Legenda Futian

Mata Dewa Perang



Mata Dewa Perang

3Buddha Tertinggi Shenyan memandang sosok Ye Futian. Sepasang mata yang ada di atas langit itu memancarkan keinginan membunuh yang mengerikan.       3

Seberkas cahaya suci bersinar terang, dan mata ilahi itu mulai menyelimuti area tersebut, yang kemudian berubah menjadi sebuah area Jalur Agung, dan di dalamnya, muncul sosok Buddha yang tak terhitung jumlahnya. Cahaya Buddha muncul di antara para Buddha tersebut dan menimpa para kultivator yang berada di bagian bawah. Saat ini, para kultivator yang memandang ke area Jalur Agung itu merasa perlu untuk bersujud di permukaan tanah dan mengungkapkan rasa hormat mereka.     

"Ye Futian, hari ini aku akan membuatmu melihat apa itu teknik Buddha yang sesungguhnya," Buddha Tertinggi Shenyan berseru, dan suaranya itu langsung mengguncang ruang hampa. Dia mengarahkan pandangannya ke bawah, dan dalam sekejap, Cahaya Buddha muncul secara bersamaan dari tubuh para Buddha yang ada di sana. Di dalam area tersebut, Pedang Ilahi Buddha dikeluarkan dari mata Buddha yang tak terhitung jumlahnya itu. Pedang-pedang itu terbang melintasi ruang hampa, tidak terpengaruh oleh jarak spasial, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Semua mata itu tampak seperti bilah-bilah pedang yang menembus langit dan bumi dengan membawa aura kaisar di dalamnya.      

*Whoosh* Sosok Ye Futian melesat dan menghilang dari tempatnya berdiri. Pedang-pedang ilahi itu juga menghilang dalam sekejap. Pergerakan mereka sangat cepat dan sama sekali tidak dibatasi oleh jarak spasial. Ini adalah salah satu dari Teknik Pedang Buddha, Pedang Kasyapa. Pedang itu menyerupai seberkas cahaya, dan kekuatannya benar-benar tak tertandingi.     

Tampaknya Ye Futian telah menghilang secara tiba-tiba di hadapan kerumunan kultivator yang menyaksikan pertarungan tersebut, namun pada kenyataannya, dia menggunakan Buddha's Celerity untuk bergerak. Namun, semua mata ilahi yang ada di atas langit itu juga merupakan salah satu dari Enam Kemampuan Super Buddha, sama seperti Buddha's Celerity, dan teknik itu dapat melacak setiap pergerakan Ye Futian. Pedang-pedang itu membentuk sebuah matriks yang mampu menyegel semua yang ada di bawah pengawasannya, dan telah digabungkan dengan teknik Pedang Ilahi Buddha.     

Para kultivator yang berada di bagian bawah melihat bahwa langit kini telah berubah menjadi sebuah area pedang cahaya yang melingkupi seluruh area ini, sehingga kemana pun mereka bergerak, mereka akan berada dalam bahaya, karena mereka bisa saja tertusuk oleh pedang-pedang itu hingga tewas terbunuh.     

Pada saat ini, dari suatu arah, seberkas cahaya bersinar terang dari Penggaris Ilahi, dan cahaya suci berwarna hijau giok menyebar di udara. Para kultivator memandang ke arah itu dan terkejut saat melihat Ye Futian muncul jauh di atas langit. Dia langsung bergerak menuju Buddha Tertinggi Shenyan, tidak terpengaruh oleh serangan Pedang Ilahi Buddha tersebut.      

Penggaris Ilahi itu langsung melesat menuju langit, dan Ye Futian tampaknya telah menyatu dengan Penggaris Ilahi tersebut. Seberkas cahaya suci mengelilinginya saat dia mengincar sosok Buddha Tertinggi Shenyan. Pedang Ilahi Tianzhu sudah terkandung di dalam Penggaris Ilahi itu, dan banyak pedang ilahi bermunculan untuk menghadapi Pedang Kasyapa yang semakin mendekat.     

