Legenda Futian

Kaisar Agung yang Tragis



Kaisar Agung yang Tragis

0Jantung Ye Futian juga berdegup kencang. Selain itu, jiwa spiritualnya juga membentuk sebuah bayangan. Dia memandang ke arah sosok dewa itu dan berseru, "Kaisar Agung!"     0

Dia tidak pernah membayangkan bahwa Kaisar Agung Ziwei akan mendengar panggilannya dan turun ke dunia di tengah keputusasaan ini.     

Mereka telah diselamatkan dari jurang keputusasaan!     

Wajah ilusi dari Kaisar Agung Ziwei memandang ke arah Ye Futian saat dia berkata, "Kau mewarisi aura Ziwei dan ajaranku. Bukankah seharusnya kau memanggilku sebagai 'Guru'? "     

Ye Futian memang telah mewarisi aura Ziwei dan sekarang menjadi sosok panutan bagi para anggota dari Pecahan Ziwei. Bintang-bintang di atas langit kini berada di bawah komandonya. Dia juga bisa menggunakan aura Ziwei dalam pertempuran. Memang benar bahwa dia bisa dianggap sebagai murid dari Kaisar Agung Ziwei. Meskipun ini adalah pertama kalinya mereka berdua bertemu satu sama lain, namun masuk akal bagi Ye Futian untuk memanggilnya sebagai 'Guru'.     

"Guru!" Ye Futian menyapanya sambil membungkuk hormat.     

Wajah ilusi Kaisar Agung Ziwei tampak tersenyum, dan dia terlihat lega. Dia pun berkata, "Setelah binasa selama bertahun-tahun, aku merasa lega karena dapat merekrut seorang murid setelah auraku terbangun."     

Sudah jelas, Kaisar Agung Ziwei sangat menyetujui Ye Futian untuk menjadi muridnya; jika tidak, dia tidak akan menerimanya sebagai murid sekarang.     

Suaranya bisa terdengar di seluruh penjuru Pecahan Ziwei. Semua kultivator yang hadir di sana bisa mendengar kata-katanya dengan jelas. Dia adalah Kaisar Agung Ziwei, penguasa dari Pecahan Ziwei. Ini adalah dunianya. Bagaimana mungkin para kultivator dari Pecahan Ziwei tidak mengenali suara dan auranya?     

"Mulai hari ini, Ye Futian akan mewarisi aura Ziwei dan menjadi pemimpin dari Pecahan Ziwei," ujar Kaisar Agung Ziwei. Semua kultivator yang berada di dalam Pecahan Ziwei bisa merasakan hati mereka berdebar. Kaisar Agung Ziwei telah kembali ke dunia untuk mengakui Ye Futian sebagai penerusnya secara resmi. Dia menyatakan bahwa Ye Futian akan mewarisi Pecahan Ziwei.     

Para anggota dari Pecahan Ziwei sudah lama mengakui keberadaan Ye Futian dan memandangnya sebagai sosok panutan mereka. Namun, dia telah merebut kendali atas Istana Kekaisaran Ziwei secara paksa kala itu, jadi kekuasaannya itu masih diperdebatkan.     

Namun, mulai sekarang, dia secara resmi menjadi pemimpin dari Pecahan Ziwei.     

"Guru!" Ye Futian berseru. Saat ini, dia memiliki firasat buruk. Pemanggilannya atas aura Kaisar Agung Ziwei kali ini mungkin akan membuat sang Kaisar Agung menghilang setelahnya. Kata-kata sang Kaisar Agung terdengar seperti sebuah wasiat terakhir.     

Kaisar Agung Ziwei sepertinya mengetahui apa yang dipikirkan oleh Ye Futian. Saat ini, pikiran mereka sudah terhubung satu sama lain. Aura mereka berdua juga telah menyatu dengan bintang-bintang di atas langit. Kaisar Agung Ziwei pun melanjutkan kata-katanya, "Aku telah binasa selama bertahun-tahun dan seharusnya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Namun, karena aku mengkhawatirkan nasib dari Pecahan Ziwei, aku menyegel sebagian dari auraku di berbagai macam bintang di dalamnya. Aku mengetahui semua yang telah kau lakukan di masa lalu. Beberapa tahun yang lalu, kau telah membangkitkan auraku, yang memungkinkan diriku memiliki kesempatan untuk muncul kembali di dunia ini. Sudah seharusnya aku berterima kasih padamu."     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata Kaisar Agung Ziwei, tebakannya terbukti benar. Kembalinya sang Kaisar Agung akan diikuti oleh kepergiannya untuk selamanya.     

