Legenda Futian

Pertemuan Tak Terduga



Pertemuan Tak Terduga

0Wanita berbaju putih itu memandang Ye Futian, lalu membuang muka, kembali mengalihkan perhatiannya kepada lelaki tua itu.      2

Tubuhnya berubah menjadi sebuah bayangan dan menghilang dalam sekejap.      

"B*jingan!" Lelaki tua itu mengutuk dengan penuh amarah. Dia mengubah tubuhnya menjadi banyak bayangan, dan cahaya spasial beredar saat dia mencoba melarikan diri dengan cahaya tersebut. Teknik kultivasinya itu sungguh luar biasa.      

Namun, wanita berbaju putih itu juga berubah menjadi sebuah bayangan. Pada saat Ye Futian melihat ke arah itu, dia bisa melihat banyak bayangan yang memenuhi seluruh tempat. Sebuah aura dari Jalur Agung yang kuat terpancar keluar dari lelaki tua itu, seolah-olah dia tidak lagi peduli tentang apa pun.      

Namun, saat auranya dikeluarkan, sebuah aura yang menakutkan langsung bergejolak di antara langit dan bumi, dikerahkan ke arahnya secara tiba-tiba. Pada saat yang bersamaan, wanita berbaju putih itu sudah ada di depannya, dan kedua tangannya menghantam tubuh lelaki tua itu.      

*Brak* Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat. Aura yang menakutkan ini langsung memberi dampak pada jiwa spiritualnya, menghancurkannya hingga berkeping-keping dalam waktu singkat. Tubuhnya yang tak bernyawa itu pun jatuh dari langit. Dia sudah menjadi mayat saat itu.      

Ye Futian menyaksikan semua ini dan melihat bagaimana lelaki tua itu tewas terbunuh, dan dia merasa sedikit bersalah. Dia mungkin bukan orang yang menarik kehadiran wanita itu. Sepertinya sejak awal dia sudah mengejar lelaki tua itu. Namun tetap saja, semua ini ada hubungannya dengan kehadirannya di sana.      

Tentu saja, rasa bersalah semacam ini tidak lebih dari pemikiran sekilas. Lagipula, situasinya saat ini tidak jauh lebih baik!      

Wanita berbaju putih itu perlahan-lahan berbalik, dan saat ini, tatapan mata yang tak bernyawa itu tertuju pada Ye Futian. Sebuah aura yang tak terlihat tampak bergejolak, menutupi seluruh area ini, seolah-olah aura itu juga mengincar sosok Ye Futian. Wanita ini adalah mayat hidup, jadi kedua matanya tidak mungkin melihat siapa pun atau apa pun. Karena dia sudah tak bernyawa, mungkin tindakannya ini dibentuk oleh instingnya.      

*Whoosh* Wanita berbaju putih itu kembali berubah menjadi sebuah bayangan dan menghilang dari tempatnya. Aura yang menakutkan itu bergerak menuju Ye Futian, dan itu adalah keinginan bertarung yang kuat. Ye Futian menjadi tegang. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, dia menghilang dari tempatnya berada.      

*Boom* Sebuah serangan yang mengerikan menghantam suatu tempat di udara, dan ruang hampa ikut bergetar hebat, namun serangan tersebut gagal mendarat di tubuh Ye Futian, dimana dia muncul di tempat lain. Ini adalah keuntungan dari Buddha's Celerity—dia dapat bergerak sesuka hati dengan satu perintah dari dalam pikirannya tanpa menggunakan kekuatan Jalur Agung, sehingga pergerakannya tidak dapat dikunci oleh aura mengerikan yang melingkupi dunia ini.      

"Dia bukanlah seorang dewa surgawi!" Ye Futian merasa bahwa wanita berbaju putih itu kemungkinan besar bukanlah seorang dewa surgawi ketika dia masih hidup. Jika wanita itu adalah salah satu dewa kuno, dia akan jauh lebih kuat dari ini, dan dia tidak akan memiliki kesempatan untuk lolos dari serangannya.      

