Legenda Futian

Perbincangan Dengan Dewa-Dewa Kuno



Perbincangan Dengan Dewa-Dewa Kuno

2"Kekuatan macam apa ini?" Para kultivator dari Klan Dewa Kuno bertanya-tanya saat mereka menatap Ye Futian. Kekuatan yang dikeluarkan dari penggaris biasa itu begitu besar sehingga Kekuatan Ilahi Wilayah Vajra berhasil ditekan, dan area Jalur Agung yang dibentuknya mampu ditembus secara paksa.      
2

Apakah Ye Futian telah mendapatkan warisan dari Kaisar Agung lainnya?!      

Sudah jelas, ini adalah kekuatan yang diperoleh dari reruntuhan lainnya, karena Ye Futian sebelumnya tidak memiliki kemampuan ini. Setelah beberapa tahun berlalu, rupaya dia juga menjadi semakin kuat.      

Ye Futian mengabaikan spekulasi yang dibuat oleh semua orang. Saat ini, dia muncul di atas para kultivator dari Wilayah Vajra. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, dia membuka sebuah gerbang surgawi. Di atas langit, aura dari hukum Jalur Agung yang menakutkan tampak berputar-putar, seolah-olah seluruh penjuru dunia telah berubah menjadi Jalur Agung yang berada di bawah kendali Ye Futian.      

Ye Futian bertanggung jawab atas hukum Jalur Agung yang ada di area ini.      

Langit pun terbuka dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Hukum Jalur Agung mengalir dari atas langit dan menarik perhatian semua kultivator yang berada di kejauhan. Jantung mereka berdegup kencang ketika mereka menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dan aneh di depan mereka ini.      

"Itu adalah...Ye Futian!"      

Banyak kultivator mengenali Ye Futian, dan tubuh mereka pun gemetar ketika mereka melihat apa yang sedang terjadi saat ini. Belum lama ini, mereka telah menyaksikan pertempuran yang menakjubkan antara beberapa kultivator di tingkat puncak. Pertempuran antara Donghuang Diyuan dan Ji Wudao, khususnya, adalah sebuah pertempuran yang sangat penting. Itu adalah pertempuran antara penerus dari Dunia Langit dan penerus dari Prefektur Ilahi.      

Mereka adalah sosok-sosok terkemuka yang memiliki kesempatan untuk melangkah ke jalur untuk menjadi seorang Kaisar Agung di masa depan.      

Setelah pertempuran itu berakhir, dunia akhirnya menyadari bahwa penerus dari Dunia Langit itu sangatlah menakutkan, sehingga banyak dari mereka lupa bahwa, dalam periode waktu sebelumnya, baik itu di Prefektur Ilahi maupun Dunia Asal, ada sosok menakjubkan lainnya yang bernama Ye Futian.      

Jika dibandingkan dengan Ji Wudao dan Donghuang Diyuan, tampaknya Ye Futian, yang merupakan kultivator jenius yang tak ada duanya, telah dibayangi oleh keduanya. Tampaknya dia telah kehilangan kehebatannya di depan keduanya dan hanya bisa berdiri di bagian bawah untuk menyaksikan mereka berdua bertempur.      

Namun, pada saat ini, mereka melihat Ye Futian kembali mengambil tindakan. Kekuatan putra kebanggaan yang telah memimpin Istana Kekaisaran Ziwei untuk merebut reruntuhan Moharaga—salah satu anggota dari Delapan Legiun—ini telah meningkat setelah menghabiskan beberapa tahun untuk berkultivasi. Bahkan sepertinya dia sudah mendekati tingkat setengah dewa.      

Hal ini juga menunjukkan bahwa Ye Futian akan secara resmi menapaki jalur untuk menjadi seorang Kaisar Agung. Tapi dia, sama seperti yang lain, baru berada di titik awal dari perjalanan panjang ini.      

