Legenda Futian

Mayat Hidup



Mayat Hidup

0Ye Futian memandang ke belakang dan melihat bahwa gerbang itu telah menghilang. Sudah tidak ada lagi jalan keluar baginya.      
2

Dia mengerutkan kening dan menarik napas dalam-dalam. Tidak heran tempat ini dikenal sebagai Zona Terlarang Para Dewa.      

Saat dia berkonsentrasi dan memfokuskan kembali pikirannya, Ye Futian mengamati dunia kecil ini dan mendapati bahwa dunia ini cukup indah, terlihat seperti sebuah tempat dimana para pertapa berkultivasi. Dia mungkin telah membuat asumsi yang tepat saat mengatakan bahwa ini adalah tempat kultivasi bagi para dewa. Sebuah aura yang misterius menyelimuti seluruh bagian dari dunia kecil ini, yang tidak dapat ditafsirkan seutuhnya.      

Dia memandang jalan di depannya dan samar-samar bisa melihat beberapa mayat di sana.      

Saat dia bergerak ke depan, Ye Futian berjalan menghampiri salah satu mayat dan melihat bahwa mayat itu terpelihara dengan baik. Ada sebuah aura Jalur Agung yang mengerikan di mayat tersebut, yang terlihat seperti sebuah keinginan bertarung. Sebenarnya, ini bukanlah aura dari mayat itu, melainkan aura dari sesuatu yang membunuhnya.      

Kultivator ini mungkin telah dibunuh oleh sebuah aura, sehingga tubuhnya tidak rusak, karena dia dilenyapkan tanpa memberikan perlawanan.      

Ye Futian meningkatkan kewaspadaannya saat dia menyelimuti tubuhnya dengan untaian aura Jalur Agung, bersiap untuk terus bergerak ke depan. Namun, pada saat ini, dia tiba-tiba merasakan sebuah aura yang sangat berbahaya.      

*Whoosh* Dia langsung menghilang dari tempatnya dengan menggunakan Buddha's Celerity. Sebuah aura yang sangat kuat menyebar di udara dalam sekejap, mengabaikan upayanya untuk menghindar dan mengunci lokasinya. Buddha's Celerity tampaknya telah kehilangan efeknya.      

Ye Futian terus menerus menghindar dengan menggunakan Buddha's Celerity. Pada saat yang bersamaan, cahaya suci dari Jalur Agung mengalir di sekitar tubuhnya, melindunginya, disertai dengan munculnya sebuah aura yang kuat di sana.      

*Boom* Sebuah suara ledakan yang keras terdengar di udara, dan Ye Futian bisa merasakan sebuah aura yang mengerikan mengalir ke dalam tubuhnya terlepas dari semua upaya yang coba dia lakukan. Tubuhnya terjatuh dari atas langit dan dihempaskan ke permukaan tanah. Jiwa spiritualnya terguncang, dan saat ini, dia dalam kondisi setengah sadar, seolah-olah dia bisa pingsan kapan saja.      

"Apa yang telah terjadi?"      

Sebuah pemikiran muncul di dalam benak Ye Futian saat aura Jalur Agung menyelimuti tubuhnya. Dalam sekejap, sebuah aura yang mengerikan muncul di sekelilingnya.      

Pada saat itu juga, Ye Futian menarik kembali aura Jalur Agung miliknya, dan aura itu pun langsung menghilang. Tidak ada apa pun yang muncul, dan juga tidak ada serangan lain yang menimpanya.      

"Ini..."      

Jantung Ye Futian berdegup kencang saat dia tetap berbaring di permukaan tanah, menatap langit di atas reruntuhan itu dengan linglung. Aura mengerikan itu datang dari atas langit, seolah-olah aura tersebut telah menyatu dengan dunia kecil ini.      

"Aura itu bisa melacak kehadiran aura asing di tempat ini," kata Ye Futian dalam hati. Jika dia bereaksi lebih lambat, serangan kedua akan jatuh tepat di atasnya. Dunia kecil ini tidak mengizinkan keberadaan aura lain di dalamnya. Begitu ada aura Jalur Agung lain yang terdeteksi, hal tersebut akan memicu munculnya rentetan serangan yang kuat.      

Untungnya, dia menyadari hal tersebut di waktu yang tepat. Jika tidak, dia akan dibombardir sampai mati oleh aura ini.      

