Legenda Futian

Mengkhianati Istana Kegelapan?



Mengkhianati Istana Kegelapan?

0Dia baru saja membunuh seorang Demigod!       2

Para kultivator menyaksikan pemandangan yang ada di depan mereka itu dengan terkejut. Jika tidak banyak orang yang menjadi saksi ketika Ye Futian membunuh Buddha Tertinggi Shenyan, maka tewasnya Pemimpin Klan Neraka kali ini telah disaksikan oleh banyak kultivator kuat. Pertempuran antara Istana Kegelapan dan Istana Kekaisaran Ziwei sebelumnya telah menarik perhatian banyak pihak.     

Ye Futian mampu membunuh satu sosok raksasa dari Istana Kegelapan dengan mudah, yaitu Pemimpin Klan Neraka, bahkan ketika dia mendapat bantuan dari Senjata Kekaisaran!     

Raja Neraka dari Istana Kegelapan juga dibuat tercengang oleh apa yang baru saja dilihatnya dan tatapannya terpaku pada jasad yang telah ditikam sampai mati oleh Penggaris Ilahi itu. Kakak seniornya adalah sosok yang kuat dan mendominasi di Dunia Kegelapan dan memegang kendali atas Klan Neraka. Dia dianggap sebagai salah satu sosok raksasa di Dunia Kegelapan, setara dengan Pemimpin Klan Dewa Kuno di Prefektur Ilahi. Setelah Benua Dewa ini muncul, dia telah mencapai tingkat mendekati dewa, memperoleh Senjata Kekaisaran, dan sedang dalam perjalanan menuju pencapaian yang lebih besar.     

Namun sekarang, dia telah dibunuh oleh Ye Futian, dan Ye Futian telah mencuri ketenarannya.     

Beberapa orang yang hadir di sana ikut menyaksikan saat Ye Futian membunuh Buddha Tertinggi Shenyan sebelumnya. Dibandingkan dengan peristiwa tersebut, Ye Futian tampak jauh lebih mudah dalam membunuh Pemimpin Klan Neraka hari ini. Perbedaan kemampuan di antara keduanya sangatlah besar. Ye Futian tampaknya telah menggabungkan kekuatannya dan Penggaris Ilahi dengan sempurna, dan kemampuan bertarungnya saat ini menempatkannya sebagai salah satu kultivator terkuat di seluruh penjuru dunia.      

Seseorang mungkin harus berada di jajaran Demigod terkuat untuk bisa mengalahkan Ye Futian, contohnya adalah Lord Shaman, Yan Guiyi, Di Hao, dan masih banyak lagi.     

Setelah Ye Futian membunuh Pemimpin Klan Neraka, dia telah mengambil Tombak Neraka milik lawannya itu. Dia menyimpannya setelah memandang tombak itu sejenak. Dia telah mengembalikan Pedang Ilahi Buddha milik Buddha Tertinggi Shenyan ke Sekte Buddha setelah membunuhnya, tetapi dia jelas tidak akan mengembalikan Tombak Neraka ke Istana Kegelapan kali ini dan menjadikannya sebagai hasil rampasan.     

Dark Saint memandang sosok berambut abu-abu itu. Bahkan di Istana Kegelapan, jumlah orang yang bisa melawan Ye Futian bisa dihitung dengan satu tangan, sementara mungkin hanya Lord Shaman yang bisa merasa percaya diri untuk menang melawannya.     

Dark Flame Sage dan dirinya bahkan mungkin tidak bisa melakukan hal tersebut. Bagaimanapun juga, Pemimpin Klan Neraka adalah seorang Demigod dan kurang lebih berada di tingkat yang sama dengan mereka.      

Namun, Lord Shaman, kultivator terkuat di Istana Kegelapan setelah Penguasa Kegelapan, tampaknya tidak memiliki keunggulan apa pun dalam pertempuran yang dia jalani saat ini. Bahkan siapa pun bisa melihat bahwa dia menjadi pihak yang tertekan sejak pertempuran itu dimulai.      

Wanita berbaju putih itu mampu menaklukkan sang Shaman Agung dari Istana Kegelapan dengan mudah.      

Pertempuran di antara keduanya menyebar dari permukaan tanah hingga ke atas langit. Lord Shaman terus-menerus dipukul mundur dan dibuat kewalahan.     

Sebuah pemandangan yang sangat menakutkan telah muncul di atas langit. Lord Shaman memegang Tongkat Hukuman Kegelapan di tangannya dan mengarahkannya ke atas langit. Dalam sekejap, seberkas cahaya suci berwarna hitam yang menusuk tulang langsung menembus langit dan menembus area tersebut.      

Semenjak Benua Dewa muncul di hadapan publik, aura dari reruntuhan yang ada di dalamnya telah menyebar dan menyelimuti Dunia Asal, sehingga membuat langit di atas Dunia Asal menjadi kokoh dan sulit untuk ditembus bahkan oleh para kultivator terkuat sekalipun.      

Namun, pada saat ini, Tongkat Hukuman Kegelapan baru saja menghancurkan langit dan menciptakan sebuah lubang hitam yang mengerikan di sana. Cahaya suci berwarna hitam mengalir dari sisi yang berlawanan, sehingga membuat seluruh penjuru langit menjadi gelap. Langit kini tampak gelap gulita dengan dihiasi oleh cahaya berwarna merah darah yang mengejutkan dari Tongkat Hukuman Kegelapan.     

