Legenda Futian

Tunduk



Tunduk

0Donghuang Diyuan memandang ke arah Ye Futian. Tidak ada emosi sedikit pun yang terlihat di matanya, kecuali hawa dingin.      
0

Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya mengalihkan perhatiannya kepada Haotian Agung dan tiga Kaisar Agung lainnya. Dia pun berkata, "Apakah keempat Klan Dewa Kuno yang tersisa bersedia tunduk pada Istana Kekaisaran Donghuang?"      

"Apa?" Semua orang di Kota Haotian tampak terkejut. Apa yang dimaksud Donghuang Diyuan dengan mengatakan hal ini?      

Apakah dia baru saja bertanya kepada empat Kaisar Agung dari empat Klan Dewa Kuno itu apakah mereka bersedia tunduk padanya, Donghuang Diyuan? Atau apakah dia bertanya apakah keempat Klan Dewa Kuno akan bersedia mematuhi perintah dari Istana Kekaisaran Donghuang?      

Mereka tidak bisa memahaminya, tetapi berbeda dengan keempat Kaisar Agung itu serta Ye Futian.      

Dia telah menduga sebelumnya bahwa lima Kaisar Agung dari lima Klan Dewa Kuno itu mungkin telah pergi ke Dunia Manusia untuk berkultivasi, tetapi Leluhur Manusia ingin melakukan upaya tambahan. Terlebih lagi, Prefektur Ilahi tidak memiliki kendali atas mereka, sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun juga, Klan Dewa Kuno hanya tinggal di wilayah kekuasaan dari Prefektur Ilahi. Namun faktanya, mereka bukanlah pasukan yang berada di bawah komando Istana Kekaisaran Donghuang.      

Donghuang Agung tidak memiliki wewenang untuk memaksa mereka melakukan apa pun. Jika tidak, dia pasti akan melawan kehendaknya sendiri dan menjadi pasukan yang serupa dengan Dunia Kegelapan.      

Namun, kali ini mereka diancam oleh Ye Futian, dan pada saat seperti inilah Donghuang Diyuan mengajukan pertanyaan penting ini. Mereka dapat mengatakan bahwa mereka tidak akan tunduk kepada pihak lawan, tetapi Donghuang Diyuan dan pasukan dari Istana Kekaisaran Donghuang tidak mungkin hanya akan menjadi penonton dan menyaksikan semuanya tanpa berbuat apa-apa. Jika mereka menjawab 'ya' atas pertanyaan tersebut, maka mulai sekarang, mereka akan berada di bawah komando Donghuang Agung, yang juga akan memerintah mereka.      

Di atas cakrawala, cahaya suci tampak bersinar terang. Jalur-jalur spasial yang sangat indah itu masih berada di sana, dan Donghuang Diyuan bahkan terlihat lebih menakjubkan daripada penampilannya di masa lalu.      

Satu pertanyaan darinya telah memaksa empat Kaisar Agung itu untuk menentukan pilihan.      

Empat Kaisar Agung itu masih belum memberikan tanggapan. Jika mereka setuju, itu sama saja dengan mematuhi perintah dari Istana Kekaisaran Donghuang. Kemudian, jika salah satu dari mereka berani menjadi pengkhianat, Donghuang Agung dapat turun tangan untuk mengeksekusi mereka, dan mereka tidak akan bisa membela diri, bahkan Leluhur Manusia sekalipun.      

Sistem yang berlaku di dunia ini masih mengikuti beberapa prinsip dasar kecuali seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk menghancurkannya.      

Ye Futian mengetahui bahwa Donghuang Diyuan juga memiliki pemikiran tersendiri tentang berbagai hal.      

Sosoknya semakin membesar, berubah menjadi seorang dewa dari langit sekali lagi. Dia mengulurkan tangannya saat sebuah tongkat ilahi raksasa muncul di tangannya. Tongkat ini berwarna emas dan sepertinya diselimuti dengan cahaya bintang. Bahkan jika tongkat tersebut diayunkan dengan sendirinya, kekuatan yang dihasilkan sudah cukup untuk menghancurkan segala sesuatu yang berada di bawah langit.      

