Legenda Futian

Batu-Batu Ilahi



Batu-Batu Ilahi

0"Ada tulisan lainnya di sini!" sebuah suara terdengar di kejauhan.      
0

Hal ini membuat para kultivator yang berada di sana tampak terkejut. Mereka pun memandang ke arah reruntuhan dari Istana Surgawi.      

Tempat dimana Istana Surgawi pernah berdiri sekarang sudah menjadi sebuah reruntuhan. Hanya pilar-pilar dan dinding yang runtuh yang tersisa di sana. Puing-puing raksasa menumpuk dimana-mana. Istana Surgawi kuno tersebut tampaknya sudah lama terkubur di bawah semua puing-puing ini.      

Namun, seseorang membalik sebuah batu dan melihat ada tulisan yang terukir di permukaannya.      

Ada cukup banyak orang yang menjelajahi reruntuhan di area tersebut. Mereka mendapati bahwa, memang ada banyak batu yang memiliki tulisan di permukaannya di sana. Namun, tulisan-tulisan itu tidak ditinggalkan oleh pengunjung sebelum mereka. Sebaliknya, semua itu lebih mirip seperti tulisan yang awalnya diukir di dinding-dinding dari Istana Surgawi.      

"Ada beberapa tulisan lainnya di sini," seorang kultivator melaporkan dari arah lain.      

Sementara itu, kultivator lainnya berspekulasi, "Mungkinkah tulisan-tulisan itu merupakan bagian dari ukiran yang awalnya ada di dinding-dinding dari Istana Surgawi?"      

"Mungkinkah itu sebenarnya adalah bagian dari gulungan atau teknik bela diri?" sosok lainnya menebak-nebak. Lagipula, tempat dimana mereka berada saat ini adalah Istana Langit Kuno dari zaman kuno. Meskipun bangunan dan patung-patung dewa di dalamnya telah hancur, mungkin masih ada hal lain yang tertinggal di sini, bukan?      

Semua sosok terkemuka itu bergerak menuju batu-batu raksasa yang ada di sana dan memeriksanya. Mereka mengamati tulisan-tulisan itu dengan jiwa spiritual mereka. Namun, mereka tidak menemukan keanehan apa pun darinya. Semua itu sepertinya hanya kata-kata biasa.      

*Brak* Tiba-tiba, sebuah suara yang keras bisa terdengar di sana. Di Hao mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, sebuah kekuatan Jalur Agung yang mengerikan menyelimuti seluruh penjuru reruntuhan. Segala sesuatu yang ada di reruntuhan tersebut naik ke atas langit. Pecahan batu dan dinding yang runtuh semuanya melayang di udara, memenuhi semua tempat.      

Ada terlalu banyak puing-puing di sana. Sekarang, mereka semua melayang karena aura spasial yang dikeluarkan oleh Di Hao. Karena itulah, semua orang kini mampu mengidentifikasi semua batu yang memiliki tulisan di permukaannya dalam waktu singkat.      

Saat ini, sinar-sinar cahaya suci spasial ditembakkan oleh berbagai macam kultivator. Puing-puing yang tidak memiliki tulisan di permukaannya langsung ditembak oleh cahaya suci tersebut dan berubah menjadi debu. Hanya batu-batu yang memiliki tulisan di permukaannya yang dibiarkan melayang di udara.      

Jika ada sesuatu yang berharga di sini, kemungkinan besar mereka telah dikuasai oleh Ji Wudao dan para kultivator dari Dunia Langit. Namun, karena para kultivator ini memiliki kecurigaan terhadap batu-batu tersebut, maka tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan. Mereka tidak berharap bahwa mereka dapat menemukan apa pun. Namun meski demikian, relatif mudah bagi mereka untuk memeriksa batu-batu itu dengan lebih teliti.      

Kerumunan kultivator kini menatap batu-batu yang melayang di udara itu. Rune-rune yang terukir di sana tampak berantakan. Banyak dari mereka kemungkinan besar sudah hancur. Bahkan jika ada sesuatu yang tertinggal di sana, kondisinya tidak akan sempurna. Akan sulit untuk menemukan apa pun di tempat tersebut.      

