Legenda Futian

Reruntuhan Para Kaisar



Reruntuhan Para Kaisar

0Sebuah aura pembunuh sedang menerobos masuk ke dalam pikiran mereka. Dalam sekejap, Ye Futian melihat roh yang tak terhitung jumlahnya menerjang ke arah mereka dengan memancarkan keinginan membunuh. Pada saat itu juga, dia memperluas jiwa spiritualnya ke wilayah dari aura pembunuh itu dan mendapati bahwa aura tersebut terbentuk di bawah kondisi khusus. Aura itu perlahan-lahan terbentuk saat semakin banyak mayat yang tertumpuk di sana.     
0

Ye Futian bisa melihat sosok-sosok mengerikan di dalam area ini, yang merupakan para kultivator yang telah meninggal dunia. Namun, mereka bukan lagi sosok mereka sebelumnya, melainkan hanya roh-roh penuh kebencian yang kini menerjang ke arah Ye Futian dan yang lainnya dengan memancarkan keinginan membunuh.     

Ye Futian menyatukan telapak tangannya, dan sekujur tubuhnya tiba-tiba diselimuti dengan Cahaya Buddha, yang menutupi setiap bagian tubuhnya dengan cahaya berwarna emas, mengusir semua jenis kejahatan.     

*Brak* Roh-roh yang menakutkan itu pun menghantam Cahaya Buddha berwarna emas itu, sehingga menciptakan retakan dimana-mana. Ye Futian tampak tercengang dan berpikir, "Aura roh-roh jahat yang bersembunyi di tempat ini terlalu kuat!"     

Cahaya Buddha yang dipancarkan oleh Ye Futian melingkupi tiga orang di dalamnya—Hua Jieyu, Hua Qingqing, dan dirinya sendiri. Serangan tanpa henti diarahkan pada cahaya tersebut, sehingga menyebabkan retakan-retakan itu menjadi semakin besar.     

Tepat sebelum tirai cahaya itu hancur berkeping-keping, Ye Futian merapalkan mantra Buddha, lalu mengubahnya menjadi berbagai macam rune dan menggabungkannya ke dalam Cahaya Buddha. Pada saat berikutnya, Sosok Petarung Acalanatha terbentuk di bagian tengah dan menutupi semua retakan tersebut.     

Namun, gelombang kejut yang dihasilkan perlahan-lahan menjadi semakin kuat. Ketika mereka mendekati tumpukan mayat itu, bayangan dari satu sosok iblis dengan dikelilingi oleh ular-ular piton bisa terlihat di sana. Dari pandangan pertama, Ye Futian langsung menyadari bahwa sosok itu adalah Mahoraga.     

Sebuah aura roh jahat yang terpusat kini telah terbentuk di sekitar Mahoraga tersebut dan kini menyebar ke arah Ye Futian saat mereka berubah menjadi sosok-sosok iblis.     

*Krak* Banyak retakan muncul di setiap bagian tubuh dari Sosok Petarung Acalanatha, dan akhirnya sosok petarung itu pun hancur. Ye Futian tercengang melihat hal tersebut. Pada tingkat kultivasinya saat ini, hampir tidak ada seorang pun yang bisa menggoyahkannya begitu dia mengaktifkan Sosok Petarung Acalanatha miliknya. Bahkan rentetan serangan dari kultivator di Tribulation Plane tingkat kedua akan terbukti sia-sia dalam menghadapi pertahanannya. Namun aura ini mampu menembusnya seperti selembar kertas.     

Ditambah lagi, hal yang paling menakutkan adalah, mereka semua bahkan belum beranjak dari tempat masing-masing.     

Dengan tubuh yang memancarkan Cahaya Buddha, suara rapalan sutra Buddha kini berubah menjadi rune, lalu menjadi sebuah Lampu Buddha di sekitar Ye Futian dan Hua Qingqing. Lampu itu bergabung ke dalam Cahaya Buddha yang dikeluarkan oleh Ye Futian. Secara bersamaan, Hua Jieyu mengeluarkan cahaya di dalam tubuhnya dan memasukkannya ke dalam Kekuatan Buddha mereka berdua.     

Kilatan cahaya iblis terlintas di kedua mata Mahoraga itu sebelum dia melesat ke arah mereka. Cahaya Buddha dihancurkan dalam sekejap setelah suara ledakan yang keras terdengar di udara. Sebuah kekuatan yang mengerikan menyebar ke arah Ye Futian, melahap semua yang menghalangi jalannya dan berniat untuk melahap pikiran mereka.     

Tanpa membuang-buang waktu, Ye Futian langsung mengeluarkan Guncangan Langit miliknya dan menghantam kekuatan jahat yang terus menerus mengincar mereka itu sambil membawa dua sosok lainnya keluar dari wilayah tersebut.     

