Legenda Futian

Bersama-sama



Bersama-sama

0"Dasar b*debah!"      1

Banyak kultivator memandang dan menganggap bahwa pernyataannya itu terlalu berlebihan dan arogan. Siapa pun yang membantu orang-orang dari Kota Tianyan akan dianggap sebagai musuh olehnya...     

Meski begitu, kemampuan bertarung Ye Futian saat ini memang telah mencapai tingkat yang sangat tinggi, dan tentu saja sangat mengerikan. Ditambah dengan bantuan dari Buddha's Celerity, dia sudah bisa dianggap sebagai sosok yang tak terkalahkan.     

Sedangkan Wang Xiao, dengan menggunakan Senjata Kekaisaran, memiliki kekuatan mutlak yang tak tertandingi. Namun, meskipun Senjata Kekaisaran mungkin efektif dalam melawan kultivator lain di medan perang ini, namun Ye Futian adalah skenario yang berbeda. Wang Xiao tidak berani bertindak sembarangan karena serangannya dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain, sementara Ye Futian mampu menghindarinya dengan mudah.     

*Boom* Sebuah aura yang sangat mengerikan terpancar dari tubuh Wang Xiao saat kekuatan Jalur Agung melindunginya. Rentetan gelombang Jalur Agung yang dahsyat menyebar dari sosoknya dan menyapu segalanya. Pada saat yang bersamaan, tubuhnya melayang ke udara dan bergerak semakin tinggi ke atas langit, berniat untuk pergi meninggalkan medan perang yang membelenggunya ini.     

Dia tidak bisa berada di sini lebih lama lagi. Dia tidak bisa mengerahkan kekuatan dari Senjata Kekaisaran secara maksimal di tempat ini.     

Wang Xiao bergerak dengan sangat cepat ke arah pasukan besar dari Dunia Iblis. Sudah jelas, dia ingin memulai kembali pertempuran di benua tempat pasukan gabungan dari Dunia Iblis berada. Dengan cara ini, jika dia mengeluarkan kekuatan dari Senjata Kekaisaran secara maksimal, hanya para kultivator Dunia Iblis yang akan tewas terbunuh.     

Sebelumnya, tidak ada pihak yang bertarung secara habis-habisan dalam pertempuran. Jika tidak, maka akan lebih banyak orang yang tewas di kedua belah pihak. Tapi sekarang, dengan bergabungnya Malaikat Maut di medan perang ini, para kultivator dari tiga dunia utama dalam aliansi Dunia Iblis bisa bertarung dan membunuh lawan-lawan mereka di atas medan perang dari Prefektur Ilahi ini tanpa pandang bulu. Wang Xiao ingin membuat pasukan lawan membayar mahal untuk pembantaian yang telah mereka lakukan.     

Tentu saja, ada alasan penting lainnya dibalik tindakannya ini. Faktanya, Pemimpin Kota Tianyan telah memerintahkan Wang Xiao secara khusus untuk tidak bertindak terlalu kejam di atas medan perang agar mereka tidak menemui jalan buntu. Lagipula, mereka belum menjadi pasukan di tingkat Kaisar Agung, dan mereka tidak berada di bawah komando Donghuang Agung. Jika mereka membunuh tanpa pandang bulu, mereka akan menghadapi serangan balasan di masa depan.     

Ditambah lagi, dia tahu bagaimana situasi pasukan-pasukan di puncak kekuatan. Beberapa Kaisar Agung yang sekarang memegang kendali mungkin enggan untuk mengizinkan adanya dua Kaisar Agung yang memegang kekuasaan bersama-sama, yang nantinya akan mengganggu keseimbangan dunia.     

Di masa depan, jika Wang Xiao menjadi seorang Kaisar Agung, dia pasti akan melepaskan diri dari Prefektur Ilahi dan membangun pasukannya di tempat lain alih-alih diperintah di bawah komando Donghuang Agung. Kematian Kaisar Ye Qing adalah pelajaran dari masa lalu sekaligus sebuah peringatan.     

Sementara itu, Ye Futian masih berada di suatu tempat di atas langit, tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dilacak. Seolah-olah keberadaannya tidak dapat dideteksi. Meski demikian, Buddha Tertinggi Shenyan terus berusaha menemukan keberadaan Ye Futian dan memastikan posisinya. Dia mendapati bahwa Ye Futian tidak pergi untuk mengejar Wang Xiao, namun tetap berada di area ini.     