Kemudian, satu sosok raksasa muncul dari dalam kegelapan. Dia tampak seperti seorang dewa dan merupakan perwujudan dari Lord Shaman.     

"Dia meminjam kekuatan para dewa." Para kultivator dari Istana Kegelapan bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang. Saat mereka memandang ke arah kegelapan, beberapa altar telah muncul di sana, dan Lord Shaman yang kini telah berubah wujud berada di bagian tengahnya.      

Altar-altar ini sepertinya berasal dari Dunia Kegelapan. Di atas langit, tampaknya telah muncul rapalan ritual kuno yang terdengar dari dalam kegelapan.       

Para kultivator dari Istana Kegelapan merasa gugup saat mereka menyaksikan semua peristiwa ini.     

Sungguh mengejutkan untuk melihat bahwa Lord Shaman telah ditekan hingga sedemikian rupa oleh wanita berbaju putih itu sehingga dia harus memanggil Dewa Kegelapan melalui ritual pengorbanan kuno.      

Bahkan ini adalah pertama kalinya mereka melihat Lord Shaman menggunakan teknik tersebut. Dia belum pernah menggunakan teknik sekali pun sebelumnya.      

"Hati-hati," gumam banyak orang di permukaan tanah. Mereka semua sangat waspada terhadap sensasi menakutkan yang mereka rasakan dari atas langit itu. Meskipun pertempuran telah pindah ke langit yang lebih tinggi, namun mereka yang berada di permukaan tanah masih gemetar ketakutan.      

Kegelapan menyelimuti seluruh tempat, dan orang-orang yang berada di permukaan tanah menjadi cemas. Aura yang terpancar keluar itu terlalu mengerikan, seolah-olah Dewa Kegelapan telah datang secara pribadi untuk menghancurkan seluruh penjuru dunia.      

"Bunuh dia!" Dari atas langit, suara rapalan itu memberikan perintah yang tegas ini, dan dalam sekejap, ratusan juta cahaya suci berwarna merah darah mengalir ke dalam kegelapan, seolah-olah terdapat kekuatan Hukuman Kegelapan yang menerjang dari atas langit.     

"Hati-hati!" seseorang berteriak dari bawah. Mereka semua bisa merasakan ancaman yang mengerikan. Ye Futian muncul di langit di atas para kultivator tersebut. Dia mengulurkan tangannya, dan Roda Spasial yang mengintimidasi terbentuk di atasnya. Cahaya suci berwarna merah darah tersebut menghujani area itu dalam sekejap, dan Ye Futian merasa seolah-olah Roda Spasial miliknya itu tidak mampu melahap kekuatan dari serangan-serangan itu dan akan ditembus olehnya. Sinar-sinar cahaya itu sudah membentuk sebuah lubang di permukaan Roda Spasial dan sekarang mengincar sosoknya.     

*Boom* Cahaya suci berwarna hijau giok di tubuh Ye Futian bersinar terang, dan energi dari Jalur Agung terus menerus terpancar ke dalam Roda Spasial itu untuk menangkis cahaya hukuman yang semakin mendekat.     

Namun, area lainnya tidak seberuntung itu. Kecuali di tempat dimana kultivator-kultivator terkuat berada, banyak kultivator telah ditikam oleh cahaya semerah darah itu dan akhirnya tewas di tempat. Mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk melancarkan serangan balasan.     

Bahkan para kultivator dari Istana Kegelapan harus berlindung dari kekuatan serangan tersebut. Mereka sangat terkejut oleh apa yang baru saja terjadi. Tidak ada yang tahu apakah Istana Kegelapan telah membuat keputusan yang tepat untuk terlibat dalam pertempuran ini. Segala sesuatunya kini sudah menjadi tak terkendali.     

Mereka memandang ke arah di mana serangan cahaya hukuman itu terpusat dan mereka melihat wanita berbaju putih itu mengeluarkan keinginan bertarung yang mengerikan. Dia mengenakan baju zirah dari seorang dewa perang, dan meskipun cahaya hukuman itu menimpanya, mereka tidak bisa menembus pertahanannya dan berhasil diredam.     

Namun, serangan itu telah menunjukkan dirinya sebagai sebuah ancaman.     

"Apa yang sedang kau lakukan?"     

Pada saat ini, beberapa sosok muncul dari dalam kegelapan dan menghampiri area tersebut. Banyak orang melihat dimana suara itu berasal. Di bawah pancaran cahaya suci berwarna merah darah, orang-orang samar-samar bisa melihat semakin banyak kultivator dari Istana Kegelapan yang berdatangan, dimana pemimpin mereka secara mengejutkan adalah sang Malaikat Maut. Seperti biasa, dia mengenakan jubah yang menutupi tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki dan memancarkan aura yang misterius karena tidak ada yang tahu seperti apa penampilan aslinya.     

"Kau tiba di waktu yang tepat. Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei telah membunuh adik kita dan Pemimpin Klan Neraka. Balaskan dendam mereka," Lord Shaman memberi perintah kepada Ye Qingyao dan yang lainnya saat dia memandang ke permukaan tanah.     

Aura Kematian terpancar dan mengelilingi tubuh Ye Qingyao. Aura itu sangat mengancam, namun aura tersebut tidak ditujukan pada Ye Futian dan yang lainnya. Sebaliknya, aura itu mengalir ke tempat dimana Lord Shaman berada.     

"Sudah cukup."      

Kata-kata Ye Qingyao membuat Lord Shaman mengerutkan kening. Dia pun menjawab, "Kau berniat mengkhianati Istana Kegelapan demi kawan lamamu ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.