"Pinjamkan tubuhmu padaku!" ujar Kaisar Agung Ziwei.     

Saat dia mengatakan hal ini, cahaya bintang yang tak terbatas mengalir ke dalam tubuh Ye Futian. Ye Futian, yang kedua matanya selama ini terpejam, merasakan tubuhnya tiba-tiba bergetar. Cahaya bintang bersinar terang, dan berbagai macam bintang di atas langit kini beresonansi dengan tubuhnya.     

Tiba-tiba, dia membuka matanya. Di dalam sepasang mata itu, cahaya bintang langsung melesat ke atas langit. Cahaya itu sangat menyilaukan saat menerjang ke arah Wang Xiao, yang kini dikendalikan oleh Tianyan Agung.     

Tianyan Agung menggunakan tubuh Wang Xiao untuk dilahirkan kembali ke dunia ini.     

Sedangkan Kaisar Agung Ziwei sekarang menggunakan tubuh Ye Futian untuk kembali ke dunia ini.     

Keduanya tampak serupa tetapi memiliki dasar yang berbeda.     

Namun, sepertinya mereka telah kembali ke titik awal. Pertempuran antara Tianyan Agung dan Kaisar Agung Ziwei ini terlihat seperti pertempuran antara Wang Xiao dan Ye Futian kala itu.     

Seolah-olah mereka telah kembali ke masa lalu dalam sebuah mimpi. Pemandangan ini tampak tidak asing.     

Tianyan Agung terus menatap ke bawah. Ekspresinya tampak serius, dan dia tidak lagi memiliki aura yang mengintimidasi seperti sebelumnya. Kesombongannya kini telah menghilang.     

Tidak peduli betapa mengerikannya Ye Futian, dia tetaplah seekor semut di mata Tianyan Agung. Sekarang, sosok yang muncul di hadapannya adalah Kaisar Agung Ziwei. Ziwei Agung dahulu dikenal sebagai salah satu Kaisar Agung paling kuat yang memiliki beberapa Kaisar Agung di bawah komandonya.     

Selama Zaman Kaisar berlangsung, nama Kaisar Agung Ziwei sudah dikenal dimana-mana.     

Tianyan Agung kembali ke dunia ini dengan menggunakan tubuh Wang Xiao dan ingin merebut Pecahan Ziwei. Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa Kaisar Agung Ziwei juga akan dibangunkan oleh Ye Futian dan menggunakan tubuhnya untuk kembali ke dunia ini.     

Di belakangnya, para kultivator itu ikut menyaksikan semua ini, dan hati mereka berdebar kencang.     

Mereka awalnya datang kemari untuk menjadi penonton, dimana mereka ingin menyaksikan kehancuran Pecahan Ziwei dan kematian Ye Futian dengan mata kepala mereka sendiri. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan menyaksikan pemandangan yang begitu menakjubkan. Kaisar Agung Ziwei juga telah muncul kembali.     

Tatapan mata Pemimpin Kota Tianyan saat ini terlihat sangat buruk. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?     

Dia tampak gelisah. Kaisar Agung Ziwei telah kembali ke dunia ini. Mampukah Tianyan Agung mengalahkannya?     

Itu pasti bukan masalah besar, Pemimpin Kota Tianyan berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Tianyan Agung telah pulih dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Dia juga memegang Senjata Kekaisaran yang pernah dia tempa di masa lalu. Dia jelas memiliki keuntungan mutlak.     

Bahkan jika Kaisar Agung Ziwei telah kembali, memangnya apa yang bisa dia lakukan?     

Hasil akhirnya tidak akan berubah.     

Saat dia memikirkan tentang semua hal ini, cahaya bintang yang tak tertandingi bersinar terang di Pecahan Ziwei. Bintang-bintang tampak bersinar tanpa henti. Berbagai macam bintang di sekitar Pecahan Ziwei bersinar pada saat yang bersamaan, memancarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci yang menyilaukan dan menghalangi pandangan mata bagi siapa pun yang melihatnya.     

Cahaya ini melesat ke kejauhan dan menerangi langit yang luas. Sebuah kekuatan yang dahsyat terpancar dari bagian bawah. Ini adalah kekuatan langit yang sesungguhnya. Lokasi mereka saat ini saling berjauhan, namun di bawah kekuatan ini, seolah-olah tidak ada jarak di antara mereka. Semua orang bisa merasakan tekanan yang kuat dari aura tersebut.     