"Dia tidak beranjak dari sini," ujar Buddha Tertinggi Shenyan pada kultivator lainnya. Tiba-tiba, dia memandang ke arah Pemimpin Kota Tianyan dan berkata, "Berhati-hatilah."     

*Boom* Seberkas cahaya pedang penghancur yang menakjubkan mengalir ke bawah dan mengarah tepat menuju Pemimpin Kota Tianyan. Namun pada saat ini, ada suara rapalan sutra Buddha yang bergema di antara langit dan bumi, mengelilingi Pemimpin Kota Tianyan. Tidak lama kemudian, muncul satu sosok Buddha raksasa di sana, dan saat cahaya pedang yang mengerikan itu tiba, sosok Buddha itu pun hancur.     

Ye Futian menunduk untuk memandang ke area di bagian bawah dan melihat bahwa Pemimpin Kota Tianyan menderita beberapa luka di tubuhnya. Dengan memanfaatkan kecepatannya, seharusnya hal itu menjadi kesempatan besar baginya untuk membunuh Pemimpin Kota Tianyan, namun pada menit-menit terakhir, kehadiran Buddha Tertinggi Tongchan telah mengacaukan segalanya.     

Sudah jelas, Buddha Tertinggi Tongchan melakukan hal itu bukan karena kebaikan hatinya, juga bukan karena belas kasih yang ada dalam dirinya. Alasan mengapa dia membantu Pemimpin Kota Tianyan mungkin hanya karena Ye Futian dan Pemimpin Kota Tianyan adalah musuh dan keduanya berada di pihak yang berlawanan.     

Saat ini, sosok Ye Futian telah pergi dan menghilang dari tempatnya.     

"Terima kasih banyak, Buddha Tertinggi," ujar Pemimpin Kota Tianyan pada Buddha Tertinggi Tongchan. Meskipun dia merasa cukup kuat untuk menghadapi serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian, namun bantuan yang diberikan oleh Tongchan tetap saja merupakan niat baik yang ditujukan kepadanya.     

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Bocah ini telah mengkultivasi salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha, dan hal itu cukup sulit untuk dihadapi. Sekte Buddha memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah kali ini," ujar Buddha Tertinggi Tongchan dengan tubuh yang dikelilingi oleh Cahaya Buddha. Rasanya seolah-olah dia adalah sosok yang penuh dengan belas kasih dan Ye Futian adalah seorang pendosa yang kini menjadi tanggung jawab dari sekte Buddha, sehingga dia mengungkapkan rasa bersalahnya atas nama sekte Buddha.     

Wang Xiao terus bergerak ke depan, namun pada saat ini, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang berbahaya. Dia mengerutkan keningnya, dan ekspresinya terlihat buruk. Di belakangnya, muncul bayangan seorang dewa surgawi saat kekuatan mengejutkan dari Guncangan Langit menyebar ke kejauhan. Bahkan jika dia disergap, dia yakin dia bisa menangkis serangan mendadak yang dikerahkan padanya.     

Guncangan Langit masih digenggam dengan erat di tangannya, dan sebuah aura yang mengerikan terpancar darinya.     

Pada saat ini, ada satu sosok yang muncul di belakangnya.      

Di atas langit, sebuah jejak telapak tangan yang menakutkan dan berukuran sangat besar tiba-tiba dikerahkan hingga langsung melewati lapisan gelombang kejut itu untuk tiba di dekatnya. Pada saat ini, Wang Xiao berbalik dan mengayunkan palu di tangannya dalam sekejap. Seolah-olah dia telah mengantisipasi terjadinya skenario ini.     

Kekuatan kaisar yang dihasilkan langsung meratakan segalanya, dan kemanapun serangan itu melintas, semuanya akan dihancurkan. Pemandangan yang tercipta sangat mengerikan untuk dilihat. Rentetan gelombang menyebar luas dan melenyapkan segala sesuatu yang ada di depannya.     

Namun, sosok Ye Futian masih tidak terlihat dimanapun.     

Tampaknya apa yang baru saja menyerang Wang Xiao adalah sesuatu yang tidak nyata.     

