Legenda Futian

Penggabungan



Penggabungan

0Badai yang mengancam itu menarik tubuh Ye Futian ke atas langit. Dia melihat beberapa kultivator terkemuka di beberapa lokasi yang diliputi oleh badai mengerikan ini. Beberapa dari mereka sudah mendekati tingkat dewa. Sudah jelas, hanya kultivator di atas tingkat ini yang bisa menahan serangan dari aura Kaisar Agung.     
0

Aura itu ditinggalkan oleh Mahoraga dan telah menyatu dengan dimensi ini. Auranya bisa dirasakan dari area mana pun di dalam pegunungan ilahi ini. Selain masih bertahan hingga detik ini, aura itu bahkan memiliki tanda-tanda kebangkitan sekarang.     

*Whoosh* Ye Futian melihat seberkas cahaya penghancur melesat menuju pusaran yang ada di udara, seolah-olah mencoba membentuk sebuah lubang di badai tersebut. Dia bisa mengenali orang yang melakukan hal itu. Sosok itu tidak lain adalah Kaisar Pedang Tertinggi, yang mencoba membelah badai yang dahsyat itu dan menciptakan celah di sana.     

Saat ini, Guncangan Langit di tangan Ye Futian diselimuti dengan Cahaya Buddha. Setelah dia terbang ke atas langit, Senjata Kekaisaran miliknya itu berusaha menembus titik pusat dari badai tersebut, sehingga menimbulkan kekacauan dimana-mana. Akibatnya, badai mengerikan yang ada di atas langit itu sedikit memudar.     

Meski demikian, aura mengintimidasi yang dia rasakan sebelumnya tidak menghilang. Setelah momen kebangkitannya, jangkauan pusaran itu terus meluas, menjebak Ye Futian dan yang lainnya di dalamnya.     

"Arahkan serangan kalian ke sana!" Kaisar Pedang Tertinggi angkat bicara. Saat ini, dia mengarahkan tebasannya menuju sosok raksasa yang dibentuk oleh aura Mahoraga tersebut. Namun pada saat berikutnya, sosok raksasa itu membuka matanya. Tatapan matanya itu dipenuhi dengan aura menakjubkan yang tidak pernah dirasakan oleh siapa pun sebelumnya. Saat dia sedikit menggerakkan tubuhnya ke bawah, seekor Dewa Piton membuka mulutnya yang mengerikan, melahap pedang itu, dan mencoba untuk menelan Kaisar Pedang Tertinggi hidup-hidup.     

Meski demikian, Teknik Pedang Taishang milik Kaisar Pedang Tertinggi mengeluarkan seberkas cahaya suci yang menakjubkan, menembus tubuh raksasa sang Dewa Piton, dan dia berhasil meloloskan diri. Namun, secara mengejutkan, Mahoraga mengulurkan tangannya dan mengirimkan Dewa Piton lain untuk membelenggu tubuh Kaisar Pedang Tertinggi.     

Setelah itu, Mahoraga membuka mulutnya, berusaha melahap Kaisar Pedang Tertinggi. Jiwa spiritual milik Kaisar Pedang Tertinggi dipaksa keluar dari tubuh fisiknya oleh kekuatan penghisap yang dikeluarkan oleh Mahoraga. Meski begitu, Kaisar Pedang Tertinggi langsung mengubah jiwa spiritualnya menjadi sebilah pedang ilahi. Roh Pedang itu terbang ke udara, mengarahkan serangannya menuju Mahoraga. Seorang kultivator yang mendekati dewa bukanlah seseorang yang bisa dianggap enteng.     

*Brak* Ye Futian juga ikut melancarkan serangan. Dia melompat dan melesat ke arah Mahoraga. Sambil mengangkat Guncangan Langit di tangannya, dia mengerahkan gelombang kejut ke arah lawannya itu. Pada saat yang bersamaan, seberkas cahaya suci terlihat mengalir menuju sosok Mahoraga.     

