Legenda Futian

Disergap Oleh Musuh



Disergap Oleh Musuh

1Jauh di dalam reruntuhan, terdapat sebuah gunung yang tetap utuh di sana. Dunia kecil ini dibangun dengan keahlian yang luar biasa.       2

Ada sebuah Matriks Ilahi yang berdiri di puncak gunung tersebut. Pada saat ini, cahaya suci terpancar darinya, menciptakan rune-rune cahaya di seluruh tempat. Dalam sekejap, aura menakjubkan dari dunia ini mengalir ke dalam Matriks Ilahi tersebut. Wanita berbaju putih itu memejamkan matanya dan tertidur di bagian tengahnya. Dia tetap diam di tempatnya seperti sebuah patung.      

Wanita berbaju putih itu pasti keturunan dari seorang Kaisar Agung, yang meninggal dunia selama perang besar berlangsung. Kaisar Agung itu pasti ingin menghidupkan kembali putrinya. Oleh karena itu, sang Kaisar menyelimuti wanita itu dengan auranya, dengan harapan bahwa suatu hari nanti, dia akan hidup kembali. Meskipun wanita itu mungkin akan menjadi sosok yang berbeda setelah kebangkitannya, hal itu tidak dapat mengubah fakta bahwa dia telah dibangkitkan kembali. Jadi, itu mungkin sudah menjadi keinginan sang Kaisar Agung.      

Ye Futian memeriksa bagian tengah dari Matriks Ilahi itu, dimana ada sebuah aura yang mengerikan berkumpul di sana. Wanita berbaju putih itu tertidur di sana dengan tenang sambil membiarkan aura itu mengalir ke dalam tubuhnya. Dia bukanlah seorang kultivator yang masih hidup. Jadi dia telah diperkuat oleh aura sang Kaisar Agung selama bertahun-tahun. Tidak seperti Ye Futian, wanita itu tidak akan melahap aura tersebut secara paksa. Namun, kekuatannya akan menjadi tak tertandingi setelah dia dilahirkan kembali dengan cara ini. Bagaimanapun juga, dia bukan lagi seorang kultivator biasa.      

Ketika hari dimana dia akhirnya hidup kembali tiba, tidak ada yang bisa disejajarkan dengannya selain para Kaisar Agung.      

"Ayo kita mulai," ujar Donghuang Diyuan. Setelah itu, dia bergerak ke udara dan berjalan ke arah wanita berbaju putih itu, yang merupakan tempat dimana Matriks Ilahi itu berada.      

*Boom* Donghuang Diyuan mengangkat tangannya dan mengerahkan sebuah pukulan yang berisi aurora tinju dengan kekuatan murni di dalamnya. Dia sama sekali tidak menggunakan kekuatan Jalur Agung. Serangannya itu dilancarkan ke arah wanita berbaju putih di dalam Matriks Ilahi tersebut. Namun, aurora tinju itu berhasil dihentikan oleh keinginan bertarung yang ada di sekitar Matriks Ilahi tersebut saat keduanya bertabrakan. Serangan tersebut tidak mampu mendekati wanita berbaju putih itu, yang masih tertidur lelap.      

"Seranganku tidak cukup kuat." Setelah mengerutkan keningnya, Donghuang Diyuan mengeluarkan aura Jalur Agung miliknya tanpa ragu-ragu. Pada saat ini, kekuatan Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi terpancar dari dalam dirinya. Suara raungan naga dan phoenix yang dihasilkan menyebabkan ruang hampa bergetar. Naga berdarah murni dan Phoenix Ilahi tampak terbang ke atas langit dan mengelilingi tubuh Donghuang Diyuan. Setelah mengangkat tangannya, Pedang Ilahi Tianxing dikerahkan ke depan dan berubah menjadi sebuah badai.      

Pada saat itu juga, bayangan Phoenix Ilahi tersebut membawa Pedang Ilahi Tianxing bersamanya dan melesat menuju targetnya.      

