Legenda Futian

Kematian Wang Xiao



Kematian Wang Xiao

0Ye Futian membawa tubuh Wang Xiao ke area lain. Saat ini, Wang Xiao tidak lagi memiliki Senjata Kekaisaran bersamanya, jadi dia jelas bukan tandingan bagi Ye Futian. Dia tidak bisa menahan serangan yang dikeluarkan oleh Ye Futian dan telah dibekukan oleh Kekuatan Yin.     
3

Di atas langit, meskipun tubuh Wang Xiao telah membeku, namun kedua matanya tetap terbuka lebar. Akan tetapi, kesadarannya telah menurun. Dia menatap tajam ke arah Ye Futian dengan penuh keputusasaan.     

Apakah dia telah gagal dalam membunuh Ye Futian?     

Sebelumnya, Wang Xiao memusatkan seluruh perhatiannya untuk menyerang Mo Qingge, berniat membunuhnya terlebih dahulu sebelum berurusan dengan Ye Futian. Akibatnya, Wang Xiao menerima serangan Ye Futian secara langsung. Dia berpikir bahwa dia akan mampu menahan serangan Ye Futian karena dia telah menempa Tubuh Ilahi yang tidak bisa dihancurkan.     

Sayangnya, Wang Xiao telah salah dalam membuat penilaian. Dia terlalu meremehkan kemampuan Ye Futian. Karena kecerobohannya ini, lengannya dipotong oleh Ye Futian. Akibatnya, dia kehilangan Senjata Kekaisarannya bersama salah satu lengannya. Saat ini, masih ada jejak-jejak aura yang menghubungkan dirinya dan Senjata Kekaisaran. Di kejauhan, seberkas cahaya suci yang mengancam tampak melesat menembus ruang hampa.     

Dari tempat dimana Mo Qingge berada, dia bermaksud untuk membelenggu Senjata Kekaisaran itu dengan kekuatan Jalur Agung Spasial miliknya. Namun, Senjata Kekaisaran itu mampu mengoyak kekuatan spasial miliknya dan langsung melesat melintasi ruang hampa. Faktanya, Mo Qingge bahkan terkena gelombang kejut yang tercipta saat Senjata Kekaisaran melesat menjauh. Dia hanya bisa menyaksikan Senjata Kekaisaran itu pergi meninggalkannya.     

Ye Futian tentu saja bisa merasakan aura berbahaya yang dipancarkan oleh Senjata Kekaisaran yang semakin mendekat. Dia tidak menyangka bahwa, meski dalam kondisi membeku seperti saat ini, Wang Xiao masih bisa beresonansi dengan Senjata Kekaisaran miliknya.     

*Boom* Ye Futian kembali mengerahkan serangan telapak tangan yang mengerikan ke arah Wang Xiao. Sosok Wang Xiao yang telah melemah akibat serangan sebelumnya tidak mungkin bisa menahan serangan telapak tangan semengerikan itu.     

Namun, hal yang paling menakutkan adalah, Ye Futian terus menerus melancarkan serangan. Pedang cahaya yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di atas langit. Kemudian, satu demi satu, bilah-bilah pedang ilahi bermunculan dan memenuhi seluruh tempat saat tatapan mata Ye Futian tertuju pada Wang Xiao.     

Apakah Wang Xiao benar-benar tidak bisa dihancurkan?     

Hari ini, Ye Futian akan melihat secara langsung apakah sosok yang dianggap tak tertandingi itu akan binasa di tangannya atau tidak.     

"Bunuh dia!" Ye Futian berseru.     

Pedang-pedang itu berjatuhan begitu dia memberi perintah. Dalam sekejap. semua pedang ilahi yang mengerikan itu menusuk tubuh Wang Xiao dan terus menebas ke bawah.     

*Boom* Rentetan suara ledakan yang keras bergema di udara. Tubuh Wang Xiao tertusuk dan langsung dihempaskan hingga ke bawah tanah. Tubuhnya benar-benar tercabik-cabik. Meski begitu, Ye Futian masih tidak berniat melepaskannya begitu saja. Satu demi satu, pedang-pedang ilahi itu menebas ke bawah dan menghancurkan jiwa spiritualnya.     

Wang Xiao telah beresonansi dengan Senjata Kekaisaran miliknya. Mengetahui hal ini, Ye Futian jelas tidak akan memberi kesempatan Wang Xiao untuk bertahan hidup. Dia ingin memastikan bahwa Wang Xiao telah tewas terbunuh.     

