Legenda Futian

Serangan Fatal



Serangan Fatal

0Saat sosok Ye Futian membesar, cahaya suci berwarna hijau giok itu melesat ke atas dan menyelimuti seluuh penjuru langit. Cahaya suci tersebut melingkupi langit dan menutupi seluruh area ini.      
3

Tubuh Ye Futian sekarang setinggi ratusan kaki, yang menyesuaikan ukuran dari Penggaris Ilahi miliknya itu. Layaknya satu sosok dewa yang turun ke muka bumi, penampilannya kini tampak tak terkalahkan.      

Cahaya suci itu mengelilinginya dan berubah menjadi bintang-bintang. Ketika bintang-bintang itu mulai bergerak, mereka berputar di sekitar tubuhnya dan membentuk sebuah pertahanan mutlak. Ini adalah kemampuan dari Ziwei Agung. Di masa lalu, Ye Futian telah menggunakan teknik pertahanan ini dengan sangat efektif.      

Sekarang, Ye Futian nyaris berubah menjadi Jalur Agung itu sendiri. Ketika cahaya suci berwarna hijau giok itu menyelimuti area ini, bintang-bintang yang mengitari langit itu tampak menyatu dengannya, berubah menjadi sebuah pertahanan mutlak.      

Buddha Tertinggi Shenyan mengarahkan pandangannya ke bawah, namun dia tampak kurang percaya diri sekarang. Tingkat kultivasinya memang lebih tinggi dari Ye Futian, dan dia sudah berada di tingkat mendekati dewa. Dia telah memahami kekuatan Jalur Agung yang menjadi ciri khasnya sendiri, dimana kekuatannya sangatlah dahsyat. Mereka yang berkultivasi di bawah tingkat Plane ini jelas bukan tandingannya, karena mereka akan dihancurkan dan dimusnahkan dalam sekejap.      

Namun, Ye Futian tampaknya merupakan sebuah pengecualian. Tingkat kultivasinya memang jauh lebih rendah dari Buddha Tertinggi Shenyan, namun aura Jalur Agung yang dibentuk oleh cahaya suci berwarna hijau itu telah menyatu begitu sempurna dengan Ye Futian sehingga kemampuannya hampir setara dengan dirinya, yang sudah berada di tingkat mendekati dewa.      

Di atas langit, seberkas cahaya suci yang tak tertandingi terpancar dari sepasang mata ilahi tersebut. Pedang ilahi yang ada di tangannya itu tiba-tiba berdentang dengan keras saat bayangan pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya terbentuk di sana. Pedang-pedang ilahi Buddha ini tampaknya telah melampaui semua jenis kekuatan.      

Buddha Tertinggi Shenyan bukanlah seorang ahli dalam ilmu pedang, tetapi Senjata Kekaisaran yang didapatkan olehnya adalah sebilah pedang ilahi Buddha, jadi wajar baginya untuk mengeluarkan serangan jenis ini untuk mengerahkan kekuatan pedang tersebut secara maksimal. Jika dia mencoba membunuh Ye Futian dengan menggunakan teknik-teknik Buddha lainnya tanpa bantuan dari Senjata Kekaisaran, hal itu akan mustahil untuk dilakukan, karena dia bukanlah saingan Ye Futian dalam ilmu pedang.      

Dia menganggap bahwa, jika dia dibantu oleh Senjata Kekaisaran dan mengingat tingkat kultivasinya saat ini, bahkan jika kedua aspek itu tidak cocok dengannya, namun hal itu sudah lebih dari cukup untuk membunuh Ye Futian. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa ini akan menjadi tugas yang begitu sulit untuk dilakukan.      

Ye Futian jauh lebih kuat dari apa yang dia bayangkan, terutama kekuatan Penggaris Ilahi itu, yang tidak ada duanya.      

Mata ilahi miliknya tidak dapat mendeteksi kelemahan apa pun.      

"Bunuh dia!" Di bawah mata ilahi yang berada di atas langit, pedang ilahi itu kembali menebas ke bawah, mengabaikan jarak spasial di antara mereka, dan pedang itu tiba dalam sekejap. Setiap serangan yang dilancarkan tampaknya telah mendarat di titik terlemah dari pertahanan bintang tersebut; ini adalah kekuatan sejati dari mata ilahi.      

