Legenda Futian

Bangkit Kembali



Bangkit Kembali

2Di area yang sunyi senyap itu, kobaran api berwarna emas dan darah tampak memenuhi seluruh tempat. Darah segar terus menerus mengalir ke dalam Guncangan Langit di permukaan tanah dan menyatu ke dalamnya.      2

Darah yang mengalir tanpa henti itu bahkan memancarkan aura kehidupan, yang mengelilingi Guncangan Langit. Kemudian, tubuh yang semula telah hancur, kini mulai terbentuk kembali menjadi satu sosok manusia di sana.     

Sebuah badai terbentuk di sekitarnya. Tidak hanya itu saja, aura Jalur Agung mengitarinya dan bergabung menjadi satu sosok manusia. Secara bertahap, sosok ilusi itu memadat dan menciptakan satu sosok manusia yang sesungguhnya.     

Sosok itu memiliki wajah yang tampan, dan penampilannya mirip dengan Wang Xiao. Namun, sepertinya ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Tatapan mata sosok ini lebih tajam daripada tatapan mata Wang Xiao. Dia seperti sedang memandang rendah segalanya.     

Seolah-olah Wang Xiao telah hidup kembali.     

Sebuah aura yang mengerikan mengalir di sekujur tubuhnya. Badai-badai dari Jalur Agung yang mengejutkan muncul di sekelilingnya dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya tanpa henti. Dalam sekejap, dia melesat jauh ke atas langit. Semua badai yang menakjubkan itu pun bergejolak area yang luas.     

Saat ini, seluruh penjuru langit telah diselimuti oleh badai-badai tersebut. Hembusan angin bergemuruh, dan kumpulan awan tampak bergejolak di atas langit. Segala sesuatu yang ada di area ini sedang menerobos masuk ke dalam tubuhnya.     

"Huff." Wang Xiao menarik napas dalam-dalam. Kemudian dia mengungkapkan senyuman di wajahnya. Wajahnya yang tersenyum itu benar-benar berbeda dari Wang Xiao yang dipenuhi oleh keputusasaan sebelumnya.     

Sosok Wang Xiao kala itu selalu merasa frustrasi karena dia tidak bisa mengalahkan Ye Futian. Meskipun dia telah berusaha keras untuk menahan emosinya, namun hal itu masih terlihat di wajahnya.     

Akan tetapi, siapa pun tidak bisa lagi mendeteksi keputusasaan di dalam sepasang mata Wang Xiao yang berbinar saat ini. Tatapan matanya itu memancarkan sensasi yang mengintimidasi.     

Dia menatap ke kejauhan saat dia bertanya-tanya dalam hati: 'apa yang harus dia lakukan selanjutnya?'     

Sepertinya dia perlu memikirkannya dengan hati-hati.     

"Wang Xiao," ujarnya. "Dia sungguh bodoh."     

"Itu tidak benar!" dia menambahkan. Kemudian, dia menggerakkan bibirnya dengan gelagat mengejek. Dia sekarang adalah Wang Xiao.     

Ketika dia memikirkan hal ini, dia menyesuaikan auranya yang mengerikan dengan tingkatan aura Wang Xiao sebelumnya. Setelah itu, dia langsung melesat ke arah dimana medan perang berada.     

Para kultivator yang berada di atas medan perang tidak menyadari semua yang telah terjadi. Ketika Pemimpin Kota Tianyan melihat Ye Futian dan Mo Qingge kembali, dia memandang mereka dengan tatapan penuh amarah. Apakah mereka berdua telah bekerja sama untuk membunuh Wang Xiao?     

Wang Xiao adalah sosok yang memikul nasib dari Kota Tianyan. Dahulu, dia telah menerima pengakuan dari Tianyan Agung dan mewarisi ajaran sang Kaisar Agung. Selama Kompetisi Armorer berlangsung, Pemimpin Kota Tianyan telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempromosikan Wang Xiao di hadapan publik. Dia mengundang semua orang untuk datang dan bergabung dalam acara itu. Terbukti, Wang Xiao memang berhasil meraih ketenaran selama acara tersebut berlangsung.     

Setelah itu, karena tindakan yang dilakukan oleh Ye Futian, Wang Xiao mengalami trauma yang luar biasa. Beberapa tahun yang lalu, Tianyan Agung melatihnya dengan sebuah teknik khusus, berniat untuk menjadikannya sebagai seorang Kaisar Agung baru di masa depan.     

