Legenda Futian

Segel Buddha All Heaven



Segel Buddha All Heaven

0Ye Futian mengangkat kepalanya saat sosoknya melesat semakin tinggi ke atas langit. Kedua kultivator kuat itu memandangnya, lalu mengikutinya ke udara.     
0

Ketiga kultivator itu pun muncul bersama-sama di atas langit kecuali pemuda tersebut. Dia melanjutkan apa yang dia lakukan sebelumnya, memahami dan berkultivasi di depan tembok ilahi. Sepertinya semua pertempuran di sekitarnya itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

*Klang* Di atas langit, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang keras. Meskipun mereka telah mencapai posisi yang berada jauh di atas langit, namun mereka masih terlingkupi dalam jangkauan area Jalu Agung, dan mereka belum keluar darinya. Ada serangan sebuah badai musik yang mengandung hawa dingin yang ekstrem di dalamnya di sana. Tubuh ilahi Ye Futian terus-menerus diserang oleh hujan es dan bunga es.     

Pada saat yang bersamaan, rentetan pagoda yang mengerikan lainnya berputar dan melayang di atas Ye Futian. Cahaya penghancur berwarna emas membanjiri area itu dan menyelimuti sekujur tubuh Ye Futian.     

"Kalian masih belum menyerah?" Ye Futian mengangkat tangannya saat dia memandang area di atasnya. Sekujur tubuhnya bersinar terang saat pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di satu tempat. Rune-rune yang mengerikan terukir di permukaan semua pedang ilahi itu, hingga menghalangi langit dan matahari. Ye Futian mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah langit. Tiba-tiba, pedang-pedang ilahi itu melesat menembus langit dan menyerang seluruh penjuru area ini.     

Ketika Ye Futian memahami metode ilahi ini, dia bermaksud menggunakannya sebagai metode yang akan digunakan olehnya untuk melawan Donghuang Diyuan, dan hal ini mudah untuk ditebak saat mengetahui nama dari teknik pedang ini. Pedang yang digunakan oleh Donghuang Diyuan disebut sebagai 'Pedang Ilahi Tianxing,' sedangkan Ye Futian menamai teknik pedangnya ini sebagai 'Tianzhu.'     

Ketika ratusan ribu pedang itu dikerahkan, semua pedang ilahi tersebut beresonansi satu sama lain dan mengarah menuju pagoda 99 lantai itu. Dalam sekejap, pagoda itu runtuh dan hancur berantakan. Suara ledakan yang mengerikan bergema dari atas langit saat Jalur Agung runtuh, dan pagoda ilahi emas itu pun berhasil dihancurkan.     

Ye Futian memandang kedua kultivator itu saat dia menyatukan telapak tangannya. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, area yang luas itu berubah menjadi area Buddha. Di atas langit, sosok-sosok Buddha memenuhi langit sambil merapalkan sutra Buddha. Suara mereka terus bergema di antara langit dan bumi, yang kemudian berubah menjadi mantra Buddha, bersaing dengan suara guqin yang dimainkan oleh kultivator yang ahli dalam memainkan musik itu.     

Saat ini, tubuh Ye Futian disinari oleh cahaya berwarna emas, dan kobaran api ilahi tampak menyelimuti tubuhnya. Tubuh ilahi miliknya tidak dapat ditembus dengan cara apa pun, dan tampaknya tidak ada Jalur Agung yang dapat menggoyahkannya.     

Tubuh aslinya tampaknya kini telah menjelma sebagai seorang Buddha. Dia memiliki kemampuan yang luar biasa.     

"Kalian berdua berasal dari Dunia Langit, dan kalian pasti bukanlah sosok yang tidak dikenal di sana. Bagaimana aku sebaiknya memanggil kalian berdua?" Ye Futian bertanya dengan lantang. Suara rapalan sutra Buddha masih bergema di udara. Baru pada saat itulah para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei menyadari bahwa ketiga kultivator ini berasal dari Dunia Langit.     

Menurut legenda, Dunia Langit sudah lama mengalami kemunduran dan menghilang dalam catatan sejarah.     

"Raja Pagoda dari Istana Langit," kultivator yang mengendalikan pagoda itu menanggapi.     

"Raja Melodi dari Istana Langit," sosok lainnya menanggapi dengan nada dingin dan sikap yang sama, langsung mengungkapkan identitas masing-masing.     

Mereka adalah dua Raja Surgawi dari Dunia Langit!     