*Brak, Brak, Brak* Rentetan suara yang keras terus menerus terdengar, dimana suara-suara itu cukup kuat untuk mengguncang langit dan bumi. Banyak retakan mulai muncul di permukaan tirai cahaya bintang itu. Setiap kali retakan baru terbentuk, bilah pedang lainnya langsung menyerang, tidak menyia-nyiakan kesempatan sedikit pun untuk memperluas retakan-retakan ini secepat mungkin. Tampaknya setiap perubahan sekecil apa pun tidak akan lepas dari pengawasan mata ilahi tersebut.      

*Whoosh* Saat retakan-retakan itu terus melebar, Ye Futian akhirnya bergerak dari tempatnya. Sosok yang menyerupai dewa itu menggenggam Penggaris Ilahi di tangannya dan menyerang langit di atasnya. Tiba-tiba, bayangan sebilah pedang ilahi raksasa terbentuk dari Penggaris Ilahi tersebut.      

Pedang ilahi itu melesat menembus langit saat pertahanan bintang tersebut berubah menjadi ilmu pedang. Pedang yang mampu menghancurkan langit itu bisa membunuh semua makhluk hidup.      

Rentetan suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara, dan pertahanan bintang itu pun runtuh dan hancur. Pedang Ilahi Tianzhu kini melesat melalui ruang hampa, langsung mengarah menuju Buddha Tertinggi Shenyan, yang berada di atas langit. Serangan itu menyelimuti area yang luas, dan suara tabrakan yang lebih mengerikan dari sebelumnya terdengar di sana. Pedang Ilahi Tianzhu dan Senjata Kekaisaran milik Buddha Tertinggi Shenyan itu saling bertabrakan, dan langit ikut bergetar hebat. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya kini menerjang ke arah Buddha Tertinggi Shenyan.      

Buddha Tertinggi Shenyan membuka mata ilahi miliknya dan mendeteksi pergerakan dari setiap pedang itu. Satu sosok Buddha raksasa saat ini muncul di belakangnya dengan lengan yang tak terhitung jumlahnya dan mengerahkan jejak-jejak telapak tangan raksasa yang menakutkan ke bagian bawah.      

Pada saat yang bersamaan, kekuatan tak tertandingi itu terus menghancurkan bayangan yang mengelilingi Buddha Tertinggi Shenyan. Keduanya bergerak semakin tinggi hingga tiba jauh di atas langit.      

Ye Futian menatap sosok yang menyerupai dewa itu saat rapalan sutra Buddha terus mengalir dari mulutnya. Tiba-tiba, banyak Buddha memenuhi langit, dan tubuh mereka bersinar dengan Cahaya Buddha yang sangat menyilaukan. Kata-kata kuno bermunculan di tubuh para Buddha itu saat mereka mengangkat tangan mereka secara bersamaan, mengerahkannya pada Buddha Tertinggi Shenyan, yang berada di atas langit. Itu adalah Segel Buddha All Heaven.      

Ekspresi Buddha Tetinggi Shenyan tiba-tiba berubah. Tidak jauh berbeda, sosok-sosok Buddha juga muncul di sekelilingnya, yang diiringi dengan suara rapalan sutra Buddha yang bergema di seluruh tempat. Tiba-tiba, jejak-jejak telapak tangan Buddha raksasa dikerahkan untuk menghadapi Segel Buddha All Heaven.      

Di atas langit, satu sosok Buddha kuno yang tak tertandingi telah terbentuk di sana. Tubuhnya menutupi seluruh penjuru langit, seolah-olah itu adalah Lord of All Buddha. Cahaya suci berwarna hijau yang tak terhitung jumlahnya mengalir ke dalam Buddha tersebut, dan pada saat berikutnya, sebuah segel Buddha yang berukuran sangat besar memenuhi langit dan bumi. Segel tersebut menyerang Buddha Tertinggi Shenyan, sehingga Buddha Tertinggi Shenyan kini diapit di antara dua serangan yang kuat itu tanpa ada tempat untuk melarikan diri.      

*Whoosh* Pada saat ini, sebuah kasaya muncul dari tubuh Buddha Tertinggi Shenyan. Kasaya itu terus membesar hingga menutupi langit dan menghalangi matahari. Kasaya tersebut mengelilinginya saat Cahaya Buddha yang tak terhitung jumlahnya bersinar di sekelilingnya, seperti segel-segel Buddha kuno. Ribuan rune melayang di depannya, melayang di sekitar tubuh Buddha Tertinggi Shenyan, seolah-olah itu adalah harta karun Buddha yang berharga.      

