Legenda Futian

Bantuan



Bantuan

0"Tongchan." Seseorang angkat bicara, dan itu adalah Buddha Tertinggi Wutian. Dia menyatukan telapak tangannya dan menatap Buddha Tertinggi Tongchan dengan seksama. "Kau memiliki sebuah ambisi di dalam hatimu."     
0

"Apa maksud dari ucapanmu itu, Buddha Tertinggi Wutian?" Buddha Tertinggi Tongchan mengerutkan kening dan menjawab dengan nada dingin.     

"Saudara Ye tidak bermaksud untuk menyinggung siapa pun. Ketika dia mengkultivasi ajaran Buddha bersama kita, dia selalu berkultivasi dengan sangat serius, yang menjadi alasan bagaimana dia mendapatkan pencapaian yang begitu tinggi dalam ajaran Buddha. Dia tidak pernah menghina ajaran Buddha dengan alasan apa pun. Adapun saudara-saudara juniormu, kejatuhan mereka disebabkan oleh keserakahan mereka sendiri. Mereka mendambakan hal-hal yang dimiliki oleh Ye Futian, dan kematian mereka adalah konsekuensinya dan tidak dapat dikaitkan dengan orang lain. Jadi, kenapa kau tidak bisa merelakan masalah ini?"     

Ketika Buddha Tertinggi Wutian berbicara, Cahaya Buddha bersinar terang di sana, dan rapalan sutra Buddha tetap bergema di antara langit dan bumi. Hal ini membuat semua orang merasakan momen kesadaran spiritual, terbebas dari pengaruh eksternal, sehingga kebenaran dapat terlihat dengan sangat jelas.     

"Kau dan Shenyan sudah lebih dari sekali memprovokasi Saudara Ye. Kami tidak akan mengabaikan hal ini. Sekarang setelah kau menerima akibatnya, kami hanya bisa mengatakan bahwa kau telah menuai apa yang kau tabur selama ini. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuang semua ambisi itu." Ketika Buddha Tertinggi Wutian selesai berbicara, dia melafalkan nama Buddha. Ekspresinya terlihat serius.     

"Kita sama-sama berasal dari Sekte Buddha. Sekarang, apakah Buddha Tertinggi Wutian malah membela orang lain daripada menganggap serius apa yang telah terjadi pada Buddha Tertinggi Shenyan?" Buddha Tertinggi Tongchan menanggapi dengan nada dingin. Wajah Buddha Tertinggi Shenyan yang berlumuran darah dan menjadi buta tampak sedikit berubah saat dia menghadap ke arah Buddha Tertinggi Wutian. Kebencian tersirat di wajahnya, dan dia jelas tidak senang dengan kata-kata yang diucapkan oleh Buddha Tertinggi Wutian.     

"Amitabha!" Pada saat ini, sebuah suara terdengar dari kejauhan. Banyak kultivator mendongak dan memandang ke arah sumber suara. Mereka melihat seorang Buddha kuno muncul di atas langit, dengan penampilan yang agung dan bermartabat. Cahaya Buddha yang menakjubkan mengelilingi sosoknya dan menerangi seluruh tempat. Ketika mereka melihat kehadirannya, banyak kultivator Buddha membungkuk untuk memberi hormat padanya.     

Buddha Agung ini adalah seorang biksu Buddha sejati dalam Sekte Buddha. Dia telah berkultivasi selama bertahun-tahun, jauh lebih lama daripada Lord of All Buddhas. Kultivasinya sangat dalam dan tak terduga. Bertahun-tahun yang lalu, dia dianggap sudah berada di tingkat dewa. Saat ini, siapa pun bisa menebak betapa mengerikannya kekuatan yang dia miliki.     

Buddha Agung ini adalah Buddha of Destiny. Dalam legenda, dialah yang mengetahui nasib semua makhluk hidup; dia adalah sosok yang sangat luar biasa.     

"Tongchan dan Shenyan, hati kalian terhadap ajaran Buddha telah tertutup oleh debu, dan kalian hanya akan semakin menjauh dari ajaran Buddha. Jika kalian tidak bisa melupakan ambisi masing-masing, akan sulit bagi salah satu dari kalian untuk menjadi seorang Buddha. Relakan semuanya," ujar sebuah suara dengan semua kekuatan yang berasal dari kultivasinya, yang entah bagaimana membuat siapa pun yang mendengarnya melihat kebenarannya. Dua Buddha Tertinggi itu, Tongchan dan Shenyan, bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Meskipun mereka tidak bisa merelakan semuanya begitu saja, namun mereka tahu bahwa tidak ada gunanya untuk menentang Buddha of Destiny.     