Ye Futian mengamati kedua pria itu dan menyadari bahwa mereka adalah sosok-sosok terkemuka dari Istana Langit, dan keduanya berada di tingkat teratas. Tidak heran mereka memiliki kemampuan bertarung yang cukup kuat. Jika mereka berada di tingkat yang sama dengan Pemimpin Gunung Celestial Worthy, maka kemampuan Ye Futian saat ini bisa menyingkirkan seseorang seperti itu dengan cukup mudah.     

Kala itu, dia masih belum begitu kuat.     

"Ternyata kami kedatangan dua Raja Surgawi. Tidak heran ada pertempuran dengan skala sebesar ini di Dunia Asal." Ye Futian berkata dengan suara keras, "Hanya saja, ini adalah wilayah milik Istana Kekaisaran Ziwei. Sebagai pemimpin dari Istana Kekaisaran Ziwei, aku harus meminta kalian berdua untuk pergi."     

Tidak lama setelah dia mengatakan hal itu, para Buddha memenuhi langit, dan Cahaya Buddha tampak berkobar, menerangi area ini. Cahaya itu sangat menyilaukan sehingga masing-masing sosok Buddha tersebut telah mengeluarkan cahaya Jalur Agung, membutakan siapa pun yang mencoba memandangnya.     

"Teknik ini didasarkan pada teknik-teknik Buddha dan pemahamanku. Kekuatan serangannya sangat dahsyat dan tak tertandingi. Kalian berdua harus hati-hati," ujar Ye Futian dengan lantang sambil menatap dua kultivator kuat ini.     

Kedua kultivator kuat tersebut mengangkat kepala masing-masing untuk memandang sosok yang menakjubkan di atas langit itu. Tubuh ilahi Ye Futian tampak bersinar terang saat diselimuti oleh Cahaya Buddha, membuat penampilannya itu mirip dengan satu sosok Buddha kuno bertubuh emas. Sebuah kekuatan Ilahi yang dahsyat muncul dari atas langit dan memenuhi area ini. Seolah-olah kekuatan Jalur Agung yang mengerikan ini datang dari tempat lain.     

Semua sosok Buddha ini tampak berdiri jauh di atas langit. Mereka mengerahkan serangan telapak tangan Buddha raksasa pada saat yang bersamaan. Setiap serangan telapak tangan itu mengandung kekuatan yang tak tertandingi saat mereka dikerahkan ke bawah, mengincar kedua Raja Surgawi ini. Serangan telapak tangan Buddha yang mengerikan ini seperti tidak akan pernah berakhir.     

Ekspresi Raja Pagoda dan Raja Melodi tampak serius sekarang. Kekuatan Ye Futian ternyata tidak terduga. Meskipun mereka telah mendengar tentang Ye Futian dan pencapaiannya sebelumnya, namun mereka tidak begitu mempedulikannya. Dia mungkin sosok yang luar biasa, tetapi mereka juga bukan sosok biasa.     

Dunia Langit memiliki Empat Raja Surgawi dari Istana Langit ditambah dengan satu sosok kuat lainnya di samping mereka.     

Meskipun dia jarang muncul di dunia luar dan tidak pernah menjadi bagian dari dunia luar dalam arti sebenarnya, orang-orang di Dunia Langit mengetahui betapa kuatnya penerus Kaisar Surgawi mereka ini. Semua kultivator di Dunia Langit percaya bahwa di masa depan, dia pasti akan menjadi orang yang mengemban misi untuk membangun kembali Dunia Langit secara keseluruhan; dia akan menjadi Kaisar Surgawi suatu hari nanti.     

Alasan mengapa mereka jarang terlihat di dunia luar adalah, karena mereka tidak ingin membuat keributan. Di tengah kekacauan yang terjadi saat ini, mereka akhirnya memutuskan untuk datang dan memeriksa semuanya, mengambil kesempatan ini untuk memahami kekuatan para kaisar kuno di semua reruntuhan utama.     

Oleh karena itu, meskipun Ye Futian adalah pemimpin dari Dunia Asal dan memiliki bakat yang luar biasa, mereka tidak pernah memperlakukannya dengan serius sebelumnya.     

Bahkan putra pilihan di dunia luar itu, yang telah mengejutkan dunia, berani menyebut dirinya sebagai sosok yang tak tertandingi.     

Ini semua karena tuan muda mereka sengaja tidak mengungkapkan keberadaannya di hadapan publik.     