Beberapa orang sudah bergerak menjauh. Para kultivator dari Klan Dewa Kuno dan kultivator lainnya dari Prefektur Ilahi juga bergegas mundur. Mereka tidak berani melibatkan diri dalam pertempuran antara dua Kaisar Agung. Mereka akan mengalami kematian yang mengerikan.     

*Boom*     

Sebuah suara yang aneh saat ini terdengar di atas langit. Seolah-olah langit dan bumi akan runtuh. Tianyan Agung melangkah ke depan. Sosoknya yang tampak seperti dewa itu mengangkat Guncangan Langit di tangannya dan dalam sekejap, jutaan gelombang kejut menerjang tanpa henti ke bawah. Gelombang-gelombang itu menghantam langit dan menciptakan retakan yang tak terhitung jumlahnya di udara. Seolah-olah langit telah hancur berkeping-keping.     

Dia tahu bahwa memperkecil jarak tidak akan ada artinya dalam pertempuran di tingkat mereka. Target mereka akan selalu berada dalam jangkauan serangan masing-masing kemana pun mereka pergi.     

Mereka hanya bisa memberikan perlawanan.     

Dia juga seorang Kaisar Agung yang telah kembali dari zaman kuno. Dia tidak akan mundur dari pertarungan ini!     

Hari ini, dia akan menggunakan Senjata Kekaisaran miliknya untuk membunuh Ziwei Agung dan merebut Pecahan Ziwei. Dia akan menggantikan posisi Kaisar Agung Ziwei.     

Cahaya bintang menyelimuti sosok Ye Futian saat sosok Kaisar Agung Ziwei terbentuk di sekelilingnya, menyatu dengan sosok Ye Futian. Kini dia juga tampak seperti seorang dewa. Sebuah aura yang tak tertandingi terpancar dari sosoknya. Bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya juga beresonansi dengannya. Sebagai Kaisar Agung Ziwei, dia mampu mengendalikan bintang-bintang di atas langit dan menjadi penguasa mereka.     

*Whoosh*     

Seberkas cahaya suci melesat keluar dan menembus ruang hampa, diikuti oleh munculnya kekuatan kaisar yang tak tertandingi. Pada saat ini, Kaisar Agung Ziwei tampak seperti penguasa langit dan bumi. Sebuah aura yang sangat mematikan menyebar ke seluruh tempat. Ini adalah keinginan membunuh yang sangat kuat, yaitu keinginan membunuh dari seorang Kaisar Agung.     

Sosok Ye Futian melesat lurus ke depan seperti sambaran petir. Saat dia mengarahkan jarinya ke depan, sosok Kaisar Agung Ziwei di sekitarnya melakukan hal yang sama. Dalam sekejap, cahaya bintang dari Jalur Agung yang tak ada habisnya itu berkumpul untuk membentuk sebilah pedang ilahi yang melesat menembus langit.     

Tubuh Tianyan Agung semakin membesar saat dia berubah menjadi satu sosok dewa yang menjulang tinggi. Guncangan Langit juga ikut membesar saat palu itu diayunkan menuju serangan yang dilancarkan oleh Kaisar Agung Ziwei. Dua serangan yang mampu menghancurkan dunia itu pun bertabrakan di udara. Dalam sekejap, area di sekitarnya runtuh dan hancur. Mereka mengoyak ruang hampa dan muncul dalam aliran ruang hampa yang kacau ini. Sepertinya, mereka tidak lagi berada di lokasi awal mereka. Di dalam badai arus kekuatan yang tidak ada habisnya ini, pedang-pedang ilahi melesat keluar dan terus menerus menghancurkan gelombang kejut yang semakin mendekat.     

Tidak lama kemudian, terdengar suara tabrakan yang mengerikan di sana. Gelombang-gelombang kejut dalam pola melingkar dikeluarkan, dan segala sesuatu di sekitar mereka langsung hancur berkeping-keping.     