Faktanya, untuk membantu Wang Xiao mencapai tingkat Great Emperor Plane, Tianyan Agung tidak lagi hidup dalam bentuk lain dan memutuskan untuk bergabung dengan tubuh Wang Xiao.     

Kota Tianyan telah mempertaruhkan semua yang mereka miliki demi kesuksesan Wang Xiao. Di zaman yang penuh kekacauan ini, Klan Wang dari Kota Tianyan bertekad untuk melahirkan seorang Kaisar Agung dari jajaran anggota mereka. Dengan bantuan Tianyan Agung, mereka memiliki peluang cukup besar untuk berhasil mewujudkan misi mereka ini.     

Tapi sekarang, Wang Xiao malah tewas terbunuh.     

Kematian Wang Xiao jelas membawa dampak yang besar. Hal ini mengisyaratkan berhentinya ajaran Tianyan Agung pada Wang Xiao.     

Segala sesuatu yang telah diberikan Tianyan Agung kepada Wang Xiao akan hilang begitu saja seiring dengan kematiannya. Apa artinya peristiwa ini bagi Klan Wang?     

Itu berarti mulai sekarang, Klan Wang dari Kota Tianyan tidak akan lagi menjadi salah satu Klan Dewa Kuno, karena ajaran Kaisar Agung mereka telah lenyap bersama Wang Xiao.     

Demi Wang Xiao, Klan Wang telah mempertaruhkan status mereka sebagai anggota Klan Dewa Kuno. Bagaimana mungkin dia bisa mati begitu saja?     

"Wang Xiao telah tewas terbunuh, dan kau akan segera menyusulnya," ujar Ye Futian sambil menatap Pemimpin Kota Tianyan. Ekspresinya tampak sangat dingin. Baik Pemimpin Kota Tianyan maupun Wang Xiao bertekad untuk melenyapkannya. Sekarang, dia akhirnya berhasil membunuh Wang Xiao.     

Jika Pemimpin Kota Tianyan tidak bisa mengandalkan Senjata Kekaisaran, dia bahkan bukanlah ancaman bagi Ye Futian. Ye Futian tidak akan bisa dikalahkan dengan bantuan Buddha's Celerity.     

Sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuh Pemimpin Kota Tianyan. Kobaran api ilahi menyelimuti tubuhnya dengan agresif dan menutupi area ini. Kobaran api itu bahkan ikut membakar langit.     

*Boom*     

Pada saat ini, aura pedang yang kuat mengalir di antara langit dan bumi. Pedang-pedang ilahi tiba-tiba bermunculan di atas langit. Setiap bilah pedang itu dihiasi dengan rune-rune berwarna emas di permukaannya dan memancarkan aura yang mengerikan. Bilah-bilah pedang itu pun langsung melesat menembus ruang hampa. Ketika bagian ujung pedang-pedang itu diarahkan ke bawah, ruang hampa rasanya hampir tercabik-cabik olehnya.     

"Bunuh dia!"     

Pedang-pedang ilahi itu melesat ke bawah begitu Ye Futian memberi perintah. Semua pedang itu menerjang ke arah Pemimpin Kota Tianyan.     

*Boom* Sebuah aura yang mengerikan muncul di belakang Pemimpin Kota Tianyan saat area itu berubah menjadi Area Penempa Langit. Tombak-tombak berwarna emas bermunculan dan melesat melintasi langit, yang kemudian bertabrakan dengan pedang-pedang ilahi tersebut. Kedua serangan itu sama-sama mengintimidasi.     

Sang Pemimpin Kota adalah penguasa dari Kota Tianyan sekaligus komandan dari anggota Klan Dewa Kuno. Selama ini dia hanya berfungsi sebagai pemeran pendukung dan ketenarannya dibayangi oleh Wang Xiao, yang mampu mengendalikan Senjata Kekaisaran. Namun pada kenyataannya, kemampuan bertarungnya lebih kuat daripada Wang Xiao. Dia adalah salah satu sosok yang benar-benar berdiri di puncak kekuatan dari Prefektur Ilahi.     

Ye Futian berdiri jauh di atas langit dan memandang Pemimpin Kota Tianyan di bagian bawah. Dia mengulurkan telapak tangannya ke depan dan mengerahkannya ke bawah. Dalam sekejap, matahari telah diselimuti oleh sebilah pedang ilahi. Pedang ilahi raksasa yang dipenuhi dengan kekuatan ilahi di dalamnya telah terbentuk di sana. Kemunculannya diiringi dengan suara gemuruh petir yang mengerikan. Serangan yang dilancarkan oleh Pemimpin Kota Tianyan tidak memiliki peluang untuk menang di hadapan pedang ilahi ini.     