Seluruh penjuru area itu bergetar setelah ledakan keras sebelumnya terdengar. Kemudian, mereka bertiga muncul di lokasi yang berada cukup jauh, yang sudah berada di luar wilayah sebelumnya. Tubuh mereka masih gemetar saat menatap tumpukan mayat itu. Meskipun mereka tidak bisa lagi melihat pemandangan yang mengerikan itu, namun mereka masih bisa merasakan guncangan yang mengandung kekuatan Jalur Agung dari Guncangan Langit.     

Bahkan serangan dari Senjata Kekaisaran tidak bisa menghancurkan tumpukan mayat tersebut. Jadi, tidak mengherankan bahwa gunung yang terkenal itu selama ini mampu menghalangi langkah para penjelajah yang ingin melewatinya.     

"Ye Futian." Xi Chiyao menghampiri Ye Futian dan berkata, "Berhati-hatilah. Banyak orang telah dilahap dan tewas terbunuh di dalam sana."     

Xi Chiyao tahu betapa kuatnya gunung itu setelah dia mencari informasi tentang hal tersebut.     

"Ya. Tumpukan mayat ini telah berubah menjadi tempat yang mengerikan. Awalnya aku berniat untuk memurnikannya dengan Kekuatan Buddha. Tapi sepertinya kita harus melewati tempat ini secara paksa sekarang," ujar Ye Futian sambil melangkah ke depan dengan membawa Guncangan Langit di tangannya. Pada saat ini, dia tiba-tiba menjadi pusat perhatian karena mereka semua telah melancarkan serangan ke arah tumpukan mayat itu sebelumnya, tetapi gunung itu tidak bergerak sedikit pun.     

Ye Futian melompat ke atas langit dan bergerak ke depan, lalu mengeluarkan rentetan gelombang kejut yang dahsyat ke arah tumpukan mayat tersebut. Tapi serangan itu langsung dihentikan oleh sebuah kekuatan yang dahsyat saat keduanya bertabrakan satu sama lain. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa gunung ini dikendalikan oleh aura Kaisar Agung yang berjaya di masa lalu—Mahoraga Agung.     

*Whoosh* Dengan mengubah kekuatan Jalur Agung di dalam tubuhnya menjadi Kekuatan Buddha, Ye Futian menggabungkan kekuatan itu ke dalam Guncangan Langit miliknya. Dalam sekejap, Cahaya Buddha menyinari gelombang-gelombang kejut di sekitar senjatanya itu.     

Ketika suara rapalan sutra Buddha bergema di udara, bayangan satu sosok Buddha tiba-tiba muncul di atas langit, sehingga membuat banyak kultivator kuat di area sekitar berbalik dan memandang ke arah Ye Futian. Kemudian, dia terlihat mengangkat Guncangan Langit miliknya dan menerjang ke arah tumpukan mayat itu.     

Sebuah badai penghancur menyapu segala sesuatu yang ada di depan matanya. Aura roh jahat yang tak terhitung jumlahnya itu melesat keluar ketika serangan itu mendarat di gunung tersebut, memenuhi seluruh tempat dengan roh-roh jahat. Namun, gelombang-gelombang kejut yang diselimuti oleh Cahaya Buddha itu melenyapkan semua yang menghalangi jalannya. Semua jasad itu pun dilenyapkan dari muka bumi.     

Sebuah aura yang kuat telah terbentuk dan berubah menjadi bayangan Mahoraga yang berukuran sangat besa. Namun tidak lama kemudian, bayangan itu juga ikut dimusnahkan.     

*Brak* Segala sesuatu yang ada di sana lenyap menjadi ketiadaan setelah suara ledakan yang memekakkan telinga bergema di udara. Tumpukan mayat itu telah hancur. Gelombang-gelombang kejut yang dahsyat itu telah membukakan jalan, menghempaskan segalanya menjadi hancur berkeping-keping saat serangan itu bergerak semakin tinggi ke atas langit dan menghasilkan pantulan gema dalam prosesnya.     

"Tempat itu telah terbuka!" Banyak kultivator bergerak mendekat ketika mereka menyaksikan Ye Futian memusnahkan tumpukan mayat itu dan membuka jalan menuju bagian depan.     

Apakah itu adalah wilayah milik Legiun Mahoraga? Apa sebenarnya yang tersembunyi di dalam sana?     

"Gelombang kejut dari Guncangan Langit telah menghilang sepenuhnya." Ye Futian merasakan beberapa aura kuat yang datang dari kejauhan saat dia menatap pemandangan di depannya. Dia bisa merasakan kehadiran mereka dengan jelas, meskipun posisi mereka masih cukup jauh.     

"Ikuti aku!" Ye Futian menimpali. Setelah itu, semua kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Istana Kekaisaran Barat berkumpul dan bergerak ke depan dengan tergesa-gesa.     

