Legenda Futian

Apakah Kau Berani?



Apakah Kau Berani?

3Setelah kembali ke posisinya semula, Ye Futian menoleh untuk memandang Donghuang Diyuan, yang tampak menyedihkan. Kemudian dia berpikir, 'Tempat ini benar-benar menakutkan. Bahkan seseorang seperti Donghuang Diyuan kini berada dalam kondisi yang menyedihkan. Jika aku tidak menguasai Buddha's Celerity, maka aku akan bernasib sama sepertinya.'      
0

Namun, Donghuang Agung pasti akan datang untuk menyelamatkannya jika Donghuang Diyuan memang berada dalam bahaya besar.      

"Berapa lama kau berencana untuk terus memancarkan auramu?" Ye Futian menyela Donghuang Diyuan, yang berdiri di dekatnya. Karena dia telah menghalangi pandangan wanita itu, kini Donghuang Diyuan mengalihkan perhatiannya kepada Ye Futian.      

Setelah melihat pemandangan itu, Donghuang Diyuan menarik kembali aura Jalur Agung miliknya. Dalam sekejap, aura menakjubkan di dalam dunia kecil itu menghilang seutuhnya.      

Donghuang Diyuan mengangkat kepalanya secara perlahan, dan dia memandang Ye Futian dengan tatapan serius. Namun, Ye Futian tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Donghuang Diyuan.      

Tiba-tiba, wanita berbaju putih itu membentuk kembali tombak menakutkan yang ditempa oleh keinginan bertarung tersebut. Dia mengarahkannya pada Ye Futian, yang darahnya langsung menjadi dingin saat memandangnya. Wanita yang merupakan mayat hidup ini bisa meniru teknik dari para kultivator yang memasuki tempat ini!      

*Whoosh* Wanita berbaju putih itu menghilang dari tempatnya, bersamaan dengan munculnya sebuah bayangan di sana. Dalam sekejap, Ye Futian bisa merasakan keinginan bertarung yang kuat dan mengerikan menerjang ke arahnya.      

Dalam sekejap mata, Ye Futian menghilang dari tempatnya setelah dia mengaktifkan Buddha's Celerity. Selain Ye Futian, sosok Donghuang Diyuan juga tidak dapat ditemukan dimana-mana.      

Tidak lama kemudian, sosok Donghuang Diyuan bisa dilihat di kejauhan; dia telah dilempar ke sana. Melihat bahwa dia tidak siap, dia mendarat di permukaan tanah dengan kasar. Sementara itu, Ye Futian mengeluarkan aura Jalur Agung yang kuat di tempat lain di dalam dunia kecil ini. Dia menggenggam Penggaris Ilahi di tangannya, lalu mengerahkannya menuju aura tombak yang mendekat dengan cepat itu.      

*Brak* Ye Futian dihempaskan oleh gelombang kejut yang dihasilkan setelah suara tabrakan yang keras bergema di udara. Sementara itu, keinginan betaung yang mengerikan tersebut bertabrakan dengannya di atas langit, sehingga membuatnya terjatuh.      

Meski begitu, dia masih bisa mempertahankan kendali atas tubuhnya. Tepat ketika aura Jalur Agung itu menyebar, tubuhnya menghantam permukaan tanah dan menciptakan sebuah lubang yang dalam. Namun dalam sepersekian detik, dia telah menghilang dari tempatnya. Bahkan bayangannya pun tidak terlihat di sana.      

*Whoosh* Wanita berbaju putih itu muncul secara tiba-tiba dan menundukkan kepalanya untuk menatap lubang besar itu, hanya untuk menyadari bahwa Ye Futian sudah tidak ada lagi di sana. Sudah jelas, dia terus belajar dan mengembangkan kemampuannya sampai dia mampu melacak keberadaan Ye Futian. Buddha's Celerity milik Ye Futian bisa melintasi jarak yang sangat jauh, namun wanita itu masih bisa mengikutinya. Hal itu menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang mampu beradaptasi dengan cepat.      

Mayat hidup ini mengalami peningkatan yang sangat cepat.      

Sosok Ye Futian kini bisa dilihat di tempat Donghuang Diyuan berdiri. Pada saat ini, dia bisa merasakan getaran di dalam tubuhnya saat darah mengalir dari sudut mulutnya.      

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian, sambil perlahan-lahan mendekati Donghuang Diyuan, yang menatapnya dengan dingin.      

Ye Futian tampak tercengang saat melihat sikap dingin yang dia terima.      

Dia tidak menyangka bahwa sang Puteri akan kesal padanya setelah dia menjauhkannya dari bahaya dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan.      

Sikapnya ini benar-benar tidak bisa dipercaya.      

"Mayat hidup itu mungkin telah mendapatkan kembali kesadarannya. Dia akan segera menyusul kita. Kau akan terjebak di sini jika tidak pergi sekarang," ujar Ye Futian nada datar, berniat untuk mengancamnya. Setelah selesai berbicara, dia bergerak ke depan untuk membawa tubuh Donghuang Diyuan dan menghilang dari lokasi itu sesegera mungkin.      