Pedang ilahi raksasa itu tampak seperti raja dari semua pedang. Pedang tersebut telah beresonansi dengan langit, sehingga menyebabkan sebuah badai penghancur mulai terbentuk di sana. Pedang itu dipenuhi dengan keinginan membunuh yang kuat di dalamnya.     

Kemudian, Ye Futian mengarahkan jarinya ke bawah. Pedang itu pun melesat ke bawah dalam sekejap, mengabaikan jarak yang jauh di antara keduanya.     

*Brak*     

Seberkas cahaya suci yang menyilaukan bersinar terang, dan pedang ilahi itu menerjang ke arah Pemimpin Kota Tianyan. Namun, pedang itu hancur dan berubah menjadi debu dalam sekejap. Serangan Ye Futian telah dihentikan secara paksa oleh serangan lain. Pada saat yang bersamaan, Ye Futian bisa merasakan bahaya yang mendekat, dan dia langsung menghilang dari tempatnya berada.     

Di area dimana Pemimpin Kota Tianyan berada, serangan yang mengerikan itu terus melesat ke atas langit setelah menghancurkan pedang ilahi milik Ye Futian. Serangan itu kini telah berubah menjadi seberkas cahaya penghancur. Saat ini, area itu dipenuhi dengan aura seorang Kaisar Agung.     

Akan tetapi, satu sosok lain muncul di depan Pemimpin Kota Tianyan. Sosok itu tidak lain adalah Wang Xiao.     

"Wang Xiao!" Pemimpin Kota Tianyan berseru.     

Kedua matanya terbuka lebar saat dia menatap sosok di hadapannya itu. Wang Xiao telah kembali dengan membawa Senjata Kekaisaran di tangannya.     

Wang Xiao ternyata masih hidup, dan dia benar-benar kembali kemari.     

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?     

Aura Pemimpin Kota Tianyan terhubung dengan Wang Xiao. Sebelumnya, dia merasakan dengan jelas bahwa Wang Xiao sudah mati. Mustahil bagi Pemimpin Kota Tianyan untuk melakukan kesalahan dalam penilaian.     

Wang Xiao memang telah tewas terbunuh.     

Namun saat ini, dia benar-benar masih hidup dan dalam kondisi baik-baik saja di hadapan semua orang.     

Para kultivator, terutama yang berada di tingkat tinggi seperti Wang Xiao, memang memiliki energi kehidupan yang sangat kuat.     

Namun, apakah seseorang masih bisa hidup kembali setelah jiwa spiritualnya dihancurkan?     

Bahkan Pemimpin Kota Tianyan tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya saat ini. Namun, Wang Xiao benar-benar muncul di hadapan mereka.     

Di sisi lain, sosok Ye Futian muncul kembali di atas langit. Dengan ekspresi aneh di wajahnya, dia menatap Wang Xiao yang memegang Senjata Kekaisaran di tangannya itu.     

Beberapa saat yang lalu, Ye Futian sengaja melancarkan beberapa serangan tambahan untuk memastikan bahwa Wang Xiao benar-benar telah binasa. Baik tubuh fisik maupun jiwa spiritualnya telah dihancurkan hingga tidak dapat dipulihkan kembali.     

Tapi, bagaimana mungkin dia masih hidup sekarang?     

"Aura sang leluhur ada di dalam diriku. Selain itu, sejak awal aku memiliki tubuh yang tidak bisa dihancurkan. Kali ini, aku harus berterima kasih kepada sang leluhur karena telah membimbingku untuk mengatasi ketakutanku akan kematian, sehingga aku bisa menemukan jalan keluar dari kebuntuan itu," ujar Wang Xiao kepada Pemimpin Kota Tianyan.     

Kilatan cahaya terlintas di mata Pemimpin Kota Tianyan. Jadi, Wang Xiao berhasil bertahan hidup karena dia mampu mengatasi ketakutannya akan kematian dan menemukan jalan keluar dari kebuntuannya selama ini?     