Apakah ini adalah penyebab para kultivator itu tewas terbunuh?      

Mungkin beberapa orang bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi sebelum mereka tewas terbunuh; mereka bahkan tidak tahu apa yang menimpa mereka.      

Mengingat tingkat kultivasi dan kekuatan auranya saat ini, satu serangan yang bisa membuatnya tidak berdaya seperti ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa mengerikannya serangan tersebut. Jika kultivator lain di Tribulation Plane tingkat kedua yang terkena serangan ini, maka dia akan sekarat bahkan jika dia berhasil bertahan hidup. Peluang seseorang untuk tewas terbunuh jauh lebih besar apabila dihadapkan dengan serangan seperti itu.      

Terlebih lagi, beberapa orang tidak bisa bereaksi sama sekali setelah diserang untuk pertama kalinya, jadi bahkan jika mereka lolos dari serangan pertama, mereka secara tidak sadar akan mengeluarkan kekuatan Jalur Agung untuk memberikan perlawanan. Kemudian, apa yang menanti mereka adalah serangan kedua dari aura tersebut.      

"Zona Terlarang!"      

Ye Futian masih berbaring di sana dan tidak bangun dari tempatnya. Dia telah mendapatkan sebuah pelajaran begitu memasuki tempat ini.      

Tampaknya Zona Terlarang Para Dewa bukanlah tempat yang mudah untuk dijelajahi. Di sini, tidak boleh ada kehadiran kekuatan Jalur Agung lainnya. Semua aura lainnya itu akan dimusnahkan dalam waktu singkat.      

Aura Jalur Agung mengalir di dalam tubuh Ye Futian dan tidak menyebar keluar dari tubuhnya. Dia sedang menyembuhkan lukanya sendiri, dan setelah beberapa saat, dia akhirnya berdiri dari tempatnya dan memandang ke bagian depan.      

Setelah kembali mengambil napas dalam-dalam, Ye Futian berjalan ke depan tanpa mengeluarkan aura Jalur Agung miliknya.      

Krisis yang terjadi beberapa saat yang lalu membuatnya menyadari bahwa semua kekuatan Jalur Agung dari dunia luar tidak boleh ada di dalam dunia kecil ini.      

Apakah para Dewa Surgawi begitu agresif dan tak kenal ampun?      

Ye Futian berjalan ke depan, dan dia mengambil langkah dengan sangat lambat. Dia tidak berani bertindak ceroboh, dan dia pun tidak sedang terburu-buru.      

Saat dia bergerak ke depan, dia mendapati bahwa pemandangan di dunia kecil ini sungguh menakjubkan dan menenangkan. Ini adalah tempat yang sangat cocok untuk berkultivasi sendirian. Tanpa ada siapa pun yang mengganggu, ini adalah tempat yang paling cocok untuk mengasingkan diri.     

Selain itu, saat Ye Futian terus bergerak ke depan, dia tidak menghadapi bahaya lainnya. Perjalanannya kali ini berjalan tanpa ada hambatan apa pun. Tampaknya selama dia tidak mengeluarkan aura Jalur Agung, tidak akan ada bahaya yang mengancamnya.      

Langkah Ye Futian menjadi semakin cepat saat dia terus menjelajahi dunia kecil ini. Di sepanjang perjalanan, semakin banyak mayat yang ditemui olehnya. Jika orang-orang ini bisa melangkah sejauh ini, mungkin saja mereka telah melihat misteri di balik dunia ini. Kematian mereka, kemungkinan besar adalah hasil dari upaya mereka untuk menguasai benda-benda yang mereka temukan di dunia kecil ini. Saat pertempuran antar kultivator terjadi, situasinya mungkin menjadi tak terkendali.      

Ada banyak benda yang tidak biasa di sini dan mengandung untaian aura Kaisar Agung di dalamnya. Ye Futian telah merasakannya ketika dia menjelajahi tempat ini, tetapi dia tidak mencoba mengambilnya. Saat ini, segala sesuatunya masih misterius, jadi dia harus sangat berhati-hati dalam bertindak; dia ingin melihat rahasia apa yang tersimpan di dalam dunia kecil ini.      

"Mayat lagi..."      