Buddha Tertinggi Shenyan kini merapalkan sutra Buddha, yang beresonansi dengan kasaya tersebut. Dalam sekejap, rune-rune Buddha tertinggi di sekitar kasaya itu berubah menjadi sebuah segel ilahi dan melesat keluar, bertabrakan dengan jejak telapak tangan raksasa yang menerjang dari atas langit.      

Ye Futian menyaksikan semuanya dengan tenang. Melihat fakta bahwa Buddha Tertinggi Shenyan merupakan salah satu Buddha Tertinggi di Western Heaven, maka kekuatannya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, selama dia bisa membatasi kekuatan dari Senjata Kekaisaran lawannya itu, maka hasil akhir dari pertempuran ini cukup mudah untuk diprediksi.      

Dalam beberapa tahun terakhir, Ye Futian tidak pernah bermalas-malasan.      

Rune-rune berwarna emas terus melesat keluar dari mulutnya saat mereka menempel pada Pedang Ilahi Tianzhu. Cahaya suci berwarna hijau mengelilingi pedang ilahi tersebut dengan kekuatan yang mengerikan. Ye Futian mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah pedang ilahi itu. Tiba-tiba, pedang ilahi tersebut terus bergerak ke depan, hingga akhirnya bertabrakan dengan Senjata Kekaisaran yang dipegang oleh lawannya itu, seolah-olah hendak membakar semua kekuatan dari Pedang Ilahi Tianzhu.      

Pada saat yang bersamaan, tubuh Ye Futian menghilang dari tempatnya dan muncul kembali di sebelah Buddha Tertinggi Shenyan dan ikut bergerak bersamanya. Cahaya suci berwarna hijau itu bersinar terang ketika Penggaris Ilahi raksasa itu muncul di depannya. Pada saat ini, situasi Buddha Tertinggi Shenyan terlihat tidak begitu baik.      

Penggaris Ilahi itu bukanlah Senjata Kekaisaran, melainkan senjata yang mengandung kekuatan yang mampu menguasai Jalur Agung, yang dapat digunakan di tempat yang berbeda-beda. Saat ini, Ye Futian tampaknya telah menyatu bersama kekuatan Penggaris Ilahi itu dengan sempurna.      

*Boom, Boom, Boom* Sebuah suara yang menakutkan bergema di udara. Di atas langit, bayangan penggaris-penggaris yang berukuran sangat besar itu terbang mendekat, dan setiap Penggaris Ilahi itu tampaknya mengandung kekuatan tertinggi di dalamnya, yaitu kekuatan hukum dari Jalur Surgawi.      

Buddha Tertinggi Shenyan merasa ada yang tidak beres. Dia ingin menyerang dengan pedang ilahi tersebut, namun dia mendapati bahwa kekuatan Pedang Ilahi Tianzhu masih ada di sana, menekan Senjata Kekaisaran miliknya dengan sekuat tenaga.      

"Shenyan, hari ini, aku akan mengirimmu ke alam baka atas nama Sekte Buddha." Begitu Ye Futian selesai berbicara, sebuah kekuatan yang tak tertandingi tiba-tiba meledak di sana. Banyak penggaris ilahi yang tak terhentikan itu tiba di atas Buddha Tertinggi Shenyan.      

Setiap penggaris itu mengandung tekanan mutlak di dalamnya, seolah-olah mereka hendak menekan segala sesuatu yang ada di dunia ini.      

Di sisi lain, Buddha Tertinggi Shenyan berteriak saat dia diserang dari depan dan belakang; dia telah terpojok.      

*Boom, Boom, Boom* Penggaris-penggaris yang berukuran sangat besar itu turun satu per satu, bahkan menekan rune-rune yang menghiasi kasaya Buddha tersebut. Buddha Tertinggi Shenyan mengerang kesakitan saat wajahnya tampak memucat. Beberapa Penggaris Ilahi telah menembus pertahanannya, menghancurkan bayangan-bayangan buddha yang mengelilinginya.      

*Brak* Disertai dengan suara ledakan yang keras, salah satu penggaris itu mendarat di tubuh Buddha Tertinggi Shenyan, dan dia pun memuntahkan darah dari mulutnya; wajahnya tampak pucat pasi.      

Dia menyatukan kedua tangannya saat Cahaya Buddha yang tak terbatas bersinar terang, sehingga penggaris itu tidak dapat menembus tubuhnya maupun pertahanan fisiknya. Kini dia menjelma menjadi satu sosok Buddha emas yang abadi dan tidak bisa dihancurkan.      

