Legenda Futian

Bangkit Dari Keputusasaan



Bangkit Dari Keputusasaan

1Saat ini, Pecahan Ziwei kembali diselimuti oleh cahaya bintang. Ye Futian berdiri di bawah cahaya bintang yang terbentang luas itu dan tampaknya telah menyatu dengan Pecahan Ziwei.     1

Dari dunia luar, sebuah pasukan yang kuat telah tiba di sana. Mereka tidak lain adalah para kultivator dari Prefektur Ilahi.     

Wang Xiao, yang sekarang sudah menjadi Tianyan Agung, muncul di barisan depan dari pasukan tersebut. Sosoknya dikelilingi oleh cahaya suci, dan kekuatan ilahinya tampak sangat mengerikan. Kedua matanya bersinar dengan cahaya suci berwarna emas saat dia memandang segala sesuatu di sekitarnya. Sosok-sosok di belakangnya adalah para kultivator dari beberapa Klan Dewa Kuno utama. Mereka semua berada di bawah komandonya sekarang.     

Kali ini, mereka pasti akan menghancukan Pecahan Ziwei.     

Para kultivator itu telah tiba di wilayah luar dari Pecahan Ziwei. Setelah beberapa tahun lamanya, mereka datang kembali. Di masa lalu, pasukan mereka dikalahkan di sini, dan mereka dipaksa mundur. Ye Futian mengejutkan semua orang di Prefektur Ilahi dengan kemampuannya yang terus berkembang. Statusnya kala itu telah menjadi ancaman bagi Klan Dewa Kuno.     

Sekarang, Tianyan Agung telah kembali ke dunia ini, dan dia akan mengatasi kekhawatiran mereka selama ini. Mereka akan menjarah segala sesuatu yang ada di Pecahan Ziwei.     

Tianyan Agung berhenti di luar Pecahan Ziwei. Dia menundukkan kepalanya dan memandang ke bawah. Sosoknya dikelilingi oleh kekuatan ilahi, dan dia tampak tak tertandingi. Dia mengambil satu langkah ke depan, dan sosoknya tiba-tiba membesar, berubah menjadi seorang dewa setinggi 100 Zhang. Guncangan Dewa yang ada di dalam genggamannya juga tumbuh semakin besar dan memancarkan kekuatan ilahi yang mengejutkan. Kekuatan yang dipancarkan oleh Guncangan Langit saat ini tidak berada pada tingkatan yang sama seperti ketika Wang Xiao yang asli menggunakan palu tersebut sebelumnya.     

Tianyan Agung, yang telah berubah menjadi satu sosok dewa, menundukkan kepalanya dan memandang ke arah Pecahan Ziwei. Kobaran api yang mengerikan menyala di kedua matanya yang berukuran besar. Seolah-olah ada dua sinar cahaya mengerikan yang dipancarkan secara langsung pada tirai cahaya yang melindungi Pecahan Ziwei. Tidak lama kemudian, tirai cahaya itu hampir ditembus hanya dengan tatapan matanya itu.     

Para kultivator yang berdiri di belakang Tianyan Agung bisa merasakan hati mereka berdebat karena rasa takut. Kekuatan seorang Kaisar Agung yang sesungguhnya berada di luar imajinasi mereka.     

Tidak heran celah untuk menjadi seorang Kaisar Agung begitu sulit untuk dilewati, sehingga kultivator yang tak terhitung jumlahnya gagal menerobosnya. Jika mereka berhasil melakukannya, mereka akan menjadi seorang dewa, sosok yang abadi di dunia ini.     

Meskipun kekuatan Tianyan Agung saat ini tidak bisa dibandingkan dengan sosoknya di masa lalu, namun tetap saja dia adalah seorang Kaisar Agung yang berhasil kembali ke dunia ini dengan menggunakan tubuh Wang Xiao. Kemampuannya sangat kuat, dan itu bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh kultivator lain. Bahkan sosok yang mendekati dewa pun tampak seperti semut saat berada di hadapannya.     

Hanya Kaisar Agung sejati yang bisa menekannya sekarang.     

Di Pecahan Ziwei, Ye Futian juga melihat sosok Tianyan Agung. Sosok dewa setinggi 100 Zhang itu terlihat sangat agung, tampak seperti dewa yang perintahnya tidak bisa dibantah. Dia memandang ke arah Pecahan Ziwei dengan tatapan mengejek. Cahaya suci yang terpancar dari mata Tianyan Agung sudah cukup kuat untuk membunuh Ye Futian.     

Pemandangan ini membuat Ye Futian merasa sedikit tidak berdaya. Bisakah Pecahan Ziwei memukul mundur lawan mereka kali ini?     