Pada saat ini, Ye Futian bisa merasakan aura pedang yang menakjubkan di dekatnya. Namun, yang membuatnya takjub adalah, orang yang mengeluarkan serangan itu tidak lain adalah Xi Chiyao, yang memegang sebilah pedang ilahi di tangannya. Cahaya suci terpancar dari tubuhnya, sehingga menyebabkan temperamen di sekitarnya berubah, seolah-olah dia telah menjadi seorang permaisuri.     

Saat dia menghunus pedangnya, aura kaisar mulai memenuhi udara, seolah-olah itu adalah momen terciptanya Pedang Ilahi milik Kaisar Agung. Xi Chiyao mengeluarkan teknik pedangnya, Pedang Ilahi Tetesan Hujan, dan hujan pun mulai turun dari atas langit. Tetesan hujan yang tak terhitung jumlahnya itu berubah menjadi untaian benang setajam jarum dan menusuk tubuh Mahoraga.     

Di bawah serangan gabungan dari tiga kultivator kuat itu, sosok yang dibentuk oleh aura Mahoraga itu memudar sebelum bisa menyelesaikan bentuk sempurnanya. Namun, aura Mahoraga tidak memudar dari tempat tersebut. Semua orang masih bisa merasakan hawa kehadirannya yang begitu kuat dari berbagai lokasi di dimensi tersebut, seolah-olah aura itu ada dimana-mana. Dalam waktu singkat, langit membentuk sebuah wajah, yang menarik banyak kultivator ke atas langit. Setelah dilahap oleh wajah mengerikan itu, jiwa spiritual mereka menghilang bersama dengan aua mereka, seolah-olah Mahoraga telah menggabungkan mereka dengan auranya sendiri.     

Setelah merasakan bahaya yang semakin mendekat, ekspresi Ye Futian pun berubah. Saat Ye Futian mengangkat kepalanya untuk memandang langit, dia melihat wajah Mahoraga yang membentang di seluruh penjuru langit. Wajah surgawi itu memandang setiap makhluk hidup yang ada di bawahnya. Bahkan hampir tidak mungkin untuk melancarkan serangan kepadanya.     

Kaisar Pedang Tertinggi, Xi Chiyao, dan yang lainnya merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasi mereka. Aura Mahoraga itu terus terbangun, dan mereka tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikannya.     

Setelah itu, kekuatan penghisap dari atas langit terus menguat dan membuat seluruh penjuru aea itu berubah menjadi sebuah badai yang kacau. Tidak ada seorang pun yang bisa lolos dari serangannya yang mengerikan itu. Ye Futian masih berada di tempatnya saat dia menyaksikan jiwa spiritual dari banyak kultivator dilahap oleh bayangan Mahoraga yang menjulang tinggi ke atas langit itu.     

Dalam sekejap, dia bisa merasakan daya tarik yang kuat di tubuhnya, mencoba menariknya ke atas langit. Dia dibuat tercengang oleh kenyataan bahwa dia hampir tidak bisa kabur dari tempat itu dengan menggunakan Buddha's Celerity.     

Saat ini, Ye Futian merasakan daya tarik yang kuat, mencoba melahap jiwa dan aura spiritualnya. Segala sesuatu di dalam tubuhnya seperti tersedot keluar, termasuk aura Jalan Agung di dalam dirinya.     

Sambil mencengkeram Senjata Kekaisaran miliknya, Guncangan Langit, dia menyelimutinya dengan Cahaya Buddha, yang juga menerangi sekelilingnya. Dia tidak bisa menghentikan serangan dari aura yang mengintimidasi itu. Tidak lama kemudian, dia mendapati bahwa dirinya kini terperangkap di Dunia Aura, dimana wajah Mahoraga muncul di dalamnya, mencoba menggabungkan aura mereka berdua.     