Orang-orang yang tersisa di sana juga bergegas menuju lokasi yang sama dari berbagai arah dan melangkahkan kaki ke dalamnya, termasuk beberapa kultivator yang sangat kuat. Mereka semua telah mencoba membuka jalan sebelum Ye Futian berhasil melakukannya, tetapi mereka semua mengalami kegagalan. Bahkan beberapa serangan tingkat tinggi mereka tidak bisa membuat tumpukan mayat itu bergerak sedikit pun. Namun, Ye Futian mampu menghancurkannya secara keseluruhan. Keberhasilannya ini dianggap berasal dari kekuatan kaisar yang dia miliki dan fakta bahwa dia telah menggabungkan Kekuatan Buddha ke dalam senjatanya.     

Berbagai macam aura misterius dan kuat menghalangi panca indera mereka saat mereka melangkah semakin dalam menuju tempat tujuan mereka. Ye Futian langsung menembus ruang hampa dengan tatapan matanya untuk mengamati hal-hal yang tersembunyi di dalam tempat ini, dimana dia dikejutkan oleh sebuah pemandangan menjijikkan, yang membuat tubuhnya gemetar tanpa sadar.     

Dalam kasus terkait Legiun Karura, Klan Iblis adalah pihak yang menyatakan perang terhadap mereka. Namun, segala sesuatunya berbeda di sini. Ada kemungkinan bahwa sebuah perang yang mematikan telah terjadi karena banyak Kaisar Agung menyerang tempat ini untuk memusnahkan Legiun Mahoraga.     

Para Kaisar Agung ini memang tidak sekuat orang-orang seperti Kaisar Iblis, namun jumlah pasukan mereka mungkin lebih banyak daripada Klan Iblis.     

Suasana di tempat itu sangat menakutkan dan menegangkan. Sebuah tekanan yang mengerikan di atas langit kini membentang ke seluruh penjuru wilayah, memancarkan aura yang menakjubkan di setiap sudutnya.     

Sebuah tombak emas tergeletak di tempat yang mencolok. Tombak tersebut tertancap di permukaan tanah, sehingga mengubah area di sekelilingnya menjadi warna emas, membuat tempat ini tampak seperti terbuat dari emas murni. Langit juga telah berubah warna menjadi emas. Tidak hanya itu saja, lingkaran-lingkaran cahaya berwarna emas bermunculan di atas tombak tersebut, meskipun kumpulan awan gelap yang suram menutupi cahaya suci berwarna emas tersebut. Itu adalah sebuah pemandangan yang aneh untuk dilihat.     

Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa itu adalah Senjata Kekaisaran, karena tombak itu memancarkan aura yang mengancam. Selain itu, ada kemungkinan bahwa sebuah aura tersegel di dalamnya.     

Di lokasi lain, sebuah tombak berwarna hitam legam memancarkan aura yang tak tertandingi. Terdapat arus mematikan di sekitarnya dan menciptakan sebuah area Jalur Agung yang mengancam dalam prosesnya. Bersamaan dengan itu, seberkas cahaya penghancur bersinar ke atas langit.     

Ada satu sosok yang terlihat duduk bersila di suatu tempat di sekitar area tersebut. Tubuhnya membentuk sebuah area Jalur Agung penghancur di sekelilingnya. Namun meski demikian, sosok itu sudah lama mati—dia sudah menjadi peninggalan kuno dari masa lalu.     

Tidak jauh dari sana, setangkai bunga teratai terlihat tumbuh dari permukaan tanah, yang memiliki kekuatan kehidupan melimpah. Namun, auanya ditekan oleh tekanan yang dahsyat dari aea Jalu Agung ini.     

Saat menatap pemandangan di depan matanya itu, tubuh Ye Futian gemetar karena takjub. Selain dirinya, para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Istana Kekaisaran Barat terkejut dan jantung mereka berdegup kencang ketika mereka menyaksikan di pemandangan di hadapan mereka itu.     

Tempat ini adalah reruntuhan para kaisar yang telah binasa, dimana sebuah perang besar pernah terjadi di sini. Banyak Kaisar Agung tewas dalam pertempuran, dan tubuh mereka terkubur di sini untuk selamanya.     

Orang-orang yang datang setelah mereka juga sangat terkejut ketika melihat pemandangan di depan mata mereka itu. Mereka mengalami sesak napas saat detak jantung mereka mulai tak terkendali, sehingga membuat mereka memperlambat langkah masing-masing.     

Ini benar-benar gila!     

Sulit untuk dipercaya bahwa ada begitu banyak Kaisar Agung yang terkubur di sini! Sebenarnya semengerikan apakah perang di zaman kuno kala itu? Sekuat apakah Legiun Mahoraga sehingga mereka mampu mengalahkan Kaisar Agung sebanyak ini dan meninggalkan jasad mereka di sini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.