Sesuai dugaan, wanita berbaju putih itu tiba di sana tidak lama setelah mereka pergi. Dia masih memegang tombak yang memancarkan keinginan bertarung yang menakjubkan itu di tangannya. Beberapa saat kemudian, dia mengalihkan tatapan matanya ke tempat Donghuang Diyuan berada. Sepertinya dia bisa melihat sesuatu di sana.      

Ye Futian telah pergi meninggalkan area itu dan tiba di suatu tempat di balik sebuah bukit di dunia kecil tersebut. Donghuang Diyuan menundukkan kepalanya dan melihat lengan Ye Futian memeluk pinggangnya. Dalam sekejap, dia menoleh untuk menatap tajam ke arahnya.      

Namun, yang mengejutkan, Ye Futian ternyata juga menatapnya. Mereka berada dalam jarak yang sangat dekat antara satu sama lain.      

"Berapa lama kau berencana untuk terus memelukku?" Donghuang Diyuan bertanya dengan nada dingin.      

"Yah, lagipula Puteri Donghuang memiliki tubuh yang bagus," jawab Ye Futian dengan santai sambil tersenyum. Dia pun melepaskan tubuhnya 'dengan enggan.' Selain tidak tahu terima kasih, wanita ini bahkan berperilaku sangat buruk.      

*Boom* Sebuah aura yang tak berwujud terpancar dari Donghuang Diyuan. Dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.      

"Kenapa? Kau ingin melawanku?" Ye Futian menatap Donghuang Diyuan dan melanjutkan kata-katanya, "Jika kau memperparah luka-lukamu, maka kau tidak akan memiliki kekuatan untuk bertarung."      

Donghuang Diyuan menatapnya dengan dingin dan menjawab, "Sebenarnya sejauh apa kau ingin mempermainkanku? Bahkan jika aku tidak bisa bergerak sama sekali, kau tidak akan berani menyentuhku."      

Kata-katanya masih terkesan tidak ramah dan sombong. Ye Futian mengerutkan kening, lalu menatapnya dan bertanya, "Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku tidak akan berani melakukan hal tersebut?"      

Setelah selesai berbicara, dia mendekati Donghuang Diyuan, yang menatapnya dengan acuh tak acuh, tanpa ada niatan untuk mundur.      

"Coba saja kalau berani," ujar Donghuang Diyuan.      

"Aku akan dengan senang hati melakukan hal itu karena Yang Mulia mengambil iniasiatif terlebih dahulu." Ye Futian mendekati Donghuang Diyuan dan memeluknya. Wanita itu tercengang untuk beberapa saat sebelum dia mengeluarkan sebuah kekuatan yang mengerikan dari dalam tubuhnya. Suara raungan naga bisa terdengar di sana.      

Pada saat yang bersamaan, Ye Futian mengeluarkan kekuatan yang sebanding dengan sang Puteri, mendorongnya ke tebing. Ye Futian menatapnya dan mendekatkan kepalanya.      

"Kuperingatkan kau!" Donghuang Diyuan berseru.      

"Apakah kau akan mengadu pada Donghuang Agung bahwa aku telah mempermainkanmu hari ini?" Ye Futian menyindir dengan nada sinis. Saat ini, dia perlahan-lahan mendekatkan kepalanya ke arah Donghuang Diyuan, yang memalingkan wajahnya darinya. Setelah itu, dia mendekatkan bibirnya ke telinga sang Puteri dan berbisik, "Sayangnya, kepribadianmu benar-benar membuatku tidak tertarik padamu."      

Setelah itu, Ye Futian melepaskan pelukannya dan memandang Donghuang Diyuan dengan tatapan dingin.      

Dia selalu dikenal sebagai wanita sombong yang memperlakukan orang lain dengan seenaknya sendiri. Sikapnya saat ini sama seperti ketika dia berada di Istana Kekaisaran Iblis.      

Karena itulah, Ye Futian mengungkapkan kepadanya bahwa dia tidak takut. Selama ini dia tidak melakukannya karena dia tidak ingin diganggu.      

Ini adalah sebuah penghinaan bagi sang Puteri. Meskipun Donghuang Diyuan sudah terbebas dari pelukan Ye Futian, namun dia tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Ye Futian. Dia memandangnya dengan tatapan penuh arti. Sebagai putri dari Donghuang Agung, dia selalu diperlakukan dengan hormat dan dikagumi oleh orang lain. Tidak ada seorang pun yang pernah menghinanya.      

Namun, dia tidak memendam kebencian apa pun terhadap Ye Futian kali ini. Sebaliknya, ada sedikit kesedihan yang bisa dilihat di kedua matanya yang indah. Ye Futian merasa ada sesuatu yang aneh ketika dia memandangnya. Dia hampir tidak bisa memahami apa yang sedang dipikirkan oleh Donghuang Diyuan.      

Ketika mereka bertarung satu sama lain di Istana Kekaisaran Iblis, kesedihan tersirat di wajah Donghuang Diyuan tepat setelah Requiem Ilahi dimainkan. Dia berhasil menemukan celah karena hal tersebut. Emosi macam apa yang selama ini disembunyikan oleh seorang puteri bermartabat seperti dirinya?      

Semua orang mengira bahwa dia dilahirkan dengan asal-usul yang luar biasa. Sosoknya saat ini dianggap sangat cocok dengan asal-usul keluarga dan bakat bawaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.