Wang Xiao dianggap sebagai sosok tak terkalahkan dari Kota Tianyan?     

Jika dia tidak mampu mengendalikan Senjata Kekaisaran, dia bukanlah tandingan bagi Ye Futian. Baik itu di masa lalu maupun masa kini, membunuhnya akan menjadi tugas yang sangat mudah apabila dia tidak memiliki Senjata Kekaisaran bersamanya.     

Cahaya suci mengalir di sekitar tubuh Ye Futian. Dia menundukkan kepalanya untuk memandang sosok yang baru saja menghilang. Jiwa spiritual Wang Xiao telah hancur menjadi debu. Di masa lalu, Wang Xiao menyerang Pecahan Ziwei dengan bantuan Senjata Kekaisaran miliknya. Akibatnya, kultivator yang tak terhitung jumlahnya tewas di tangannya, dan beberapa saat yang lalu, dia juga membunuh banyak kultivator dari Prefektur Ilahi saat dia sedang bertarung.     

Sekarang, Ye Futian telah membalaskan dendam mereka yang telah meninggal dunia.     

Wang Xiao, penerus dari Kota Tianyan sekaligus pewaris dari Tianyan Agung, kini telah tewas terbunuh.     

Sebuah aura yang mengerikan saat ini menyebar di atas langit, yang ternyata berasal dari Guncangan Langit, Senjata Kekaisaran milik Wang Xiao. Aura mengejutkan itu bergejolak di udara. Aura itu adalah kekuatan dari Senjata Kekaisaran itu sendiri. Ye Futian pun memandang palu tersebut. Aura dari sang Kaisar Agung hidup di dalam Senjata Kekaisaran; oleh karena itu, Ye Futian tidak berniat merebutnya untuk kepentingan pribadinya.     

Tindakan itu terlalu berisiko. Kemungkinan besar dia akan tewas dibunuh oleh Senjata Kekaisaran itu sebelum dia bisa mengendalikannya.     

Saat ini, ada sosok lain yang bergerak menghampiri Ye Futian, yang tidak lain adalah Mo Qingge. Dia tampak tertegun sejenak saat dia menyaksikan pemandangan yang ada di sana. Kemudian, dia memandang ke arah Ye Futian.     

Wang Xiao memang telah tewas terbunuh.     

Ye Futian berhasil membantai Wang Xiao dengan tangannya sendiri.      

Dia telah menepati janjinya. Ye Futian rela menahan sebuah serangan sebelum dia akhirnya membunuh Wang Xiao dan mengakhiri pertarungan tersebut.     

"Meskipun Wang Xiao telah binasa, kemungkinan besar kita tidak bisa membawa pergi Senjata Kekaisaran ini," Mo Qingge berkomentar sambil memandang Senjata Kekaisaran yang melayang di udara tersebut dan masih memancarkan cahaya kaisar yang menakjubkan.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk setuju. Dia memang tidak berharap untuk membawanya pergi. Tatapannya kini beralih pada Mo Qingge saat dia berkata, "Senior, terima kasih telah membantuku. Tanpa bantuanmu barusan, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk membunuh Wang Xiao hari ini."     

Ye Futian memang memiliki dendam tersendiri dengan Dunia Evil Emperor, namun dia dan Mo Qingge bisa dianggap telah bekerja sama dalam pertempuran yang baru saja berakhir. Keduanya sama-sama memegang peranan penting terkait kematian Wang Xiao.     

"Kau tidak perlu bersikap terlalu sopan. Bagaimanapun juga dia adalah musuhku. Selain itu, kaulah yang melancarkan serangan fatal kepadanya," ujar Mo Qingge dengan acuh tak acuh. "Sekarang setelah Wang Xiao binasa, aliansi di Prefektur Ilahi pasti akan menganggapmu sebagai musuh mereka. Kau mungkin sebaiknya mengambil kesempatan ini untuk bergabung dengan pihak kami. Sebaiknya kau juga memimpin pasukan-pasukan di Pecahan Ziwei untuk menyerang Prefektur Ilahi. Di masa depan, kita bisa menguasai Prefektur Ilahi bersama-sama."     

Lagipula Kota Tianyan melakukan semua ini untuk mendorong Ye Futian ke kubu Evil Emperor.     