Saat langit terbuka, sebuah penggaris ilahi muncul di atasnya. Tubuh Ye Futian bermandikan dalam cahaya suci, yang membuatnya tampak mirip dengan seorang dewa dari langit. Penggaris ilahi itu melayang di depannya, dan cahaya suci yang dipancarkan darinya tampaknya mampu menghancurkan segalanya.      

Para kultivator dari beberapa Klan Dewa Kuno telah merasakan kengerian yang dipancarkan dari penggaris ilahi ini. Mereka tidak bisa merasakan aura Jalur Agung dengan elemen tertentu darinya, tetapi penggaris ilahi itu sendiri tampaknya mewakili hukum Jalur Agung dan dapat menjelma menjadi semua jenis kekuatan Jalur Agung yang diinginkannya.      

Tatapan mata Pemimpin Wilayah Vajra menjadi muram saat dia menatap ke atas langit. Dia tidak menyangka bahwa Ye Futian akan menjadi lebih kuat setelah dia tidak pernah bertemu dengannya selama bertahun-tahun. Ye Futian telah berkultivasi sedemikian rupa sehingga dengan munculnya penggaris ilahi itu, Pemimpin Wilayah Vajra bisa merasakan bahaya yang mengancamnya.      

*Klang* Sebuah suara yang keras terdengar di sana, dan Pemimpin Wilayah Vajra menyatukan kedua tangannya. Dalam sekejap, cahaya berwarna emas menyelimuti area yang luas dengan cakupan ribuan mil jauhnya. Bahkan para kultivator yang berada di kejauhan bisa mendeteksi cahaya emas yang bersinar ke segala arah itu.      

Selain itu, ada pula Kekuatan Ilahi Wilayah Vajra di dalam cahaya suci berwarna emas ini.      

Di belakang Pemimpin Wilayah Vajra, telah terbentuk satu sosok raksasa di sana; seolah-olah dewa kuno dari Wilayah Vajra itu dikelilingi oleh cahaya emas dengan lingkup bermil-mil jauhnya. Dewa kuno dari Wilayah Vajra ini terlihat sangat menyilaukan, seolah-olah tubuhnya terbuat dari emas murni. Ketika kekuatan ilahi beredar di sekelilingnya, penampilannya tampak seperti tubuh abadi yang tidak bisa dihancurkan.      

Di tubuh dewa kuno dari Wilayah Vajra ini, semua orang samar-samar bisa merasakan untaian aura kaisar agung yang terkandung di dalam kekuatan ilahi yang mengalir tersebut.      

Ye Futian mengulurkan tangannya. Tiba-tiba, seberkas cahaya suci yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya dan mengalir ke dalam penggaris ilahi di tangannya. Sementara itu di atas langit, kekuatan Jalur Agung menimpa mereka, dan sebuah badai dari Jalur Agung yang mengerikan mulai bergejolak di sana.      

"Bunuh dia!" Tatapan mata Ye Futian kini menjadi lebih tajam dari sebelumnya saat dia mengamati area di bawahnya. Dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Pemimpin Wilayah Vajra. Tiba-tiba, seberkas cahaya yang tak tertandingi menembus ruang hampa dan melesat ke bawah; cahaya suci tersebut mengoyak segala sesuatu yang menghalangi jalannya.      

*Klang* Suara keras lainnya kembali terdengar, dan cahaya suci dari Jalur Agung yang beredar di sekitar dewa kuno Vajra itu menjadi sangat mengerikan. Segel Ilahi Vajra yang berukuran sangat besar dan tak tertandingi dikerahkan menuju penggaris ilahi yang semakin mendekat. Untuk beberapa saat, tampaknya segalanya menjadi kacau, dan semuanya telah dihancurkan.      

Penggaris ilahi dan Segel Ilahi Vajra itu akhirnya bertabrakan di udara, dan suara keras lainnya bergema di udara, menghantam gendang telinga semua orang. Di bawah Kekuatan Ilahi Wilayah Vajra, segel ilahi tersebut memiliki rune-rune Jalur Agung yang mengalir di dalamnya dan memancarkan cahaya suci yang tak tertandingi.      