*Whoosh* Tubuh Ye Futian bergerak ke depan, dan tubuh yang menyerupai dewa itu berjalan dengan membawa tongkat ilahi di tangannya, melesat lurus ke arah Haotian Agung.      

Melihat hal ini, tatapan Haotian Agung pun menajam. Dia menyadari peningkatan kecepatan Ye Futian, dan tubuh yang menyerupai dewa itu langsung menerjang ke arahnya saat tongkat suci itu diayunkan ke bawah. Tongkat ilahi yang berukuran sangat besar itu berputar-putar di tangan Ye Futian seolah-olah tongkat itu sangat ringan dan gesit. Namun, ketika melancarkan serangan, tongkat tersebut menghasilkan suara ledakan yang dapat terdengar di seluruh tempat, seolah-olah ruang hampa baru saja meledak dan langit serta bumi akan hancur berkeping-keping.      

Para kultivator yang berdiri cukup jauh di Kota Haotian bahkan bisa merasakan sebuah tekanan yang dahsyat ketika mereka melihat ayunan tongkat tersebut.      

Haotian Agung mengangkat tangannya dan mengulurkannya ke depan. Tiba-tiba, Kekuatan Ilahi Haotian yang menakutkan terkumpul di telapak tangannya. Pada saat berikutnya, sebuah jejak telapak tangan ilahi yang berukuran sangat besar dikerahkan ke depan, seperti sebuah serangan dari langit itu sendiri, yang juga tidak kala berat.      

Ketika dua serangan mengerikan ini bertabrakan, langit dan bumi pun berguncang, dan ruang hampa bahkan bergetar hebat. Sebuah badai penghancur bergejolak, dan banyak retakan bermunculan di Segel Ilahi Haotian saat segel tersebut mulai terkoyak. Segel itu pun dihancurkan oleh tongkat ilahi raksasa milik Ye Futian saat badai yang menakutkan itu terus mengerahkan tekanannya. Saat ini, Haotian Agung pun bisa merasakan tekanan yang dahsyat itu.      

Serangan Ye Futian sudah cukup kuat untuk menghancurkan kekuatan ilahi miliknya.      

Tetapi ketika Ye Futian menyerang Haotian Agung, tiga Kaisar Agung lainnya juga mengambil tindakan. Kaisar Surgawi Jiang memegang tombak ilahi emas di tangannya dan mengubahnya menjadi seberkas cahaya. Tombak ilahi penghancur itu pun menembus ruang hampa dan melesat ke bawah, menyerang tubuh ilahi milik Ye Futian. Pada saat ini, tubuh Ye Futian berukuran sangat besar, yang berarti dia juga merupakan target empuk bagi lawan-lawannya. Ketika serangan yang dahsyat ini menemukan targetnya, kekuatan yang dihasilkan mungkin dapat menembus tubuh lawannya.      

Di sisi lain, Wuliang Agung mengeluarkan pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya ketika Yuanshi Agung juga mengerahkan kekuatan hukuman ilahi di area sekitar Ye Futian.      

Dalam sekejap, serangan pemusnah berskala besar itu langsung menenggelamkan area tersebut, siap untuk mengubur Ye Futian di dalam serangan penghancur itu.      

*Boom* Tubuh Ye Futian saat ini memancarkan sebuah aura yang tak tertandingi. Setelah berubah menjadi satu sosok dewa, setiap rambut di kepalanya telah berdiri dan berubah menjadi bilah-bilah pedang tajam yang bertujuan untuk menahan serangan kekuatan penghukum dewa tersebut. Kulitnya kini berubah menjadi batu paling keras di dunia saat jutaan pedang dan tombak ilahi itu mendarat, tetapi gagal menghancurkan tubuhnya.      

Ketika Ye Futian mengambil langkah itu, tubuhnya bukan lagi tubuh manusia yang terbuat dari daging dan darah. Itu adalah tubuh dari seorang dewa, tubuh ilahi yang sesungguhnya.      