Buddha of Destiny mampu melihat sekilas takdir seseorang. Karena dia telah membujuk mereka berdua, mungkin mereka selama ini telah mengambil pilihan yang salah.     

"Terima kasih atas nasihat anda, Buddha Agung." Buddha Tertinggi Tongchan membungkuk hormat kepada Buddha of Destiny dengan menyatukan tangannya. Tidak lama kemudian, Cahaya Buddha yang ada di atas langit menghilang, begitu pula dengan sosok Buddha of Destiny.     

Buddha Tertinggi Tongchan memandang sosok yang berada di atas langit dan menghela napas dalam hati. Jika mereka tidak dapat melakukan tindakan apa pun, maka dia ingin melihat bagaimana Ye Futian berencana untuk menyelesaikan situasi ini. Semua kultivator sudah berada di sini, begitu pula dengan para kultivator dari pasukan tingkat Kaisar Agung lainnya. Akankah mereka mengizinkan Ye Futian untuk menguasai salah satu reruntuhan dari Delapan Legiun?     

Buddha Tertinggi Shenyan juga masih berada di sana. Dia sangat enggan untuk pergi sekarang karena mata ilahinya telah dibutakan oleh Ye Futian. Sudah jelas, dia ingin melihat apa yang akan terjadi dengan konflik ini ke depannya.     

"Terima kasih, para Buddha Tertinggi." Di atas langit, Ye Futian membungkuk hormat kepada perwakilan-perwakilan dari Sekte Buddha. Dia telah menekankan sebelumnya bahwa semua ini adalah masalah pribadi antara dia dan Buddha Tertinggi Shenyan serta Buddha Tertinggi Tongchan. Tidak semua orang dalam Sekte Buddha sama seperti mereka berdua. Namun, banyak dari mereka adalah biksu Buddha yang telah mencapai pencerahan. Saat dia berkultivasi di Gunung Roh, dia belajar banyak hal dari para Buddha Tertinggi, dan dia merasa sangat berterima kasih kepada mereka.     

Sudah jelas, Sekte Buddha tidak berencana untuk ikut campur dalam situasi ini. Setelah mereka menyatakan sikap mereka, area itu menjadi hening sejenak.     

Pada saat ini, para kultivator dari Dunia Manusia, Dunia Kegelapan, dan Dunia Empty Divine telah tiba di sana.     

"Tempat ini adalah markas dari salah satu anggota Delapan Legiun. Karena Ye Futian telah menyatu dengan aura Mahoraga, yang merupakan anggota dari Delapan Legiun, maka pantas baginya untuk menguasai wilayah ini," sosok lain angkat bicara, seolah-olah dia mendukung pernyataan Ye Futian.     

Ye Futian menatap pria yang baru saja berbicara dan melihat bahwa dia adalah seorang kultivator tingkat tinggi dari Dunia Manusia. Namun, pria itu belum selesai berbicara, dan dia pun melanjutkan kata-katanya, "Ye Futian kini bertanggung jawab atas reruntuhan tersebut, tetapi ada banyak reruntuhan yang ditinggalkan oleh Kaisar-Kaisar Agung yang dibunuh oleh Mahoraga di dalam sana, yang tidak boleh dikuasai oleh Istana Kekaisaran Ziwei untuk kepentingan mereka sendiri. Biarkan semua kultivator di dunia ini memahami dan berkultivasi di sini, dan biarkan nasib mereka yang menentukan apakah mereka dapat memahami peninggalan para Kaisar Agung itu atau tidak."     

Kata-katanya membuat Ye Futian mengerutkan kening. Paruh pertama dari pernyataannya terdengar seperti dia berbicara untuk membela Ye Futian.     

Semua orang memandang ke arah pria dari Dunia Manusia yang baru saja berbicara itu. Ini adalah sesuatu yang akan disetujui oleh sebagian besar orang. Namun, jika benar demikian, mereka tidak akan bisa lagi memburu Ye Futian, yang tentu saja akan membuat para kultivator dari Klan Dewa Kuno merasa kecewa. Mereka lebih suka melihat pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung itu memutuskan hubungan dengan Ye Futian sehingga pertempuran tidak dapat dihindari lagi.     

Pria yang baru saja berbicara itu memiliki temperamen yang luar biasa, dan tubuhnya bersinar dengan cahaya suci. Dia sangat tampan, dan terdapat hawa kebenaran bagi siapa pun yang melihatnya.     

