Legenda Futian

Pertempuran Melawan Dua Kaisar Agung



Pertempuran Melawan Dua Kaisar Agung

0Para kultivator di Klan Haotian semuanya mendongak untuk menatap sosok yang berada di udara. Ye Futian berdiri jauh di atas langit seperti seorang dewa.      
0

Haotian Agung, Kaisar Surgawi Jiang, dan yang lainnya juga muncul di atas langit. Empat Klan Dewa Kuno utama yang tersisa memutuskan untuk bersekutu. Haotian Agung adalah Kaisar Kuno pertama yang meraih terobosan dan mencapai Great Emperor Plane. Oleh karena itu, Kaisar Surgawi Jiang, Yuanshi Agung, dan Wuliang Agung telah berkumpul di sini. Mereka khawatir Ye Futian akan mengunjungi Klan Dewa Kuno masing-masing untuk melenyapkan mereka.      

Pada kenyataannya, waktu belum begitu lama berlalu semenjak pertempuran terakhir mereka. Namun, dia telah berkultivasi untuk waktu yang lama karena hukum waktu milik Ye Futian yang unik. Selain Haotian Agung, hanya Yuanshi Agung yang berhasil menjadi Kaisar Agung. Dua sosok lainnya masih membutuhkan satu langkah lagi untuk membuktikan Jalur Agung mereka. Saat ini, mereka masih menjadi Calon Kaisar Agung.      

Mereka berencana untuk menyerang Istana Kekaisaran Ye setelah mereka berempat mendapatkan kembali status mereka sebagai Kaisar Agung. Pada momen tersebut, mereka akan memiliki peluang yang lebih tinggi untuk membunuh Ye Futian. Menurut pendapat mereka, Ye Futian mengalami kemajuan pada tingkatan yang lebih cepat daripada mereka, tetapi dengan kekuatan gabungan dari empat Kaisar Agung, mereka yakin bahwa mereka dapat membunuhnya.      

Sayangnya, mereka tidak menyangka bahwa Ye Futian mampu mengubah kecepatan waktu di dunia dari Jalur Surgawi Kecil miliknya. Faktanya, semakin lama mereka menghabiskan waktu untuk membuat persiapan, maka situasinya akan semakin tidak menguntungkan bagi mereka.      

Para kultivator dari Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan juga hadir di sini. Apa yang sedang mereka lakukan di sini? pikir para kultivator dari Klan Haotian saat mereka melihat Yu Sheng dan yang lainnya.      

Haotian Agung langsung bertanya, "Wilayah ini adalah bagian dari Prefektur Ilahi. Melihat para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis dan Istana Kegelapan berani datang kemari, apakah kalian berencana untuk memicu perang antara tiga dunia utama?"      

Saat ini, kekacauan sedang terjadi dimana-mana. Meskipun berbagai macam pihak belum menyatakan perang antara satu sama lain, namun tindakan para kultivator dari Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan cukup provokatif untuk muncul di sini. Haotian Agung tentu saja harus menyeret Istana Kekaisaran Donghuang ke dalam kekacauan ini. Kalau tidak, Klan Haotian tidak akan bisa menahan serangan dari tiga pasukan besar ini sendirian.      

"Kami datang kemari hanya untuk menyaksikan pertarungan," jawab Lord Shaman dari Istana Kegelapan. Istana Kegelapan tidak berniat untuk bergabung dalam pertempuran. Sebelumnya, Lord Shaman merasa sangat terkejut ketika dia mendengar bahwa Ye Futian dapat memaksa seorang Kaisar Agung untuk mundur. Di masa lalu, dia pernah berniat untuk membunuh Ye Futian.      

Sekarang, Ye Futian benar-benar telah melampauinya.      

Di sisi lain, dia masih menjadi Calon Kaisar Agung.      

"Kalian berada di sini untuk menyaksikan pertarungan?" Haotian Agung bergumam sambil sedikit merasa lega. Ada beberapa Kaisar Agung dari zaman kuno di antara jajaran anggota dari pihak lawan. Jika mereka menyatakan perang terhadap Klan Dewa Kuno, maka Klan Dewa Kuno akan kalah telak. Karena mereka datang kemari hanya sebagai penonton, Haotian Agung masih merasa percaya diri bahwa dia dan Yuanshi Agung dapat menghadapi Ye Futian secara langsung.      