Meski begitu, wanita berbaju putih itu tampaknya diciptakan oleh keinginan bertarung itu sendiri. Ye Futian tidak punya waktu untuk berpikir panjang lebar, karena gelombang serangan berikutnya sudah kembali diarahkan padanya. Sosoknya pun melesat dan menghilang dalam sekejap, menghilang dari area ini dan muncul kembali di suatu tempat yang sangat jauh.      

Namun, Ye Futian menyadari bahwa dia tidak mampu mengatasi pergerakan lawannya maupun serangannya. Keinginan bertarung yang menakutkan itu kini berubah menjadi sebuah segel pertempuran ilahi dan dikerahkan padanya. Dia bergerak dan terus menerus berpindah tempat, tetapi serangan itu tidak dibatasi oleh jarak spasial di antara mereka, seolah-olah serangan tersebut tidak akan berhenti sampai targetnya dilenyapkan.      

Ye Futian tahu bahwa dia tidak bisa menghindarinya, jadi dia mengumpulkan semua kekuatan di dalam dirinya ke salah satu lengannya. Tiba-tiba, lengan itu bersinar dengan cahaya suci di dalamnya. Kemudian, lengan tersebut diarahkan ke depan, menuju segel pertempuran ilahi yang semakin mendekat.      

*Boom* Serangan mengerikan ini telah meratakan segalanya. Pada saat serangan itu dikeluarkan, Ye Futian menggunakan Buddha's Celerity untuk berpindah tempat. Meski begitu, sebuah keinginan bertarung yang mengerikan masih menimpanya, dan membuatnya mengerang kesakitan. Wajahnya memucat karena semua organ dalamnya berguncang akibat gelombang kejut yang dihasilkan, dan jiwa spiritualnya bergetar hebat.      

Meskipun wanita itu bukanlah seorang dewa, namun keinginan bertarung yang terkandung dalam serangan itu adalah aura yang ditinggalkan oleh para dewa surgawi. Namun, aura ini berbeda dengan aura yang telah mereka warisi atau pahami di dunia luar. Wanita ini adalah contohnya, dimana dia tampaknya merupakan perwujudan dari aura tertinggi ini.      

Itu sebabnya serangannya bisa menjadi begitu kuat, sehingga mampu melukainya hanya dengan satu serangan, meskipun dia telah menghindar dengan menggunakan Buddha's Celerity. Jika dia menerima dampak dari serangan ini secara keseluruhan, maka dia akan berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk.      

Ye Futian menarik kembali auranya dan terus menghindari wanita itu dengan menggunakan Buddha's Celerity. Akhirnya, wanita berbaju putih itu kehilangan jejaknya. Sudah jelas, sangat sulit untuk melacaknya hanya dengan merasakan hawa kehadirannya. Bagaimanapun juga, dia bukanlah seorang kultivator yang sesungguhnya, melainkan hanya mayat hidup.      

Kalau tidak, dia benar-benar akan tewas terbunuh di sini.      

Namun, sepertinya tidak ada bahaya di dunia kecil ini selain wanita itu. Ye Futian jadi bertanya-tanya sosok macam apakah wanita berpakaian putih itu.      

Dia berpindah tempat dan terus bergerak ke depan tanpa melihat tanda-tanda kehadiran dari kultivator lainnya. Melihat pengalamannya sebelumnya, Ye Futian tahu betul bahwa siapa pun yang masuk ke tempat ini akan tewas terbunuh. Atau, jika mereka masih hidup, mereka akan sangat menahan diri untuk menyembunyikan keberadaan mereka.      

Terlebih lagi, tidak ada kultivator lain yang memiliki kemampuan seperti Buddha's Celerity. Jika mereka bertemu dengan wanita berbaju putih itu, kemungkinan besar mereka akan tewas di tangannya.      