*Brak, Brak, Brak* Penggaris-penggaris itu dikerahkan ke bawah berulang kali, sehingga banyak rune yang ada di tubuh emas itu mulai retak. Sampai akhirnya, tubuh emas itu sendiri terbelah, dan darah keluar dari mulutnya.      

"Sudah waktunya bagimu untuk pergi dari dunia ini!" Ye Futian berkata sambil bergerak ke depan dengan membawa Penggaris Ilahi di tangannya. Penggaris Ilahi itu mengeluarkan cahaya suci tingkat tertinggi untuk menghancurkan semua jenis pertahanan saat mendarat di tubuh Buddha Tertinggi Shenyan. Kemudian, seperti sebilah pedang tajam, penggaris itu menembus tubuh emasnya. Pemandangan ini tampak mirip dengan momen ketika Penggaris Ilahi itu digunakan untuk menekan sang Kaisar Iblis.      

Tubuh emas itu sekarang hancur seutuhnya, dan Buddha Tertinggi Shenyan kembali ke tubuh fisiknya sendiri. Dia memandang Penggaris Ilahi di bagian bawah yang telah menusuk tubuhnya itu, dan ada keterkejutan serta ketakutan di kedua matanya. Apakah dia benar-benar akan mati dengan semudah ini?      

Hari ini, dia datang kemari untuk membunuh Ye Futian. Setelah menunggu begitu lama, hari ketika Ye Futian keluar dari Reruntuhan Mahoraga sehingga dia bisa dibunuh olehnya akhirnya telah tiba. Namun, Biksu Tertinggi Shenyan kini jadi bertanya-tanya, apakah tindakannya ini malah berujung pada ajalnya sendiri?      

"Pergilah."      

Ye Futian mengulangi apa yang dia katakan sebelumnya. Cahaya suci yang menyelimuti Penggaris Ilahi bersinar terang, dan tubuh emas itu pun hancur seketika. Tubuh Buddha Tertinggi Shenyan meledak menjadi bagian-bagian kecil, yang kemudian berubah menjadi debu dan menghilang tanpa jejak.      

Buddha Tertinggi Shenyan telah binasa!      

Semua orang yang menyaksikan pertempuran di atas langit itu tampak sangat terkejut. Meskipun ada jarak yang memisahkan mereka, namun pertempuran itu terlalu menakjubkan untuk diabaikan. Mereka semua melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Buddha Tertinggi Shenyan dibunuh, dan jantung mereka kini berdegup kencang.      

Ye Futian telah membunuh Buddha Tertinggi Shenyan. Sebrutal apakah kekuatan semacam ini?      

Satu sosok mendekati dewa dengan membawa Senjata Kekaisaran telah dibunuh oleh Ye Futian dengan begitu mudahnya. Siapa pun bisa membayangkan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini terhadap kultivator lainnya.      

Ye Futian menarik kembali auranya dan menatap pedang ilahi Buddha itu. Kemudian, dia memandang ke kejauhan dan berkata, "Buddha Tertinggi Shenyan memiliki iblis di dalam hatinya dan bertindak dengan agresif. Dia telah beberapa kali mencoba merenggut nyawaku sebelumnya, dan kini dia tidak memberiku pilihan selain membunuhnya. Pedang ini milik Sekte Buddha dan sudah seharusnya dikembalikan kepada pemiliknya yang sah."      

Dengan satu ayunan tangannya, pedang ilahi itu langsung terbang ke kejauhan. Di arah itu, seberkas Cahaya Buddha bersinar terang, membawa pedang ilahi Buddha tersebut. Sudah jelas, ada para kultivator Buddha di sana.      

Sebelumnya, ketika dia bertarung melawan Buddha Tertinggi Shenyan, ada banyak kultivator dari Sekte Buddha yang ikut mengamati jalannya pertempuran. Namun, mereka tidak menunjukkan diri dan membiarkan keduanya bertarung. Sudah jelas, Sekte Buddha juga berpendapat bahwa ini adalah masalah pribadi di antara keduanya.      

"Amitabha." Sebuah suara terdengar di sana, tetapi hanya itu kata-kata yang terdengar. Ye Futian membungkuk hormat dan menjawab, "Kalau begitu, aku akan pergi sekarang."      

Pada saat berikutnya, Ye Futian menghilang dan pergi meninggalkan tempat ini. Saat menyaksikan sosoknya yang menghilang, orang-orang di bagian bawah akan mengalami trauma untuk waktu yang sangat lama!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.