"Kenapa kau memaksakan diri untuk melakukan perjuangan yang sia-sia? Aku berasal dari zaman kuno, dan aku tidak berniat melakukan pembantaian di sini," ujar Tianyan Agung dengan nada datar. "Sebaiknya kau membuka segel itu secara sukarela dan menerima kematianmu. Hal itu akan menyelamatkan semua orang yang ada di Pecahan Ziwei." Nada bicaranya terkesan mengejek.     

Tianyan Agung menyarankan agar Ye Futian berhenti melakukan perlawanan dan membuka segel itu agar dia bisa membunuhnya.     

Sudah jelas, Tianyan Agung telah memutuskan untuk membunuh Ye Futian. Dia juga tidak berbohong padanya. Dia bahkan terlalu sombong untuk repot-repot menipu Ye Futian.     

Ye Futian hanyalah seekor semut di matanya. Bahkan dengan bakat luar biasa yang dimiliki oleh Ye Futian, dia hanyalah seekor semut ketika berhadapan dengan sang Kaisar Agung. Dia tidak bisa menimbulkan dampak apa pun baginya.     

Emosi Ye Futian menjadi campur aduk. Tianyan Agung memintanya untuk menerima kematiannya?     

Memang seperti itulah cara berpikir dari seorang Kaisar Agung. Kaisar Agung lainnya kemungkinan besar juga memiliki cara berpikir yang sama. Mereka tidak akan menganggap serius semua putra kebanggaan di seluruh penjuru dunia. Bagi para Kaisar Agung, generasi-generasi muda yang berbakat itu hanyalah sekumpulan semut di mata mereka.     

Namun, Ye Futian tidak akan pernah menerima kematiannya secara sukarela tanpa berusaha memberikan perlawanan terlebih dahulu!     

Ye Futian menutup matanya rapat-rapat. Kemudian, tubuhnya berubah menjadi buram saat dia berubah wujud menjadi satu sosok ilusi. Sebuah aura yang mengerikan menyebar di antara langit berbintang dari Pecahan Ziwei saat bintang yang tak terhitung jumlahnya bersinar pada saat yang bersamaan. Sosok ilusi Ye Futian muncul di setiap bintang tersebut, bersamaan dengan munculnya sebuah aura yang mengancam.     

Di atas langit, Tianyan Agung, yang telah berubah menjadi seorang dewa, menatap pemandangan di bagian bawah dengan ekspresi dingin. Dia mengamati Pecahan Ziwei dengan tatapan muak saat dia mengejek, "Kau hanyalah seekor capung yang mencoba untuk merobohkan sebatang pohon. Kau sama saja ingin menjemput ajalmu sendiri."     

Saat dia mengatakan hal ini, dia mengangkat Guncangan Langit di tangannya, dan dalam sekejap, sebuah gelombang kejut menerjang keluar. Gelombang-gelombang kejut itu memadat dan menyebar ke arah Ye Futian.     

Tianyan Agung mengayunkan Guncangan Langit ke bawah. Dalam sekejap, langit di bawah kakinya berguncang, dan segala sesuatu yang menghalangi serangan itu berubah menjadi debu. Jutaan gelombang kejut langsung menghantam perisai pelindung dari Pecahan Ziwei.     

Sebuah suara yang mengejutkan bergema di udara saat seluruh bagian Pecahan Ziwei bergetar. Semua kultivator yang berada di dalamnya terkejut. Mereka bergegas memandang ke arah langit. Apakah mereka kembali diserang oleh pasukan asing?     

Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei juga bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Tubuh mereka merinding saat permukaan tanah bergetar hebat. Untungnya, bangunan-bangunan yang ada di sana sangat stabil. Kalau tidak, mereka akan runtuh karena guncangan tersebut.     

"Pemimpin Istana," gumam para kultivator itu saat mereka mendongak dan menatap langit. Dalam sekejap, Hua Jieyu melesat ke tempat dimana Ye Futian berada. Kedua matanya tampak berkaca-kaca.     

Meskipun bertahun-tahun telah berlalu dan banyak hal telah berubah, pihak lawan masih menolak untuk membiarkan Ye Futian lolos begitu saja.     

Seorang Kaisar Agung telah datang kemari dengan membawa Senjata Kekaisaran miliknya dan bermaksud untuk melenyapkan mereka semua.     

Perisai pelindung yang melingkupi Pecahan Ziwei kini telah hancur. Rasanya seolah-olah langit telah runtuh, dan semuanya berada di ambang kehancuran. Serangan yang dilancarkan oleh Tianyan Agung itu sama sekali tidak bisa dihentikan.     

Kali ini, Tianyan Agung telah membuat para kultivator dari Pecahan Ziwei merasa putus asa.     

"Nona," Lord Chen berteriak. Dia telah berjanji pada Ye Futian bahwa dia akan membawa Hua Jieyu pergi dari sini. Namun, Hua Jieyu juga seorang kultivator Trbulation Plane tingkat kedua sekarang. Lord Chen tidak bisa menghentikannya. Dia telah melesat ke kejauhan dan sedang menuju ke atas langit dalam sekejap.     