"Hmph!" Buddha Tertinggi Shenyan mendengus, sambil mengerahkan kekuatannya. Pedang Ilahi Buddha melanjutkan serangan mereka dan disambut oleh Pedang Ilahi Tianzhu. Pedang-pedang itu pun bertabrakan, dan seberkas cahaya suci yang menakjubkan bersinar di atas langit. Badai yang dihasilkan oleh tabrakan itu bergejolak dan mengubah semua yang disentuhnya menjadi debu, termasuk aura pedang-pedang itu.     

Cahaya suci berwarna hijau giok itu berhasil dipukul mundur, dan Ye Futian kembali ke wujud aslinya. Penggaris Ilahi di tangannya sama sekali tidak terpengaruh dan masih bertarung melawan Senjata Kekaisaran milik lawannya. Sungguh mengejutkan saat melihat bahwa penggaris itu tidak rusak.     

Buddha Tertinggi Shenyan menatap Ye Futian di bagian bawah dan dia juga tampak terkejut. Penggaris Ilahi yang diperoleh Ye Futian dari Reruntuhan Karura itu memang sebuah benda ilahi yang luar biasa. Penggaris tersebut tetap kokoh meskipun sedang berhadapan melawan Pedang Ilahi Buddha. Dia juga merasa bahwa Penggaris Ilahi ini bukanlah senjata ilahi biasa jika penggaris tersebut dapat menahan serangan dari Pedang Ilahi Buddha dan Pedang Kasyapa tanpa ada kerusakan sedikit pun.     

Ye Futian kemungkinan besar bisa merasakan tingkat kekuatan dari Buddha Tertinggi Shenyan setelah menerima serangan itu. Sebagai sosok setengah dewa, dia jelas adalah sosok yang sangat kuat, tetapi jika hanya ini kekuatan yang dia miliki, Ye Futian tidak akan menemui hambatan untuk menghabisinya menggunakan Penggaris Ilahi miliknya. Namun, adanya Senjata Kekaisaran itu membuat upaya dalam membunuhnya menjadi jauh lebih sulit.     

Seseorang jadi bertanya-tanya, sekuat apakah kemampuan bertarung dari sosok setengah dewa yang diperkuat dengan Senjata Kekaisaran.      

"Kau adalah kultivator Buddha palsu, hari ini adalah hari dimana kau akan menemui ajalmu." Mata ilahi yang berada di atas langit itu masih menatap Ye Futian dan kata-kata yang diucapkan oleh Buddha Tertinggi Shenyan bergema di udara. Pedang-pedang ilahi di bawah mata ilahi tersebut kini mengeluarkan seberkas cahaya menyilaukan yang memenuhi seluruh tempat, melingkupi area Jalu Agung itu di dalamnya.      

Serangan-serangan yang dia keluarkan sebelumnya hanya digunakan untuk menguji Ye Futian. Meskipun dia sangat membenci Ye Futian, dia juga tahu bahwa Ye Futian adalah sosok yang sangat kuat. Dia sudah lama menunggu kemunculan Ye Futian dan tidak akan membiarkan kesempatan untuk membunuhnya ini berlalu begitu saja.       

Ye Futian harus mati hari ini.      

Ye Futian memandang jauh ke atas langit dan mengulurkan telapak tangannya. Dalam sekejap, seberkas cahaya suci berwarna hijau giok terpancar dari tubuhnya dan langsung menyebar ke arah awan, melingkupi seluruh penjuru langit di dalamnya.     

"Apa-apaan ini?"      

Para kultivator menatap tempat dimana Ye Futian berada. Cahaya suci berwarna hijau giok itu telah membayangi langit dan bersinar terang. Penggaris Ilahi itu juga terus membesar, dan sekarang telah berubah menjadi sebuah penggaris raksasa yang menyentuh langit. Tampaknya hingga saat ini, Ye Futian hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan Penggaris Ilahi itu dan baru sekarang dia mengeluarkan kekuatannya secara maksimal.     

Ekspresi Ye Futian tampak serius, dan sekujur tubuhnya diselimuti oleh cahaya suci, seolah-olah dia telah menyatu ke dalam kekuatan Jalur Agung tersebut. Banyak orang bisa merasakan kekuatannya dan tercengang saat menyadari bahwa dia masih berada di tingkat Renhuang.     

