Legenda Futian

Munafik?



Munafik?

0Kelompok Ye Futian terus melesat melewati langit di atas medan perang, dan saat ini, mereka melihat sebuah badai yang menakutkan muncul di kejauhan.      
0

"Perang sudah dimulai," ujar seseorang di bagian samping. Masih ada jarak yang jauh di antara mereka, tetapi di atas langit, kelompok Ye Futian sudah bisa melihat perang yang sedang berlangsung. Aura yang dipancarkan sungguh mengerikan, dan langit tampak seperti mencerminkan datangnya hari kiamat.      

"Sepertinya itu adalah Lord Shaman," ujar Ye Futian. Pemandangan ini sudah tidak asing lagi baginya. Pemandangan ini sama persis ketika ketika Lord Shaman menyatakan perang terhadap mereka kala itu.      

"Ya. Ini adalah pertarungan antara Li Daoshou dan Lord Shaman," ujar Kaisar Pedang Tertinggi dari bagian samping. Li Daoshou adalah sosok terkemuka yang berada di bawah komando Donghuang Agung. Dia telah berkultivasi selama bertahun-tahun—bahkan lebih lama dari Donghuang Agung. Tidak ada yang tahu kenapa dia bersedia mengikuti Donghuang Agung, tetapi dia telah berada di samping Donghuang Agung sejak lama. Dia jarang muncul di depan umum dan memiliki status yang sangat tinggi.      

Menurut rumor yang beredar, ada sosok menakjubkan lainnya saat itu selain Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing. Dia dapat disejajarkan dengan Li Daoshou, tetapi setelah perang yang terjadi kala itu, dia telah mengkhianati Istana Kekaisaran Donghuang dan telah diburu untuk dibunuh.      

Dikabarkan bahwa dia memiliki identitas yang sangat misterius, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui kebenarannya kala itu. Namun, dia tampaknya adalah seorang kultivator iblis.      

"Aku akan pergi terlebih dahulu. Kalian semua akan mengikutiku dari belakang," Ye Futian membuka mulutnya untuk berbicara. Begitu dia berbicara, dia mempercepat langkahnya dan bergegas ke depan, bepergian dengan menggunakan Buddha's Celerity ke arah medan perang.      

Kultivator-kultivator kuat yang tersisa semuanya bergegas mengejar dan melesat ke depan.      

Ketika Ye Futian tiba di atas medan perang, dia mendapati bahwa pasukan tingkat Kaisar Agung lainnya secara bertahap berdatangan kemari. Mereka semua berada di sekitar area ini. Di sisi lain, ada seberkas cahaya di dalam badai kegelapan yang berada di kejauhan Di sana, para kultivator Buddha dari Sekte Buddha saling berpegangan tangan dan merapalkan sutra Buddha, membiarkan Cahaya Buddha menerangi seluruh tempat.      

Sedangkan di tempat lain, kultivator-kultivator kuat dari Dunia Manusia sedang menyaksikan jalannya pertempuran di dekat para petarung dari Prefektur Ilahi. Tampaknya mereka bisa bergabung dalam pertempuran kapan saja.      

Sosok-sosok terkemuka dari Dunia Iblis dan Dunia Empty Divine juga berada di sana.      

Enam pasukan tingkat Kaisar Agung dari enam dunia utama semuanya telah tiba di atas medan perang; hanya Dunia Langit yang belum datang. Ji Wudao tidak akan muncul di momen seperti itu dengan begitu mudahnya. Dia bahkan tidak ingin menjalin konflik dengan berbagai macam pasukan tingkat Kaisar Agung. Jika bukan karena munculnya Reruntuhan Istana Langit Kuno sebelumnya, mereka bahkan tidak akan membiarkan orang asing mengetahui sekuat apakah Dunia Langit itu, serta tidak mengizinkan siapa pun untuk melihat tingkat kultivasi yang telah dicapai oleh Ji Wudao.      