Identitas pria ini sangatlah luar biasa. Dia adalah murid tertua dari Leluhur Manusia di Dunia Manusia, sekaligus murid utamanya—Di Hao.     

Nama Di Hao sangat terkenal di Dunia Manusia. Dia telah menunjukkan bakatnya yang luar biasa sejak dia masih muda, dan jalur kultivasinya tidak pernah menemui hambatan. Dia adalah putra kebanggaan di antara rekan-rekannya yang akhirnya dipilih oleh Leluhur Manusia sebagai murid untuk berkultivasi di bawah bimbingannya. Di antara semua murid dari Leluhur Manusia, dia tetaplah satu-satunya kultivator dengan bakat yang paling menakjubkan.     

Dikabarkan bahwa kelahirannya sendiri adalah sesuatu yang luar biasa. Dia dilahirkan di salah satu Klan Dewa Kuno yang ada di Dunia Manusia, dimana Klan Dewa Kuno itu merupakan klan dari seorang Kaisar Agung yang luar biasa di zaman kuno. Klan Kekaisaran, yang ada di Dunia Manusia, memiliki status yang jauh lebih tinggi daripada Klan Dewa Kuno di Prefektur Ilahi.     

Pria seperti itu dilahirkan untuk dihormati oleh seluruh penjuru dunia. Dia selalu menjadi legenda di mata orang lain, dipuja-puja dan dikagumi oleh banyak orang, yang melihatnya sebagai sosok panutan.     

Tapi sekarang, kultivasi Di Hao telah mencapai puncaknya, yaitu sosok yang mendekati dewa. Peringkatnya di Daftar Demigod biasanya berada di dekat deretan atas. Dia adalah salah satu sosok paling kuat di dunia, tepat setelah para Kaisar Agung.     

Kata-kata Di Hao jelas memiliki pengaruh tersendiri.     

'Dia cukup murah hati dengan memikirkan nasibku,' pikir Ye Futian dalam hati sambil mendengus dengan dingin. Dia sudah mendapatkan kendali atas reruntuhan ini, dan sekarang, Di Hao ingin menjadi juru bicara dari semua orang yang hadir di sini. Meskipun mereka mengakui kekuasaannya atas relik tersebut, dia menuntut Ye Futian untuk menyerahkan warisan para Kaisar Agung di dalam relik tersebut dan memberikannya pada semua orang untuk tujuan kultivasi.     

Jika benar demikian, apa gunanya mengendalikan sesuatu di dunia ini?     

"Karena reruntuhan ini berada di bawah kendaliku, maka aku adalah orang yang berhak untuk memutuskan siapa yang bisa berkultivasi di sini," ujar Ye Futian dengan tenang, tanpa menunjukkan kemarahan dalam nada bicaranya. "Ketika semua pasukan tingkat Kaisar Agung mengambil kendali atas suatu reruntuhan, begitulah cara mereka untuk menguasainya secara perlahan-lahan, bukan?"     

Dia memegang kendali atas reruntuhan tersebut; lalu kenapa dia harus mengizinkan semua orang di seluruh penjuru dunia untuk berkultivasi di sana?     

Dia bukanlah sosok sebaik itu.     

Terlebih lagi, banyak dari mereka adalah musuhnya.     

Di Hao memandang Ye Futian dan bertanya-tanya dalam hati. 'Dia benar-benar menganggap dirinya setara dengan pasukan tingkat Kaisar Agung?'     

Dia pasti melebih-lebihkan kemampuan dan pengaruhnya sendiri.     

Di benua kuno ini, selain pasukan tingkat Kaisar Agung, siapa lagi yang memenuhi syarat untuk menguasai reruntuhan dari Delapan Legiun?     

"Tidak ada yang bersalah selain apa yang berhasil mereka miliki; hal ini dilakukan untuk kebaikanmu sendiri. Lagipula, sebelum kedatangan kami kemari, semua kultivator ini ingin menerobos masuk ke dalam reruntuhan Mahoraga. Tidak ada gunanya bertarung dan menanggung risiko yang nantinya akan menghancurkan kedua belah pihak. Bukankah lebih baik membiarkan semua orang berkultivasi di sini? Apalagi kau sudah menguasai aura Mahoraga, jadi kenapa kau masih bersikap egois dan meminta lebih?" Di Hao melanjutkan kata-katanya dengan banyak ungkapan pembenaran diri. Seolah-olah dia sedang mempertimbangkan apa yang terbaik untuk Ye Futian.     