"Biarkan saja," ujar Gu Dongliu dari bagian samping. Jika Pecahan Ziwei benar-benar hancur dan Adik Juniornya tewas terbunuh, Hua Jieyu juga tidak akan memilih untuk tetap hidup.     

Belum lama ini, pasangan ini telah berjanji untuk mencapai puncak kultivasi bersama-sama. Tidak ada yang menyangka bahwa bencana sebesar ini akan menimpa Pecahan Ziwei dalam sekejap mata. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan Tianyan Agung.     

Saat ini, aura keputusasaan menyelimuti Istana Kekaisaran Ziwei. Selain keputusasaan, semua orang merasa marah saat mereka mendongak untuk mengamati pertempuran yang sedang berlangsung di atas langit itu.     

"Guru," Ling Kecil dan yang lainnya berseru saat mereka naik ke atas langit.     

"Berhenti." Lord Chen langsung membentuk sebuah area bintang dan menyegel tempat tersebut. Dia tidak akan membiarkan kultivator-kultivator muda itu mati sia-sia.     

"Biarkan kami pergi," Fang Cun berteriak saat dia berbalik dan menatap tajam ke arah Lord Chen. Di sisi lain, Lord Chen hanya menatapnya dengan tenang, namun dia tidak melakukan apa yang mereka inginkan.     

Mereka adalah harapan bagi Pecahan Ziwei di masa depan.     

Banyak orang di Istana Kekaisaran Ziwei berlinang air mata saat mereka mengamati peristiwa tersebut. Apakah semuanya benar-benar akan berakhir seperti ini?     

Ini adalah sebuah kehancuran yang begitu mendadak. Mereka sama sekali tidak siap untuk menghadapi semua ini.     

Di atas langit, sosok dewa itu masih memandang ke bawah. Aura Ye Futian tampak tidak stabil, dan ada darah yang mengalir keluar dari sudut mulutnya. Perisai pelindung yang ditempa dengan bintang-bintang di Pecahan Ziwei itu telah hancur. Pertahanan itu bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun dan langsung hancur berkeping-keping oleh Senjata Kekaisaran milik Tianyan Agung.     

Tianyan Agung datang kemari secara pribadi. Dia berada pada tingkatan yang jauh berbeda dari Wang Xiao.     

Para anggota dari Klan Dewa Kuno, yang berada di belakang Tianyan Agung, mengamati semuanya dari atas langit. Mereka terlihat sangat gembira. Tanpa adanya tirai pelindung dari Pecahan Ziwei, Ye Futian tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.     

Hari ini, Pecahan Ziwei ditakdirkan untuk dihancurkan, dan Ye Futian juga ditakdirkan untuk mati di sini.     

Akhirnya, semua ini akan segera berakhir.     

Namun, Tianyan Agung tidak terburu-buru untuk membunuh Ye Futian. Saat dia berdiri jauh di atas langit layaknya seorang dewa, dia memandang ke bawah, tepatnya pada sosok Ye Futian. Penampilan Tianyan Agung tampak agung dan tangguh. Kini dia sudah menjadi 'Dewa'.     

Dia telah mendengar desas-desus tentang Ye Futian yang memiliki banyak benda di tingkat Kaisar Agung. Dia mungkin tidak menggunakan benda-benda itu, tetapi benda-benda itu pasti akan berguna untuk Klan Wang.     

"Datanglah untuk menjemput kematianmu," Tianyan Agung memberi perintah sambil memandang Ye Futian. Dia berkata, "Ini adalah kesempatan terakhirmu. Kau pasti merasa terhormat untuk dibunuh olehku secara pribadi."     

Jadi, dia akan mati di tangan Tianyan Agung?     

Ye Futian merasa tidak berdaya dan putus asa. Dia memejamkan matanya dan berkomunikasi dengan aura dari Kaisar Agung Ziwei. Rasanya seolah-olah dia tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Jiwa spiritualnya telah bergabung dengan bintang-bintang, dan dia mengerahkan kekuatan Jalur Agung miliknya secara maksimal. Dia beresonansi dengan bintang-bintang dan menjadi satu dengan mereka.     

Ye Futian bukan lagi dirinya sendiri. Sebaliknya, dia sudah menjadi bagian dari langit berbintang.     

Sebuah bayangan raksasa telah muncul di sana. Bayangan itu tidak lain adalah sosok ilusi dari Kaisar Agung Ziwei.     

Dia merasa tidak puas!     

"Hmph!"     

Tianyan Agung memandang ke bawah dengan ekspresi mengejek. Bahkan sekarang, pihak lawan tidak menyadari akan kekuatan mereka dan masih bersikeras untuk memberikan perlawanan.     