Namun, dia tidak sendirian. Para kultivator lainnya juga mengalami nasib yang sama, dimana mereka berusaha melawan serangan itu dengan sekuat tenaga—dapat dilihat dari sinar-sinar cahaya suci yang muncul dari berbagai lokasi. Kaisar Pedang Tertinggi mengubah auranya menjadi Jalur Agung, sedangkan Xi Chiyao menggabungkan auranya dengan Pedang Ilahi Tetesan Hujan, memusnahkan aura yang mencoba melahapnya. Banyak kultivator lain juga berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perlawanan.     

Di tangan Ye Futian, Guncangan Langit memancarkan cahaya yang berapi-api saat dia memasukkan auranya ke dalam palu tersebut. Pohon Dunia di dalam tubuhnya kini berubah menjadi Kekuatan Buddha dan mengalir ke Senjata Kekaisaran miliknya itu.     

Cahaya Buddha di sekitar Guncangan Langit langsung memancarkan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya, mengeluarkan gelombang-gelombang kejut yang lebih kuat. Setelah energi dari Pohon Dunia mengalir ke dalam Guncangan Langit, bayangan sebatang pohon ilahi yang berkilauan muncul di sekitar palu tersebut. Saat Cahaya Buddha menyelimuti pohon ilahi itu, penampilannya kini tampak mirip dengan Pohon Ilahi Bodhi.     

Rentetan gelombang kejut itu langsung menghancurkan semua yang menghalangi jalur mereka. Pada saat itu, Ye Futian menyadari bahwa aura Mahoraga tampak menarik diri, seolah-olah takut terhadap serangannya. Ini adalah pertama kalinya Mahoraga mencoba untuk mundur.     

Insiden serupa pernah terjadi sebelumnya selama ekspedisi mereka di dunia penuh iblis. Aura Karura melarikan diri karena takut oleh kekuatan yang dipancarkan Pohon Dunia.     

Kemudian, sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas di dalam benak Ye Futian. Mungkin, Mahoraga tidak takut pada Kekuatan Buddha, tetapi pada kekuatan Pohon Dunia itu sendiri. Karena hal serupa telah terjadi pada Karura, mungkin dugaannya selama ini memang benar. Mahoraga dan Karura adalah anggota Delapan Legiun di bawah Jalur Surgawi. Sebagai pemimpin dari Legiun Mahoraga, kenapa dia harus takut pada Kekuatan Buddha?     

Cahaya suci bersinar di sekitar Ye Futian setelah dia memikirkan hal tersebut. Aura dari Pohon Dunia kini berubah menjadi arus udara yang tak terlihat dan menyebar ke seluruh penjuru langit dengan kecepatan tinggi.     

Kekuatan ini bergabung dengan aura Mahoraga ketika keduanya bertabrakan satu sama lain. Alih-alih dilahap, kekuatan itu justru bergabung menjadi satu kesatuan. Ye Futian tampak takjub saat menyadari bahwa Mahoraga bukanlah kekuatan yang memimpin jalannya proses penggabungan ini, melainkan aura dari Pohon Dunia.     

Momen menakjubkan ini membuat Ye Futian sangat terkejut, dan dia berpikir, 'Apakah kekuatan Pohon Dunia lebih besar daripada Delapan Legiun sehingga mereka semua takut akan hal tersebut?'     

Sebelumnya, aura Mahoraga yang akan terbangun itu hendak melahap semua makhluk hidup yang ada di dunia ini, termasuk aura para kultivator yang berada di sana. Kemudian, dia akan menggabungkan semua itu dengan auranya untuk memperkuat dirinya sendiri. Namun, aura itu justru takluk di hadapan aura dari Pohon Dunia.     

Apa alasan di balik peristiwa ini?     

Namun, Ye Futian tidak akan menurunkan kewaspadaannya. Lagipula, pengalaman tidak menyenangkan itu masih segar di dalam benaknya. Karura mampu melancarkan serangan balasan pada momen-momen terakhirnya, dimana dia mencoba melahap auranya. Akankah aura dari Mahoraga melakukan hal yang sama?     

Tetap saja, dia memang tidak memiliki banyak pilihan saat itu.     