Renhuang Plane yang dicapai oleh Ye Futian benar-benar berbeda dari yang lain; tingkatannya tersebut murni diciptakan oleh alam semesta. Dengan bersatunya Jalur Agung langit dan bumi dengan dirinya, kini dia telah berubah menjadi Jalur Agung itu sendiri.     

Penggaris Ilahi itu bukanlah Senjata Kekaisaran, melainkan sebuah senjata yang diciptakan melalui Hukum Surgawi. Setelah penggaris tersebut menekan Kaisar Iblis, Roh Kehidupan milik Ye Futian melahapnya dan bergabung ke dalamnya. Skala kekuatan yang selama ini digunakan oleh Ye Futian memang hanya sebagian kecil dari kekuatan sejati Penggaris Ilahi tersebut.     

Namun sekarang, dia sedang menghadapi sosok setengah dewa yang memiliki Senjata Kekaisaran. Tingkat kultivasinya saat ini tidak akan cukup tinggi untuk mengalahkan Buddha Tertinggi Shenyan.      

Bersama dengan cahaya dari Penggaris Ilahi, cahaya tersebut telah melingkupi seluruh tempat dan berubah menjadi area Jalur Agung milik Ye Futian.       

Ini adalah Jalur Agung miliknya.     

Di atas kepalanya, cahaya suci berwarna hijau giok yang berasal dari Penggaris Ilahi itu berputar tanpa henti dan berubah menjadi sebuah pusaran raksasa, yang menutupi langit dan juga Ye Futian di atas sana. Pusaran itu melahap segala sesuatu yang ada di sekitarnya, bahkan kekuatan Jalur Agung dan Spiritual Qi di sekelilingnya.      

Hanya Penggaris Ilahi raksasa itu yang bisa berdiri kokoh di dalam pusaran yang berputar tanpa henti itu.      

"Apakah itu adalah sebuah matriks ilahi?" Para kultivator yang berada di bawah tampak takjub saat mereka menyaksikan pemandangan yang menakjubkan di atas labgit. Pemandangan itu sangat mencengangkan dan menakutkan. Ye Futian mengangkat tangannya untuk memanggil Penggaris Ilahi dan pusaran tersebut. Kemudian, kekuatan pelahap yang mengancam dan cahaya suci muncul dari keduanya.       

Di atas langit, Pedang Ilahi Buddha melesat menembus ruang hampa dan mengoyaknya bersama dengan Pedang Kasyapa yang dikeluarkan oleh senjata-senjata ilahi itu. Mereka menebas segalanya dalam upaya untuk menyerang Ye Futian, tetapi setelah tiba di dekatnya, mereka secara mengejutkan langsung dilahap ke dalam pusaran yang ada di atas Ye Futian itu.      

Di dalam pusaran itu, sepertinya ada ruang tak terbatas yang membuat semua yang dilahapnya langsung menghilang tanpa jejak.     

"Teknik ilahi macam apa ini?" Para kultivator tampak tercengang. Pedang-pedang ilahi itu telah dilahap menjadi ketiadaan. Tidak ada tabrakan yang terjadi, dan selama matriks ilahi itu ada di sana, maka tidak akan ada yang bisa menaklukkan pusaran tersebut.     

Teknik ini dipelajari oleh Ye Futian ketika dia mengaktifkan salah satu batu ilahi dan menggabungkannya ke dalam kekuatannya sendiri. Kata "Ketiadaan" terukir di batu itu, dan batu tersebut berisi sebuah teknik ilahi yang sangat kuat. Setelah Ye Futian menyelesaikan kultivasinya, dia mampu memahami dan menguasainya secara menyeluruh. Kemudian, dia menggunakan kekuatan dari Penggaris Ilahi untuk meningkatkan kekuatannya, sehingga menghasilkan apa yang dilihat oleh semua orang saat ini.      

Sebuah badai pembunuh yang mengerikan muncul di atas langit, dan Pedang Kasyapa menyerang tanpa henti. Namun pada akhirnya, mereka semua juga dilahap hingga menjadi ketiadaan.     