Tiba-tiba, banyak bayangan Ye Futian bermunculan di sekitar Wang Xiao. Setiap bayangan itu dikelilingi oleh Cahaya Buddha, seolah-olah masing-masing dari mereka telah bereinkarnasi sebagai seorang Buddha. Suara rapalan sutra Buddha bergema di antara langit dan bumi bersamaan dengan munculnya jejak-jejak segel Buddha yang mengerikan dikerahkan menuju Wang Xiao di bagian bawah.     

"Hancurkan serangan itu untukku!" Guncangan Langit di tangan Wang Xiao diayunkan dengan keras ke udara, dan dalam sekejap, badai penghancur kembali menyapu ke depan. Kali ini, semua bayangan yang berada di segala arah itu dimusnahkan dan dihancurkan hingga lenyap tak bersisa.     

Sudah jelas, upaya itu tetap berakhir sia-sia. Wang Xiao, dengan dibantu oleh Senjata Kekaisaran, menjadi sangat kuat dan kekuatannya kini telah melampaui Tribulation Plane tingkat kedua. Bahkan sosok yang menyerupai dewa masih tidak mampu menghadapinya secara langsung.     

Jika bukan karena teknik Ye Futian yang tak tertandingi, dia tidak akan bisa menghadapi Wang Xiao yang telah diperkuat oleh Senjata Kekaisaran, apalagi memburunya.     

Setelah menghancurkan bayangan-bayangan ini, Wang Xiao terus bergerak ke depan. Meskipun Ye Futian tidak tertandingi dalam hal kecepatan, namun dia tetap tidak bisa mendekati Wang Xiao. Terlebih lagi, dia harus selalu memastikan bahwa dia tidak akan diserang oleh Senjata Kekaisaran milik Wang Xiao.     

Ketika Wang Xiao bergerak ke depan, meskipun sosok Ye Futian terus menerus muncul di hadapannya, Wang Xiao sama sekali tidak menghentikan langkahnya. Guncangan Langit diayunkan lagi dan lagi, namun selalu gagal dalam menemukan targetnya. Setiap ledakan menghasilkan kekuatan penghancur yang mengerikan. Jika ada siapa pun yang berada di area ini, mereka pasti sudah dihancurkan oleh momentum yang dihasilkan.     

Ye Futian tidak bisa menemukan cara untuk mendekati Wang Xiao dalam sekejap, namun situasi yang sama juga dihadapi oleh Wang Xiao. Pada saat ini, dirinya dipenuhi oleh kebencian, dan satu-satunya hal yang ingin dia lakukan adalah menghancurkan segalanya. Kini dia memutuskan untuk memulai pembantaian di suatu tempat.     

Akhirnya, mereka tiba di benua tempat pasukan utama dari Dunia Iblis berada. Pada saat ini, Wang Xiao tidak takut akan apa pun. Dia berdiri di atas langit, dan bayangan kaisar muncul di belakangnya ketika miliaran gelombang kejut menyebar luas hingga ke kejauhan. Bayangan dewa yang berukuran sangat besar dan tangguh di atas langit itu mengangkat Palu Ilahi Pengguncang Langit di tangannya ke arah benua tempat para kultivator dari Dunia Iblis itu berkumpul.     

Saat Guncangan Langit diayunkan, pasukan dari Dunia Iblis akan dimusnahkan. Dengan demikian, Kota Tianyan akan bermusuhan dengan ketiga dunia utama itu.     

Namun, sekarang setelah ketiga dunia utama itu bekerja sama dengan Ye Futian untuk merenggut nyawanya, maka apalagi yang perlu dia takutkan?     

Karena dia telah ditakdirkan untuk tidak mampu mengalahkan Ye Futian, maka dia akan membantai orang-orang ini agar ada jalan keluar baginya.     

Pada saat ini, sebuah pintu spasial muncul di sana, dan satu sosok kini muncul di hadapan Wang Xiao, menghalangi jalannya.     

Itu adalah Mo Qingge, Evil Sage dari Dunia Empty Divine.     

Wang Xiao memandang sosok di hadapannya itu. Sebagai Evil Sage dari Dunia Empty Divine, kekuatan Mo Qingge jelas sangat menakjubkan. Dia adalah salah satu sosok terkuat di Dunia Empty Divine.     