Sosok seperti ini biasanya jauh lebih berbahaya. Dia tidak pernah menonjolkan diri dan selalu bersembunyi di balik bayangan, tetapi faktanya dia melakukan banyak hal. Terlebih lagi, dia adalah sosok yang kejam, tidak berperasaan, dan berdarah dingin, dimana dia telah membunuh banyak kultivator sebelumnya. Ketika berada di Zona Terlarang Para Dewa, dia bahkan ingin membunuh Ye Futian.      

Sebuah perang berskala besar saat ini sedang terjadi di medan pertempuran utama. Seperti yang dikatakan oleh Kaisar Pedang Tertinggi sebelumnya, Lord Shaman, Shaman Agung dari Istana Kegelapan, dan Li Daoshou, orang nomor satu di bawah Donghuang Agung, sedang bertarung di sana. Jalannya pertempuran antara kedua belah pihak itu berlangsung sangat mengejutkan, seolah-olah mampu mengguncang langit dan bumi. Lord Shaman telah meminjam kekuatan ilahi, tetapi Li Daoshou adalah seseorang yang berada di puncak piramida kekuatan di antara kultivator-kultivator yang kuat, dan saat ini, mereka bertarung dalam jarak dekat.      

Ini mungkin adalah pertarungan antara sosok-sosok puncak di bawah tingkat Great Emperor Plane.      

Pada saat yang bersamaan, ada beberapa pertempuran besar lain yang berlangsung di dekatnya. Pertempuran-pertempuran itu tidak kalah mengerikan dan bahkan menarik lebih banyak perhatian, tetapi mereka tidak memiliki dampak sebesar pertarungan antara Lord Shaman dan Li Daoshou.      

Dark Flame Sage juga sedang bertarung melawan Fang Ru.      

Medan pertempuran yang menyedot perhatian terbesar adalah pertarungan antara sang Malaikat Maut—Ye Qingyao dan Donghuang Diyuan. Meskipun Ye Qingyao masih mengenakan jubah hitam di tubuhnya, namun semua orang sudah tahu bahwa dia adalah seorang wanita dan memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Ye Futian. Dia bahkan menyebut Ye Futian sebagai kakaknya. Dia dianggap berasal dari kegelapan sejak lahir—anak kegelapan. Keberadaannya membuat banyak kultivator meragukan fondasi kultivasi, karena dia telah melampaui hambatan yang tak terhitung jumlahnya secara langsung. Rumor mengatakan bahwa sebagai 'Malaikat Maut', dia mampu membunuh Renhuang sebagai seorang anak yang tidak memiliki kemampuan kultivasi apa pun.      

Setelah tiba di atas medan perang, pandangan pertama Ye Futian tertuju pada pertempuran antara Ye Qingyao dan Donghuang Diyao. Qingyao sudah menyempurnakan perubahannya. Dia kini telah mewarisi Aura Asura dan mampu melawan Kekuatan Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi.      

Selain itu, aura Ye Qingyao sangatlah menakutkan. Energi spiritualnya membawa aura kehancuran dan kematian yang ekstrem di dalamnya. Akan sangat merepotkan jika lawan-lawannya diserang olehnya.      

Saat ini, seseorang berjalan perlahan dari sisi Donghuang Diyuan, siap untuk bergabung dalam pertempuran. Dia adalah sosok terkuat dari Dunia Manusia—Di Hao.      

Dia juga merupakan orang yang beberapa hari terakhir ini dikabarkan hendak mengajukan lamaran pernikahan kepada Donghuang Agung.      

Cahaya suci tampak mengitari tubuh Di Hao. Dia memiliki aura kebajikan di sekelilingnya dan wajahnya sangat tampan. Melihat status, kemampuan, dan temperamennya, dia adalah kandidat yang memenuhi syarat untuk mendampingi Donghuang Diyuan.      

"Penguasa Kegelapan pernah membawa kegelapan ke dunia ini. Sekarang, para kultivator dari Istana Kegelapan telah menemukan Reruntuhan Asura dan mewarisi Aura Penghancur Asura. Dengan digabungkan bersama kegelapan, Aura Penghancur ini akan membawa lebih banyak bencana ke seluruh penjuru dunia," mereka mendengar Di Hao berbicara dengan penuh semangat, seolah-olah dia benar-benar sang pembawa keadilan bagi dunia ini.      