Pemimpin Kota Tianyan langsung mempercayai kata-kata Wang Xiao. Bagaimanapun juga, Wang Xiao masih hidup dan berdiri tegak tepat di hadapannya sekarang. Terlebih lagi, aura Tianyan Agung memang ada di dalam diri Wang Xiao. Sehingga wajar untuk berasumsi bahwa kekuatan sang leluhur telah membantunya untuk terlahir kembali.     

Baik Mo Qingge maupun Ye Futian tampak mengerutkan kening. Tatapan mata mereka tertuju pada Wang Xiao. Apakah kekuatan sang leluhur yang membantu Wang Xiao untuk hidup kembali?     

Keduanya bisa merasakan dengan jelas bahwa ada sesuatu yang berbeda dari temperamen Wang Xiao saat ini.     

Tatapan mata Ye Futian menajam, dan Cahaya Buddha mengalir di sekelilingnya. Saat ini, tatapan matanya tampaknya bisa membaca pikiran Wang Xiao saat dia menatapnya dengan serius.     

Merasakan tatapan dari Ye Futian, Wang Xiao pun membalas tatapan matanya. Kedua mata Wang Xiao terlihat sangat menakutkan. Tatapannya itu mampu menembus kedua mata Ye Futian, sehingga membuatnya merasakan rasa sakit yang luar biasa.     

Pria ini bukanlah Wang Xiao!     

Pikiran itu terlintas di dalam benak Ye Futian. Dia masih menunjukkan ekspresi tenang di wajahnya. Meskipun dia merasa terkejut, namun dia tidak menunjukkan emosinya.     

Wang Xiao telah binasa dan tidak hidup kembali. Sosok 'Wang Xiao' yang ada di depan mata mereka ini bukanlah orang yang sama seperti sebelumnya.     

Jika 'Wang Xiao' ini bukanlah Wang Xiao yang asli, lalu siapakah dia?     

Ye Futian memikirkan berbagai macam kemungkinan di dalam benaknya. Tidak lama kemudian, wajahnya menjadi pucat saat hatinya berdebar kencang.     

Wang Xiao mewarisi ajaran dan aura dari Tianyan Agung. Senjata yang dia gunakan juga milik Tianyan Agung. Semua yang dia miliki diberikan kepadanya oleh sang Kaisar Agung. Bahkan tubuh ilahi Wang Xiao, yang menurut Ye Futian telah ditempa dengan menanggung konsekuensi yang tak terbayangkan, kemungkinan besar adalah sesuatu yang dia capai dengan bantuan dari Tianyan Agung.     

Ketika Kompetisi Armorer berlangsung, Pemimpin Kota Tianyan mengungkapkan bakat Wang Xiao di hadapan semua orang dan memilihnya sebagai penerus dari Kota Tianyan.     

Namun pada kenyataannya, Wang Xiao sejak awal adalah kandidat yang dipilih oleh Tianyan Agung secara pribadi.     

Maka dari itu, siapa identitas dari 'Wang Xiao' yang mereka lihat saat ini?     

Jawabannya mudah untuk ditebak.     

Orang ini tidak lain adalah Tianyan Agung!     

Ye Futian merasa terkejut dan gelisah. Tianyan Agung terlahir kembali di dunia ini dengan menggunakan tubuh Wang Xiao. Faktanya, dia mungkin telah merencanakan ini sejak hari dimana dia memilih Wang Xiao sebagai penerusnya. Dia memperkuat dirinya sendiri dengan tubuh Wang Xiao dan secara perlahan-lahan merebut semua yang dimiliki oleh Wang Xiao.     

Wang Xiao hanyalah alat yang digunakan oleh Tianyan Agung untuk membuka jalan baginya agar bisa dilahirkan kembali.     

Ye Futian menatap lurus ke depan dan masih menyembunyikan emosinya. Dia tidak memberitahu siapa pun tentang dugaannya ini. Jika Wang Xiao yang dilihatnya saat ini benar-benar Tianyan Agung, kekuatannya pasti akan jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. Bahkan kemungkinan besar dia memiliki kemampuan yang mumpuni untuk membunuh Ye Futian. Namun, dia tidak melakukan hal tersebut. Sudah jelas, dia juga tidak ingin mengungkapkan identitas aslinya.     

Tianyan Agung baru terlahir kembali dalam tubuh fisiknya; dia belum memulihkan kemampuannya sebagai seorang Kaisar Agung. Karena itulah, dia ingin menyembunyikan identitasnya dengan berpura-pura menjadi Wang Xiao untuk saat ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.