"Semuanya, apakah kalian menemukan sesuatu?" Di Hao bertanya pada para kultivator dari berbagai macam pasukan. Temperamennya tampak sangat luar biasa. Sepertinya dia tidak keberatan untuk berbagi reruntuhan ini dengan semua orang, dimana saat ini, mereka sedang menyelidiki misteri di balik tulisan-tulisan ini bersama-sama.      

Para kultivator itu menatap ke arah yang sama, dan seseorang pun berkata, "Bahkan jika ada gulungan-gulungan misterius dan teknik rahasia yang ditinggalkan oleh Istana Langit Kuno, kemungkinan besar mereka juga telah rusak. Mustahil bagi kita untuk memperbaikinya."      

Banyak orang mengangguk setuju. Mereka juga tidak dapat menemukan apa pun di sini. Meskipun mereka telah menghilangkan semua batu yang tidak memiliki tulisan di permukaannya, mereka masih tidak dapat menemukan sesuatu yang luar biasa di tempat ini.      

"Hmm," jawab Di Hao sambil menganggukkan kepalanya. Namun, pada saat ini, seseorang di antara kerumunan tiba-tiba melancarkan serangan. Sinar cahaya suci dari Jalur Agung yang tak terhitung jumlahnya langsung melesat ke arah batu-batu yang melayang di udara. Suara gemuruh yang keras bisa terdengar di sana, dan banyak bongkahan batu raksasa hancur menjadi debu.      

Di Hao berbalik untuk memandang orang itu dan baru saja akan berbicara ketika pemandangan yang ada di depannya itu membuatnya terkejut. Bukan hanya dia; banyak orang juga menyipitkan mata masing-masing saat mereka menatap batu-batu yang melayang di atas langit itu.      

Banyak dari batu-batu itu tidak rusak!      

Kekuatan Jalur Agung bahkan tidak mampu menghancurkan mereka.      

"Apa-apaan ini?" banyak orang berseru.      

Para kultivator itu menatap bebatuan yang tersisa di atas langit. Mereka mendapati bahwa batu-batu yang tersisa semuanya memiliki satu huruf di permukaannya. Huruf-huruf itu tampaknya tidak berhubungan satu sama lain, namun kekuatan Jalur Agung bahkan tidak mampu menghancurkan mereka. Apa artinya ini?      

Itu berarti batu-batu ini bukanlah bebatuan biasa.      

Di Hao memberi perintah dari dalam pikirannya, dan sinar-sinar cahaya suci kembali ditembakkan dan mengenai batu-batu ini. Namun, pemandangan yang sama muncul kembali. Meskipun batu-batu itu berhasil dihempaskan, mereka tetap tidak hancur. Batu-batu itu sangat kokoh. Hanya dari kekokohannya saja, dapat terlihat dengan jelas bahwa itu bukanlah bebatuan biasa.      

Di Hao saat ini berada di tingkat mendekati dewa. Namun, serangan darinya sekalipun tidak bisa menghancurkan batu-batu ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa batu-batu itu dapat menahan serangan para kultivator di tingkat mendekati dewa.      

Namun, kenapa aura spiritual mereka tidak bisa merasakan aura yang berasal dari bebatuan ini? Hal ini mengakibatkan keberadaan batu-batu ini terabaikan dan terkubur bersama puing-puing reruntuhan ini. Dengan demikian, tidak ada yang bisa menemukan mereka.      

Untuk beberapa saat, semua orang menatap batu-batu yang melayang di udara tersebut, dan area yang luas itu tiba-tiba menjadi sunyi. Banyak orang melayang di udara, sementara banyak pula yang berdiri di puncak tangga langit saat mereka menatap ke depan. Suasana di tempat ini sekarang menjadi serius.      

"Batu-batu ini sepertinya mengandung beberapa misteri di dalamnya," ujar Di Hao di area yang sunyi itu. Namun, tatapannya masih tertuju ke bagian depan. Dia tentu saja bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini.      

Jika batu-batu ini bukanlah bebatuan biasa, mungkin itu adalah harta karun yang tersembunyi di dalam Istana Langit Kuno. Meskipun para kultivator itu tidak mengetahui batu macam apa ini sekarang, namun mereka pasti ingin memperebutkannya.      