Aura dari Pohon Dunia terus memperluas jangkauannya dan menyatu dengan aura Mahoraga di atas langit. Saat Ye Futian menyadari bahwa Pohon Dunia memimpin proses penggabungan ini, dia tidak menghalangi proses tersebut dan membiarkannya melakukan tugasnya.     

Setelah itu, kekuatan auranya mulai meningkat, mengambil alih bayangan raksasa yang ada di atas langit. Tidak lama kemudian, dia bisa melihat semua yang ada di bawah langit dengan jelas. Dia bahkan bisa melihat bagian luar pegunungan ilahi. Pada saat ini, dia bisa melihat sesuatu dengan mata sang Mahoraga.     

Proses penggabungan itu berlangsung tanpa ada gangguan. Tidak lama kemudian, bayangan Mahoraga mulai terbentuk di atas langit. Namun, badai yang dahsyat itu telah mereda. Ye Futian memejamkan matanya dan meningkatkan kepekaan auranya. Setelah itu, dia mendeteksi adanya kehadiran satu sosok dewa di sana. Itu adalah sosok dewa raksasa yang dikelilingi oleh Dewa Piton di sekitarnya.     

"Mahoraga!" Ye Futian tahu bahwa sosok itu adalah Mahoraga dari Delapan Legiun. Namun itu bukanlah sosok aslinya. Itu hanyalah jejak-jejak aura yang ditinggalkan olehnya di dunia ini, mirip dengan apa yang menimpa Kaisar Agung Ziwei. Dia menggabungkan auranya ke dalam dimensi ini dan terus melahap setiap kultivator yang menyusup ke dalam wilayahnya bahkan setelah dia binasa bertahun-tahun lalu.     

Aura Ye Futian kini telah berhasil menyatu dengan Mahoraga tanpa ada perlawanan. Pada saat itu juga, muncul gelombang kejut di langit yang tak terbatas. Semua orang bisa merasakan sebuah kekuatan misterius yang terbangun secara perlahan-lahan.     

Sosok Mahoraga itu membuka matanya secara tiba-tiba, seolah-olah dia telah terbangun sepenuhnya. Bahkan Xi Chiyao merasa ketakutan dengan kenyataan ini dan kini menjadi putus asa.     

Apabila Mahoraga terbangun sepenuhnya, siapa yang cukup kuat untuk melawannya?     

Mereka akan dimusnahkan hingga tak bersisa.     

"Pergi dari sini!" sebuah suara yang sakral dan agung tiba-tiba bergema di atas langit. Setelah itu, kekuatan penghisap itu menghilang sepenuhnya, meskipun tekanan yang dahsyat itu masih ada di sana. Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke atas langit dan melihat sosok menyeramkan di atas kepala mereka itu. Sosok tersebut sepertinya bisa melahap mereka semua jika dia membuka mulutnya.     

Banyak kultivator bergegas melarikan diri dari tempat itu dengan panik dan jantung berdegup kencang, karena meeka takut sosok itu akan menyesal setelah membiarkan mereka lolos dari genggamannya.     

Mahoraga dari Delapan Legiun telah terbangun! Semua orang memiliki pemikiran yang sama di dalam benak mereka. Saat ini, mereka semua sangat terkejut. Akankah sang Kaisar Agung dari zaman kuno dihidupkan kembali setelah momen kebangkitannya ini?     

Jika benar demikian, akan menjadi semengerikan apakah situasinya?     

Bahkan seorang kultivator kuat seperti Kaisar Pedang Tertinggi menghela napas dalam-dalam dan pergi setelah mendongak untuk mengintip sosok mengerikan yang muncul di atas langit itu. Dia tidak punya pilihan selain menyerah dan pergi dari tempat ini karena momen saat dia lolos dari kematian masih segar dalam pikirannya. Hal ini sungguh disayangkan, karena harta karun yang tak terhitung jumlahnya masih tertinggal di dalam reruntuhan para Kaisar Agung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.