Sinar-sinar cahaya yang tak tertandingi terpancar dari tubuh tersebut ketika Kekuatan Ilahi Yin membekukan jutaan pedang dan tombak ilahi itu dalam sekejap. Di sisi lain, tubuh Ye Futian yang menyerupai dewa itu menari dengan membawa tongkat ilahi di tangannya, disertai dengan rentetan suara gemuruh yang keras. Langit dan bumi pun bergemuruh, dan serangan yang tak terhitung jumlahnya itu akhirnya meledak dan hancur. Saat ini, langit dipenuhi oleh batangan tongkat saat serangan ini menghantam empat Kaisar Agung itu secara bersamaan.      

Empat Kaisar Agung tersebut juga mengeluarkan serangan mereka pada saat yang bersamaan untuk berlindung. Bayangan tongkat tampak menutupi seluruh penjuru langit, dan setiap serangan itu mengandung kekuatan ilahi tertinggi yang cukup untuk menghancurkan ruang hampa dan menghancurkan cakrawala.      

Pada saat yang bersamaan, cahaya suci dari Kekuatan Bayangan dan Matahari mengalir ke bawah dan menutupi area yang luas, tetapi secara khusus mengincar Haotian Agung. Ye Futian akan berurusan dan menyingkirkan mereka satu per satu.     

"Ini adalah..." Para kultivator di Kota Haotian tampak terkejut ketika mereka menyaksikan pertempuran ini. Itu adalah tubuh yang tidak bisa dihancurkan. Kedua mata Ye Futian tidak hanya berubah menjadi matahari dan bulan, namun dia juga mampu mengeluarkan petir ilahi dari mulutnya, rambutnya juga berubah menjadi pedang-pedang yang tajam, dan kulitnya berubah menjadi bintang dan batu—monster macam apa ini?      

Selain para kultivator dari Kota Haotian, bahkan hati para kultivator dari Istana Kekaisaran Donghuang ikut berdebar ketika mereka melihat penampilan Ye Futian saat ini.      

Sosok Ye Futian saat ini terlalu kuat, seolah-olah dia adalah seorang dewa yang turun ke muka bumi. Kekuatannya bahkan mampu untuk mencabut pegunungan, dengan memancarkan temperamen tak tertandingi dari seseorang yang tidak bisa dikalahkan.      

*Brak* Tiba-tiba terdengar suara yang keras, dan tubuh Haotian Agung dihempaskan ke kejauhan. Dia pun menggeram dan bisa merasakan bahwa organ dalamnya terguncang. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Ye Futian. Ketika serangan tak terbatas dari tongkat itu mendarat di tubuhnya, dia merasa seolah-olah ada bintang yang tak terbatas telah jatuh menimpanya, dan langit di area itu runtuh dengan membawa kekuatan yang tak tertandingi di dalamnya. Itu adalah kekuatan yang bahkan tidak mampu diatasi oleh Kekuatan Ilahi Haotian.      

Bagaimana caranya monster seperti itu bisa diciptakan?      

Sosoknya pun melesat, dan dalam sekejap, dia sudah muncul jauh di atas langit. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, area yang luas itu pun menjadi dunianya. Sosoknya menghilang saat dia bergabung ke dalam dunia ini, berubah menjadi bagian dari langit yang luas, dan menjadi satu kesatuan dengannya.      

Sebuah tekanan yang dahsyat menyebar di udara dan mendarat tepat di tubuh Ye Futian. Sementara itu, Ye Futian memandang area ini dengan tatapan mengejek ketika matahari dan bulan melayang di atasnya, dan dalam sekejap, Kekuatan Bayangan dan Matahari menyelimuti area ini. Pada saat berikutnya, area tersebut diselimuti oleh embun es, namun masih berkobar dengan api ilahi, diikuti oleh serangan dari petir ilahi, dimana satu serangan demi serangan terus menerus dikeluarkan.      

Tongkat ilahi di tangan Ye Futian pun kembali diayunkan, siap untuk melancarkan serangan. Namun pada saat ini, dunia yang luas itu menghilang, dan Haotian Agung mundur ke kejauhan. Dia tidak berani melanjutkan transformasinya sebagai dunia yang luas, karena hanya masalah waktu sebelum dunia tersebut dihancurkan oleh Ye Futian.      

"Klan Haotian bersedia tunduk di bawah komando Istana Kekaisaran Donghuang," Haotian Agung mengangkat kepalanya dan berkata kepada Donghuang Diyuan di atas langit. Dia akhirnya mengaku kalah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.