Gelombang-gelombang kejut itu menyebabkan seluruh bagian dari Pecahan Ziwei bergetar. Retakan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di permukaan tirai cahaya itu, hingga akhirnya menghilang secara perlahan-lahan. Namun, pada saat yang bersamaan, pedang ilahi yang mengerikan itu terus bergerak ke depan. Guncangan Langit juga tidak bisa menangkis serangan ini. Pedang suci yang mampu menembus langit dan bumi itu mampu mengungguli Guncangan Langit, sehingga menyebabkan cahaya dari palu itu perlahan-lahan meredup. Di saat yang bersamaan, cahaya dari pedang ilahi itu melesat ke arah sosok Tianyan Agung. Tubuhnya bergerak, berniat untuk melarikan diri. Namun, di bawah Pedang Pembantaian Ilahi, ruang kosong itu juga ikut dilenyapkan.     

*Whoosh*     

Cahaya dari pedang ilahi itu menembus sosok yang menyerupai dewa itu. Namun pada saat berikutnya, muncul satu sosok ilusi di sana. Itu adalah Tianyan Agung sendiri. Tatapan matanya terlihat takjub serta mengandung ketidakpuasan yang luar biasa. Tubuhnya menghilang secara perlahan-lahan sekarang.     

Cahaya bintang yang tak terbatas itu berubah menjadi keinginan membunuh yang dahsyat dan membelenggu segalanya di tempat masing-masing. Bahkan sosok ilusi dari Tianyan Agung tidak dapat melarikan diri sekarang.     

"Tidak..." Tianyan Agung bergumam pelan. Dia telah menunggu selama bertahun-tahun sebelum dia akhirnya bisa kembali ke dunia ini.     

Kenapa takdir memperlakukannya dengan cara seperti ini?     

Dia malah bertemu dengan Kaisar Agung Ziwei.     

Namun, gelombang cahaya bintang yang tak terhitung jumlahnya itu kembali menembus tubuhnya. Sosok Tianyan Agung saat ini berubah menjadi debu. Hanya jejak-jejak auranya yang tertinggal di arus yang bergejolak ini.     

Arus-arus itu mengalir tanpa tujuan dan memenuhi seluruh tempat. Tidak ada yang tahu dimana semua arus itu akan berakhir.     

Sementara itu di luar Pecahan Ziwei, sebuah badai arus telah terbentuk. Semua orang bergegas pergi dengan panik. Meskipun mereka tidak terlibat dalam pertempuran itu, mereka bisa saja tewas terbunuh jika mereka bertindak ceroboh dan terjebak di dalamnya.     

Setelah beberapa lama, badai itu akhirnya mereda. Area itu pun menjadi stabil. Banyak kultivator muncul kembali dengan penampilan yang berantakan.     

Pemimpin Kota Tianyan berdiri di tempatnya dengan tercengang. Dia memandang ke atas langit dan melihat bahwa sosok Tianyan Agung telah menghilang. Semuanya telah menghilang.     

Dia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang saat wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan.     

Dengan kembalinya sang Kaisar Agung, Kota Tianyan sedang dalam proses menuju kejayaan. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa mimpi indah ini akan berakhir begitu cepat. Mereka akan menghadapi mimpi buruk sekarang.     

Apa arti kematian Tianyan Agung bagi mereka?     

Sekarang, sudah tidak ada lagi aura Kaisar Agung di Kota Tianyan. Dari dua Senjata Kekaisaran yang mereka miliki, salah satunya telah dihancurkan. Sekarang, Guncangan Langit muncul di Pecahan Ziwei, tepatnya di tangan Ye Futian.     

Mungkinkah Kota Tianyan, yang telah mewariskan ajaran Kaisar Agung Tianyan selama bertahun-tahun, masih bisa disebut sebagai bagian dari Klan Dewa Kuno?     

Mulai hari ini, Kota Tianyan mungkin akan kehilangan gelarnya sebagai Klan Dewa Kuno.     

Lalu, apa yang akan mereka hadapi selanjutnya?     

Para kultivator itu tidak memikirkan tentang hal-hal ini. Mereka belum bisa mempercayai bahwa Tianyan Agung telah dihancurkan. Apa yang baru saja mereka saksikan itu membuat mereka heran.     

Hari ini, Kaisar Agung Ziwei kembali ke dunia untuk menghadapi satu pertempuran dan membunuh Tianyan Agung, yang telah dilahirkan kembali.     

Ketika Tianyan Agung menyatakan bahwa dia telah dilahirkan kembali, berita ini langsung mengguncang dunia. Namun, sebelum dia benar-benar bisa mengambil tindakan, dia telah tewas terbunuh dan lenyap dari dunia ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.