Bahkan jika Ye Futian memilih untuk tetap bersikap netral, dia sudah memiliki dendam yang mendalam terhadap banyak pasukan di Prefektur Ilahi. Terlebih lagi, dalam pertempuran yang melibatkan kedua belah pihak ini, Ye Futian telah membunuh Wang Xiao, kultivator terkuat dari pihak lawan. Apa yang akan dipikirkan oleh aliansi dari Prefektur Ilahi tentang tindakannya ini?     

Tidak ada jalan untuk kembali bagi Ye Futian sekarang.      

"Untuk saat ini, aku masih tidak ingin terlibat dalam perang. Aku membunuh Wang Xiao semata-mata karena aku memiliki dendam pribadi dengannya dan Kota Tianyan," jawab Ye Futian. Meskipun dia berhasil membantai Wang Xiao, namun dia masih sangat menyadari situasinya saat ini. Dia tidak memenuhi syarat untuk terlibat dalam perang ini.     

Apa yang akan terjadi apabila pasukan yang belum mencapai tingkat Kaisar Agung ikut berpartisipasi dalam perang di tingkat Kaisar Agung?     

Pasukan itu sama saja seperti menjemput ajal mereka sendiri.     

Mo Qingge menatap Ye Futian. Ye Futian memahami situasinya dengan sangat jelas.     

"Namun tampaknya kau tidak akan memiliki kesempatan untuk membuat pilihan," ujar Mo Qingge dengan acuh tak acuh. Kemudian dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. Dia bahkan tidak lagi memandang Senjata Kekaisaran yang masih berada di sana.     

Hal yang sama juga dilakukan oleh Ye Futian. Dia berbalik dan langsung menghilang dari tempat tersebut.     

…     

Pada saat yang bersamaan ketika momen tewasnya Wang Xiao, Pemimpin Kota Tianyan berteriak dengan penuh amarah di atas medan perang dari Prefektur Ilahi. Wajahnya terlihat sangat pucat.     

"Wang Xiao!" dia meratap sambil memandang ke kejauhan. Hatinya saat ini berdebar kencang.     

Wang Xiao kini telah binasa!     

Dia berdiri di tempatnya dengan tatapan penuh keputusasaan di kedua matanya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Bagaimana bisa Wang Xiao, yang memiliki Senjata Kekaisaran, tewas dibunuh oleh lawannya?     

Dia dianggap sebagai sosok yang tak tertandingi; sang penerus yang dipilih oleh leluhur mereka. Beberapa tahun yang lalu, sang leluhur masih mewariskan ajarannya dan menempa tubuh fisiknya. Dia bahkan telah menggabungkan kesadarannya dengan Wang Xiao. Tianyan Agung saat ini 'hidup' di dalam tubuh Wang Xiao.     

Bagaimana mungkin Wang Xiao bisa tewas terbunuh dalam kondisi seperti itu? Apa yang menyebabkannya meninggal dunia?     

"Wang Xiao telah binasa," Kultivator lainnya bergumam pelan. Di sekitar medan perang, banyak kultivator memandang ke arah tertentu. Melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Pemimpin Kota Tianyan, mereka tahu bahwa Wang Xiao memang telah tewas terbunuh.     

Berita ini jelas sangat mencengangkan. Wang Xiao memegang kendali atas Senjata Kekaisaran—Guncangan Langit—yang tak tertandingi. Ancaman yang dia miliki sangatlah menakutkan, dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Banyak orang telah menjadi korban dari Senjata Kekaisaran miliknya itu. Hanya Yan Guiyi yang bisa menghadapi serangannya secara langsung.     

Namun, sosok yang mampu mengendalikan Senjata Kekaisaran itu kini telah tewas terbunuh. Siapa pun bisa membayangkan betapa terkejutnya para kultivator ini.     

Apakah Ye Futian yang telah membunuh Wang Xiao?     

Pada saat ini, dua sosok muncul di atas langit. Salah satu dari mereka adalah Mo Qingge, dan sosok lainnya adalah Ye Futian.     

Mo Qingge dan Ye Futian telah muncul kembali di sini, dan Wang Xiao tewas terbunuh dalam pertempuran. Apakah sang pemenang telah ditentukan dalam pertempuran ini?     

Namun, Mo Qingge dan Ye Futian tidak tahu bahwa, setelah mereka pergi, Senjata Kekaisaran yang bersinar terang dan sangat mengerikan itu jatuh ke bawah dan menancap ke permukaan tanah. Darah segar mengalir di permukaan tanah dan meresap masuk ke dalamnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.