Meski begitu, di bawah serangan yang menakutkan itu, banyak titik cahaya berwarna emas bermunculan, dan penggaris ilahi itu mulai menerobos sedikit demi sedikit, hingga akhirnya penggaris tersebut berhasil menembus Segel Ilahi Vajra yang berukuran sangat besar itu.      

Di antara tangan dewa kuno raksasa itu, bayangan segel ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar, kembali bergerak menuju penggaris ilahi itu tanpa henti. Pada akhirnya, segel-segel itu mampu menghentikan momentum dari penggaris ilahi tersebut.      

Serangan yang begitu dahsyat membuat semua orang yang melihatnya gemetar ketakutan. Bahkan mereka yang menyaksikan pertempuran itu dari kejauhan juga ikut terkejut.      

Apakah serangan Ye Futian benar-benar menjadi semengerikan itu?      

Pemimpin Wilayah Vajra, sebagai sosok yang bertanggung jawab atas Wilayah Vajra, yang merupakan bagian dari Klan Dewa Kuno, telah ditekan oleh Ye Futian meskipun dia telah menggunakan aura Kaisar Agung.      

Para kultivator dari Klan Dewa Kuno lainnya tidak berani ikut campur. Mereka sangat waspada terhadap penggaris ilahi dari sebelumnya dan dikejutkan oleh kekuatan yang ditunjukkan oleh Ye Futian. Untuk saat ini, mereka memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan situasi.      

"Hati-hati." Pemimpin Wilayah Vajra tiba-tiba memperingatkan mereka. Sosok Ye Futian menghilang dari udara tanpa ada peringatan apa pun.      

Kekuatan Ilahi Vajra miliknya kembali dikeluarkan, hingga menyelimuti semua kultivator dari Wilayah Vajra di belakangnya, tetapi semuanya sudah terlambat. Pada saat Ye Futian kembali ke tempatnya, beberapa kultivator dari Wilayah Vajra telah binasa. Tubuh mereka tertusuk oleh cahaya dari penggaris itu, yang membunuh mereka seketika.      

"Sepertinya kau telah melupakan pelajaran yang kau terima di masa lalu; ini adalah peringatan untuk kalian semua," ujar Ye Futian. Dia berdiri di atas langit dengan bermandikan cahaya suci saat dia mengamati mereka yang berada di bagian bawah. "Jika aku melakukan pembantaian tanpa menahan diri, berapa banyak dari kalian yang bisa menghentikanku?"      

Selain beberapa kultivator tingkat atas, berapa banyak anggota dari Klan Dewa Kuno yang bisa menghentikan pembantaiannya?      

Terlebih lagi, teknik Vajra Dominion tidak dapat menahan pergerakan Ye Futian, jadi siapa lagi yang bisa membatasi Buddha's Celerity miliknya?      

Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa melakukannya. Kala itu, semua Klan Dewa Kuno utama telah bekerja sama untuk menantang Pecahan Ziwei. Namun, Buddha's Celerity dan aura Ziwei Agung adalah alasan utama yang membuat mereka tidak punya pilihan selain menyerah.      

Tapi sekarang, mereka sepertinya telah melupakan semua yang telah terjadi kala itu.      

Dengan kata lain, mereka berpikir bahwa, selama mereka dapat membatasi pergerakannya, mereka mungkin dapat mengakhiri nyawa Ye Futian.      

Beberapa saat yang lalu, mereka bahkan mengancam akan membunuh Ye Futian terlebih dahulu, lalu mengincar reruntuhan Mahoraga dan membunuh semua orang di dalamnya.      

Namun dalam sekejap mata, Ye Futian membangunkan mereka dari mimpi bodoh mereka itu.      

Aura beberapa kultivator kuat dari Klan Dewa Kuno terpancar keluar, dan ada cahaya kaisar yang mengalir di sekitar mereka. Namun, pada saat ini, sebuah suara terdengar di dalam benak Pemimpin Wilayah Vajra, "Mundur."      