Mereka bahkan mungkin bisa membunuhnya sekarang.      

Haotian Agung tidak percaya bahwa Ye Futian telah mengalami peningkatan pesat dalam waktu yang begitu singkat semenjak mereka terakhir kali bertemu.      

Di atas langit, Ye Futian mulai mengambil satu langkah ke depan. Para kultivator lainnya juga muncul di tempat yang berbeda-beda di atas sana, tetapi mereka menjauhi medan pertempuran utama.      

Ye Futian menunduk untuk memandang ke arah markas Klan Haotian. Satu pandangan mata darinya sudah cukup untuk membuat para kultivator dari Klan Haotian merasa seolah-olah matahari yang bersinar terang telah muncul di atas kepala mereka. Matahari itu menyinari mereka dan memancarkan Kekuatan Ilahi Matahari yang menakjubkan. Setiap area yang disinari oleh cahaya matahari itu akan terbakar bersamaan dengan naiknya suhu udara. Arus api ilahi yang tak ada habisnya tampak mengalir di udara. Banyak kultivator bisa merasakan jiwa spiritual mereka akan hancur di bawah hawa panas yang mengerikan itu. Roh mereka akan dibakar menjadi abu.      

*Brak* Yuanshi Agung memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, sebuah matriks ilahi yang mengerikan muncul di atas Kota Haotian. Matriks ilahi ini dipenuhi dengan aura penghancur yang mirip dengan Kekuatan Hukuman Ilahi dari Jalur Surgawi. Kekuatan Ilahi Matahari terus menerus menghujani area tersebut, namun pada akhirnya berhasil dihentikan oleh matriks ilahi yang dibentuk oleh Yuanshi Agung. Cahaya matahari tersebut tidak bisa menembusnya.      

Ye Futian memandang ke arah Yuanshi Agung. Dia jelas telah menyadari bahwa lawannya ini sekarang sudah menjadi Kaisar Agung. Klan Haotian saat ini memiliki dua Kaisar Agung di antara jajaran anggota mereka. Namun, Ye Futian tidak takut. Dia sudah bisa melawan Haotian Agung sebelumnya. Setelah berkultivasi selama beberapa tahun, Jalur Surgawi Kecil miliknya telah berevolusi, dan berbagai macam elemen yang dikuasai olehnya telah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.      

"Kekuatan ilahinya menjadi semakin kuat," Haotian Agung memberitahu Yuanshi Agung secara telepati ketika dia mendeteksi Kekuatan Ilahi Matahari yang dikeluarkan oleh Ye Futian. Kekuatan mengerikan itu bahkan telah menutupi matriks ilahi buatan Yuanshi Agung. Meskipun cahaya matahari tersebut berhasil dihentikan oleh matriks ilahi, namun kekuatannya masih sangat berbahaya.      

Kekuatan Ilahi Matahari bukanlah kekuatan ilahi terkuat yang dimiliki oleh Ye Futian. Itu adalah kekuatan yang bisa dia lepaskan dengan mudah dari tatapan matanya.      

"Aku akan menjebaknya, lalu kita bisa membunuhnya bersama-sama," lanjut Haotian Agung. Dia memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dia langsung berubah menjadi dewa Haotian. Area yang luas itu tiba-tiba menjadi dunianya karena auranya telah menyelimuti seluruh penjuru kota. Semua kultivator kini berada di dalam wilayah kekuasaannya.      

Di bawah Area Ilahi Haotian, sosok Haotian Agung telah menghilang dari tempatnya. Dia menyatu dengan area yang luas itu dan muncul di atas Ye Futian.      

Yuanshi Agung kembali memberi perintah dari dalam pikirannya, dan sebuah badai penghancur yang tak tertandingi langsung terbentuk dari matriks ilahi yang dia tempa. Sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya mengalir ke arah langit. Mereka melesat ke tempat Ye Futian berada. Setiap aura yang dikeluarkan mengandung kekuatan penghancur yang mengerikan di dalamnya.      