Jika tidak, begitu dia membuat kehadirannya diketahui, dia pasti akan mendominasi rekan-rekan di generasinya, dan tidak ada seorang pun yang bisa bersaing dengannya. Sosok-sosok yang disebut sebagai para jenius itu hanya akan menjadi batu loncatan baginya.     

Namun, di tengah pertempuran ini, kekuatan Ye Futian dapat dirasakan dengan jelas, dan bahkan mereka harus menaruh perhatian padanya. Tampaknya gelarnya sebagai kultivator jenius nomor satu dari Dunia Asal bukanlah omong kosong belaka.     

Badai musik yang diciptakan oleh Raja Melodi kini telah dipercepat dan membuat dunia di sekitarnya tertutup es. Dalam sekejap, jejak-jejak telapak tangan Buddha raksasa yang semakin mendekati mereka itu ditutupi dengan lapisan es berwarna putih; seolah-olah mereka diperlambat oleh lapisan es tersebut. Pada saat yang bersamaan, badai musik itu berubah menjadi sebilah pedang tajam yang mengerikan dan menyebabkan hancurnya serangan jejak telapak tangan Buddha itu.     

Di sisi lain, Raja Pagoda menyerang dengan mengayunkan tangannya ke depan. Tiba-tiba, pagoda itu menekan langit dan bumi. Kali ini, pagoda itu diayunkan ke arah langit dengan mengerahkan semua kekuatannya. Sebuah badai penghancur langsung terbentuk dan bergerak melawan momentum, menghalangi kekuatan yang menyerangnya.     

Jalur Agung bergemuruh, dan langit serta bumi tampak berada di ambang kehancuran. Para Buddha yang berada di atas langit beresonansi satu sama lain, dan jejak telapak tangan raksasa yang berjatuhan itu seperti tidak ada habisnya. Meskipun mereka terus menerus dihancurkan, masih ada jejak telapak tangan lain yang dikerahkan ke bawah tanpa henti.     

Selain itu, bersamaan dengan dikeluarkannya serangan mengerikan ini, seluruh penjuru aea itu menjadi sangat berat. Hawa dingin yang ekstrem telah menyebar ke seluruh tempat. Itu adalah hawa dingin yang dihasilkan oleh serangan telapak tangan tersebut, yang kini telah membekukan langit dan bumi. Kedua Raja Surgawi itu perlahan-lahan ikut merasakan hawa dingin tersebut.     

"Kekuatan Yin." Raja Melodi mengerutkan kening. Dia telah merasakan hawa dingin tersebut. Dia sendiri juga mahir dalam menggunakan Jalur Agung es. Dia mampu membekukan tubuh dan jiwa spiritual orang lain. Namun, pada saat ini, dia merasakan serangan dari kekuatan ini pada tubuhnya.     

Di atas langit, muncul satu sosok Buddha raksasa di sana. Dia datang dari atas cakrawala dan bergerak menuju ke permukaan tanah. Sosok Ye Futian ternyata berada di antara tangan dan bagian dada Buddha raksasa itu, sehingga dia juga ikut melesat ke bawah.     

"Segel Buddha All Heaven!"     

Begitu kata-kata Ye Futian terdengar, telapak tangannya dikerahkan ke bawah. Dalam sekejap, Buddha raksasa itu membuat gerakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Ye Futian. Serangan telapak tangan raksasa ini melesat ke bawah dan melingkupi area ini. Seolah-olah segala sesuatunya telah terkubur di bawah serangan telapak tangan yang dahsyat itu.     

Pada saat yang bersamaan, semua Buddha itu beresonansi satu sama lain saat mereka mengerahkan serangan telapak tangan raksasa itu di waktu yang sama. Seolah-olah mereka telah membentuk semacam koneksi. Mereka meningkatkan kekuatan serangan itu dan melingkupi area ini seutuhnya.     

Ini adalah Segel Buddha All Heaven, serangan tingkat tinggi yang telah dipahami olehnya, dan mengandung kekuatan yang tidak terbatas di dalamnya.     

Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei menyaksikan pemandangan ini dengan jantung yang berdegup kencang. Buddha raksasa itu melesat ke bawah seolah-olah sang Buddha telah turun ke muka bumi dan berdiri di atas segalanya. Kekuatan dari serangan ini benar-benar tak terbayangkan.     

Bahkan hati Lord Chen ikut berdebar ketika dia menyaksikan pemandangan ini. Serangan tersebut begitu dahsyat sehingga dia bisa melihat kemajuan yang dialami oleh Ye Futian dalam kultivasinya selama bertahun-tahun terakhir.     