"Egois?" Ye Futian menatapnya dengan heran. "Aku berhasil menguasai tempat ini dengan upayaku sendiri, jadi aku tidak tahu siapa sosok 'egois' yang kau maksud ini? Bukankah menurut logikamu, semua pasukan tingkat Kaisar Agung utama juga harus mengizinkan semua kultivator di dunia ini untuk berkultivasi di wilayah mereka?"     

Dunia Manusia juga menguasai salah satu reruntuhan dari Delapan Legiun. Apakah mereka pernah membiarkan kultivator asing memasukinya untuk berkultivasi dengan bebas?     

Apakah dia datang kemari untuk membujuknya melepaskan kendali atas reruntuhan Mahoraga?     

"Baiklah." Di Hao mengangguk tanpa banyak berkomentar. "Kalau begitu, kuharap kau bisa melindunginya dengan baik."     

"Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu," jawab Ye Futian.     

"Pemimpin Istana Ye, tidak ada masalah bagi kita untuk masuk dan melihat-lihat, bukan?" dari arah Istana Kegelapan, kultivator terkemuka lainnya bertanya.     

"Maaf, tempat ini sekarang ditempati oleh para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei, untuk sementara orang asing dilarang masuk. Setelah aku memiliki waktu untuk mempertimbangkan masalah ini, aku akan memutuskan apakah aku akan mengizinkan orang-orang tertentu untuk masuk ke dalamnya," jawab Ye Futian, menolak permintaan dari Istana Kegelapan.     

Jika satu pasukan diizinkan masuk, maka pasukan lain akan menginginkan perlakuan yang sama. Jika demikian, apa gunanya mereka memegang kendali atas reruntuhan tersebut?     

Tidak butuh waktu lama sebelum pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung akan masuk dan menguasai bagian dalamnya.     

'Dia sendiri yang menantang kita,' para kultivator dari Klan Dewa Kuno berkomentar dalam hati. Dia berani menolak dua pasukan tingkat Kaisar Agung berturut-turut?     

Ye Futian sama saja seperti menggali lubang kuburnya sendiri.     

"Bagaimana jika kami bersikeras untuk masuk dan berkultivasi di dalam sana?" kultivator lain dari Istana Kegelapan terus menekan Ye Futian. Area di sekitarnya tiba-tiba menjadi sedikit sesak. Suasananya tiba-tiba menjadi tegang. Seolah-olah pertempuran bisa terjadi kapan saja di sana.     

"Cobalah sendiri!" sebuah suara bernada dingin tiba-tiba bergema di udara, dan semua orang mengalihkan perhatian mereka ke arahnya. Mereka melihat satu sosok berjubah memimpin kultivator lain dari Istana Kegelapan ke satu sisi. Sosok itu tidak lain adalah Ye Qingyao—sang Malaikat Maut.     

Ye Qingyao berjalan di depan kultivator dari Istana Kegelapan dan berkata, "Kultivator dari Istana Kegelapan tidak boleh masuk kemari."     

Kultivator dari Istana Kegelapan itu mengerutkan kening. Dia adalah seorang kultivator yang memiliki takhta di Istana Kegelapan, tetapi status Ye Qingyao saat ini di Istana Kegelapan tidak tertandingi oleh siapa pun.     

"Siapa pun yang berani bergerak akan menjadi musuh dari Dunia Iblis." Dari kejauhan, Yu Sheng tiba bersama sekelompok kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis. Kekuatan iblis tampak bergejolak dan mengamuk dengan cara yang sangat menakutkan.     

Pada saat ini, dua pasukan tingkat Kaisar Agung—Dunia Iblis dan Istana Kegelapan—ternyata memilih untuk berdiri di pihak yang sama dengan Ye Futian.     

Tidak ada yang mengantisipasi perubahan peristiwa ini. Malaikat Maut dan Yu Sheng sama-sama memiliki status yang tinggi di Istana Kegelapan maupun di Istana Kekaisaran Iblis. Sekarang, mereka berdua melangkah maju untuk melindungi Ye Futian. Dengan bantuan dari dua pasukan tingkat Kaisar Agung ini, dan Sekte Buddha memilih untuk menahan diri serta tidak mengambil tindakan, siapa lagi yang bisa mencoba mengambil alih reruntuhan ini?     

Tampaknya Istana Kekaisaran Ziwei, yang dipimpin oleh Ye Futian, akan mengambil alih kendali sebagai pasukan kedelapan dan menguasai salah satu reruntuhan dari Delapan Legiun!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.