Legenda Futian

Misteri Dibalik Batu-Batu Ilahi



Misteri Dibalik Batu-Batu Ilahi

1Dalam sekejap mata, batu-batu ilahi yang melayang di udara itu telah tersapu bersih. Semua batu itu telah diambil oleh berbagai macam kultivator yang hadir di sana. Beberapa kultivator tampak mengeluarkan kekuatan Jalur Agung untuk menghentikan kultivator lain yang berusaha menjarah mereka, namun upaya itu tidak membuahkan hasil.       1

"Tidak ada lagi yang tersisa?" seseorang berseru. Sebelum banyak kultivator dapat bereaksi terhadap situasi tersebut, mereka mendapati bahwa semua batu ilahi itu telah diambil. Semua batu tersebut telah menghilang tanpa jejak.      

Selain itu, sebagian besar dari mereka tidak dapat mengetahui siapa yang telah menjarah batu-batu tersebut. Mereka hanya melihat sekilas dari proses keseluruhannya. Saat cahaya suci itu bersinar terang, batu-batu itu langsung dikuasai oleh berbagai pihak. Siapa pun yang mahir dalam kekuatan spasial kemungkinan besar akan merebut lebih banyak batu ilahi daripada yang lain.      

Dugu Wuxie mengambil cukup banyak batu ilahi dalam genggamannya. Hal yang sama juga berlaku pada Di Hao dan Donghuang Diyuan. Namun, semua ini bukanlah hal yang mengejutkan. Ada orang lain yang berhasil merebut batu ilahi dalam jumlah besar.      

Sosok itu adalah Ye Futian!      

Tatapan mata banyak kultivator kini mendarat pada Ye Futian. Bahkan sosok-sosok terkemuka dari pasukan-pasukan besar juga menatapnya. Pada saat ini, seberkas cahaya suci berwarna hijau zamrud bersinar terang, dan mereka bisa melihat batu-batu ilahi yang diselimuti oleh cahaya suci di sana. Batu-batu itu mengabaikan semua perlawanan dari kekuatan Jalur Agung lainnya dan menghilang dari tempat mereka berada.      

Tanpa ragu-ragu, semua batu itu telah diambil oleh Ye Futian.      

Dengan kekuatan dari Penggaris Ilahi, tampaknya segala sesuatunya bisa dilakukan oleh Ye Futian.     

"Saudara Ye, kau telah mengambil batu ilahi itu dalam jumlah banyak, bukan?" Di Hao bertanya pada Ye Futian sambil memandangnya.     

Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Di Hao. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Kau juga telah mengambil beberapa batu ilahi tersebut. Orang-orang yang memiliki keunggulan akan mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan. Apakah kau keberatan dengan hal tersebut?"      

Di Hao mewakili pasukan dari Dunia Manusia dalam perjalanan mereka kemari. Saat ini, di reruntuhan yang luas ini, Ye Futian memimpin para kultivator dari Pecahan Ziwei, sementara Yu Sheng memimpin para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis. Mereka jelas tidak lebih lemah dari Dunia Manusia. Jika mereka semua berperang di sini, justru pasukan dari Dunia Manusia yang akan dirugikan.      

Selain itu, masih ada Ye Qingyao, sang Malaikat Maut dari Istana Kegelapan. Dia sudah mengambil sikap tentang siapa yang akan menjadi sekutunya.      

"Tentu saja, sama seperti apa yang kau katakan—orang-orang yang memiliki keunggulan akan mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan. Aku hanya merasa terkesan," jawab Di Hao sambil tersenyum. Dia memandang ke arah Ye Futian dan Yu Sheng. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa menyerang Ye Futian di benua kuno ini.      

Dengan mengesampingkan bawahan Ye Futian dan sekutunya, bahkan dia sendiri memiliki kemampuan yang luar biasa.      

"Kalau begitu, sampai jumpa," ujar Ye Futian. Dia memandang reruntuhan itu untuk terakhir kalinya. Istana Langt Kuno kini tidak memiliki harta karun yang berharga di dalamnya. Ji Wudao telah menghancurkan sebagian besar di antaranya, sementara kultivator lainnya telah mengambil semua yang tersisa di sana.      

Istana Langit Kuno kini telah berubah menjadi reruntuhan seutuhnya. Mungkin masih ada ajaran dan harta karun yang tersisa di reruntuhan lain. Namun, di wilayah dimana Istana Surgawi berada, satu-satunya yang tersisa di sana hanyalah reruntuhan ini.      

"Ayo kita pergi," Yu Sheng memberi perintah. Dia juga pergi bersama para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis. Dalam sekejap mata, para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Istana Kekaisaran Iblis telah menghilang dari wilayah ini.      

Para kultivator di sekitarnya menyaksikan mereka pergi. Beberapa dari mereka tergoda untuk menyerang Ye Futian, namun tidak ada yang berani merealisasikan pemikiran mereka itu.      

Saat ini, terlalu sulit bagi mereka untuk menyerang Ye Futian.      

Salah perhitungan dalam tindakan mereka akan menempatkan mereka dalam krisis antara hidup dan mati.      

Setelah Ye Futian dan Yu Sheng pergi, pasukan tingkat Kaisar Agung lainnya perlahan-lahan membubarkan diri. Misi mereka kali ini bisa dibilang telah gagal. Istana Langit Kuno telah dihancurkan oleh Ji Wudao, dan semua patung dewa di dalamnya telah hancur berkeping-keping.      

Satu-satunya hasil rampasan yang mereka dapatkan adalah batu-batu ilahi. Namun, tidak ada yang tahu rahasia apa yang tersembunyi di dalam batu-batu itu untuk saat ini. Nilai dari batu-batu itu masih belum bisa dipastikan.      