Jika Kaisar Millet berada di sini, dia pasti akan merasa tidak asing dengan serangan ini. Serangan ini sepertinya mengandung kekuatan dari Gerbang Tekanan Dunia, yang tentu saja sangat kuat.     

Ekspresi dua Raja Surgawi dari Dunia Langit itu tampak semakin serius saat tatapan mata mereka tertuju pada serangan yang menekan mereka itu. Disertai oleh suara gemuruh yang keras, pertahanan mereka terus menerus dikikis, dan pada akhirnya mereka tidak bisa lagi menahan serangan mengerikan itu. Cahaya suci dari Jalur Agung dikeluarkan tanpa henti saat mereka mengumpulkan kekuatan terbesar mereka, mencoba untuk menangkis teknik Segel Buddha All Heaven.     

Namun, serangan mengerikan ini terus dikerahkan pada mereka. Sepertinya tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa menghentikannya. Sebuah suara ledakan yang keras bergema di udara, dan kedua pria itu dihempaskan ke bawah. Jalur Agung yang berada di atas langit dihancurkan, dan semuanya kini telah luluh lantak.     

*Brak* Dua sosok itu pun menghantam permukaan tanah. Di bawah sana, terdapat sebuah jejak telapak tangan raksasa yang telah meruntuhkan seluruh bagian dari pegunungan kuno itu hingga rata dengan permukaan tanah. Area itu pun bergetar hebat. Seolah-olah gempa bumi telah terjadi di sana; bahkan ada banyak retakan yang bermunculan di permukaan tanah.     

Setelah beberapa lama, aura yang mengerikan itu akhirnya menghilang. Dua sosok tampak naik dari permukaan tanah. Ada lapisan debu yang menghiasi sekujur tubuh mereka. Napas mereka melemah, dan keduanya bahkan batuk-batuk. Bekas darah bisa terlihat di sudut mulut mereka. Sudah jelas, mereka berdua terluka akibat serangan sebelumnya.     

Sebuah jejak telapak tangan telah melukai dua sosok di tingkat Raja Surgawi dari Dunia Langit.     

Raja Pagoda dan Raja Melodi sama-sama menatap Ye Futian dan berpikir bahwa kultivasi pria ini memang menakutkan. Dia sudah berdiri di puncak dunia ini. Mereka telah berkultivasi selama bertahun-tahun untuk menjadi Raja Surgawi dari Dunia Langit, jadi mereka sangat memahami tentang kekuatan mereka sendiri. Di dunia mereka, mereka pasti berada di puncak kekuatan. Namun hari ini, mereka telah dikalahkan oleh seseorang yang lebih muda dari mereka.     

Memang benar bahwa dunia ini tidak akan pernah kekurangan orang-orang berbakat di setiap generasinya, dan generasi muda akan selalu menggantikan generasi sebelumnya.     

Masa kejayaan para kultivator dari generasi yang lebih tua sudah berakhir. Sebelumnya, Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing adalah dua sosok yang mendominasi dunia kala itu. Kalau begitu, siapa yang akan mendominasi era berikutnya?     

Namun, tidak peduli siapa pun itu, pemuda dari Dunia Langit ini masih merupakan sosok tak terkalahkan yang mampu menekan segalanya dan semua orang, seperti saat ini.     

Pemuda itu akhirnya mengalihkan pandangannya dari dinding ilahi di hadapannya dan sedikit mengangkat kepalanya. Dia memandang ke arah Ye Futian. Ekspresinya tampak acuh tak acuh, tanpa menunjukkan sedikit pun kekesalan. Hanya ada rasa percaya diri yang luar biasa di kedua matanya.     

Ye Futian sepertinya bisa merasakan tatapan matanya saat dia menundukkan kepalanya untuk memandang ke bawah. Keduanya saling menatap satu sama lain, dan ini adalah kedua kalinya mereka saling berinteraksi. Terakhir kali, Ye Futian belum mampu bersaing dengan lawannya ini. Bagaimanapun juga, pemuda itu telah menyelinap ke dalam pusat bumi dan memasuki titik pusat dari badai bayangan itu sendirian.     

Setelah bertahun-tahun lamanya, mereka berdua kini telah mencapai tingkatan yang sama.     

"Ayo kita pergi!" Pemuda itu menarik kembali pandangannya setelah memandang Ye Futian. Seolah-olah dia tidak peduli dengan kekalahan mereka, dan dia juga tidak memiliki niatan untuk melawan Ye Futian sebagai tindakan pembalasan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.