"Karena kau tidak bisa membaca situasimu saat ini, aku akan mengantarkanmu menuju kematianmu sendiri," ujar Tianyan Agung. "Hancurlah bersama dengan langit berbintang ini."     

Saat dia mengatakan hal ini, seberkas cahaya yang bahkan lebih menakjubkan dari sebelumnya bersinar di area yang luas. Sebuah gelombang kejut yang mengerikan langsung menyebar ke bawah. Dia mengangkat kembali Guncangan Langit di tangannya. Sosok dewa itu pun mengangkat palu ilahinya, berniat untuk menghancurkan Pecahan Ziwei.     

Ye Futian pun membuat permintaan, "Bertahun-tahun yang lalu, aura Kaisar Agung Ziwei telah terbangun dan membantu saya dalam memecahkan segel yang dibentuk oleh Senjata Kekaisaran dan menghancurkan Matriks Penempa Langit. Sekarang, apakah Kaisar Agung bersedia terbangun untuk melindungi Pecahan Ziwei dari kehancuran?" Sebuah jiwa spiritual tiba-tiba menyelimuti berbagai macam bintang. Pada saat berikutnya, rentetan gelombang kejut dari Guncangan Langit, serta cahaya suci penghancur dunia itu menerjang ke bawah. Serangan itu bahkan lebih menakutkan daripada serangan sebelumnya.     

Kekuatan penghancur yang tak tertandingi itu menghujani Pecahan Ziwei. Pada saat itu juga, semua orang di Istana Kekaisaran Ziwei jatuh dalam keputusasaan.     

Namun pada saat ini, sebuah lingkaran cahaya suci yang jauh lebih menakjubkan bersinar di antara langit berbintang. Seolah-olah semua bintang di atas langit kini sedang bersinar.     

"Baiklah!" sebuah suara menanggapi dari atas langit.     

Kemudian, terdengar sebuah suara yang mengerikan. Rentetan gelombang yang mampu menghancurkan segalanya itu menabrak dinding pertahanan dari Pecahan Ziwei. Kali ini, serangan itu tidak mampu menghancurkan tirai cahaya tersebut. Kekuatan penghancur itu dikerahkan ke bawah, seolah-olah hendak menghancurkan Pecahan Ziwei secara keseluruhan. Namun, serangan itu berhasil dihentikan. Banyak retakan muncul di permukaan tirai cahaya itu, namun cahaya penghancur itu tidak dapat menembusnya. Serangan tersebut hanya terus menghantam tirai itu di saat kekuatannya berangsur-angsur memudar. Pada akhirnya, cahaya itu pun hancur dan menghilang di permukaan tirai cahaya tersebut.     

Hah?     

Tianyan Agung dan para kultivator di belakangnya tercengang saat menyaksikan pemandangan ini. Tirai cahaya itu tidak hancur?     

Suara siapa tadi?     

Di tengah rentetan serangan penghancur tersebut, mereka mendengar sebuah suara yang mengucapkan satu kata. Siapa yang ditanggapi oleh suara ini?     

Mereka bukanlah satu-satunya orang yang mendengarnya. Pada saat ini, semua orang yang beada di Pecahan Ziwei juga mendengar suara ini.     

Ye Futian tentu saja juga ikut mendengarnya.     

Berbagai macam bintang di atas langit bersinar semakin terang. Cahaya mereka sangatlah menyilaukan. Kemudian, sebuah kekuatan ilahi yang tak tertandingi terpancar dari bintang-bintang di atas langit. Tidak hanya itu saja, muncul satu sosok ilusi di antara langit berbintang yang luas. Itu adalah satu sosok dewa yang tampak menakjubkan dan mengintimidasi.     

Rambut panjangnya berkibar tertiup angin. Seolah-olah sekujur tubuhnya terbentuk dari bintang-bintang.     

"Itu...Kaisar Agung Ziwei!"     

"Kaisar Agung telah kembali."     

"Kaisar Agung Ziwei telah kembali."     

Ketika seluruh penjuru Pecahan Ziwei menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dan ajaib ini, banyak anggota mereka tidak bisa menahan diri untuk berlutut di permukaan tanah. Air mata kebahagiaan mengalir di wajah mereka. Mereka mengira bahwa Pecahan Ziwei akan kembali menghadapi bencana fatal lainnya.     

Mereka tidak pernah membayangkan bahwa setelah Tianyan Agung dilahirkan kembali, Pecahan Ziwei akan berada dalam bahaya. Kaisar Agung Tianyan ingin menghancurkan mereka.     

Namun pada saat ini, Kaisar Agung Ziwei telah kembali.     

Itu adalah Kaisar Agung Ziwei! Semua orang di Istana Kekaisaran Ziwei bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang saat mereka menatap pemandangan di atas langit itu dengan takjub.     

Kaisar Agung Ziwei telah kembali!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.