Berbagai macam pasukan itu sangat ingin kembali ke markas mereka masing-masing dan mengungkap misteri di balik batu ilahi tersebut.      

Ye Futian dan sekutunya kini kembali ke reruntuhan Mahoraga. Yu Sheng juga mengikuti mereka kemari. Kemudian, dia memerintahkan para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis untuk pergi lebih dulu. Hubungannya dengan Ye Futian sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, Yu Sheng tahu bahwa banyak kultivator di Istana Kekaisaran Iblis memiliki keraguan terhadap Ye Futian sejak dia mengambil Penggaris Ilahi di reruntuhan Karura.      

Namun, meski demikian, Yu Sheng saat ini dapat menekan para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis untuk mencegah anggotanya berselisih dengan Ye Futian.      

Di wilayah inti dari reruntuhan Mahoraga, para kultivator yang tidak pergi ke Istana Langit Kuno bersama Ye Futian masih berlatih keras di sana. Mereka memfokuskan diri dalam meditasi mereka dan tidak terganggu oleh apa pun di sekitar mereka.      

Saat ini, kelompok Ye Futian tiba di satu tempat. Kemudian, dia mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, banyak batu ilahi muncul secara bersamaan, melayang di udara. Tidak ada jejak aura Jalur Agung yang tersisa pada batu-batu ilahi ini. Mereka tampak seperti batu biasa. Maka dari itu, tidak heran jika Ji Wudao tidak mampu menemukannya.      

Kalau tidak, dia pasti akan mengambil semua batu itu sebelum dia pergi. Dia tidak akan menyisakannya untuk orang lain.      

Bahkan para kultivator di tingkat mendekati dewa tidak dapat memberikan dampak apa pun pada batu-batu ilahi tersebut.      

Ye Futian tampak berpikir sejenak dan kemudian menunjuk ke arah salah satu batu ilahi. Serangan-serangan yang mengerikan mendarat di batu tersebut, menghempaskannya ke belakang. Namun, batu itu tetap tidak tergores sedikitpun. Ye Futian tidak tahu benda ilahi macam apa itu.      

"Sebenarnya rahasia apa yang terkandung dalam huruf-huruf ini?" ujar Yu Sheng sambil menatap batu-batu ilahi yang melayang di udara. Kesamaan di antara batu-batu ilahi ini adalah, masing-masing batu ini memiliki satu huruf yang diukir di permukaannya. Namun, setiap huruf itu berbeda satu sama lain.      

"Xing (berjalan)," Yu Sheng membaca huruf yang terukir di salah satu batu ilahi itu saat dia menatapnya.      

"Zang—harta karun."      

"Jian—pedang."      

"Shou—tangan."      

"Kong—ruang dan waktu."      

Setiap huruf itu berbeda-beda, tanpa ada duplikat di batu lainnya.      

Ye Futian juga menatap huruf-huruf yang terukir di batu-batu ilahi tersebut. Jiwa spiritual miliknya telah menyelimuti mereka. Sebuah aura berwarna hijau zamrud mengalir di sekitar batu-batu ilahi itu. Dia menggunakan kemampuan sensoriknya yang paling kuat untuk memahami misteri di balik batu-batu tersebut.      

Namun, dia masih tidak bisa merasakan keberadaan aura di dalamnya.      

Mungkinkah batu-batu ilahi ini hanya sekedar 'sangat kokoh'?      

Mungkinkah mereka tidak memiliki kegunaan lain?      

Namun, jika benar demikian, kenapa huruf-huruf itu terukir di permukaannya?      

"Xing," gumam Ye Futian saat dia memandang salah satu huruf itu.      

Kekuatan Jalur Agung di tubuhnya kini bergerak menuju salah satu batu ilahi. Lingkaran-lingkaran cahaya suci berwarna hijau zamrud mengelilinginya.      

*Sriiing* Lingkaran-lingkaran cahaya suci berwarna hijau zamrud itu kini berubah menjadi sebuah kekuatan hukum yang dahsyat. Kekuatan itu bergabung menjadi huruf 'xing' dan mengitarinya. Kemudian, para kultivator yang hadir di sana melihat sisi kiri dari huruf itu bersinar dan memancarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci yang menakjubkan.      

"Huruf itu merespon," para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei berseru saat mereka menyipitkan mata masing-masing. Sudah jelas, Ye Futian juga melihat perubahan tersebut. Auranya mengendalikan kekuatan Jalur Agung miliknya untuk terus menelusuri sisi kanan huruf tersebut. Tidak lama kemudian, kedua sisi huruf itu pun bersinar terang.      

Di bawah lingkaran cahaya suci berwarna hijau zamrud itu, huruf 'xing' itu tiba-tiba memancarkan cahaya suci yang tak tertandingi dan terus menyebar keluar. Ada sebuah aura yang sangat menakjubkan berasal dari batu ilahi tersebut. Hal ini langsung menarik perhatian semua kultivator yang berada di sana.      

Rahasia apa yang terkandung di dalam huruf ini?      

Ye Futian langsung mengungkap rahasia di balik huruf itu dengan paksa.      

Pada saat huruf 'xing' itu bersinar, huruf 'xing' yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar dari batu ilahi tersebut. Mereka langsung menghalangi langit, dan cahaya yang mereka pancakan menutupi seluruh tempat. Huruf itu keluar dari permukaan batu itu dan membesar tanpa henti. Ukurannya kini menjadi sangat besar hingga menutupi langit.      

Setelah tumbuh berkali-kali lebih besar, para kultivator dibuat takjub saat mendapati bahwa satu sosok ilusi telah muncul di tengah-tengah huruf 'xing' raksasa itu.      

Seseorang sepertinya sedang duduk bersila dan berkultivasi di sana!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.