Sosok Ye Futian juga membentuk satu sosok ilusi. Itu adalah sebuah Tubuh Ilahi. Kala itu, dia telah memproklamirkan dirinya sebagai Tubuh Ilahi dari Jalur Surgawi. Sekarang, dia telah menciptakan Jalur Surgawi Kecil miliknya sendiri, menjadikannya Tubuh Ilahi dari Jalur Surgawi yang sesungguhnya. Tubuh itu tampak tak tergoyahkan. Kekuatan ilahi mendarat di Tubuh Ilahi tersebut tetapi tidak dapat melukainya.      

Di sisi lain, Yuanshi Agung membentuk segel-segel ilahi dengan tangannya. Dalam sekejap, satu sosok dewa raksasa muncul di atas langit dan menutupi sosoknya. Tidak jauh berbeda dengan Ye Futian, ini juga merupakan sosok duplikatnya. Ketika sosok itu muncul, badai tersebut juga ikut bergerak bersamanya.      

Ketika sosok itu terus membesar, badai di sekitarnya menjadi semakin mengerikan. Melihat hal ini, hati semua kultivator di Kota Haotian berdebar kencang. Ketika mereka semua berdiri di dalam kota, mereka merasa seperti sekawanan semut. Para Kaisar Agung ini bisa mengubah mereka semua menjadi debu hanya dengan mengulurkan satu jari.      

Inilah kekuatan dari Kaisar Agung!      

Mereka adalah para dewa sejati, sosok-sosok yang berdiri di puncak kekuatan.      

Saat ini, Yuanshi Agung memiliki dampak yang signifikan terhadap mereka. Dia tampak seperti seorang dewa yang mengendalikan Hukuman Ilahi di dunia ini dan mampu menghakimi para pendosa. Matriks ilahi ciptaannya itu berisi kekuatan Hukuman Ilahi di dalamnya.      

Kekuatan Hukuman Ilahi yang mengancam itu melingkupi area yang luas dan langsung menyelimuti Ye Futian. Saat ini, rasanya seolah-olah Ye Futian berada di dalam mata badai dari sebuah badai penghancur. Badai itu mengamuk, dan kekuatan Hukuman Ilahi terus-menerus terbentuk di sana.      

"Matilah!" ujar sosok ilahi yang dibentuk oleh Yuanshi Agung.      

Keinginan membunuh langsung memenuhi langit saat badai penghancur itu berkumpul di tempat Ye Futian berdiri. Seolah-olah Kekuatan Hukuman Ilahi dari Jalur Surgawi telah turun untuk menghancurkan semua makhluk hidup di dunia ini.      

Di sekitar sosok Ye Futian, manik-manik yang tak terhitung jumlahnya bermunculan. Manik-manik itu kemudian membentuk bola-bola yang melingkari dirinya. Mereka terbentuk dari Kekuatan Ilahi Dunia yang telah dia keluarkan dari tubuhnya. Setiap manik itu adalah sebuah area independen yang telah menyatu menjadi bola dan mengitari sosoknya, menghalangi kekuatan pembantaian yang semakin mendekat.      

Kekuatan pembantaian yang mengerikan itu menerjang ke arahnya dan bertabrakan dengan manik-manik tersebut. Suara lengkingan yang tajam tiba-tiba memenuhi udara. Area itu seperti akan tercabik-cabik ketika sinar-sinar cahaya penghancur tersebut dikeluarkan. Bola-bola itu terkoyak secara perlahan-lahan. Tampaknya Kekuatan Ilahi Dunia masih belum cukup untuk menangkis serangan dari seorang Kaisar Kuno.      

Pada saat yang bersamaan, Haotian Agung juga mengerahkan serangannya ke bawah. Mudra Haotian langsung menerjang mendekat, menyerang pertahanan Ye Futian. Akibatnya, retakan-retakan di pertahanannya menyebar dalam sekejap.      

Ye Futian berdiri tak bergeming di tempatnya ketika dia merasakan semua ini. Tangannya perlahan-lahan menyapu ke sekelilingnya. Pada saat berikutnya, ruang dan waktu seolah-olah telah terdistorsi. Badai yang mengamuk itu mengalir ke ruang hampa yang terdistorsi dan menghilang tanpa jejak!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.