Kemudian, Ye Futian mengangkat tangannya ke arah langit dan mendorong tangannya ke depan. Badai itu pun langsung bergerak ke atas langit dan melahap kekuatan serangan dari teknik pedang lawannya itu. Tidak ada yang bisa menghindarinya.     

Sementara itu, mata ilahi yang berada di atas langit menatap ke bawah. Buddha Tertinggi Shenyan terkejut saat melihat bahwa Penggaris Ilahi milik Ye Futian ternyata bisa sekuat itu. Kekuatan serangan dari pedang ilahinya sangat dahsyat, namun pedang itu juga ikut dilahap, tidak mampu menghancurkan badai tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan serangan mereka belum cukup kuat.     

Mata ilahi itu kini menunjukkan wujud aslinya. Para Buddha di area Jalur Agung itu mulai merapalkan sutra Buddha bersama-sama, dan Cahaya Buddha langsung menyelimuti langit. Lingkaran Cahaya Mahavairocana muncul di belakang para Buddha itu dan menyatu menjadi pedang-pedang ilahi. Dalam sekejap, Lingkaran Cahaya Mahavairocana muncul di sekitar Pedang-Pedang Ilahi Buddha tersebut, siap untuk membakar segala sesuatu yang ada di dunia ini.     

"Bunuh dia!" Buddha Tertinggi Shenyan memberi perintah.      

Pada saat itu juga, Pedang-Pedang Ilahi Buddha itu mulai melesat ke bawah. Dengan adanya Lingkaran Cahaya Mahavairocana di atas langit, rasanya seolah-olah matahari akan jatuh ke muka bumi. Pemandangan dimana matahari jatuh bersama dengan pedang-pedang ilahi itu sangat menakutkan untuk dilihat.      

*Boom* Suara ledakan yang mengguncang bumi bergema di udara, dan semua pedang ilahi itu melesat ke dalam pusaran tersebut. Lingkaran Cahaya Mahavairocana bersinar terang, dan pusaran itu sepertinya akan meledak. Cahaya penghancur tiba-tiba membanjiri kubah langit, tetapi Penggaris Ilahi yang berukuran sangat besar dan pedang ilahi itu bertabrakan di udara, diikuti dengan suara ledakan yang keras, seolah-olah langit dan bumi telah hancur. Jika tempat ini bukanlah Benua Dewa, melainkan suatu tempat di Dunia Asal, kemungkinan besar seluruh area ini sudah hancur berkeping-keping.     

Meski begitu, cahaya penghancur itu masih menyelimuti seluruh tempat, bahkan membuat langit bersinar terang.      

Kali ini, Ye Futian tidak berniat untuk mundur. Penggaris Ilahi miliknya telah berhadapan secara langsung dengan Pedang-Pedang Ilahi Buddha tersebut. Tampaknya penggaris miliknya itu tidak kalah kuat, dan bahkan mampu memaksa Pedang-Pedang Ilahi Buddha itu kembali ke atas langit, meskipun semua pedang itu masih berdiri di tempat masing-masing.     

"Sungguh kekuatan yang luar biasa! Meskipun Penggaris Ilahi ini bukanlah Senjata Kekaisaran, namun penggaris tersebut tidak kalah kuat dengan pedang-pedang itu dan merupakan sebuah benda ilahi di tingkat tertinggi. Penggaris tersebut bahkan lebih berharga daripada Senjata Kekaisaran, hanya saja kekuatan sejatinya masih belum terungkap!" Seseorang di langit yang lebih rendah berkata dengan kagum.      

"Bagaimanapun juga, Penggaris Ilahi itu mampu menekan Kaisar Iblis. Tentu saja itu bukanlah penggaris biasa."     

"Tapi seberapa besar kekuatan dari Penggaris Ilahi itu yang bisa dikeluarkan oleh Ye Futian?      

Saat mereka berbicara, tubuh Ye Futian membesar hingga menyamai ukuran dari Penggaris Ilahi tersebut. Kini dia telah berubah menjadi satu sosok dewa yang tak tertandingi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.