Pada saat ini, aura yang ada di depannya itu menjadi semakin kuat, dan semakin banyak mayat yang berserakan di permukaan tanah. Sedemikian rupa sehingga Ye Futian harus memperlambat langkahnya lagi. Dia bisa merasakan bahaya di sekelilingnya.      

"Ada seseorang di sana."      

Ye Futian memandang ke suatu tempat dan melihat seorang lelaki tua yang tampak sangat lusuh di balik sebuah batu raksasa, dimana dia telah menarik kembali auranya. Dia tetap tidak bergerak di tempatnya, seolah-olah dia adalah sosok yang tidak nyata. Jika Ye Futian tidak melihat pria itu, dia bahkan tidak akan bisa merasakan hawa kehadirannya.      

Seolah-olah dia telah mendeteksi kehadiran Ye Futian, lelaki tua itu membuka matanya, dan seberkas cahaya dingin terpancar dari sepasang mata itu saat dia berkata secara telepati, "Pergi dari sini."      

Ye Futian tidak begitu mengerti maksudnya. Dia mengerutkan kening ketika dia melihat lelaki tua itu dan menjawab secara telepati, "Tuan, apa yang ada di depan sana?"      

Lelaki tua ini sengaja menggunakan telepati untuk berkomunikasi dengannya. Sepertinya dia berusaha menghindari sesuatu.      

"Pergilah." Lelaki tua itu tampak sedikit kesal saat dia menatap Ye Futian dengan sepasang mata yang sepertinya ingin melahapnya. Ye Futian mengerutkan kening, masih bingung dengan reaksi sang lelaki tua. Kemudian, ancaman yang kuat tiba-tiba membayangi mereka. Tatapan matanya menajam saat dia memandang ke depan dan melihat bahwa sebuah aura yang sangat menakutkan sedang mendekati mereka.      

Dalam sekejap, Ye Futian menjadi sedikit gugup, dan ekspresinya terlihat sangat serius. Di dunia kecil ini, dia menyadari bahwa aura sekecil apa pun tidak bisa dikeluarkan. Jika tidak, serangan dari aura Kaisar Agung akan muncul dan membunuh siapa pun yang mengeluarkan aura tersebut. Namun, kenapa ada aura yang begitu kuat di depan mereka saat ini?      

Lelaki tua yang bersembunyi di sana juga merasakan hal yang sama, dan dia tidak terlihat senang. Dia bergegas berdiri dari tempatnya dan bergerak dengan kecepatan tinggi, mencoba melarikan diri dari tempat ini sesegera mungkin. Dia tidak mengeluarkan auranya, tetapi teknik yang dia gunakan masih sangat bagus.      

*Whoosh* Sebuah bayangan mengejarnya dengan cepat; itu adalah satu sosok berbaju putih. Ye Futian bahkan tidak memiliki kesempatan untuk memastikan apa sebenarnya bayangan putih itu sebelum dia mendengar suara ledakan di hadapannya.      

*Brak* Disertai dengan suara yang keras, bayangan putih itu bertabrakan dengan lelaki tua tersebut. Dalam sekejap, tubuh lelaki tua itu terhempas, dan akhirnya menghantam dinding batu di sebelahnya. Banyak darah keluar dari mulutnya.      

Di sisi lain, bayangan putih itu berhenti bergerak dan masuk di bidang penglihatan Ye Futian.      

"Dewa-dewa kuno?"      

Tatapan mata Ye Futian menajam. Ini adalah seorang wanita yang berpakaian serba putih, dan dia tampak sangat rapi. Dia memiliki aura yang menakjubkan di sekelilingnya, sama seperti aura yang menyerang Ye Futian sebelumnya.      

Wajah wanita ini sangat cantik, seolah-olah diukir dengan sempurna. Dia tampaknya bukan berasal dari dunia manusia, melainkan seorang dewi yang keluar dari sebuah lukisan. Meskipun matanya tampak seperti manusia biasa, namun sepasang mata itu sepertinya kehilangan sesuatu, seperti kehilangan tanda-tanda kehidupan.      

Ye Futian tidak bisa merasakan tanda-tanda kehidupan darinya.      

"Mayat hidup!"      

Tatapan mata Ye Futian menajam saat menyadari hal ini. Sudah jelas, wanita yang muncul di hadapannya ini adalah seorang dewa kuno yang berasal dari dunia kecil ini, bukan seseorang yang masuk dari dunia luar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.