Namun meski begitu, Wang Xiao tidak peduli. Dengan Guncangan Langit di tangannya, dia tidak takut pada siapa pun. Bahkan jika lawannya adalah sang Demon Sage nomor satu, Yan Guiyi, dia tetap akan bertarung melawannya.     

*Whoosh* Kekuatan kaisar yang mengerikan terpancar dari Guncangan Langit di tangannya. Mo Qingge melihat hal ini, dan telapak tangannya langsung dikerahkan ke depan. Dalam sekejap, banyak pintu spasial terus menerus bermunculan dan saling tumpang tindih, lalu terus bergerak ke depan, langsung menuju ke tempat Wang Xiao berada.     

Guncangan Langit di tangan Wang Xiao diulurkan ke depan dan diayunkan dengan keras. Rentetan gelombang kejut yang mengerikan langsung menerjang menuju pintu-pintu spasial tersebut. Namun, semua orang bisa melihat bahwa serangan itu telah terdistorsi karena gelombang-gelombang kejut itu telah berubah arah. Semua gelombang itu justru menyebar ke arah lain di sepanjang pintu-pintu spasial itu tanpa mengenai sosok Mo Qingge.     

Sebuah aura yang sangat kuat terpancar dari tubuh Mo Qingge dan menyebar ke seluruh tempat. Bahkan Ye Futian, yang berada di kejauhan, juga diselimuti di dalamnya, sama seperti Wang Xiao.     

"Area Jalur Agung!" Ye Futian berseru ketika dia menyaksikan pemandangan ini. Segala sesuatu di sekitarnya mengalami perubahan, seolah-olah mereka telah berpindah tempat ke lokasi yang berbeda.     

Kekuatan Mo Qingge sangatlah menakjubkan dan mampu mengimbangi area dari sosok yang menyerupai dewa itu.     

Pada sosok di tingkat setinggi ini, kemampuan bertarungnya mungkin tidak sekuat Wang Xiao, yang membawa Senjata Kekaisaran bersamanya. Namun, penggunaan area Jalur Agung dan pemahamannya tentang Jalur Agung adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dengan Wang Xiao.     

"Jika kau ingin membunuh seseorang di Tribulation Plane tingkat kedua yang diperkuat oleh Senjata Kekaisaran sendirian, kemungkinan besar itu adalah hal yang mustahil untuk dilakukan," ujar Mo Qingge. "Aku akan membantumu melawannya; sedangkan mengenai apakah kau mampu membunuhnya atau tidak, hal itu akan bergantung pada kekuatanmu sendiri."     

Sudah jelas, Ye Futian memahami tentang hal tersebut. Dia tidak berpikiran bahwa dia mampu mengalahkan Wang Xiao—yang memiliki Senjata Kekaisaran—sendirian. Dia membutuhkan bantuan seseorang untuk mengalihkan perhatian Wang Xiao sehingga dia bisa mendapatkan kesempatan untuk melancarkan serangan yang fatal padanya.     

Tiga dunia utama dari aliansi Dunia Iblis telah setuju untuk bekerja sama dengannya sejak pertempuran ini dimulai, dan target utama mereka adalah Wang Xiao.     

Saat ini, situasi di atas medan perang dapat dibaca dengan mudah. Semua kultivator memiliki kesibukan masing-masing, kecuali Wang Xiao dan Mo Qingge. Tanpa adanya Ye Futian, Mo Qingge mungkin akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tidak peduli setinggi apa pun tingkat kultivasi yang dia capai, tetap saja dia tidak memiliki kekuatan penghancur sebesar Wang Xiao.     

Namun, dengan bantuan yang diberikan oleh Ye Futian, maka akan ada variabel yang memegang peranan penting di sini.     

Meskipun Ye Futian tidak bisa menghentikan Wang Xiao, namun Buddha's Celerity miliknya bisa menghindari serangan Wang Xiao kapan saja dan menjeratnya tanpa henti. Sekarang, dengan adanya Mo Qingge, sang Evil Sage, tidak ada yang tahu seperti apa pertempuran itu akan berlangsung.     

"Luar biasa!" Ye Futian mengangguk dan tidak menolak penawaran tersebut.     

"Huh, memangnya kalian berdua bisa apa?!" Wang Xiao menanggapi dengan nada dingin. Apakah dua kultivator kuat ini sudah bisa membunuhnya hanya dengan menyombongkan diri?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.