Melihat tidak ada seorang pun di antara kerumunan kultivator itu yang berbicara, Di Hao pun melanjutkan kata-katanya, "Semuanya, kita datang kemari bersama-sama. Karena kita semua telah menemukan batu-batu ini, bagaimana kalau kita mengambil batu-batu di tempat kita berdiri untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah? Siapa pun yang mampu mengambil batu-batu itu harus menjaganya dengan baik. Bagaimana menurut kalian?"      

Kerumunan kultivator itu mengungkapkan ekspresi aneh di wajah masing-masing. Jika mereka semua mencoba mengambil batu-batu itu dari tempat mereka berdiri, maka tidak bisa dipastikan siapa yang bisa mendapatkan batu-batu tersebut.      

Namun, kekuatan Jalur Agung milik Di Hao sudah menyelimuti bebatuan ini. Hal yang perlu dia lakukan hanyalah memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dia bisa langsung merebut batu-batu itu dengan kekuatan Jalur Agung miliknya. Para kultivator itu berspekulasi bahwa dia sudah memegang kendali atas situasi ini. Jadi dia berani mengajukan saran seperti itu.      

"Aku setuju," Dugu Wuxie mendukung usulan tersebut, dimana dia berasal dari Dunia Empty Divine. Dia menguasai Jalur Agung Spasial dan merupakan sosok yang sangat kuat. Jika mereka ingin merebut batu-batu itu dengan kekuatan spasial dari Jalur Agung, dia yakin bahwa dia bisa merebut sebagian besar dari batu-batu tersebut.      

"Memangnya akan ada perbedaan jika kita melakukan hal tersebut?" Donghuang Diyuan membalas dengan nada dingin. Bahkan jika mereka setuju untuk mengumpulkan batu-batu itu dari tempat mereka berdiri sekarang, para kultivator kemungkinan besar masih akan saling menyerang untuk mendapatkan batu tambahan. Mustahil bagi mereka untuk menggunakan jalan damai.      

Pada saat ini, para kultivator dari berbagai macam pasukan, terutama pasukan tingkat Kaisar Agung, semuanya telah mengeluarkan aura Jalur Agung masing-masing untuk menyelimuti beberapa batu yang ada di sana. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan sebaik ini untuk menjarah harta karun dari Istana Langit Kuno.      

Pada saat kritis seperti ini, jika ada seseorang yang mengambil tindakan terlebih dahulu, kemungkinan besar mereka akan bisa mengantongi batu-batu ini secara langsung.      

Namun, tidak ada yang berani menjarah semua batu tersebut. Mereka tidak mampu melakukannya.      

Untaian aura tampak mengelilingi bebatuan tersebut. Aura-aura itu tampak menguat, dan berbagai macam aura dari Jalur Agung itu tampak bersaing satu sama lain di udara. Akibatnya, guncangan Jalur Agung terbentuk di sana, dan bebatuan itu terus menerus bergetar.      

*Boom* Akhirnya, seseorang mengambil langkah pertama untuk menjarah batu-batu tersebut. Cahaya suci spasial tampak mengitari bebatuan itu, dan mereka menghilang dalam sekejap. Perburuan ini telah dimulai.      

Aura-aua yang mengerikan meledak dari berbagai arah. Beberapa kultivator menggunakan telapak tangan raksasa untuk mengambil batu-batu itu dari kejauhan, sementara beberapa kultivator melesat ke depan untuk mengambil apa pun yang ada di hadapan mereka.      

Cahaya suci berwarna hijau yang menakjubkan saat ini bersinar dari tubuh Ye Futian. Cahaya itu menyelimuti banyak batu di sekelilingnya. Dia memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, batu-batu itu menghilang dari tempatnya. Tidak ada kekuatan Jalur Agung yang bisa menghentikannya untuk menghisap batu-batu itu ke dalam Istana Kehidupan miliknya.      

Namun, Ye Futian tidak serakah. Dia hanya mengambil sekitar sepertiga dari jumlah total batu-batu tersebut, sehingga masih menyisakan banyak batu untuk kultivator lainnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.