Dengan diselimuti oleh Api Phoenix Ilahi, Pedang Ilahi Tianxing terus melesat ke arah Matriks Ilahi tersebut, menembus tirai cahaya yang melingkupinya, dan mengincar targetnya di bagian tengah. Tiba-tiba, sebuah suara yang nyaring terdengar ketika bayangan seekor phoenix raksasa muncul di sana. Phoenix itu terbang ke bagian tengah matriks, tempat dimana wanita berbaju putih itu berada.      

Pada saat ini, wanita berbaju putih itu membuka matanya. Kedua matanya yang tak bernyawa itu kini tampak dipenuhi oleh energi. Dia mengangkat tangannya, dan langsung mengeluarkan sebuah serangan dengan kekuatan menakjubkan yang mampu melintasi ruang hampa di dalamnya. Dalam sekejap, Pedang Ilahi Tianxing dihancurkan saat bayangan Phoenix Ilahi itu hancur berkeping-keping.      

Setelah itu, aura dari dunia ini menerjang ke arah Donghuang Diyuan, yang langsung membentuk pertahanan terkuatnya untuk menangkis serangan tersebut sambil mengarahkan pandangannya ke depan.      

Kemudian, wanita berbaju putih itu berjalan menuju Donghuang Diyuan dan merentangkan telapak tangannya ke depan. Dalam sekejap, dia menciptakan sebuah pedang ilahi dengan keinginan bertarung di dalamnya, mencoba meniru serangan yang dilancarkan oleh Donghuang Diyuan sebelumnya.      

*Whoosh* Donghuang Diyuan bergegas mundur. Melihat wanita berbaju putih itu telah terbangun, dia berharap bahwa lawannya itu bukanlah sosok yang cerdas.     

Sebuah keinginan bertarung yang kuat saat ini mengincar sosok Donghuang Diyuan. Pada saat berikutnya, wanita berbaju putih itu bergerak ke depan, semakin mendekat ke arah dimana Donghuang Diyuan melarikan diri.      

Setelah itu, Ye Futian memandang Matriks Ilahi itu dan melihat cahaya suci di sekitarnya tetap bersinar terang. Beberapa saat kemudian, cahaya itu perlahan-lahan berhenti. Jadi, dia melihat momen ini sebagai peluang untuk mengambil tindakan. Dalam sekejap, sosoknya muncul di tengah-tengah Matriks Ilahi tersebut.      

*Whoosh* Ye Futian bisa merasakan sebuah aura yang menakutkan menerobos masuk ke dalam tubuhnya—aura yang merupakan peninggalan para dewa. Dia langsung tenggelam di dalamnya saat aura itu mencoba menyerang auranya tanpa henti, ingin melahapnya hidup-hidup.      

*Brak* Pada saat ini, aura dari Pohon Dunia terpancar dari tubuh Ye Futian, melahap kekuatan aura yang ada di dunia ini. Aura Pohon Dunia dan aura para dewa itu kini terjalin satu sama lain, menciptakan sebuah kekuatan tak terlihat yang memenuhi seluruh tempat.      

Dia mulai mengalami apa yang dia rasakan selama persaingan kekuatan dengan aura Mahoraga kala itu. Dia bisa merasakan sebuah kekuatan yang tak tertandingi dalam bentuk aura yang kuat berusaha melahapnya setelah dia menarik kekuatan Pohon Dunia ke dalam dunia kecil ini. Sang Kaisar Agung membanjirinya dengan auranya yang kuat, mencoba melahap aura spiritual milik Ye Futian.      

Aura yang kuat itu menyerang Ye Futian karena dia bukanlah sang wanita berbaju putih. Oleh karena itu, dia tidak dapat menggabungkan kekuatannya dengan aura ini. Wanita berbaju putih itu lahir di dunia kecil ini; dengan demikian, dia bisa menggabungkannya dengan sempurna.      

Namun, kini dia telah menggunakan kekuatan Pohon Dunia untuk menggabungkan auranya dengan dunia kecil ini, seperti yang dia lakukan sebelumnya. Pada saat itu juga, dia bisa melihat seluruh area di dalam dunia kecil ini melalui Matriks Ilahi tersebut.      