Jiwa spiritual Ye Futian menyebar luas dengan harapan bahwa dia akan menemukan beberapa kultivator lain untuk menanyakan tentang situasi yang dihadapi olehnya saat ini. Namun, dia tidak berani menyebarkan jiwa spiritualnya dalam lingkup yang terlalu luas, dimana dia takut bahwa wanita berbaju putih itu akan mendeteksi kehadirannya.      

"Hah?" Pada saat ini, Ye Futian mengungkapkan ekspresi aneh di wajahnya. Dia memandang ke depan dan melihat bahwa ada sebuah hutan batu di sebelah aliran sungai. Hutan batu itu tampak sangat luas, dan di dalam sana, Ye Futian bisa merasakan hawa kehadiran yang tidak asing baginya.      

Di dalam hutan batu tersebut, seorang wanita sedang duduk bersila di sana. Pada saat ini, kedua matanya yang indah tiba-tiba terbuka, dan dia mengangkat satu alisnya. Hawa dingin terlintas di matanya.      

Penampilan wanita ini sungguh luar biasa, dimana dia mengenakan jubah phoenix yang menjuntai di belakangnya. Rambut panjangnya yang berwarna hitam tergerai di punggungnya dengan leluasa. Dia mengangkat kepalanya dan melihat sosok berbaju putih yang muncul di atas sebuah batu besar di hutan batu tersebut.      

"Apakah kau tahu bahwa mengeluarkan jiwa spiritual di tempat ini sangatlah berbahaya?" Suara wanita itu terdengar dingin saat dia menatap Ye Futian, dan kini pria itu mulai berjalan ke arahnya.      

Ye Futian tidak menjawab, namun dia terus menatapnya, sedemikian rupa sehingga wanita itu mengerutkan keningnya. Tatapan mata yang indah itu menajam. Namun, dia berusaha mengendalikan agar aura Jalur Agung miliknya tidak terpancar keluar. Sudah jelas, dia sangat menyadari aturan yang ada di dunia kecil ini.      

"Apakah Puteri Donghuang terluka?" Ye Futian bertanya. Wanita di depannya itu tidak lain adalah Donghuang Diyuan, yang menjelajahi Zona Terlarang Para Dewa ini sendirian. Dia sepertinya sedang bersembunyi di sini untuk memulihkan luka-lukanya. Mungkin, dia juga pernah bertemu dengan wanita berbaju putih itu sebelumnya.      

Donghuang Diyuan tidak menjawab, jadi Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Puteri Donghuang sudah cukup lama berada di dalam Zona Terlarang Para Dewa. Apakah kau tahu tempat macam apa ini, dan ada apa dengan wanita berbaju putih itu?"      

Dia tidak tahu apakah Donghuang Diyuan memiliki informasi terkait semua pertanyaannya itu.      

"Apakah aku mengenalmu?" Donghuang Diyuan menjawab.      

Ye Futian menatap Donghuang Diyuan, lalu tersenyum. "Kita memang tidak begitu mengenal satu sama lain. Tapi di sisi lain, kita memiliki konflik yang berkepanjangan."     

Saat Ye Futian berbicara, dia melompat ke hadapan Donghuang Diyuan, dan ada ekspresi sinis di kedua matanya.      

Puteri dari Prefektur Ilahi ini benar-benar sosok yang dingin dan sombong.     

"Jadi, apakah kau ingin menyelesaikan dendam lama kita di sini?" Donghuang Diyuan mengangkat kepalanya dan menatap Ye Futian, yang berada di depannya. Tidak ada sedikit pun kepanikan yang terlihat di wajahnya ketika dia bertanya, "Apakah kau pikir kau bisa melakukannya?"      

Ye Futian memandangnya dengan tatapan tidak percaya ketika dia mendengar kata-kata yang provokatif dari Donghuang Diyuan itu. Apakah dia ingin menyulut pertarungan dengannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.