Kemudian, dia berbalik ke arah para kultivator Buddha. Sambil membungkuk hormat, dia berkata, "Wahai para Buddha, kegelapan sedang menimbulkan kekacauan sekarang, memicu konflik di seluruh penjuru dunia dan menimbulkan pertumpahan darah. Dalam perjalananku kemari, aku melihat tumpukan mayat dimana-mana. Para Buddha, aku meminta kalian semua untuk membersihkan jiwa mereka dan memurnikan kegelapan dari dunia ini, sehingga memungkinkan cahaya bisa bersinar kembali di benua ini."      

"Amitabha." Kultivator-kultivator Buddha dari Sekte Buddha pun menyatukan telapak tangan mereka. Cahaya Buddha menyinari tubuh mereka dan menerangi dunia, memurnikan kegelapan. Cahaya itu sangatlah menyilaukan.      

Namun, para kultivator dari Dunia Empty Divine dan Dunia Iblis juga berdiri di sana. Jika dunia-dunia utama ini bersatu, maka mereka jelas akan terlibat di dalamnya juga.      

Di Hao kembali membungkuk hormat, membuat penampilannya tampak sangat rendah hati, lalu dia berbalik. Dia memandang ke arah Ye Qingyao. Cahaya suci berkilauan di tubuhnya, dan aura kebajikan muncul di sekelilingnya. Cahaya suci yang menakjubkan itu membentuk bayangan satu sosok dewa, seolah-olah Manusia Ilahi telah muncul ke dunia ini.      

Di atas langit, cahaya suci yang sangat menakjubkan bersinar terang, dan Di Hao pun memandangnya. Dia mengarahkan jarinya ke atas langit, dan dalam sekejap, sebilah pedang ilahi muncul, lalu melesat ke bawah. Itu adalah Pedang Manusia.      

Melihat hal ini, Dark Saint Hua Yunting mengambil satu langkah ke depan. Tetapi ketika dia mulai berjalan, dewa pertama dari Prefektur Ilahi juga mengambil langkah ke depan, dan aura mereka sangatlah mengerikan.      

Pedang Manusia mampu mengabaikan ruang hampa dan berniat untuk membunuh targetnya. Pedang tersebut berisi kekuatan dari Manusia Ilahi di dalamnya dan membentuk sebuah lengkungan di atas langit, melesat menembus ruang hampa.      

*Boom* Badai kegelapan bergejolak dari tubuh Ye Qingyao. Ribuan lengan dari bayangan raksasa Asura di belakangnya kini mencengkeram ke arah medan pertempuran secara bersamaan, berusaha meraih Pedang Manusia yang semakin mendekat.      

Tidak lama kemudian, terdengar sebuah suara yang mengerikan. Pedang Manusia melesat ke bawah dengan memancarkan cahaya suci pemurnian. Meskipun telah diperkuat oleh energi spiritual, lengan-lengan Asura itu terus menerus dihancurkan oleh pedang ilahi tersebut. Namun, lengan-lengan itu seperti tidak ada habisnya dan mengandung kekuatan ilahi yang mengerikan di dalamnya. Bahkan semua lengan itu ternyata mampu menghentikan pergerakan Pedang Manusia dan mengalihkannya ke arah lengan-lengan tersebut. Pada saat yang bersamaan, Ye Qingyao bergegas mundur, hingga membentuk jarak antara dirinya dan Donghuang Diyuan.      

Donghuang Diyuan tidak langsung melancarkan serangan. Dia memandang ke arah Di Hao. Kemudian, sebuah aura yang mengerikan bergemuruh di tubuhnya dan memanggil seekor Naga Phoenix yang sesungguhnya.      

Ketika Ye Futian melihat pemandangan ini, dia mengambil satu Langkah ke depan dan berdiri di depan Ye Qingyao. Dia pun memandang ke arah Donghuang Diyuan dan Di Hao. Menegakkan keadilan di dunia ini? Apakah mereka juga sosok-sosok munafik seperti yang dikatakan oleh Penguasa Kegelapan sebelumnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.