

"Saya mengerti," jawab sosok tersebut. Kemudian dia berbalik dan pergi dengan cepat, menghilang tanpa jejak.      

Donghuang Agung menundukkan kepalanya dan terus bermain catur. Setelah beberapa lama, permainan di atas papan catur itu sepertinya telah menemui jalan buntu. Dia tidak bisa meletakkan pion di tangannya, dan kemudian dia berkata dengan suara pelan, "Ini adalah satu-satunya langkah yang bisa diambil."      

Setelah itu, dia mengayunkan tangannya, dan papan catur itu pun menghilang. Dia berdiri dari tempatnya dan berbalik, berjalan ke satu arah. Punggungnya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.