Tatapan mata Pemimpin Wilayah Vajra pun menajam; tampaknya sang leluhur memiliki beberapa kekhawatiran tentang hal ini.      

Apakah Ye Futian benar-benar bisa menjadi ancaman bagi mereka?      

Ekspresi Ye Futian tampak serius saat dia mengamati sosok Pemimpin Wilayah Vajra dengan seksama. Tepat pada saat ini, dia bisa merasakan sebuah aura dengan jelas, tapi itu bukanlah aura dari Pemimpin Wilayah Vajra. Dia menduga bahwa itu mungkin adalah aura Kaisar Agung.      

Namun, sosok-sosok lain ini mungkin belum sepenuhnya terbangun, jadi mustahil bagi mereka untuk bisa menggunakan kekuatan sejati dari Pemimpin Wilayah Vajra. Jika mereka melakukan pengambilalihan seperti yang dilakukan oleh Tianyan Agung, yang mencoba memanfaatkan kekuatan Wang Xiao, hal itu akan sangat menakutkan.      

Sudah jelas, para Kaisar Agung dari Klan Dewa Kuno ini belum mencapai tahap ini. Mereka ingin dihidupkan kembali oleh kekuatan reruntuhan ilahi, yang berarti mereka tidak ingin mengambil risiko apa pun.      

Dahulu, para leluhur dari Klan Haotian telah berbicara tentang hal semacam ini sebelumnya.      

"Dewa-dewa kuno!" Ye Futian bergumam sambil memandang Pemimpin Wilayah Vajra.      

Sebuah aura terpancar dari tubuh Pemimpin Wilayah Vajra, dan Ye Futian merasa bahwa seseorang sedang menatapnya.      

"Kekuatan macam apa yang kau gunakan sebelumnya?" Pemimpin Wilayah Vajra mengajukan pertanyaan, tetapi Ye Futian tahu bahwa Pemimpin Wilayah Vajra bukanlah sosok yang baru saja berbicara. Itu adalah dewa-dewa kuno yang ada di dalam dirinya.      

Mereka telah menyadari adanya kekuatan khusus di dalam penggaris ilahi tersebut. Penggaris ilahi itu mengandung kekuatan Jalur Surgawi di dalamnya, dan itulah alasan kenapa dia mampu menekan Kekuatan Ilahi Vajra.      

"Dewa-dewa kuno yang telah binasa mencoba muncul kembali di dunia ini, ketika kekuatan ilahi kalian dipulihkan, aku masih bisa mengalahkan kalian!" Ye Futian berkata sambil menatap tajam ke arah Pemimpin Wilayah Vajra, tanpa menanggapi pertanyaannya. Pemimpin Wilayah Vajra hanya membalas tatapan Ye Futian.      

Dulu, Ye Futian pernah mengatakan hal yang sama pada leluhur Klan Haotian, namun apakah para dewa kuno yang telah binasa itu bisa diancam dengan begitu mudahnya?      

"Sekarang setelah dunia agung terbuka, dan para dewa muncul kembali di dunia ini, hari dimana aku kembali akan menjadi hari kematianmu," ujar Pemimpin Wilayah Vajra kepada Ye Futian; nada bicaranya terdengar sangat mengintimidasi. Karena mereka telah mengabaikan sopan santun di antara mereka, maka tidak ada gunanya berpura-pura.      

"Kalau begitu, aku akan menunggu datangnya hari itu." Tatapan mata Ye Futian tertuju pada pria itu, lalu dia berjalan pergi meninggalkan tempat ini.      

Mereka berdua tahu bahwa, jika mereka bertarung dengan mempertaruhkan nyawa mereka sekarang, tidak ada yang tahu siapa yang akan hidup atau siapa yang akan mati. Karena itulah, hingga waktunya tiba, mereka akan terus berkultivasi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.