Orang pertama yang dilihatnya adalah Donghuang Diyuan, yang berada dalam bahaya karena wanita berbaju putih itu telah melancarkan serangan-serangan yang mematikan padanya.      

"Mm?" Ye Futian mengerutkan keningnya secara tiba-tiba ketika dia melihat kultivator lain di dalam dunia kecil ini.      

Itu adalah...Ji Wudao!      

Ye Futian tidak bisa mempercayai apa yang baru saja dia lihat. Penerus Kaisar Surgawi ternyata juga berada di dalam dunia kecil ini.      

Terlebih lagi, Ji Wudao sedang bergerak ke arahnya.      

*Whoosh* Satu sosok tampak melesat ke arahnya. Sosok itu adalah Ji Wudao yang telah menyusup ke dalam Matriks Ilahi itu dan menerjang ke arahnya dengan kecepatan tinggi.      

Sudah jelas, Ji Wudao tiba di sini lebih awal dan telah menunggu waktu yang tepat untuk menyergapnya.      

Setelah Ji Wudao mengangkat tangannya, sebuah telapak tangan raksasa muncul di dalam Matriks Ilahi itu secara tiba-tiba. Dalam sekejap, telapak tangan itu berubah menjadi sebuah pusaran menakutkan yang melahap kekuatan di sekitarnya.      

Ye Futian bisa merasakan sebuah kekuatan penghisap yang luar biasa menarik tubuhnya, sehingga membuat kekuatan yang ada di dalam tubuhnya merembes keluar tanpa dia sadari. Rasanya seolah-olah kekuatan penghisap itu bisa melahap semua yang menghalangi jalannya. Itu adalah sebuah pemandangan yang menakutkan untuk dilihat.      

Faktanya, Ye Futian merasa seolah-olah kekuatan aura yang telah bergabung dengannya itu akan dilahap oleh pusaran tersebut.      

Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Ye Futian memanggil sebilah pedang ilahi di hadapannya. Kemudian dia mengerahkannya menuju Ji Wudao dengan kekuatan yang sangat besar di dalamnya, sehingga mampu menembus penghalang spasial di hadapannya. Namun tetap saja, Ji Wudao tidak menarik kembali telapak tangannya. Sebaliknya, pusaran yang kuat itu menghisap pedang ilahi itu ke dalamnya seperti sebuah jurang yang tak berdasar.      

Jantung Ye Futian berdegup kencang saat melihat hal tersebut. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, dia mengeluarkan sebuah jejak telapak tangan dan mengerahkannya menuju Ji Wudao dengan agresif. Ukuran jejak telapak tangan itu sangat besar, hingga menutupi area yang luas.      

*Boom* Suara ledakan yang memekakkan telinga terdengar ketika telapak tangan raksasa itu hancur berkeping-keping. Ji Wudao terlihat memasuki Matriks Ilahi itu saat sebuah kekuatan yang mengerikan mengalir di sekujur tubuhnya. Dalam sekejap, kekuatan di sekelilingnya menerobos masuk ke dalam tubuhnya, seolah-olah itu adalah sebuah lubang hitam yang mampu melahap segala sesuatu di sekitarnya.      

Pada saat itu juga, Ye Futian tiba-tiba teringat akan sesuatu yang dia dengar sebelum memasuki Reruntuhan Para Dewa.      

Rumor mengatakan bahwa seorang kultivator misterius dan kuat muncul secara tiba-tiba dan menjarah banyak reruntuhan. Dia adalah sosok yang kejam namun sangat tangguh. Dia mampu mengambil warisan dari berbagai macam reruntuhan secara paksa dan menyebabkan banyak kultivator kuat kehilangan nyawa mereka di tangannya.      

Orang ini telah mencapai tingkat kultivasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, orang-orang yang menjadi targetnya adalah para kultivator kuat dari semua dunia utama. Semua fakta itu semakin mendukung kekuatannya yang begitu mengerikan. Banyak orang menduga bahwa dia mungkin adalah seorang monster tua yang berumur panjang.      

Setelah menyatukan semua kepingan fakta yang dia ketahui, Ye Futian kini mendapat pencerahan tentang siapa identitas dari sosok misterius itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.